Anda di halaman 1dari 21

Virologi (virus hepatitis)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Virus hepatitis adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada organ hati. Sampai saat
ini telah dikenal 5 jenis hepatitis yaitu :
1) Virus hepatitis A (untuk selanjutnya disebut sebagai HAV, singkatan dari hepatitis
A virus)
2) Virus hepatitis B (untuk selanjutnya disebut sebagai HBV, singkatan dari hepatitis
B virus)
3) Virus hepatitis C (untuk selanjutnya disebut sebagai HCV, singkatan dari hepatitis
C virus)
4) Virus hepatitis delta (untuk selanjutnya disebut sebagai HDV, singkatan dari
hepatitis delta virus)
5) Virus hepatitis E (untuk selanjutnya disebut sebagai HEV, singkatan dari hepatitis
E virus)
Dalam sejarahnya, yang lebih dahulu diketahui adalah HAV dan HBV, kemudian
disusul oleh HDV ini pada awalnya dinamakan virus hepatitis non A dan non B (NANB
hepatitis virus).
Kelima virus diatas tidak tergolong dalam famili virus yang sama. HAV masuk
dalam famili Picornaviridae; HBV dalam Hepadnaviridae; HCV yang sebelumnya
digolongkan dalam Pestiviridae, oleh beberapa peneliti dianggap termasuk famili
Flaviviridae. HDV tak mempunyai famili karena merupakan virus defektif, mempunyai
banyak kesamaan dalam sekuens nukleotidanya dengan viroid. Virus hepatitis non A non
B yang terakhir ditemukan yaitu HEV, sampai saat ini belum ditentukan familinya.
Hepatitis akut oleh virus
Merupakan infeksi sistemik yang terutama mengenai hati dan bersifat akut. Setelah
peperan pada virus, terjadi masa inkubasi. Gejala awal pada periode preikterik adalah
demam yang bervariasi tergantung dari virus penyebab, malaise pada 95% kasus,

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)


anoreksia pada 90%, nausea 80% dan nyeri pada sendi, otot serta kepala. Urin berwarna
gelap mungkin terdapat 1-5 hari sebelum terjadi.
Pada hepatitis kronik aktif ditemukan nekrosis hati yang berlangsung terus
menerus, peradangan aktif dan fibrosis yang mungkin menuju atau disertai gagal hati,
sirosis dan kematian. Adanya kelainan ekstrahepatik menyebabkan digunakannya
beberapa nama lain untuk penyakit ini misalnya hepatitis otoimun. Pemeriksaan
biokimiawi menunjukkan kenaikan dan fluktuasi aminotransferase, sedangkan bilirubin
sedikit meninggi pada kasus yang berat. Waktu protrombin sering memanjang pada fase
akhir penyakit. Umumnya ditemukan antibodi nonspesifik yang beredar dalam darah
seperti antibodi terhadap mitokondria, otot polos dan lain-lain yang menyokong pendapat
bahwa penyakit ini adalah penyakit sistemik.
Sirosis
Sebagian kasus hepatitis oleh virus akan berkembang ke arah sirosis hati. Sirosis
adalah istilah patologik yang ada hubungannya dengan spektrum manifestasi klinik yang
khas. Gambaran patologik yang utama adalah kerusakan kronik parenkim hati yang
ireversibel dan terdiri dari fibrosis ektensif yang berkaitan dengan pembentukan nodul
regeneratif. Hal ini terjadi akibat nekrosis hepatosit, kolaps jaringanpenunjang retikulin,
distorsi sistem vaskuler dan regenerasi noduler dari parenkim hati yang tersisa. Hilangnya
fungsi hati dapat menyebabkan keadaan ikterik, edema, koagulopati, berbegai kelainan
metabolik, fibrosis dan gangguan sistem vaskuler yang menyebabkan hipertensi portal
dan gejala sisanya yaitu varises gastroesofagus dan splenomegali. Asites dan ensefalopati
bepatik merupakan akibat dari insufisiensi hepatoseluler dan hipertensi portal.
Kanker Hati/Karsinoma Hepatoseluler
Karsinoma hepatoseluler adalah kanker primer pada sel hati. Penyakit ini sering
tidak terdeteksi secara dini pada pasien yang sebelumnya menderita sirosis. Adanya
pembesaran hati disertai nyeri tekan yang ringan pada perut kwadran atas kanan
merupakan keluhan utama pada setengah dari kasus. Pemeriksaan laboratorik biasanya
menunjukkan anemia dan peninggian kadar fosfatase alkali. Diagnosis ditegakkan dengan
ultrasonografi atau CT scan yang memperlihatkan lesi dengan kepadatan berbeda dari
jaringan hati normal dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan biopsi hati. Fase ikterik terjadi
pada 90% kasus. Dengan timbulnya ikterus, gejala awal biasanya menurun, tetapi pada

