Anda di halaman 1dari 2

5 (Lima) Perkara yang Dapat Meningkatkan

Iman Seseorang
Posted by Admin pada 27/10/2009
Ketahuilah, iman yang ada di dalam diri seorang hamba itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang atau
bahkan hilang tanpa bekas dari diri seseorang. Al-Imam Abdurrahman bin Amr Al-Auzai rahimahullah
pernah ditanya tentang keimanan, apakah bisa bertambah. Beliau menjawab: Betul (bertambah), sampai
seperti gunung. Lalu beliau ditanya lagi: Apakah bisa berkurang? Beliau menjawab: Ya, sampai tidak
tersisa sedikitpun.
Demikian pula Imam Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ahmad bin Hambal rahimahullah pernah ditanya
tentang keimanan, apakah bisa bertambah dan berkurang? Beliau menjawab: Iman bertambah sampai
puncak langit yang tujuh dan berkurang sampai kerak bumi yang tujuh. Beliau juga menyatakan: Iman
itu (terdiri atas) ucapan dan amalan, bisa bertambah dan berkurang. Apabila engkau mengamalkan
kebajikan, maka iman akan bertambah, dan apabila engkau menyia-nyiakannya, maka iman pun akan
berkurang.
Nah, inilah aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah itu, yakni meyakini bahwa sesungguhnya iman seseorang
itu bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Setelah kita tahu bahwa ternyata iman itu bisa bertambah
dan bisa berkurang, lalu apa yang harus dilakukan oleh seorang mukmin untuk menjaga kualitas
imannya? Al Imam Allamah Abdurrahman bin Nashr As Sadi rahimahullah mengatakan: Seorang
mukmin yang diberi taufiq oleh Allah Taala, dia senantiasa berusaha melakukan dua hal: Pertama,
memurnikan keimanan dan cabang-cabangnya, dengan cara mengilmui dan mengamalkannya. Kedua,
berusaha untuk menolak atau membentengi diri dari bentuk-bentuk ujian (cobaan) yang tampak maupun
tersembunyi yang dapat menafikannya (menghilangkannya), membatalkannya atau mengikis
keimanannya itu. (At Taudhih wal Bayan lisy Syajarotil Iman, hal 38).
Saudaraku muslimin, ketahuilah! Ada beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan
bertambahnya iman seseorang, di antaranya adalah:
Pertama: Membaca dan tadabbur (merenungkan atau memikirkan isi kandungan) Al Quranul Karim.
Orang yang membaca, mentadabburi dan memperhatikan isi kandungan Al Quran akan mendapatkan
ilmu dan pengetahuan yang menjadikan imannya kuat dan bertambah.
Allah Subhanahu wa Taala mengabarkan tentang orang-orang mukmin yang berbuat demikian:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah,
gemetarlah hati-hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah
iman bereka, dan kepada Rabb mereka itulah mereka bertawakkal. (QS. Al Anfal [8]: 2)
Al Imam Al Ajurri rahimahullah berkata: Barangsiapa mentadabburi Al Quran, dia akan mengenal Rabbnya Azza wa Jalla dan mengetahui keagungan, kekuasaan dan qudrah-Nya serta ibadah yang diwajibkan
atasnya. Maka dia senantiasa melakukan setiap kewajiban dan menjauhi segala sesuatu yang tidak
disukai maulanya (yakni Allah Taala).
Kedua: Mengenal Al Asmaul Husna dan sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al Quran dan As Sunnah
yang menunjukkan kesempurnaan Allah secara mutlak dari berbagai segi. Bila seorang hamba mengenal
Rabbnya dengan pengetahuan yang hakiki, kemudian selamat dari jalan orang-orang yang menyimpang,
sungguh ia telah diberi taufiq dalam mendapatkan tambahan iman. Karena seorang hamba bila mengenal
Allah dengan jalan yang benar, dia termasuk orang yang paling kuat imannya dan ketaatannya, kuat
takutnya dan muroqobahnya kepada Allah Taala.

