NOMOR
: 58 TAHUN 2011
TANGGAL
: 21 NOPEMBER 2011
TENTANG
: PERUBAHAN
ATAS PERATURAN
GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR
21
TAHUN
2009 TENTANG
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PERATURAN DAERAH PROVINSI
JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN
2008
TENTANG PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG KAWASAN
BANDUNG UTARA
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kawasan Cekungan Bandung yang merupakan salah satu kawasan andalan
dan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Jawa Barat juga mempunyai arti penting
bagi keutuhan ekosistem Jawa Barat dalam mendukung kehidupan, pelestarian
fungsi lingkungan hidup, dan menjamin pembangunan berkelanjutan. Kawasan
Bandung Utara (KBU) sebagai kawasan konservasi air di Cekungan Bandung
diharapkan dapat mendukung kualitas lingkungan Kawasan Cekungan Bandung.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, pertumbuhan dan perkembangan
penggunaan lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) masih belum terkendali
sehingga menimbulkan gangguan fungsi lindung baik di kawasan itu sendiri
maupun kawasan di bawahnya.
Dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang di KBU, pemerintah Provinsi
Jawa Barat telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang diantaranya berupa
Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengendalian Pemanfaatan
Ruang di Kawasan Bandung Utara.
Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun
2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Bandung Utara
disusun guna menyediakan pedoman dan arahan bagi upaya pengendalian
pemanfaatan ruang di Kawasan Bandung Utara serta aturan teknisnya. Peraturan
Gubernur ini juga diharapkan mampu sebagai rujukan bagi semua pihak dalam
melakukan koordinasi, kerjasama, penyesuaian, dan komunikasi dalam rangka
mewujudkan keterpaduan dan efektivitas upaya pengendalian pemanfaatan ruang
di KBU yang melibatkan Pemerintah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, instansi
terkait, masyarakat, serta para pelaku usaha.
Ketentuan teknis dalam Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pengendalian Pemanfaatan Ruang di
KBU meliputi ketentuan teknis pemanfaatan ruang, penataan bangunan, rekayasa
teknis dan vegetatif, pengawasan, dan rekomendasi perizinan.
II.
III.
IV.
KDB Maksimum
Berdasarkan kemiringan maksimum yang boleh
dibangun 30%
Perkotaan
40%
37%
32%
10%
2%
Perdesaan
20%
12%
7%
2%
2%
Catatan :
- KDB maksimum perkotaan = 40%
- KDB maksimum non perkotaan = 20%
- Disarankan untuk Kawasan Bandung Utara KDB maksimum yang diperbolehkan yaitu berdasarkan
kemiringan maksimum yang boleh dibangun sebesar 30%.
- (*) hanya diperbolehkan bagi pembangunan prasarana/sarana khusus/tertentu
Tabel Ketentuan Teknis Pemanfaatan Ruang Budidaya Permukiman dan non Permukiman di KBU.
Fungsi Utama/
Pemanfaatan Ruang
Lokasi
Kabupaten/Kota
Kota Bandung
Budidaya Permukiman
A : Perkotaan
Kecamatan
Cibeunying Kaler
Cibiru
Cicendo
Cidadap
Coblong
Sukajadi
Sukasari
Ujungberung
Kota Cimahi
Cimahi Tengah
Cimahi Utara
Cimahi, Karangmekar,
Padasuka, Setiamanah
Cibabat, Cipageran, Citeureup,
Pasirkaliki
Parongpong
Sariwangi, Ciwaruga
Ngamprah
Tanimulya, Ngamprah
Lembang
Lembang, Kayuambon
Dilarang
- Kegiatan pembangunan yang
berpotensi menambah luas
kawasan terbangun di Zona I
B, kecuali dunyatakan layak
dalam penilaian daya dukung
dan daya tampung.
- Industri besar dan sedang dan
industri yang berpotensi
mencemari lingkungan dan
mengkonsumsi air banyak.
- Pertambangan
- Kegiatan lain yang akan
merusak dan mencemari
lingkungan (berdasarkan hasil
penilaian kelayakan
lingkungan)
- Kegiatan yang mengakibatkan
gangguan pada
Observatorium Boscha.