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)


beberapa pasien terjadi penurunan berat badan. Pada 10% kasus terdapat rasa gatal. Hati
membesar pada 70% kasus dan umumnya terdapat nyeri tekan. Sebanyak 20% dari
penderita, limpanya akan membesar disertai adenopati pada kelenjar leher. Kadangkadang ditemukan spider angioma yang menghilang pada masa konvalesen.
Kelainan biokimiawi yang ditemui adalah peninggian serum bilirubin (bisa sampai
20x) dan enzim alanineaminotransferase (ALT/SGOT) dan aspartateaminotransferase
(AST/SGPT) sampai 40-100x nilai normal. Peninggian kadar enzim ini tidak
berhubungan dengan derajat kerusakan hati. Diagnosis hepatitis anikterik sukar
ditegakkan

karena

didasarkan

atas

gambaran

klinis

dan

peninggian

enzim

aminotransferase, meskipun adakalanya kadar bilirubin meninggi.


Pengukuran waktu protrombin sangat penting pada hepatitis akut oleh virus, karena
perpajangan waktu ini dapat menunjukkan adanya kerusakan hati yang ekstensif serta
mengisyaratkan prognosis yang buruk.
Lesi morfologik yang karakteristik pada hepatitis oleh berbagai virus hepatitis
sering serupa dan terdiri dari infiltrasi panlobular dengan sel mononuklear, nekrosis sel
hati, hiperplasia sel Kupfer dan berbagai derajat kolestasis. Terdapat juga regenerasi sel
hati seperti terlihat dengan adanya berbagai gambaran mitosis, sel multinuklear dan
pembentukan rosette. Infiltrasi mononuklear terdiri terutama dari sel limfosit kecil,
meskipun sel plasma dan eosinofil kadangkala terlihat. Kerusakan sel hati terdiri dari
degenerasi dan nekrosis sel hati, menggembungnya sel, menghilangnya sel dan
degenerasi asidofilik dari hepatosit. Suatu lesi hepatologik yang berat yang disebut
bridging hepatic necrosis atau disebut juga subacute/confluent necrosis adakalanya
ditemukan pada beberapa pasien, hati masih membesar, begitu pula masih ditemui
kelainan biokimiawi. Masa ikterik bervariasi antara 2 sampai 12 minggu, biasanya lebih
lama pada hepatitis B, C dan delta yang kronik.
Penyembuhan secara klinik dan biokimiawi diharapkan dalam 1-2 bulan pada
kasus HAV dan HEV serta 3-4 bulan pada HBV dan HCV.

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)


Hepatitis fulminan
Hepatitis fulminan adalah suatu keadaan dengan gejala dan tanda ensefalopati
hepatik pada pasien hepatitis akut. Keadaan ini sering berlanjut menjadi koma. Gejala
awal berupa gangguan tidur, mimpi buruk dan perubahan kepribadian. Perkembangan
kearah ensefalopati terlihat dari adanya gangguan kesadaran yang mula-mula ringan
sampai akhirnya koma.
Kelainan yang ditemui adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Mengecilnya ukuran/besar hati secara mendadak


Demam tinggi
Gangguan kesadaran
Kenaikan serum bilirubin yang tajam
Pemanjangan waktu protrombin
Kenaikan aminotransferase secara tajam yang kemudian diikuti penurunan.

Secara histologis ditemukan nekrosis masif dan hilangnya sel hati pada lobulus disertai
kolaps ekstensif dan kondensasi jaringan retikulin.
Hepatitis kronik
Pada sebagian pasien dengan hepatitis akut, penyakit akan berkembang menjadi
kronik. Ada 3 bentuk hepatitis kronis yaitu hepatitis kronis aktif, hepatitis kronik
persisten dan hepatitis kronik lobular yang perbedaannya hanya dapat dilakukan dengan
pemeriksaan biopsi hati. Pembedaan ini penting karena kedua penyakit yang disebut
terakhir bukanlah kelainan yang progresif, jarang menyebabkan sirosis dan tidak
memerlukan terapi.

1.2. Rumusan Masalah


Mengingat banyaknya pembahasan mengenai Hepatitis maka penulis
membatasi pembahasan dengan rumusan masalah sebagai berikut :
D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

Apa pengertian Hepatitis


Apa saja tipe-tipe Hepatitis
Apa saja penyakit yang penyakit yang berhubungan dengan Hepatitis

1.3. Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai
berikut :
-

Mengetahui pengertian dari virus hepatitis.


Mengetahui morfologi dari virus hepatitis A,B, C, D, E..
Mengetahui penyakit yang berhubungan dengan virus hepatitis.

