intraokular), baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya
saluran pembuangan cairan tersebut. Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina atau
jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata dan saraf optik yang menghubungkan
mata ke otak juga.
dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar
minimum tekanan intraocular.1
Patofisiologi Glaukoma
Tekanan mata normal adalah antara 12 sampai 21 mmHg dengan rata-rata adalah 15,5
mmHg. Tekanan di atas 21 dianggap tidak normal.2 Pada glaukoma yang kronis, tekanan
intraokuler naik dengan derajat sedang sekitar 22-40 mmHg sementara pada glaukoma akut,
bisa lebih dari 40 mmHg. 5Meskipun begitu, kerusakan dapat terjadi pada tekanan yang
bervariasi antar individu. 2. Namun, yang sangat penting diketahui bahwa tanpa
penatalaksanaan yang adekuat, dalam 12 sampai 24 jam, dapat terjadi kebutaan permanen
setelah 2 sampai 5 hari.
Efek peningkatan tekanan intraocular ditemukan pada semua bentuk glaucoma yang
manifestasinya dipengaruhi perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokuler.
Penurunan penglihatan pada glaukoma terutama disebabkan atrofi sel ganglion difus
yang menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan
berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran
cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik dan prosessus siliaris
memperlihatkan degenerasi hialin.
Pada glaucoma sudut tertutup akut, tekanan intraokuler dapat mencapai 60-80 mmHg
sehingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea.
jenis
ini
merupakan
yang
paling
umum
terjadi. Glaukoma
diperkirakan berkembang ketika sistem drainase mata menjadi tidak efisien dari waktu ke
waktu. Akibatnya terjadi peningkatan dan penumpukan jumlah cairan secara bertahap yang
akan
meningkatkan
tekanan
di
dalam
mata. Teori
lain yang
dianggap
menjadi
penyebab kerusakan saraf optik di antaranya adalah perfusi buruk. Kerusakan pada saraf
optik lambat dan tanpa rasa sakit. Sebagian besar penglihatan bisa hilang sebelum penderita
sadar.
b. Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma jenis ini tidak terlalu umum terjadi. Namun, merupakan keadaan
darurat medis yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dalam satu hari sejak onset.
Gejala-gejala yang muncul di antaranya adalah penglihatan yang kabur, muncul lingkaran
berwarna pelangi di sekeliling cahaya terang, nyeri mata dan kepala yang hebat, mual muntah
dan hilangnya penglihatan secara mendadak.
Glaukoma ini terjadi ketika sudut drainase di mata (dibentuk oleh kornea dan iris)
menutup atau tersumbat. Penderita yang mengalami glaukoma jenis ini seringkali memang
memiliki sudut drainase sangat sempit. Seiring dengan usia, lensa mata menjadi lebih
besar, mendorong iris ke depan dan mempersempit ruang antara iris dan kornea. Akibatnya,
terjadi hambatan aliran aqueous humor menuju kanal schlem.
Glaukoma sudut tertutup dapat menjadi kronis atau akut. Bentuk akut terjadi ketika
iris benar-benar menghambat drainase cairan aqueous. Pada orang dengan sudut drainase
sempit, jika pupil membesar, sudut mungkin akan menutup dan menyebabkan peningkatan
mendadak tekanan mata. Meskipun serangan akut sering mempengaruhi hanya satu mata,
mata yang lain mungkin terkena juga.
Tetes mata untuk mengontrol glaukoma. Ini biasanya langkah pertama untuk mengobati
dan mengatasi glaukoma. Berikut sejumlah obat tetes yang umumnya diresepkan dokter
kemerahan ringan dan menyengat dari mata dan penggelapan iris, perubahan pigmen
pada kulit kelopak mata dan penglihatan kabur.
Beta blockers. Ini mengurangi produksi cairan di mata dan tekanan dalam mata
(intraocular pressure). Contohnya termasuk timolol (Betimol, Timoptic) dan Betaxolol
(Betoptic). Kemungkinan efek samping termasuk kesulitan bernapas, detak jantung
melambat, tekanan darah rendah, impotensi dan kelelahan. Jika Anda memiliki paruparu atau kondisi jantung, Anda bias mencari obat selain beta blockers karena beta
blockers dapat memperburuk masalah pernapasan.
Inhibitor anhydrase karbonat. Ini jarang digunakan, tapi obat-obat ini dapat
mengurangi produksi cairan di mata Anda. Contohnya termasuk dorzolamide
(Trusopt) dan brinzolamide (Azopt). Kemungkinan efek samping termasuk sering
buang air kecil dan kesemutan di jari tangan dan kaki.
Miotic atau kolinergik agen. Ini juga meningkatkan aliran cairan di mata Anda.
Contohnya termasuk pilocarpine (Isopto Carpine) dan carbachol (Isopto carbachol).
Kemungkinan efek samping termasuk pupil lebih kecil, penglihatan kabur, atau redup,
atau rabun.
Gabungan obat. Terkadang dokter meresepkan obat gabungan, seperti beta blocker
dan agonis alpha adrenergic, atau beta blocker dan inhibitor anhydrase karbonat.