- Kegiatan/bangunan pada
daerah rawan gerakan tanah
tinggi, rawan longsor, zona
bahaya gunung api dan aliran
lahar (KRB I), kawasan
lindung (sempadan sungai,
mata air)
Boleh Bersyarat
Boleh
Kab. Bandung
Cileunyi
Budidaya Permukiman
B. Perdesaan
Cimenyan
Girimekar, Malatiwangi
Cilengkrang
Kab. Bandung Barat
Lembang
Parongpong
Cihanjuang, Cihanjuang,
Rahayu, Cigugur Girang,
Cihideung
Lembang
Parongpong
Cihanjuang, CihajuangRahayu,
Karyawangi, Cigugur Girang,
Padaasih
Kab. Bandung
Budidaya Permukiman
C. Perdesaan tertentu /
perbatasan desa kota
Kab. Bandung Barat
Cileunyi
Cileunyi Wetan,
Cibiru Wetan
Cimenyan
Mekarwangi
Cilengkrang
Girimekar, Malatiwangi,
Jatiendah
Parongpong
Cihanjuang, CihajuangRahayu,
Cigugur Girang, Cihideung
Cikidang, Mekarwangi, Cikole,
Lembang
Cikahuripan
Kertawangi, Pasirhalang
Cisarua
Cipada
Cikalong Wetan
Ngamprah
Ngamprah
Budidaya Pertanian
Kab. Bandung
Cimenyan
Lahan Basah
Cilengkrang
Malatiwangi, Ciporeat,
Cilengkrang
Cileunyi
Cikalong Wetan
Cipada, Ciptagumanti,
Mekarjaya, Mandalamukti,
Ciptagumanti, Cisomang
Cisarua
Cipada, Sadangmekar,
Pasirlangu, Tugumukti,
Pasirhalang, Jambudipa,
Padaasih
Ngamprah
Bojongkoneng, Sukatani,
Ngamprah, Mekarsari, Cilame,
Pakuhaji
Parongpong
Lembang
Cikole,Cibogo, Cikidang,
Wangunharja, Wangunsari,
Cibodas, Suntenjaya,
Pagerwangi
Padalarang
Tagogapu, Campakamekar
Budidaya Pertanian
Lahan Kering
Kab. Bandung
Cimenyan
Cilengkrang
Mekarmanik, Cimenyan,
Cibeunying
Cipanjalu, Ciporeat, Cilengkrang
Cileunyi Wetan, Cibiru Wetan
Cileunyi
CikalongWetan
Parongpong
Ganjarsari, Mandalamukti,
Mekarjaya, Mandalamukti,
Karyawangi, Cihideung,
Cihanjuang, Ciwaruga, Cihanjuang
Rahayu, Sariwangi
Kertawangi, Pasirlangu,
Kota Bandung
Kota Cimahi
Cisarua
Tugumukti, Pasirhalang,
Jambudipa, Padaasih
Cilame
Ngamprah
Lembang
Sukasari
Coblong
Cikidang, Wangunharja,
Mekarwangi, Cibodas, Suntenjaya,
Langensari
Ledeng, Isola
Dago
Ujungberung
Pasirjati, Pasirwangi,
Cibiru
Pasanggrahan
Cisurupan, Palasari, Pasirbiru
Cibeunyingkidul
Pasirlayung
Cidadap
Ciumbuleuit
Cibeunying Kaler
Cigadung
Cimahi Utara
Cipageran, Citeureup
- Pertanian dan
perkebunan yang sesuai
kaidah lingkungan.
