Anda di halaman 1dari 7

PERKERASAN LENTUR

Secara umum konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan
pada tanah dasar. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Konstruksi perkerasan terdiri dari empat lapisan
seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

1). Lapisan permukaan (surface course)


Lapisan permukaan adalah lapisan yang terletak pada lapisan paling atas dan berfungsi
sebagai :
lapis perkerasan penahan beban roda, lapisan ini mempunyai stabilitas tinggi untuk
menahan beban roda selama masa pelayanan.
lapis kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap ke lapisan
bawahnya.
lapis aus (wearing course), lapisan yang langsung menderita gesekan akibat rem
kendaraan sehingga mudah menjadi aus.
lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah.
2). Lapisan pondasi atas (base course)
Lapisan perkerasan yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan
dinamakan lapis pondasi atas yang fungsinya antara lain sebagai :
Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban ke lapisan di bawahnya.
Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
Bantalan terhadap lapisan permukaan.
3). Lapisan pondasi bawah (subbase course)
Lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi atas dan tanah dasar dinamakan lapis
pondasi bawah, yang berfungsi sebagai :
Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar
Effisiensi penggunaan material.
Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal.
Lapis peresapan, agar air tanah tidak berkumpul di pondasi.
Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar.
Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah dasar naik ke lapisan
pondasi atas.
4). Lapisan tanah dasar (subgrade)
Lapisan tanah setebal 50-100 cm diatas mana akan diletakkan lapisan pondasi bawah
dinamakan lapisan tanah dasar.
Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik,
tanah yang didatangkan dari tempat lain dan dipadatkan atau tanah yang distabilisasi dengan
kapur atau bahan lainnya.
Ditinjau dari muka tanah asli, maka lapisan tanah dasar dibedakan atas :
Lapisan tanah dasar, tanah galian
Lapisan tanah dasar, tanah timbunan
Lapisan tanah dasar, tanah asli
Perkerasan lentur memiliki karakteristik:

Bersifat elastis jika menerima beban, sehingga dapat memberi kenyamanan bagi
pengguna jalan.
Pada umumnya menggunakan bahan pengikat aspal.
Seluruh lapisan ikut menanggung beban.
Penyebaran tegangan ke lapisan tanah dasar sedemikian sehingga tidak merusak
lapisan tanah dasar (subgrade).
Usia rencana maksimum 20 tahun.
Selama usia rencana diperlukan pemeliharaan secara berkala.
Perencanaan tebal Perkerasan Lentur umumnya dapat dibedakan atas 2 metode, yaitu :
1
1. Metode empiris, metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari
jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau dari jalan yang sudah ada. Terdapat
banyak metode empiris yang telah dikembangkan oleh berbagai negara, seperti :
Metode AASHTO oleh Amerika Serikat.
Metode Bina Marga oleh Indonesia, yang merupakan modifikasi dari metode
AASHTO 1972 revisi 1983. Modifikasi ini dilakukan untuk penyesuaian dengan
kondisi alam, lingkungan, sifat tanah dasar, dan jenis lapisan perkerasan yang umum
dipergunakan di Indonesia. Metode ini juga disebut dengan Metode Analisa
Komponen.
2. Metode teoritis, metode yang dikembangkan berdasarkan teori matematika dari sifat
tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan akibat beban berulang dari lalu lintas.
Perencanaan konstruksi lapisan perkerasan lentur jalan yang akan digunakan dalam
program bantu ini, yaitu perkerasan lentur untuk jalan baru dengan Metode Analisa
Komponen. Rumus umum dalam Metode Analisa Komponen adalah:

dimana:
Wt18 = beban lalin selama UR atas dasar beban 18 kips yang diperhitungkan terhadap faktor
regional

DDT = daya dukung tanah dasar yang merupakan korelasi CBR


FR = faktor regional (0.5-4)

LALU-LINTAS RENCANA UNTUK PERKERASAN LENTUR


1). Persentase Kendaraan pada Lajur Rencana
Jalur Rencana merupakan jalur lalu-lintas dari suatu ruas jalan raya yang terdiri dari satu
jalur atau lebih.

3).Perhi
lintas

Dimana :
LET = Lintas Ekivalen Tengah
LEP = Lintas Ekivalen Permulaan
LEA = Lintas Ekivalen Akhir
FR = Faktor Penyesuaian (FP) = UR/10
UR = Umur Rencana

tungan Lalu-

DAYA DUKUNG TANAH DASAR


Daya dukung tanah dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi. Daya dukung
tanah dasar diperoleh dari nilai CBR atau Plate Bearing Test, DCP, dll. Korelasi daya dukung
tanah dasar (DDT) dengan CBRsubgrade menggunakan grafik pada gambar 2.2
CBR skala log
DDT skala linear

FAKTOR REGIONAL
Faktor regional (FR) adalah factor korelasi sehubungan dengan adanya perbedaan
kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan dengan keadaan di Indonesia. FR ini
dipengaruhi oleh bentuk alinemen, kendaraan berat dan yang berhenti, serta iklim.
Menurut Bina Marga FR merupakan faktor pengaruh dari curah hujan

INDEKS PERMUKAAN
Ciri khas dalam metode ini adalah dipergunakannya indeks permukaan (IP) sebagai
ukuran dasar dalam menentukan nilai perkerasan ditinjau dari kepentingan lalu lintas. Indeks
permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan
yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat. Adapun beberapa nilai IP
beserta artinya adalah:
IPt = 1.0 jalan rusak berat
Ipt = 1.5 jalan dengan tingkat pelayanan rendah (jalan tidak terputus)

Ipt = 2.0 jalan dengan tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih mantap
Ipt = 2.5 jalan dengan kondisi permukaan masih cukup baik
Dalam menentukan indeks permukaan pada akhir umur rencana (IP), perlu
dipertimbangkan factor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana
(LER), menurut Tabel 2.4.

Dalam menentukan indeks permukaan pada awal umur rencana (IPo), perlu diperhatikan
jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kehalusan serta kekokohan) pada awal umur rencana,
menurut Tabel 2.5.

INDEKS TEBAL
PERKERASAN
Indeks Tebal
Perkerasan
(ITP)
dinyatakan dalam

a1, a2, a3

= Koefisien kekuatan relatif bahan perk

D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapis perkerasan (cm)

rumus :

Anda mungkin juga menyukai