Anda di halaman 1dari 66

ISCHEMIC STROKE

FADHIL AFIF
FARIZ N AKBAR
FILDZAH ATIRAH
WEIN K MIMIJA
M EFFENDY N HSB
AMALIA K HSB
JOANITA KURNIADI
ALBERT
MEISYARAH KHAIRANI
DONI FITRA YOGI

dr. Antun Subono, Sp.S, MSc

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Menurut data WHO, setiap tahunnya terdapat 15 juta orang di seluruh


dunia menderita stroke.

STROKE

Menempati urutan kedua sebagai penyebab kecacatan di negara


maju dan penyebab kematian di dunia setelah penyakit jantung
iskemik. Dan lebih dari dua pertiga penderita stroke di dunia
berasal dari negara berkembang,

Penyakit sistem sirkulasi darah berupa penyakit jantung, stroke,


hipertensi, merupakan penyebab utama kematian yaitu 26,3%
kematian.

Your
Subtopics
Go Here
Stroke
dibagi
menjadi stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Di
Negara barat, dari seluruh penderita stroke yang terdata, 80%
stroke iskemik.

Di Indonesia, 1263 kasus stroke terdiri dari 821 stroke iskemik


dan 442 stroke hemoragik.

Adapun faktor risiko yang memicu tingginya angka kejadian


stroke iskemik adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan
faktor resiko yang dapat dimodifikasi

Setelah menjalani perawatan di rs dan di rumah, banyak pasien


yang beranggapan telah sembuh dan tidak bakal terkena stroke
lagi sehingga mereka berpikiran bisa berbuat apa saja, mulai
dari konsumsi makanan hingga pola hidup.

Tingkat kesadaran yang rendah inilah dikhawatirkan bisa

memicu terulangnya kembali stroke. Bila terjadi lagi, serangan


stroke akan lebih ganas dan berat. Beberapa riset menunjukkan
20% pasien stroke akan meninggal dalam sebulan setelah
serangan pertama bila terkena stroke berulang. Karena itu,
pasien dan keluarga harus memerhatikan faktor risiko pasien
terutama hipertensi, kolesterol dan diabetes

Bab 2

LAPORAN KASUS

Status Pasien
IDENTITAS PRIBADI
NAMA
: SM
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
USIA
: 51 tahun
SUKU BANGSA : Aceh/Indonesia
AGAMA : Islam
ALAMAT : Asrama Kodim Agara
STATUS
: Menikah
PEKERJAAN
: TNI
TGL. MASUK
: 7 November 2013
TGL. KELUAR :
ANAMNESA
KELUHAN UTAMA : Lemah tungkai atas dan bawah kanan
TELAAH
:
Hal ini telah dialami os 1 hari SMRS secara tiba-tiba saat Os beristirahat. Sebelumnya os
mengeluh rasa sakit di kepala seperti berdenyut-denyut. Riwayat peningkatan TIK mual(+),
muntah proyektil (-), kejang(-). Riwayat hipertensi 3 tahun yang lalu dan os tidak berobat
dengan teratur, tekanan darah tertinggi 200/120mmHg, riwayat stroke 3 tahun yang lalu,
sebelah kanan. Riwayat konsumsi jamu-jamuan(+), os juga mengeluh nyeri ulu hati 4
hari yang lalu dan bersifat mencucuk dan menjalar ke seluruh abdomen dan punggung
bagian atas. Heartburn(-), perut kembung (+), mual (+), muntah (-), merokok (+), alkohol
(-), BAK (+) N, BAB tidak teratur, sulit BAB (+) 4 hari yang lalu.
RPT: HT
RPO
: tidak jelas

ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : HT
Traktus Respiratorius : Tidak dijumpai kelainan
Traktus Digestivus : Mual (+), Sulit BAB (+), nyeri ulu hati (+)
Traktus Urogenitalis : Tidak dijumpai kelainan
Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan : HT
Intoksikasi dan obat-obatan : Tidak jelas
ANAMNESA KELUARGA
Faktor Herediter : (-)
Faktor Familier : (-)
Lain-lain : (-)

ANAMNESA SOSIAL
Kelahiran dan Pertumbuhan
Imunisasi : Tidak jelas.
Pendidikan : Tentara
Pekerjaan : TNI
Perkawinan : Menikah

: Biasa dan Baik.