Allah Taala berfirman: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-Nya adalah ulama.
(QS. Fathir [35]: 28). Al Imam Ibnu Katsir menjelaskan: Sesungguhnya hamba yang benar-benar takut
kepada Allah adalah ulama yang mengenal Allah. (Tafsir Ibnu Katsir 3/533).
Ketiga: Memperhatikan siroh atau perjalanan hidup Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, yakni
dengan mengamati, memperhatikan dan mempelajari siroh beliau dan sifat-sifatnya yang baik serta
perangainya yang mulia.
Al Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan: Dari sini kalian mengetahui sangat pentingnya hamba
untuk mengenal Rasul dan apa yang dibawanya, dan membenarkan pada apa yang beliau kabarkan
serta mentaati apa yang beliau perintahkan. Karena tidak ada jalan kebahagiaan dan keberuntungan di
dunia dan di akhirat kecuali dengan tuntunannya. Tidak ada jalan untuk mengetahui baik dan buruk
secara mendetail kecuali darinya.Maka kalau seseorang memperhatikan sifat dan akhlak Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam dalam Al Quran dan Al Hadits, niscaya dia akan mendapatkan manfaat
dengannya, yakni ketaatannya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjadi kuat, dan bertambah
cintanya kepada beliau. Itu adalah tanda bertambahnya keimanan yang mewariskan mutabaah dan
amalan sholih.
Keempat: Mempraktekkan (mengamalkan) kebaikan-kebaikan agama Islam. Ketahuilah, sesungguhnya
ajaran Islam itu semuanya baik, paling benar aqidahnya, paling terpuji akhlaknya, paling adil hukumhukumnya. Dari pandangan inilah Allah menghiasi keimanan di hati seorang hamba dan membuatnya
cinta kepada keimanan, sebagaimana Allah memenuhi cinta-Nya kepada pilihan-Nya, yakni Nabiyullah
Muhammad shallallahu alaihi wa sallam (lihat QS. Al Hujurat [49]: 7)
Maka iman di hati seorang hamba adalah sesuatu yang sangat dicintai dan yang paling indah. Oleh
karena itu seorang hamba akan merasakan manisnya iman yang ada di hatinya, sehingga dia akan
menghiasi hatinya dengan pokok-pokok dan hakikat-hakikat keimanan, dan menghiasi anggota badannya
dengan amal-amal nyata (amal sholih). (At Taudhih wal Bayan, hal 32-33)
Kelima: Membaca siroh atau perjalanan hidup Salafush Shalih. Yang dimaksud Salafush Shalih di sini
adalah para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan orang-orangyang mengikuti mereka
dengan baik (lihat QS. At Taubah [9]: 100). Barangsiapa membaca dan memperhatikan perjalanan hidup
mereka, akan mengetahui kebaikan-kebaikan mereka, akhlak-akhlak yang agung, ittiba mereka kepada
Allah, perhatian mereka kepada iman, rasa takut mereka dari dosa, kemaksiatan, riya dan nifaq, juga
ketaatan mereka dan bersegera dalam kebaikan, kekuatan iman mereka dan kuatnya ibadah mereka
kepada Allah dan sebagainya.
Dengan memperhatikan keadaan mereka, maka iman menjadi kuat dan timbul keinginan untuk
menyerupai mereka dalam segala hal. Sebagaimana ucapan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah
: Barangsiapa lebih serupa dengan mereka (para shahabat Rasulullah), maka dia lebih sempurna
imannya. (lihat Kitab Al Ubudiyah, hal 94). Dan tentunya, barangsiapa yang menyerupai suatu kaum,
maka dia termasuk golongan mereka.
Itulah beberapa amalan yang insya Allah akan dapat menyebabkan bertambahnya keimanan. Adapun
hal-hal yang dapat melemahkan iman seseorang adalah sebaliknya, di antaranya: Kebodohan terhadap
syariat Islam, lalai, lupa dan berpaling dari ketaatan, melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa besar,
mengikuti hawa nafsu dan sebagainya.
Mudah-mudahan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa diberi tambahan iman, dan
dijauhkan dari kelemahan dan kehinaan. Wallahul mustaan.

Anda mungkin juga menyukai