BAB II
PEMBAHASAN

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

2.1. pengertian Hepatitis


Hepatitis adalah kelainan hati berupa peradangan (sel) hati. Peradangan ini
ditandai dengan meningakatan kadar enzim hati. Peningkatan ini disebabkan adanya
gangguan atau kerusakan membran hati. Ada dua faktor penyebabnya yaitu faktor
infeksi dan faktor non infeksi. Faktor penyebab infeksi antara lain virus hepatitis dan
bakteri. Selain karena virus Hepatitis A, B, C, D, E dan G masih banyak virus lain
yang berpotensi menyebabkan hepatitis misalnya adenoviruses , CMV , Herpes
simplex , HIV , rubella ,varicella dan lain-lain. Sedangkan bakteri yang menyebabkan
hepatitis antara lain misalnya bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi ,
tuberkulosis , leptosvera. Faktor non-infeksi misalnya karena obat. Obet tertentu
dapat mengganggu fungsi hati dan menyebabkan hepatitis. Perbedaan jenis virus
hepatitis seperti terdapat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pebedaan Virus Hepatitis
keterangan A
B
C
D
Genom
RNA
DNA
RNA
RNA
Keluarga
Picorna
Hepadna
Flavi/Pesti Viroid
Masa Ink.
15-45 hari 30-180
15-150
30-180
Penularan
Tipe Peny.
Gejala

E
RNA
Calcili
30-180

Fekal/Oral

hari
Darah/sekr

hari
Darah

hari
Darah

hari
Darah

Akut

et
Akut/kroni

Akut/kroni

Akut/kroni

Akut

s
s
s
RinganRinganRingan
RinganRingan
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepa berarti

kaitan dengan hati, sementara itis berarti radang (seperti di atritis, dermatitis,
dan pankreatitis).

Radang hati hepatitis mempunyai beberapa penyebab, termasuk:


Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan;
Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang jaringan sehat dalam tubuh, yang disebut sebagai penyakit
autoimun; dan

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

Mikroorganisme, termasuk virus. HAV, HBV, dan HCV menyerang sel hati
atau hepatosit yang menjadi tempat yang bersahabat bagi virus untuk
berkembang biak.
Sebagai reaksi terhadap infeksi, sistem kekebalan tubuh memberikan

perlawanan dan menyebabkan peradangan hati (hepatitis). Bila hepatitisnya akut


(yang dapat terjadi dengan HAV dan HBV) atau menjadi kronis (yang dapat
terjadi dengan HBV dan HCV) maka dapat bekembang menjadi jaringan parut di
hati, sebuah kondisi yang disebut fibrosis.
Lambat laun, semakin banyak jaringan hati diganti dengan jaringan parut
seperti bekas luka, yang dapat menghalangi aliran darah yang normal melalui hati
dan sangat mempengaruhi bentuk dan kemampuannya untuk berfungsi
semestinya. Ini disebut sebagai sirosis. Bila hati rusak berat, mengakibatkan
bendungan di limpa dan kerongkongan bagian bawah akibat tekanan di organ
yang tinggi. Dampak dari kondisi ini yang disebut sebagai hipertensi portal
termasuk pendarahan saluran cerna atas dan cairan dalam perut (asites).
Kerusakan pada hati juga dapat mengurangi pembuatan cairan empedu yang
dibutuhkan untuk pencernaan yang baik dan mengurangi kemampuan hati untuk
menyimpan dan menguraikan bahan nutrisi yang dibutuhkan untuk hidup.
Dampak lain dari hati yang rusak temasuk ketidakmampuan untuk menyaring
racun dari aliran darah, yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan
kesadaran dan bahkan koma.
Ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan
hepatitis: HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya menyebabkan
masalah pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada
virus hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat
menyebabkan kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang
tidak menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru
sebagai virus GB-C (GBV-C).
2.2. Jenis Jenis Virus Hepatitis
2.2.1. virus Hepatitis A (HAV)

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

Gambar virus hepatitis A


(Sumber : http://wakemedvioces.org 28 NOVEMBER 2015)
Klasifikasi
Kingdom : Virus
Ordo : Pikornavridales
Filum : Pikarnavrides
Genus : Heparnavirus
Kelas : Pikarnavrides
Spesies :
Famili : Pikornavridae
Virus RNA, serat tunggal (ss/single stranded), Polaris positif, dengan berat
molekul 2,25-2,28 x 106 dalton. Simetri icosahedral, diameter 27-32 mm dan
tidak mempunyai selubung. Mempunyai protein terminal VPg pada ujung 5 nya
dan poli(A) pada ujung 3. Panjang genom HAV : 7500-8000 pasangan basa.
Protein structural yang dibentuk oleh virus ini adalah:
VP1

30-33 kilodalton

VP2

24-27 kilodalton

VP3

21-23 kilodalton

VP4

7-14 kilodalton

Virus HAV dapat diinaktivasi dengan :


1.

