Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.
B. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Slavin dalam Rusman (2010) pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.
Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam
suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.
Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu mengondisikan dan
memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan mengembangkan
potensi siswa, menumbuhkan aktivitas serta daya cipta (kreativitas),
sehingga

akan

menjamin

terjadinya

dinamika

di

dalam

proses

pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2006) cooperative learning merupakan kegiatan
belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model
pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan
oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Rusman, 2010). Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja
kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada
sesuatu yang aneh dalam cooperative learning karena mereka beranggapan

telah terbiasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk


belajar kelompok.
Dari beberapa pengertian di atas, pembelajaran kooperaatif
merupakan

kegiatan

pembelajaran

yang

dilakukan

dengan

cara

berkelompok terdiri dari 4-5 orang siswa bersifat heterogen yang secara
aktif berinteraksi untuk menuangkan ide atau gagasan dalam kondisi tidak
terancam yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih
berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung
ke arah pemahaman yang lebih tinggi. Guru tidak hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan
dalam pemikirannya.
2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran
yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang
ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pegertian
penguasaan materi pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk
penguasaan meteri tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri
khas dari cooperative learning.
Ciri-ciri yang terjadi pada kebanyakan pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.

c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,


jenis kelamin berbeda-beda.
d. Penghargaan lebih berorientasi kelompk ketimbang individu.
3. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada
prinsipnya terdiri atas empat tahapan, yaitu sebagai berikut:
a. Penjelasan Materi
Tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi
pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama
tahapan ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran.
b. Belajar Kelompok
Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi,
siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian
Penilaian dalam pembelajaran koperatif bisa dilakukan melalui tes atau
kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes individu akan
memberikan penilaian kemampuan individu, sedangkan kelompok akan
memberikan penilaian pada kemampuan kelompoknya. Seperti yang
dijelaskan oleh Sanjaya dalam Rusman (2010) Hasil akhir setiap siswa
adalah penggabungan keduanya ddan dibagi dua. Nilai setiap kelompok
memiliki nilai sama dalam kelompokya. Hal ini disebabkan nilai
kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan
hasil kerja sama setiap anggota kelompoknya.
d. Pengakuan Tim
Pengakua tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol
atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau
hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
lebih baik lagi.

C. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATF TIPE TGT (Team Games


Tournament)
1. Pengertian TGT (Team Games Tournament)
2. Langkah Pembelajaran TGT (Team Games Tournament)
Menurut Slavin (2005) pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament) terdiri dari lima langkah tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Tahap penyajian kelas (class precentation)
Materi pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di kelas. Ini
merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau
diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga
memasukkan presentasi audiovisual.
b. Belajar dalam kelompok (teams)
Teams terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian
dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas.
Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim
benar-benar

belajar

dan

lebih

khususnya

lagi

adalah

untuk

mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik.


Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk
mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.
c. Permainan (games)
Permainan atau games terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang
kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa
yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan pelaksanaan kerja tim.
Games tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa, yang
masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan games hanya
berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang sama.
Seorang siswa mengambi sebuah kartu bernomor dan harus menjawab

pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut. Sebuah


aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling
menantang jawaban masing-masing.
d. Pertandingan (tournament)
Pertandingan atau tournament addalah sebuah struktur di mana games
berlangsung. Bisanya berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit,
setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah
melaksanakan kerja keompok terhadap lembar kegiatan.
e. Penghargaan kelompok (team recognition)
Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh Slavin, maka model
pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
b. Games tournament
c. Penghargaan kelompok
3. Kelebihan dan Kekurangan TGT (Tem Games Tournament)

Anda mungkin juga menyukai