PEMERIKSAAN JASMANI
Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Frekuensi Nafas : 24 x/menit
Temperatur : 36,9 C
Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal
Kelenjar dan Getah Bening : Dalam batas normal
Persendian : Dalam batas normal
Kepala dan Leher
Bentuk dan Posisi : Bulat dan Medial
Pergerakan : (+) normal
Kelainan Panca Indera : Dalam batas normal
Rongga Mulut dan Gigi : Rongga mulut normal, Gigi lengkap, higienitas baik
Kelenjar Parotis : Dalam batas normal
Desah : Tidak dijumpai.
Dan lain-lain : (-)

Rongga Dada dan Abdomen Rongga Dada Rongga Abdomen


Inspeksi:Simetris fusiformis Distensi
Perkusi : Sonor pada kedua lap. Paru Timpani
Palpasi : SF ka=ki, kesan: normal
Rigid
Auskultasi: Vesikuler, ronki (-)
Peristaltik (+) Menurun
Genitalia
Vaginal Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
Rectal Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan.

STATUS NEUROLOGI
Sensorium : Compos Mentis
Kranium
Bentuk : Bulat
Fontanella : Tertutup
Palpasi : Teraba a.temporalis dan a.carotis
Perkusi : Cracked Pot sign (-)
Transiluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Perangsangan Meningeal
Kaku Kuduk : (-)
Tanda Kernig : (-)
Tanda Brudzinski I : (-)
Tanda Brudzinski II : (-)

Peningkatan Tekanan Intrakranial


Muntah : (-)
Sakit Kepala : (+)
Kejang : (-)

SARAF OTAK/ NERVUS KRANIALIS


Nervus I Meatus Nasi Dekstra Meatus Nasi Sinistra
Normosmia : Normal Normal
Anosmia : - Parosmia : - Hiposmia : -
Nervus II Okuli Dekstra
Okuli Sinistra
Visus: Normal Normal
Lapanagan Pandang
Normal : + +
Menyempit : - Hernianopsia : - Scotoma : - Refleks ancaman: (+) (+)
Fundus Okuli
Warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
Batas : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekskavasio : Tidak dilakukan pemeriksaan
Arteri : Tidak dilakukan pemeriksaan
Vena : Tidak dilakukan pemeriksaan

Nervus III, IV, VI


Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Gerakan Bola Mata : (+/+) Normal
Nistagmus : (-) (-)
Pupil
Lebar : 3mm 3mm
Bentuk : Bulat Bulat
Refleks Cahaya Langsung : (+) (+)
Refleks Cahaya Tidak Langsung : (+) (+)
Rima Palpebra : 7mm 7mm
Deviasi Conjugate : (-) (-)
Fenomena Dolls Eyes : (-) (-)
Strabismus : (-) (-)
Nervus V Kanan Kiri
Motorik
Membuka dan menutup mulut : dbn dbn
Palpasi otot masseter dan temporalis : dbn dbn
Kekuatan gigitan : dbn dbn
Sensorik
Kulit : Dalam batas normal
Selaput Lendir : Dalam batas normal
Refleks Kornea
Langsung : (+) (+)
Tidak Langsung : (+) (+)
Reflex masseter : Sulit dinilai
Reflex bersin : Sulit dinilai

Nervus VII
Kanan
Kiri
Motorik
Mimik
:
Sudut mulut lateralisasi ke kanan
Kerut Kening
:
+
Menutup mata
:
+
Meniup Sekuatnya
:
+
Memperlihatkan Gigi
:
+
Tertawa
:
+
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan lidah :
dbn
Produksi kelenjar ludah :
dbn
Hiperakusis
:
dbn
Refleks stapedial
:
dbn