Otoklaf

2.

Sinar ultraviolet

3.

Formalin 1:4000 wt/vol selama 3 hari pada 37oC.

4.

Klorine 1-15 ppm selama 30 menit.

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

5.

Sodium hipoklorit 0,5 % selama 15 menit.

6.

Pemanasan kering selama 1 jam.


Atas dasar sifat fisik dan kimianya, virus ini digolongkan sebagai

enterovirus 72, secara immunologic hanya ada satu tipe antigen virus. Antibody
terhadap virus dibentuk secara perlahan oleh tubuh dan dapat bertahan lama.
Keberadaan antibody ini digunakan sebagai salah satu cara diagnosis infeksi HAV.
Pertanda

Makna

IgM anti-HAV +.

Hepatitis A akut

IgG anti-HAV +..

Kebal terhadap infeksi HAV

Multiplikasi virus dapat diperoleh dengan menginokulasikannya pada


biakan sel monyet Afrika atau jenis rhesus, sel Vero, sel paru fetus manusia dan
sel kanker hati manusia. Meskipun virus dalam jumlah besar dapat diperoleh dari
biakan sel, studi tentang sintesis virus masih sukar dilaksanakan.
HAV dapat menimbulkan penyakit hepatitis akut dan jarang sekali hepatitis
fulminant. Maka inkubasi pendek sekitar 15-40 hari. Virus masuk ke dalam tubuh
terutama melalui oral, karena pada penderita virus ini banyak ditemukan dalam
tinja.Cara penularan melalui fekal oral.
Deteksi infeksi HAV pada pasien dilakukan dengan:
1.

Menemukan virus dalam tinja dengan mikroskop electron, atau :

2.

Menemukan IgM anti-HAV dalam darah.


Pada saat ini sedang dikembangkan pembuatan vaksin terhadap HAV oleh

berbagai perusahaan salah satu diantaranya telah disetujui untuk digunakan.


2.2.2. virus Hepatitis B (HBV)

Gambar virus hepatitis B


(Sumber : http://wakemedvioces.org 28 NOVEMBER 2015)

D3 B analis kesehatan

Virologi (virus hepatitis)

Virus DNA serat ganda parsial (partially double stranded), panjang genom
sekitar 3200 pasangan basa. Mempunyai envelopelselubung. Didalam darah
penderita hepatitis B akut ditemui 3 bentuk partikel virus, yaitu :
1.

Sferikal pleomorfik, diameter 17-25 nm, terdiri dari komponen selubung

saja. Jumlahnya lebih banyak dari partikel lainnya.


2.

Tubular/filament, diameter 22-200 nm, juga komponen selubung.

3.

Partikel virion lengkap/partikel Dane, terdiri dari genom HBV dan

selubung diameter 42 nm.


Protein yang dibuat oleh virus ini yang bersifat antigenik serta memberi gambaran
tentang keadaan penyakit adalah:
1.

Antigen permukaan/surface antigen/HBsAg berasal dari selubung. Antigen

yang semata-mata disandi oleh gen S disebut sebagai mayor protein, yang oleh
daerah pre-S2 dinamakan middle protein dan yang oleh Pre-S1 disebut large
protein.
2.

Antigen core/core antigen/HBCAg, disandi oleh daerah core.

3.

Antigen e/e antigen/HBeAg, disandi oleh gen pre-core.

Disamping itu pada virus ini ditemukan keak DNA polimerasa.


Virus HBV dapat diinaktivasi dengan :
1.

Otoklaf

2.

Formalin 5% selama minimum 1 jam.

3.

Sodium hipoklorit 0,5% minimum 1 jam.


Secara imunologik terdapat 4 subtipe utama HBV, yaitu atas dasar tipe dari

HBsAg. Subtipe tersebut adalah adw,adr, ayw dan ayr yang semuanya
mengandung grup antigen a yang sama.