- Hutan
Rakyat, Hutan,
Ruang Terbuka Hijau
- Renovasi bangunan lama
tanpa
melebihi KDB
lama/KDBmaks.(15% )
- Pagar, benteng, pos jaga,
pos pengamatan
Kab. Bandung
Budidaya Perkebunan
atau Hutan Rakyat
Cimenyan
Cilengkrang
Mekarsaluyu, Cimenyan,
Mandalmekar, Ciburial,
Mekarmanik, Cikadut
Cipanjalu, Girimekar, Malatiwangi,
Ciporeat, Cilengkrang
Cibiru Wetan, Cileunyi Wetan,
Kota Bandug
Kota Cimahi
Cileunyi
Cikalong Wetan
Cisarua
Cileunyi Kulon
Ganjarsari, Mandalamukti, Cipada,
Mekarjaya, Cisomang
Sadangmekar, Cipada, Pasirlangu,
Ngamprah
Tugumukti, Kertawangi,
Jambudipa, Pasirhalang, Padaasih
Bojongkoneng, Cimanggu, Cilame,
Parongpong
Padalarang
Karyawangi, Sukajaya
Tagogapu
Lembang
Jayagiri, Gudangkahuripan,
Cibiru
Mandalajati
Wangunsari, Pagerwangi,
Mekarwangi, Langensari,
Cikidang, Cibogo, Cikahuripan
Cisurupan, Palasari, Pasirbiru
Sindang Jaya, Jatihandap
Cidadap
Ciumbuleuit, Hegarmanah
Ujungberung
Pasanggrahan, Pasirjati,
Coblong
Pasirwangi
Dago
Cibeunying Kaler
Cigadung
Cimahi Utara
Cipageran, Citeureup
2.
atap
yang
melebih
1,50m
maka
luas
mendatar
B. Penetapan KLB
1. Rumus Perhitungan KLB adalah sebagai berikut :
JLB
KLB = ------------------------------------LK
KLB = Koefisien Lantai Bangunan
JLB = Luas Lantai Bangunan
LK = Luas Kavling/Petak/Persil
C. Penetapan KDH
1. Penetapan KDH Maksimum berdasarkan kemiringan lereng
Kemiringan Lereng
Rata-rata
0%- 8%
8% - 15%
15%- 30%
30%- 40%
>40%
Perkotaan
Perdesaan
52%
55%
61%
88%
96%
76%
85%
91%
98%
100%
dimana :
KDH = Koefisien Dasar Hijau
KD = Koefisien Dasar Bangunan
3. Ruang Terbuka Hijau yang termasuk dalam KDH sebanyak mungkin
diperuntukkan bagi penghijauan/penanaman di atas tanah. Dengan demikian
area parkir dengan lantai perkerasan masih tergolong RTH sejauh ditanami
pohon peneduh yang ditanam di atas tanah, tidak di dalam wadah kedap air.
10
4. KDH tersendiri dapat ditetapkan untuk tiap-tiap klas bangunan dalam kawasankawasan bangunan, dimana terdapat beberapa klas bangunan dan kawasan
campuran.
Pelandaian Maksimum
0-8 %
8-15 %
15-30 %
> 30 %
Kemiringan
Pelandaian Maksimum
0-15 %
(Kawasan perkotaan
berkepadatan tinggi)
0-15 %
(Kawasan perkotaan
berkepadatan
sedang)
0-15 %
(Kawasan perkotaan
berkepadatan
rendah)
15-30 %
> 30 %
ii.
iii.
iv.
1
2
Desain rencana tapak perlu memperhatikan bentukan yang tidak terlalu mengubah kondisi eksisting alam .
13
d. Pembagian blok lahan dan desain jalan dengan tipe cluster luas terbangun
Sesedikit mungkin
menggunakan bahan
perkerasan, jalan perlu
dirancang seefisien
mungkin
14
Gunakan GSB yang kecil untuk meminimalkan luas tanah yang dibangun dan diperkeras
15
ii)
iii)
ii)
untuk sebuah
Bangunan dipecah dalam massa yang lebih kecil dan jangan membuat
massa bangunan yang besar dan lebar, sehingga tidak perlu melakukan cut
and fill tanah yang terlalu besar.
16
iii)
iv) Bangunan dengan bentuk dan struktur yang sesuai dengan kemiringan
lereng atau tidak banyak merubah kontur lahan alami.
17
v)
Bagian dari bangunan seperti teras dan garasi dirancang agar dapat
memanfaatkan perbedaaan kontur, misalnya dengan membangun
garasi sebagai lantai dasar atau bagian teras rumah.
vi) Menggunakan tipe pondasi dan struktur yang sesuai dengan kondisi
kemiringan lereng.
Jenis pondasi perlu diplih secara cermat untuk lahan yang berkontur
c. Untuk kawasan rawan bencana gerakan tanah maupun gempa, bentuk dan
struktur bangunan harus disesuaikan dengan peraturan perundangan dan
SNI yang berlaku.