Nervus VIII
Kanan
Kiri
Auditorius
Pendengaran
:
Normal
Test Rinne
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Test Weber
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Test Schwabach
:
Tidak dilakukan pemeriksaan
Vestibularis
Nistagmus
:
Tidak dijumpai
Reaksi kalori
:
Sulit dinilai
Vertigo
:
Tidak dijumpai
Tinnitus
:
Sulit dinilai

Nervus IX, X
Pallatum Mole: medial
Uvula : medial
Disfonia: Refleks muntah : (+)
Pengecapan 1/3 belakang lidah : tdp

Nervus XI Kanan Kiri


Mengangkat bahu : dbn dbn
Fungsi otot sternokleidomastoideus: dbn
Nervus XII
Lidah
Tremor :
Atrofi : Fasikulasi
Ujung lidah
Ujung lidah

dbn

: waktu istirahat : Medial


sewaktu dijulurkan : Medial

Sistem Motorik
Trofi : Eutrofi
Tonus otot : Normotonus
Kekuatan Motorik : ESD :44444ESS :55555
EID :44444 EIS :55555
Kesan lateralisasi ke kanan
Sikap (duduk-berdiri-berbaring) : Sulit dinilai
Gerakan spontan abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Ballismus : (-)
Mioklonus : (-)
Atetosis : (-)
Distonia : (-)
Spasme : (-)
Tic: (-)
Dan lain-lain : (-)
Tes Sensibilitas
Eksteroseptif : dbn
Propioseptif : dbn
Fungsi kortikal untuk sensibilitas
Stereognosis : dbn
Pengenalan Dua Titik : dbn
Grafestesia : dbn

Refleks
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Biseps : (+) (+)
Triseps : (+) (+)
Radioperiost : (+) (+)
APR : (+) (+)
KPR : (+) (+)
Strumple : (+) (+)
Refleks Patologis Kanan Kiri
Babinski : (-) (-)
Oppenheim : (-) (-)
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer: (-) (-)
Hoffman-Tromer : (-) (-)
Klonus Lutut : (-) (-)
Klonus Kaki : (-) (-)
Refleks Primitif : (-) (-)
Koordinasi
Lenggang : dbn
Bicara : dbn

Menulis
: dbn
Percobaan Apraksia : dbn
Test telunjuk-telunjuk : dbn
Test telunjuk-hidung : dbn
Diadokokinesia
: dbn
Test tumit-lutut
: dbn
Test Romberg
: dbn
Vegetatif
Vasomotorik
: (+) (Traktus sirkulatorius
normal)
Sudomotorik
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Pilo-erector
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Miksi
: (+) N
Defekasi
: (+) Sulit BAB

Vertebra
Bentuk
Normal : (+)
Scoliosis : (-)
Hiperlordosis : (-)
Pergerakan
Leher : dbn
Pinggang : dbn
Tanda Perangsangan Radikuler
Laseque : (-)
Cross Laseque : (-)
Test Lhermite : (-)
Test Naffziger : (-)
Gejala-Gejala Serebelar
Ataksia : (-)
Disartria : (-)
Tremor : (-)
Nistagmus : (-)
Fenomena rebound : (-)
Vertigo : (-)
Dan lain-lain : (-)

Gejala-Gejala Ekstrapiramidal
Tremor : (-)
Rigiditas : (-)
Bradikinesia : (-)
Dan lain-lain : (-)
Fungsi Luhur
Kesadaran Kualitatif
Ingatan Baru : dbn
Ingatan Lama : dbn
Orientasi
Diri : dbn
Tempat : dbn
Waktu : dbn
Situasi : dbn
Intelegensia : dbn
Daya Pertimbangan : dbn
Reaksi Emosi : dbn
Afasia
Ekspresif : (-)
Represif : (-)
Apraksia
Agnosia : (-)
Agnosia Visual : (-)
Agnosia jari-jari : (-)
Akalkulia: (-)
Disorientasi kanan-kiri : (-)

KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Telah dirawat seorang laki-laki berusia 51 tahun dengan
keluhan utama Lemah tungkai atas dan bawah kanan. Hal ini
telah dialami os 1 hari SMRS secara tiba-tiba saat Os
beristirahat. Sebelumnya os mengeluh rasa sakit di kepala
seperti berdenyut-denyut. Riwayat peningkatan TIK mual(+),
muntah proyektil (-), kejang(-). Riwayat hipertensi 3 tahun
yang lalu dan os tidak berobat dengan teratur, tekanan darah
tertinggi 200/120mmHg, riwayat stroke 3 tahun yang lalu,
sebelah kanan. Riwayat konsumsi jamu-jamuan(+), os juga
mengeluh nyeri ulu hati 4 hari yang lalu dan bersifat
mencucuk dan menjalar ke seluruh abdomen dan punggung
bagian atas. Heartburn(-), perut kembung (+), mual (+),
muntah (-), merokok (+), alkohol (-), BAK (+) N, BAB tidak
teratur, sulit BAB (+) 4 hari yang lalu.

RPT : HT
RPO : tidak jelas

Status Presens
Sensorium
: CM
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi
: 88 x/i
Pernafasan
: 24 x/i
Temp
: 36,9oC

Status Neurologis
Sens: CM

Tanda Peningkatan TIK


Nyeri kepala (+)
Muntah
(-)
Kejang
(-)

Tanda Perangsangan meningeal


Kaku kuduk
(-)
Tanda Kernig
(-)
Tanda Brudzinski I/II : (-)
Nervus Kranialis
NI:
dbn
N II,III :
RC +/+, pupil isokor, 3 mm
N III, IV, VI : Pergerakan Bola Mata (+)
NV:
Refleks Kornea (+)
NVII :
Sudut mulut Lat. Ke kanan
N VIII :
Sulit dinilai
N IX, X : Gag reflex (+)
N XI :
dbn
N XII :
Lidah saat istirahat medial

DIAGNOSA BANDING:
1. Stroke iskemik
2. Stroke hemoragik
DIAGNOSA
DIAGNOSA FUNGSIONAL : Hemiparese dextra +
Parese NVII tipe UMN
DIAGNOSA ETIOLOGIK :
DIAGNOSA ANATOMIK : Sub korteks
DIAGNOSA KERJA
: Hemiparese dextra + Parese
Nervus XII tipe UMN ec DD/ 1. Stroke iskemik
2. Stroke hemoragik

PENATALAKSANAAN
Bed Rest Head up 30
kateter terpasang
IVFD RL 20gtt/1
Inj. Citicoline 500mg/12jam
Inj. Ranitidine 1amp/12jam
Inj. Ketorolac 1amp
Neurobion 1x1
Captopril 12,5mg 2x1
Aptor
Aspilet
RENCANA PEMERIKSAAN
Darah rutin
Lipid profile
Elektrolit
KGD Ad Random
RFT, LFT
Head CT Scan

PROGNOSIS
Ad vitam: dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanactionam : dubia

FOLLOW UP 08 - 09 November 2013


KU : Lemah lengan dan tungkai kanan
KT : Mual, nyeri punggung & sakit kepala
Status Presens
Sensorium
: CM
Tekanan Darah : 150/ 100 mmHg
Nadi
: 92 x/i
Pernafasan
: 24 x/i
Temp
: 37,0oC
Nervus Kranialis
N I : dbn
N II,III : RC +/+, pupil isokor, 3 mm
N III, IV, VI : Dolls eye phenomenon (+)
N V : Refleks kornea (+)
N VII : Sudut mulut Lat. Ke kanan
N VIII : Sulit dinilai
N IX, X : Gag reflex (+)
N XI : dbn
N XII : Lidah saat istirahat medial