D3 B analis kesehatan

10

Virologi (virus hepatitis)

Gambar : gambaran khas penyakit hepatitis B akut


(Sumber : http://wakemedvioces.org 28 NOVEMBER 2015)
Gambaran tentang hepatitis B diperoleh dari penemuan data klinis karena
sebelum ini tidak ada biakan sel/jaringan yang cocok untuk virus ini. Beberapa
peneliti menemukan bahwa biakan sel primer yang berasal dari hati fetus manusia
jika diinokulasi dengan HBV akan mengekspresikan semua antigen yang diproduk
oleh virus ini. Akan tetapi tidak semua peneliti setuju dengan cara ini. Beberapa
biakan sel lainnya hanya mengekspresikan HBsAg.
HBV dapat menimbulkan penyakit hepatitis akut/kronik, fulminan, sirosis
dan kanker hati. Masa inkubasi lama, antara 50-180 hari. Virus masuk tubuh
terutama melalui darah. Dari seorang penderita HBV dapat ditemukan dalam
darah, saliva, urin, cairan semen, monosit, sumsum tulang dan pancreas; jumlah
terbanyak adalah dalam darah. Transmisi bisa secara horizontal atau vertical (dari
ibu hamil pada bayi yang dilahirkannya).
Kelompok orang yang mempunyai risiko tinggi terkena infeksi HBV
adalah tenaga medis dan dokter gigi, pasien dengan hemodialisis, pemakai obat
intravena, homoseksual, pemgelana internasional, bekerja pada institusi untuk
mereka yang mentalnya terbelakang dan bayi yang lahir dari ibu dengan infeksi
HBV.
Deteksi infeksi HBV pada pasien ditegakkan dengan :
1.
2.

Menemukan virus dalam dalah dengan mikroskop elektron.


Menemukan pertanda serologi infeksi HBV.

D3 B analis kesehatan

11

Virologi (virus hepatitis)

3.

Menemukan HBV DNA dengan hibridisasi atau PCR (polymerase

4.

chain reaction).
Menemukan pertanda infeksi HBV pada jaringan biopsy hati.
Untuk pencegahan infeksi HBV, telar beredar berbagai macam vaksin,

baik yang berasal dari plasma yang mengandung HBsAg atau yang dibuat dengan
teknik DNA rekombinan. Ada yang hanya berisi HBsAg dan adapula

yang

mengandung protein yang disandi oleh daerah pre-S.


Belakangan ini ditemukan galur (strain) HBV mutan yang tidak membuat
HBeAg. Secara klinik pasien yang terinfeksi oleh galur ini akan memperlihatkan
gejala hepatitis yang berat. Galur ini juga ditemukan pada kasus hepatitis
fulminan.

2.2.3. Virus Hepatitis C (HCV)

Gambar : gambar virus hepatitis C

D3 B analis kesehatan

12

Virologi (virus hepatitis)

(Sumber : http://wakemedvioces.org 28 NOVEMBER 2015)


Virus Hepatitis C Merupakan virus RNA berserat tunggal, polaritas positif
dan berdiameter 30-60 nm. Panjang genom berkisar 10 kilobasa. Daerah lima
prime (5) genom mengkode sintesis protein structural (C, core ; M, membrane
dan E, envelope) dan daerah tiga prime nya (3) mengkode protein non structural
(NSIIGS) ujung 5 dari genom virus dimulai dengan rangkaian nukelotida yang
tidak menjalani transisi (5 non-coding region). Bagian ini merupakan bagian yang
paling conserved dan memiliki tingkat imunologi yg tinggi diantara galur HCV
yang berhasil diisolasi sampai saat ini. Se;ain 5 non-coding region, urutan asam
nukleat virus dari berbagai isolate HCV menunjukan adanya variabilitas genom
yang tinggi.
Virus dapat diinaktivasi dengan cara :
1.

Pemanasan kering pada suhu 80 derajat celcius selama 72 jam dan

2.
3.

pasterisasi (60 derajat celcius selama 10 jam)


Pelarut lipid :
Virus dapat diinaktifkan oleh tri (n-butyl phosphate (TNBP) dengan
andium cholase maupun kloroform sehingga diduga memiliki selubung

4.

yang mengandung lipid.


Fotokimia : Inaktivasi terhadap asam nukleat virus misalnya kombinasi
B- propiolakton (BPL) dengan sinar UV atau kombinasi psoralen
dengan sinar UV gelombang panjang.
Berdasarkan sifat fisik (diameter virus dan adanya selubung lipid) dan

susunan genomnya, HCV digolongkan kr dalam flavivirus meskipun ada yang


mengaggapnya sebagai pestivirus. Belum banyak diketahui mengenai morfologi
virus ini dan baru pada tahun 1989, cho dkk berhasil mengisolasi cDNA
(complementary DNA) HCV dari plasma simpanse yang terinfeksi hepatitis non A
non B. sampai saat ini simpanse merupakan satu-satunya hewan percobaan yang
dapat dippakai sebagai model untuk melihat perjalanan penyakit yang ditimbulkan
oleh HCV dan pola penularannya.

D3 B analis kesehatan

13

Virologi (virus hepatitis)

Gambaran klinis
HCV merupakan penyebab utama hepatitis non A non B (NANB) pasca
transfuse. Masa inkubasi (saat paparan sampai meningkatnya kadar SGPT)
umumnya berkisar antara 6-12 minggu.
a.