2. Atap Bangunan
a. Sebaiknya menggunakan atap dengan desain tanpa talang agar air
dapat dialirkan langsung ke tanah.
b. Melengkapi jalur jatuhnya air dari atap di tanah dengan lapisan
kerikil
dan
pasir
untuk
mempercepat
air
meresap
serta
1
8
1
9
JENIS
URAIAN
REKAYASA
1.
REKAYASA
TEKNIS
1. SUMUR RESAPAN :
Teknis pembuatan sumur resapan mengacu kepada peraturan perundang
undangan dan SNI 03-2459-1991, Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan.
SNI 03-2453-2002, Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk
Lahan Perkarangan.
SNI 03-2459-2002, Spesifikasi Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Perkarangan.
VOLUME AIR YANG HARUS DIRESAPKAN UNTUK TUTUPAN BANGUNAN
KDB
%
10
T.70
-
T.80
-
T.90
-
T.100
-
T.120
-
T.150
-
T.200
-
15
0.16
0.18
0.20
0.23
0.27
0.34
0.45
20
0.38
0.43
0.49
0.55
0.65
0.81
1.08
25
0.51
0.58
0.65
0.73
0.88
1.10
1.44
30
0.60
0.68
0.76
0.85
1.02
1.29
1.69
%
10
T.70
-
T.80
-
T.90
-
T.100
-
T.120
-
T.150
-
T.200
-
15
20
25
30
20
JENIS
URAIAN
REKAYASA
BENTUK DAN DIMENSI SUMUR RESAPAN
Biopori dapat dibuat di dasar saluran yang semula untuk membuang air
hujan, di dasar alur di sekeliling batang pohon atau pada batas tanaman.
21
LRB dapat dibuat di dasar saluran yang semula untuk membuang air
hujan, di dasar alur yang dibuat di sekeliling pohon, atau pada batas
tanaman.
22
JENIS
URAIAN
REKAYASA
Sistem pembuangan air kotor yang baik dan aman untuk perumahan skala
besar adalah dengan menyalurkan melalui pipa tertutup/rool ke lokasi bak
penampungan/kolam oksidasi, setelah melaui proses treatment
(pemisahan antara limbah padat dan cair), kemudian dialirkan melalui bak
resapan ke perairan umum
2.
REKAYASA
VEGETASI
a. VEGETASI PEKARANGAN :
a.1. Pekarangan Rumah
Besar
RTH
min
yang
disarankan
adalah
luasan
lahan
kavling
RTH
min
yang
disarankan
adalah
luasan
lahan
kavling
23
JENIS
URAIA
N
REKAYASA
a.4. Pekarangan Perkantoran, Pertokoan, dan Tempat Usaha
- Umumnya berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka
-
Beberapa
lokasi
dengan
tingkat
KDB
70%-90%
perlu
70%,
berlaku
seperti
persyaratan
pada
RTH
b. VEGETASI JALAN :
b.1. Vegetasi tepi
Jalan
- tidak bergetah/beracun dan berbuah terlalu besar
- dahan tidak mudah patah, perakaran dalam dan
tidak
tanaman
seimbang,
sehinggai
tidak
mengganggu kendaraan
- jenis tanaman berupa pohon, semak/perdu
b.2. Vegetasi pada median jalan
- dapat menahan silau lampu kendaraan
- jenis
tanaman
semak/perdu
b.3.
Vegetasi
berupa
jalur
pejalan kaki
- peletakan tanaman dapat melindungi pejalan kaki
- jenis
semak/perdu
tanaman
c.
VEGETASI
berupa
RTH
PERKOTAAN
-
24
JENIS
REKAYASA
URAIAN
NAMA SPECIES/FAMILI
I
1
2
3
4
5
II
1
2
3
4
5
III
1
2
3
4
5
TINGGI
>
>
>
>
>
10
10
10
10
10
20
20
20
20
20
M
M
M
M
M
20
20
20
20
20
M
M
M
M
M
DIAMETER
TAJUK
>
>
>
>
>
12
12
20
12
12
M
M
M
M
M
6-9 M
> 12 M
6-9 M
6-9 M
6-9 M
<6M
2-6 M
<6M
<6M
<6M
2-6 M
2-6 M
2-6 M
<6M
2-6 M
2
5
2
6