Status Neurologis
Sens: CM
Tanda Peningkatan TIK
Nyeri kepala (+)
Muntah (-)
Kejang (-)
Tanda Perangsangan meningeal
Kaku kuduk (-)
Tanda Kernig (-)
Tanda Brudzinski I/II : (-)
Refleks Fisiologis
Ka
Ki
B/T
+/+
+/+
APR/KPR
+/+
+/+
Refleks Patologis
Ka
Ki
H/T
-/-/Babinski
Kekuatan Motorik
ESD: 44444 ESS: 55555
EID: 44444 EIS: 55555
Kesan lateralisasi ke kanan

Diagnosa : Hemiparese dextra + Disartria ec DD/


1. Stroke iskemik Rekuren
2.stroke hemorgik
+ LBP ec DD/ 1. Spondilosis Lumbalis
2.HNP Lumbalis
Terapi :
Bed rest elevasi kepala 30
Kateter terpasang
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Citicoline 500mg/12jam
Inj. Ranitidine 1amp/12jam
Inj. Ketorolac 1amp
Neurobion 1x1
Captopril 12,5mg 2x1

FOLLOW UP 10-11 November 2013


KU : Lemah lengan dan tungkai kanan
KT : Nyeri kepala
Status Presens
Sensorium
: CM
Tekanan Darah : 160/ 100 mmHg
Nadi
: 84 x/i
Pernafasan
: 22 x/i
Temp
: 37,1 oC

Nervus Kranialis
N I : dbn
N II,III : RC +/+, pupil isokor, 3 mm
N III, IV, VI : Pergerakan mata (+)
N V : Refleks Kornea (+)
N VII : Sudut mulut Lat. Ke kanan
N VIII : Sulit dinilai
N IX, X : Gag reflex (+)
N XI : dbn
N XII : Lidah saat istirahat medial

Status Neurologis
Sens: CM
Tanda Peningkatan TIK
Nyeri kepala (+)
Muntah (-)
Kejang (-)
Tanda Perangsangan meningeal
Kaku kuduk (-)
Tanda Kernig (-)
Tanda Brudzinski I/II : (-)

Refleks Fisiologis
Ka
Ki
B/T
+/+
+/+
APR/KPR
+/+
+/+
Refleks Patologis
Ka
Ki
H/T
-/-/Babinski
Kekuatan Motorik
ESD: 44444 ESS: 55555
EID: 44444 EIS: 55555
Kesan lateralisasi ke kanan

Diagnosa : Hemiparese dextra + Disartria ec DD/


1. Stroke iskemik Rekuren
2.stroke hemorgik
+ LBP ec DD/ 1. Spondilosis Lumbalis
2.HNP Lumbalis
Terapi :
Bed rest elevasi kepala 30
Kateter terpasang
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Citicoline 500mg/12jam
Inj. Ranitidine 1amp/12jam
Inj. Ketorolac 1amp
Neurobion 1x1
Captopril 12,5mg 2x1

FOLLOW UP 12-13 November 2013


KU : Lemah lengan dan tungkai kanan
KT : Status Presens
Sensorium
: CM
Tekanan Darah : 150/ 90 mmHg
Nadi
: 84 x/i
Pernafasan
: 22 x/i
Temp
: 36,8 oC

Nervus Kranialis
N I : Normosmia
N II,III : RC +/+, pupil isokor, 3 mm Ptosis OS
N III, IV, VI : Pergerakan mata (+)
N V : Membuka dan menutup mulut
N VII : Sudut mulut Lat. Ke kanan
N VIII : Pendengaran (+)
N IX, X : uvula, palatum mole simetris
N XI : M stc dan M tpzs kontraksi (+)N
N XII : Lidah saat dijulurkan medial

