Anda di halaman 1dari 4

Penyebab glaukoma adalah meningkatnya tekanan di dalam mata (tekanan

intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya
saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau
jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan
mata ke otak juga.

Fisiologi aqueous humor dan Patofisiologi Glaukoma


Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan dan tahanan terhadap
aliran keluarnya akueous humor dari mata.
Aqueous humor merupakan cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior
mata. Volume normal sekitar 250uL dan kecepatan pembentukannya adalah 1,5-2 uL/menit.
Tekanan osmotknya sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisinya serupa dengan
plasma dengan konstentrasi askorbat, piruvat dan laktat yang lebih tinggi sedangkan protein,
urea dan glukosa yang lebih rendah.
Cairan ini dihasilkan oleh korpus siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, cairan
ini mengalir ke kamera anterior melalui pupil lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera
anterior. Pada saat itu, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah dan
iris.
Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastic yang
dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu jaringan dengan ukuran pori-pori
semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui
insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut
sehingga kecepatan drainase juga meningkat.
Aliran aqueous humor ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan
saluran-saluran transelular siklik di lapisan endotel . Dari kanal schlem, cairan dialirkan ke
dalam sistem vena. Sejumlah kecil aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris
dan lewat sela-sela sclera.
Resistensi utama terhadap aliran keluar aqueous humor dari kamera anterioradalah
lapisan endotel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan

dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar
minimum tekanan intraocular.1

Patofisiologi Glaukoma
Tekanan mata normal adalah antara 12 sampai 21 mmHg dengan rata-rata adalah 15,5
mmHg. Tekanan di atas 21 dianggap tidak normal.2 Pada glaukoma yang kronis, tekanan
intraokuler naik dengan derajat sedang sekitar 22-40 mmHg sementara pada glaukoma akut,
bisa lebih dari 40 mmHg. 5Meskipun begitu, kerusakan dapat terjadi pada tekanan yang
bervariasi antar individu. 2. Namun, yang sangat penting diketahui bahwa tanpa
penatalaksanaan yang adekuat, dalam 12 sampai 24 jam, dapat terjadi kebutaan permanen
setelah 2 sampai 5 hari.
Efek peningkatan tekanan intraocular ditemukan pada semua bentuk glaucoma yang
manifestasinya dipengaruhi perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokuler.
Penurunan penglihatan pada glaukoma terutama disebabkan atrofi sel ganglion difus
yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan
berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran
cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik dan prosessus siliaris
memperlihatkan degenerasi hialin.
Pada glaucoma sudut tertutup akut, tekanan intraokuler dapat mencapai 60-80 mmHg
sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea.

Secara garis besar, glaukoma dapat dibedakan menjadi:


a. Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma

jenis

ini

merupakan

yang

paling

umum

terjadi. Glaukoma

diperkirakan berkembang ketika sistem drainase mata menjadi tidak efisien dari waktu ke
waktu. Akibatnya terjadi peningkatan dan penumpukan jumlah cairan secara bertahap yang

akan

meningkatkan

tekanan

di

dalam

mata. Teori

lain yang

dianggap

menjadi

penyebab kerusakan saraf optik di antaranya adalah perfusi buruk. Kerusakan pada saraf
optik lambat dan tanpa rasa sakit. Sebagian besar penglihatan bisa hilang sebelum penderita
sadar.
b. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma jenis ini tidak terlalu umum terjadi. Namun, merupakan keadaan
darurat medis yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dalam satu hari sejak onset.
Gejala-gejala yang muncul di antaranya adalah penglihatan yang kabur, muncul lingkaran
berwarna pelangi di sekeliling cahaya terang, nyeri mata dan kepala yang hebat, mual muntah
dan hilangnya penglihatan secara mendadak.
Glaukoma ini terjadi ketika sudut drainase di mata (dibentuk oleh kornea dan iris)
menutup atau tersumbat. Penderita yang mengalami glaukoma jenis ini seringkali memang
memiliki sudut drainase sangat sempit. Seiring dengan usia, lensa mata menjadi lebih
besar, mendorong iris ke depan dan mempersempit ruang antara iris dan kornea. Akibatnya,
terjadi hambatan aliran aqueous humor menuju kanal schlem.
Glaukoma sudut tertutup dapat menjadi kronis atau akut. Bentuk akut terjadi ketika
iris benar-benar menghambat drainase cairan aqueous. Pada orang dengan sudut drainase
sempit, jika pupil membesar, sudut mungkin akan menutup dan menyebabkan peningkatan
mendadak tekanan mata. Meskipun serangan akut sering mempengaruhi hanya satu mata,
mata yang lain mungkin terkena juga.

Tetes mata untuk mengontrol glaukoma. Ini biasanya langkah pertama untuk mengobati
dan mengatasi glaukoma. Berikut sejumlah obat tetes yang umumnya diresepkan dokter

Prostaglandin. Dokter sering meresepkan prostaglandin untuk mengobati glaukoma


sudut terbuka. Ini obat tetes mata meningkatkan aliran cairan di mata Anda (aqueous
humor) dan mengurangi tekanan pada mata Anda. Contohnya termasuk latanoprost
(Xalatan) dan bimatoprost (Lumigan). Kemungkinan efek samping termasuk

kemerahan ringan dan menyengat dari mata dan penggelapan iris, perubahan pigmen
pada kulit kelopak mata dan penglihatan kabur.

Beta blockers. Ini mengurangi produksi cairan di mata dan tekanan dalam mata
(intraocular pressure). Contohnya termasuk timolol (Betimol, Timoptic) dan Betaxolol
(Betoptic). Kemungkinan efek samping termasuk kesulitan bernapas, detak jantung
melambat, tekanan darah rendah, impotensi dan kelelahan. Jika Anda memiliki paruparu atau kondisi jantung, Anda bias mencari obat selain beta blockers karena beta
blockers dapat memperburuk masalah pernapasan.

Alpha-adrenergic agonis. Obat-obat ini mengurangi produksi aqueous humor dan


meningkatkan arus keluar cairan di mata Anda. Contohnya termasuk apraclonidine
(Iopidine) dan brimonidine (Alphagan). Kemungkinan efek samping termasuk denyut
jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, mata lelah, merah, gatal atau bengkak, dan
mulut kering.

Inhibitor anhydrase karbonat. Ini jarang digunakan, tapi obat-obat ini dapat
mengurangi produksi cairan di mata Anda. Contohnya termasuk dorzolamide
(Trusopt) dan brinzolamide (Azopt). Kemungkinan efek samping termasuk sering
buang air kecil dan kesemutan di jari tangan dan kaki.

Miotic atau kolinergik agen. Ini juga meningkatkan aliran cairan di mata Anda.
Contohnya termasuk pilocarpine (Isopto Carpine) dan carbachol (Isopto carbachol).
Kemungkinan efek samping termasuk pupil lebih kecil, penglihatan kabur, atau redup,
atau rabun.

Gabungan obat. Terkadang dokter meresepkan obat gabungan, seperti beta blocker
dan agonis alpha adrenergic, atau beta blocker dan inhibitor anhydrase karbonat.

Anda mungkin juga menyukai