Infeksi akut
Gambaran klinik umumnya lebih ringan daripada hepatitis B dan sebagian

besar kasus tidak mengalami ikterik. Gambaran khas hepatitis NANB adalah
peningkatan SGPT yang berfluktuasi (polifasik), meskipun pada sebagian kecil
peningkatan SGPT bersifat persisten atau monofasik
b.

Infeksi kronik
Infeksi yg persisten merupakan ciri khasinfeksi HCV, diduga 50% dari

seluruh kasus infeksi HCV pasca transfusi menjadi hepatitis kronik. Kriteria
hepatitis kronik ditandai dengan adanya peningkatan SGPT yang berfluktasi atau
menetap lebih dari satu tahun setelah serangan akut. Hepatitis kronik akibat
infeksi HCV umumnya bersifat progresif, karena pada pemeriksaan biopsy hati
ditemukan gambaran himnisai berapa hepatitis kronik aktif maupun sirosis.
c.

Karsinoma sel hati


Seperti juga HBV, infeksi HCV dianggap dapat menimbulkan karsinoma

sel hati. Namun berbeda dengan HBV, replikasi HCV dalam sel hati tidak melalui
fase DNA dan belum dibuktikan adanya integrasi genom virus ke dalam
kromosom sel hati. Mekanisme terjadinya kesinoma oleh HCV belum diketahui
dengan pasti tapi diduga berkaitan dengan infeksi HCV persistenyang
menyebabkan kerusakan sel hati kronis dan nekrosis yang diikuti dengan
regenerasi sel-sel hati secara terus menerus meningkatnya jumlah sel hati yang
berpotensi memperbesar kemungkinan terjadinya rusak yang dapat menyebabkan
sel mengalami treansformasi menuju arah keganasan.
Pola penularan

D3 B analis kesehatan

14

Virologi (virus hepatitis)

Gambar : gambaran penularan virus hepatitis C


(Sumber : http://wakemedvioces.org 28 NOVEMBER 2015)
Penularan

virus

terjadi

secara

parenteral

seperti

pada

transfusi

darah/produk darah berulang, penyalahgunaan obat secara intravena atau terpapar


alat suntik yang terkontaminasi HCV, penularan virus secara seksual mungkin
terjadi, tetapi dianggap tidak efektif. Hal ini karena rendahnya titer virus dalam
sebagian besar darah penderita dan virus sangat jarang ditemukan dalam secret
ataupun cairan tubuh.
Penularan vertical dari ibu ke bayi juga di anggap tidak umum terjadi,
kecuali jika ibu mengandung kadar viremia yang tinggi atau terjadinya koinfeksi
dengan HIV. Bayi yang dilahirkan dan ibu yang terinfeksi HCV akan
mengandungantibodi maternal anti HCV yang akan menginfeksi setelah 3-12
bulan.
Mengingat HCV digolongkan kedalam flavivirus ysng ditulsrkan lewat
artropoda, diperkirakan cara penularan ini mungkin terjadi pada HCV. Namun
sampai saat ini adanya vector tersebut belum dapat dibuktikan. Meskipun
demikian, kemungkinan ini perlu diteliti lebih jauh mengingat banyak kasus
infeksi hepatitis NANB yang tidak memiliki riwayat paparan secara parenteral
(community acquired NANB hepatitis).

D3 B analis kesehatan

15

Virologi (virus hepatitis)

Diagnosis labolatorium
1.

Serologi
Deteksi infeksi HCV saat ini secara rutin dilakukan dengan menemukan

anti HCV dalam serum penderita dengan teknik ELISA. Dalam teknik ini, antigen
yang mula-mula digunakan (first generation assay) adalah antigen rekombinan C100-3 yang berasal dari daerah non struktural (NS4) virus. Anti HCV baru dapat
didetetksi 4-6 bulan setelah terjadinya papran atau 2-4 bulan setelah timbulnya
hepatitis. Antibodi ini cenderung menetap pada sebagian besar kasus yang
menunjukan perbaikan klinis dan biokimiawi dari funsi hati (gambar 47-5)
Tidak seluruh kasus hepatitis NANB pasca transfusi dapat ditegakkan
diagnosanya secara dini karena :
1.

Mendiagnosa

mengingat

sebagian

besar

kasus

akut

bersifat

2.

asimplomatik
Serokonversi yang lama antara saat paparan/timbulnya hepatitis dan

3.

terbentuknya antibody.
Respon imun penderita tidak seakurat terhadap antigen C-100-3,
terutama pada kasus-kasus akut. Kemudian dikembangkan antigen
baru (second generation assay) yang merupakan gabungan beberapa
protein HCV (C33c, C-100-3, dan C22c yang berasal dari nonstruktural dan struktural genom). Antigen ini lebih sensitive daripada
first generation assay dan dapat mendeteksi infeksi HCV lebih dini
karena anti C-22c merupakan antibody yang mula-mula timbul dan
tersering ditemukan

2.