Status Neurologis
Sens: CM
Tanda Peningkatan TIK
Nyeri kepala (-)
Muntah (-)
Kejang (-)
Tanda Perangsangan meningeal
Kaku kuduk (-)
Tanda Kernig (-)
Tanda Brudzinski I/II : (-)

Refleks Fisiologis
Ka
Ki
B/T
+/+
+/+
APR/KPR
+/+
+/+
Refleks Patologis
Ka
Ki
H/T
-/-/Babinski
Kekuatan Motorik
ESD: 44444 ESS: 55555
EID: 44444 EIS: 55555
Kesan Lateralisasi dextra

Diagnosa : Hemiparese Dextra + Disartria ec Stroke iskemik


rekuren
+ LBP DD/1. Spondilosis Lumbalis
2.HNP Lumbalis

Terapi :
Bed rest elevasi kepala 30
Kateter terpasang
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Citicoline 500mg/12jam
Inj. Ranitidine 1amp/12jam
Inj. Ketorolac 1amp
Neurobion 1x1
Captopril 12,5mg 2x1
Fisioterapi

Anjuran: MRI Vertebra

Bab 3

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI STROKE
Stroke adalah tandatanda klinis yang
berkembang cepat
akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau
global), dengan
gejala-gejala yang
berlangsung 24 jam
atau menyebabkan
kematian, tanpa
adanya penyebab lain
yang jelas selain
vaskuler.
STROKE ISKEMIK 2011
(WHO, 1986)

38

Faktor Resiko

STROKE NON HEMORHAGIK


= STROKE ISKEMIK

Infark serebri terjadi bila suatu daerah diotak


mengalami iskemia dan nekrosis, akibat berkurangnya aliran darah ke otak sampai di
bawah level kritis yang dibutuhkan untuk
kehidupan sel.
Etiologi : trombosis serebri.
emboli serebri.

Thrombosis Serebri
Sebagian besar penderita
atherosklerosis = yg
mempunyai faktor resiko yg
mempercepat atherosklerosis.
* Penyebab lain :
- Arteritis pemb. darah otak.
- Kelainan darah.
- Perfusi keotak menurun
kritis.

Atherothrombosis: the Pathologic


Process

Atherosclerot Plaque
ic
Fissure
Plaque
/
Crackin
g/
Ruptur
e

Chronic
Ischemia
3L

Thromb
us
Formati
on

Embolis
m

Thrombus
Incorporate
d into
Atheroma

Stabilized
Plaque
STROKE ISKEMIK 2011

Occlusion
42

Acute Event

Emboli Serebri
Sumber emboli :
1. Kardiovaskuler :
- Plaque atherosklerotik pemb.darah
otak yg besar.
- Sisa pemb.darah yg telah mengalami
oklusi.
- Trauma pemb.darah leher. Mural
thrombosis o.k. infark miokard, aritmia
kordis dan post operatif bedah jantung.
- Peny. katup jantung spt.
peny.jantung rhematik, prolaps katup
mitral, endokarditis.
- Yang jarang : atrial myxoma, collagen
disease, kardiomiopati dan endocardial
fibrosis.

2. Sistemik :
- emboli sepsis dari paru, abdomen dan
pelvis.
- emboli lemak.
- emboli udara.
- sel metastase.
- benda asing.

Gejala Klinik SI
Tergantung lokasi dan
luasnya infark.
Sindroma klinik sesuai
dg.pemb.darah daerah infark
:
- Hemiparesis.
Hemihipastesi.
- Disfasia-afasia.
Ggn.penglihatan.
- Diplopia.
- Fasialis
parese.
- Dll.

SI akibat trombosis serebri


Defisit neurologik timbul
mendadak, tapi berkembang
agak lebih lambat.
Onset sewaktu istirahat /
bangun tidur.

SI akibat emboli serebri

Defisit neurologik timbul


mendadak dan sekaligus
mencapai puncak.
Onset sewaktu aktif.

A leader is one who knows

the way, goes the


shows the way .

way and

Diagnosis

Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
-CT Scan
-MRI
-SPECT (Single Photon Emission CT
)
-PET (Positron Emission
Tomography)
-Cerebral Angiography
-Carotid Ultrasound
-ECC (Echocardiogram)
-EKG (Electrocardiogram)
-Pemeriksaan neurologik dan skala
stroke

Pengobatan
Prinsip :
memperbaiki CBF mencegah
perluasan
Infark.
= Pengobatan umum.
= Pengobatan spesifik.
= Rehabilitasi.

Pengobatan Umum

Fungsi paru / jalan nafas.


Jantung & tekanan darah.
Cairan & elektrolit.
Kadar glukosa & temperatur.
Makanan.
Mencegah / pengobatan komplikasi a.l. :
edema serebri,kejang, pneumonia, ISK,
emboli paru / DVT, dll.
Fisioterapi & Speech therapy.

Pengobatan Spesifik
Strategi:
= Reperfusi memulihkan
aliran darah
ke daerah iskhemik.
= Neuroproteksi melindungi
jaringan
otak terhadap kerusakan
akibat iskemi.

Terapi Trombolitik
Melarutkan clot dan
memulihkan sirkulasi
limitasi kerusakan otak
perbaikan outcome.
rt-PA (recombinant tissue
plasminogen activator).
Onset < 6 jam (therapeuticwindow).
rt-PA 3 jam, dilaporkan
perbaikan outcome.
Penggunaan dgn protokol yg
ketat.

Anti Platelet

Aspirin
Ticlopidine
Clopidogrel
Dypiridamole
Cilostazol

STROKE ISKEMIK 2011

53

Antikoagulansia
Untuk embolia serebri
mencegah embolisasi ulang.
Contoh : heparin, warfarin.
Harus dengan pengawasan
laboratoris yang ketat, awasi
INR.

Neuroprotection

Glutamat antagonist.
Calcium channel blocker.
Free radical scavenger.
GABA antagonist.
Opioid antagonist.
Na-channel blocker.
CDP-choline, dll.

Pengobatan Post Stroke


Kontrol faktor resiko.
Pemberian obat2 antithrombotik :
- Aspirin.
- Ticlopidine.
- Clopidogrel.
Pemberian antikoagulansia :
- Warfarin.
Fisioterapi / rehabilitasi.

Bab 4 Diskusi

TEORI

KASUS

Definisi stroke oleh World Health Pasien

mengalami

kelemahan

Organization (WHO) adalah tanda pergerakan lengan dan tungkai


klinis yang berkembang secara cepat kanan

yang

kambuh

kembali

baik fokal (ataupun global) dari dengan disertai sudut mulut yang
fungsi otak yang terganggu, dengan tertarik kesebelah kanan .
gejala yang bertahan selama 24 jam
atau

lebih

atau

menyebabkan

kematian, yang hanya disebabkan


oleh dari kerusakan vaskular.

GEJALA KLINIS

KASUS

Pada pasien stroke biasanya Pada


mengalami

pasien

ini,

terjadi

gangguan kelemahan pada lengan dan

kesadsaran, gannguan mental, tungkai kanan dan sudut mulut


gangguan

sensibilitas, yang tidak simetris (tertarik

hemiparese, afasia, tremor, kesebelah


vertigo,

disfagia,

disatria, disertai

kanan),
riwayat

dengan
hipertensi

diplopia, agraphia, dementia, selama 3 tahun, dan riwayat


dan lain-lain.

stroke

sebelumnya

keluhan yang sama.

dengan

DIAGNOSA
Diagnosa pasien stroke iskemik adalah dari pemenuan klinis
berupa anamnesa keluhan, riwayat pengobatan, menanyakan
kapan dan berapa lama serangan terjadi. Dari pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan radiologis berupa CT scan.
KASUS
Pasien ini diklasifikasikan sebagai penderita stroke iskemik
berdasarkan anamnaesa dan pemeriksaan fisik walaupun hasil ct
scan menunjukkan gambaran normal.