RNA virus
Asam nukleat (RNA) virus dapat dideteksi dalam serum dan jaringan hati

penderita dengan menggunakan teknik reverse transcription dan polymerase chain


reaction (RT-PCR). Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka primer
oligonukleotida sebaiknya berasal dari 5 non-coding region (highly conserved
region) yang telah diketahui memiliki tingkat homologi yang tinggi diantara
berbagai isolate HCV. Dengan teknik ini, viremia dapat dideteksi beberapa hari

D3 B analis kesehatan

16

Virologi (virus hepatitis)

setelah paparan terhadap virus yaitu berapa

minggu sebelum kadar SGPT

meningkat dan anti HCV ditemukan dalam darah. PCR juga dapat digunakan
untuk memonitor efek terapi interferon pada penderita yaitu dengan melihat
berkurangnya RNA virus dalam darah setelah pemberian interferon.
2.2.4. Virus Hepatitis D (HDV)
Gambaran Virus
Merupakan virus detektif; dapat menimbulkan infeksi jika bersama dengan
HBV. Genomnya adalah RNA, polarias negative dan panjangnya sekitar 1683
pasangan basa. Diameter 30nm, nukleokapsid terdiri dari RNA serat tunggal yang
dilapisi disebelah luarnya oleh antigen HDV dan selubung terdiri dari HBsAGdan
lipid.
Selama ini diketahui hanya satu macam tipe antigen yang dibentuk.
Bentuk infeksi HDV bersama dengan HBV bias berupa co-infeksi atau super
infeksi. Co-infeksi terjadi bila HDV dan HBV menginfeksi tubuh secara
bersamaan, sedangkan super infeksi terjadi pada seoran carrier HBsAG kronis
yang terinfeksi oleh HDV. Hasil infeksi dan pertanda serologi berbeda antara
kedua bentuk ini. Hepatitis karena delta virus umumnya bentuk akut, kronik aktif
dan sirosis. Kadang-kadang dapat menyebabkan bentuk fulminan. Infeksi HDV
yang kronik lebih banyak menimbulkan sirosis daripada infeksi oleh HBV.
Karakteristik Koinfeksi

Superinfeksi

Infeksi HBV Akut Kronik


Infeksi HDV Akut Akut
Kronisitas

<5%

>75%

Serum HBsAG

+, sementara +, biasanya menetap

IgM anti-HBc +

Anti-HDV

+, sementara +, sementara

IGM anti-HDV

+, sementara +, sementara

RNA HDV serum

+, sementara +, sementara

HDVAg dalam serum +, sementara +, sementara

D3 B analis kesehatan

17

Virologi (virus hepatitis)

HDV pada infeksi hepatitis B kronik dengan keadaan:


1.

Penyakit menjadi berat.

2.

Risiko tinggi mendapat HDV

3.

Adanya riwayat penggunaan obat intravena.

4.

Paparan berulang pada tranfusi darah/produk darah.

Secara epidemologik infeksi HDV banyak ditemukan di daerah Timur Jauh dan
Laut Tengah. Deteksi HDV dilakukan dengan:
1.

Menemukan penanda serologic

2.

Adanya RNA HDV pada serum.

2.2.5. Virus Hepatitis E (HEV)


Gambaran Virus
Genom serat tunggal, poli (A) RNA dengan panjang sekitar 8000 pasangan
basa, ukuran diameter 27-38 nm (80% diantaranya mempunyai diameter 32-34
nm seperti yang terlihat dibawah mikroskop electron). Bentuk sferis, tidak
mempunyai selubung, mempunyai tonjolan pada permukaannya.
Virus ini sensitive terhadap CsC1, pembekuan pencahayaan berulang dan
menghilang pada presipitasi RNA. Pembiakan invitro pada beberapa biakan sel
belum berhasil. Suckling mice yang di inokulasi dengan suspense tinja penderita
tidak memperlihatkan perubahan. Belakangan ini tengah dicoba pada monyet dan
simpanse dengan inoculum yang khas.
Gambaran Klinis Infeksi HEV
Masa inkubasi antara 2-9 minggu (rata-rata 6 minggu). Merupakan
penyakit yang self-limiting seperti infeksi HAV, belum ditemukan penyakit hati
kronik atau viremia presisten.menimbulkan banyak kematian pada wanita hamil.
Terbanyak ditemukan pada usia 15-40 tahun. Diduga ada kasus subklinis pada
usia yang lebih muda.
Gambaran Epidemiologi
Wabah terjadi pada Negara berkembang terutama India. Kasus sporadic
terdapat pada daerah endemic, penularan melalui air minum dan lingkungan yang

D3 B analis kesehatan

18

Virologi (virus hepatitis)

terkontaminasi tinja. Puncak epidemic terjadi 6 minggu setelah paparan primer


kematian tingg pada wanita hamil yang terinfeksi.
2.3 Akibat penyakit Hepatitis yang berlanjut

1. Hipertensi portal
2. Gangguan pembekuan darah terutama protrombin
3. Asites
4. Ikterus
5. Encephalopati,gangguan syaraf ( tremor, apatis, emosi tidak stabil )
6. Gangguan sistem kardiovaskuler
7. Gangguan fungsi ginjal
8. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
9. Gangguan detoksifikasi
10. Dll
Macam-macam Ikterus
- Ikterus pre hepatic, dimana terbentuknya bilirubin yang berlebih
sebelum sampai ke hati, adalah bilirubin indirek misalnya pada
penyakit anemia hemolitik, salah transfuse darah, HDN, digigit ular
-

berbisa dll, disebut juga Ikterus Hemolytic


Ikterus Hepatik, terjadi pada gangguan sel hati, misalnya pada
penderita hepatitis sel hati, misalnya pada penderita Hepatitis

meningkatnya bilirubin direck dan di sebut juga Ikterus parechymatous


Hepatitis post hepatic, ikterus yang terjadi bila ada sumbatan pada
saluran empedu yang di sebabkan oleh batu empedu, tumor dll. Ikterus
ini disebut juga ikterus obstrutiva yang meningkat bilirubin direck.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Virus hepatitis adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada organ hati. Sampai saat
ini telah dikenal 5 jenis hepatitis yaitu :
1) Virus hepatitis A (untuk selanjutnya disebut sebagai HAV, singkatan dari hepatitis
A virus)
2) Virus hepatitis B (untuk selanjutnya disebut sebagai HBV, singkatan dari hepatitis
B virus)
3) Virus hepatitis C (untuk selanjutnya disebut sebagai HCV, singkatan dari hepatitis
C virus)

D3 B analis kesehatan

19

Virologi (virus hepatitis)


4) Virus hepatitis delta (untuk selanjutnya disebut sebagai HDV, singkatan dari
hepatitis delta virus)
5) Virus hepatitis E (untuk selanjutnya disebut sebagai HEV, singkatan dari hepatitis
E virus)
Dalam sejarahnya, yang lebih dahulu diketahui adalah HAV dan HBV, kemudian
disusul oleh HDV ini pada awalnya dinamakan virus hepatitis non A dan non B (NANB
hepatitis virus).

3.2. Saran

Daftar Pustaka
Anonim.

2013,

Definisi

Enterobaceriaceae,

[online],

(http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com/2013/06/defenisiEnterobacteriaceae-a.html, diakses tanggal 14 Desember 2013)


Anonim, 2010, Enterobacteriaceae, [online],
(http://lab-meditech.blogspot.com/2010/09/Enterobacteriaceae.html,
diakses tanggal 14 Desember 2014)
Analis
Muslim,
2011,

Enterobacteriaceae,[online],

(http://analismuslim.blogspot.com/2011/11/Enterobacteriaceae-bakteribasil-gram.html, diakses tanggal 14 Desember 2013)


Anonim, 2011, Enterobacteriaceae, [online],
(http://akjakarta3.blogspot.com/2011/04/enterobacteriace.html,

diakses

tanggal 15 Desember 2013)


Anonim, 2011, Media dan Reagensia, [online],
(http://ruangkinaryadaluang.blogspot.com/2011/01/media-danreagensia.html, diakses tanggal 15 Desember 2013)
Anonim, 2010, Media Selektif, [online],

D3 B analis kesehatan

20

Virologi (virus hepatitis)

(http://ankes09.blogspot.com/2010/01/media-selektif.html, diakses tanggal


15 Desember 2013)
Riko. W, 2012, Klebsiella, [online],
(http://wakeriko.blogspot.com/2012/04/Klebsiella-i.html, diakses tanggal
15 Desember 2013)
Anonim, 2013, Enterobacter aerogenes, [online],
(http://updatemenarik.blogspot.com/2013/01/enterobacter-aerogenes.html,
diakses tanggal 15 Desember 2013)
Anonim, 2011, Shigellah disentriae, [online],
(http://veterinergustiar.wordpress.com/2011/05/30/shigella-disentriae/,
diakses tanggal 15 Desember 2013)

D3 B analis kesehatan

21

Anda mungkin juga menyukai