PENATALAKSANAAN

KASUS

Pengobatan yang digunakan pada

Penatalaksanaan yang diberikan

stroke

pada pasien ini adalah:

derajat

iskemik

keparahan

neurologis
pasien,

tergantung

dan
dan

dari

keadaan

pada
defisit

Bed rest head up 30

umum IVFD R Sol 20 gtt/i

penatalaksanaannya

Inj Citicoline 500mg/12 jam

hendak merangkup dari penilaian

Captopril 2 x 12,5mg

kondisi pasien sebagai berikut ialah:

Neurobion 1 x 1
Inj ranitidine 1 amp/12 jam

1.Penanganan ABC
2.Pemantau secara terus menerus terhadap status neurologis, tekanan
darah, nadi, suhu, dan SaO2 dianjurkan dalam 72 jam. Pemberian
oksigen dianjurkan pada keadaan SaO2 dibawah 95%.
3.Stabilisasi hemodinamik. Berikan cairan kristaloid atau koloid
intravena (hindari pemberian hipotonik seperti glukosa). Hipovolemia
harus dikoreksi dengan larutan saline normal
4.Atasi demam bila ada
5.Turunkan tekanan darah dengan obat antihipertensi
6.Berikan obat Neuroprotektan guna mencegah kerusakan neurologis
yang lebih lanjut
7.Eradikasi kejang apabila terjadi pada pasien stroke, dan atasi
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.

Kesimpulan

Stroke adalah tanda klinis yang berkembang


secara cepat baik fokal (ataupun global) dari
fungsi otak yang terganggu, dengan gejala
yang bertahan selama 24 jam atau lebih atau
menyebabkan kematian, yang hanya
disebabkan oleh dari kerusakan vaskular.
Gejala-gejala yang ditimbulkan bersifat
khas. Dengan penanganan yang tepat dan
cepat, meliputi penurunan tekanan darah,
penanganan peninggian tekanan intrakranial,
pencegahan dan penanganan edema serebri,
serta pencegahan perdarahan ulang, kasus
kecacatan dan kematian stroke dapat
diminimalisir. Bagi orang-orang yang
berisiko menderita stroke, dianjurkan untuk
memodifikasi gaya hidup dan mengontrol
penyakit-penyakit yang berkaitan erat
dengan stroke. Rehabilitasi medik
selanjutnya dapat dilakukan pada penderita
stroke segera setelah keadaan stabil untuk
menurunkan keterbatasan gerak dan
meningkatkan kualitas hidup pasien.

Terapi yang diberikan pada pasien pasien


dengan stroke iskemik adalah terapi
trombolitik. Obat-obat trombolitik digunakan
untuk melarutkan gumpalan darah (trombus).
Gumpalan darah dapat terbentuk pada semua
pembuluh darah, namun ketika terbentuk di
pembuluh darah koroner, serebral atau
pulmonal, akan mengancam hidup, trombus
koroner dapat menyebabkan
infark miokard, trombus pembuluh darah
serebral dapat menyebabkan stroke,
tromboemboli pulmoner dapat menyebabkan
gagal jantung dan gagal napas. Jenis-jenis obat
trombolitik yang dapat digunakan adalah
Tissue Plasminogen Activator (TPA),
Streptokinase, Urokinase

Saran
Diagnosis cepat sebelum
kerusakan neurologis yang
signifikan terjadi berhubungan
dengan prognosis yang lebih baik.
Pola hidup dan makan yang baik
salah satunya dapat menghindari
faktor resiko terjadinya stroke.
Tingkat kesadaran untuk
mengurangi resiko terjadinya
stroke berulangnya sangatlah
penting. Bila itu terjadi lagi,
serangan stroke akan lebih ganas
dan berat. Beberapa riset
menunjukkan 20 persen pasien
stroke akan meninggal dalam
sebulan setelah serangan pertama
bila terkena stroke berulang.

THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai