Brake System
BRAKE SYSTEM
Daftar Isi
1.
2.
3.
4.
Hydraulic brake---------------------------------------------------------------------------------
5.
6.
7.
8.
9.
----------------------------------------------------------
BRAKE SYSTEM
Pipe
Parking
brake lever
Wheel
cylinder
Parking
brake cable
Hydro vac
Brake pedal
Master
cylinder
Rear brake (drum)
Front brake (disc)
Caliper
Caliper
BRAKE SYSTEM
Wheel cylinder
Brake pipe
Master cylinder
Brake hose
Brake pedal
Brake drum
Brake shoe
return spring
Brake shoe
2) Center brake
Center brake, dipasang pada output shaft transmissi atau propeller shaft pada truk berat, yang
BRAKE SYSTEM
dipakai sebagai parking brake mencegah kendaraan bergerak saat berhenti. Didalam metal
brake band terpasang lining menggunakan rivet dan brake band dipasang menggunakan
braket. Ketika brake lever ditarik, pull rod akan ikut tertarik, dan holding cam mencengkram
brake band dan menahan drum sehingga menimbulkan pengereman.
Drum
Holding cam
Anchor
holder
Brake drum
Shoe strut
Return spring
Lining
Cable
kendaraan,
BRAKE SYSTEM
pengoperasiannya dengan cara menekan brake pedal menggunakan kaki. Yang termasuk
dalam tipe foot brake ini antara lain Mechanical brake, hydraulic brake, hydro vac brake, hydro
air vac brake dan aerial brake.
Brake pedal
Flexible hose
Brake drum
Brake hose
Brake pipe
Master cylinder
Wheel cylinder
Brake drum
Brake pedal
Brake shoe
BRAKE SYSTEM
Brake band
Adjusting screw
Adjusting nut
Adjusting bolt
Fixing plate
Brake drum
Propeller shaft
3) Disc type
Pada disc brake, tekanan hydraulic dikirimkan dari master cylinder ke caliper sehingga pads
(shoes) akan menekan disc yang berputar bersama dengan roda untuk mengurangi
perputaran roda. Karena berputarnya disc maka akan terbentuk jarak antara pad dan disc
dengan sendirinya karena itu disebut juga tipe penyetelan otomatis.
Disc
Caliper
Brake cylinder
Pad
BRAKE SYSTEM
Brake lever
pedal
Brake
adjust
screw
Brake
lining
Brake cam
Brake shoe
2) Hydraulic type
Pada hydraulic brake, pengoperasiannya dilakukan pada brake pedal yang mengirimnya ke
hydraulic unit. Kemudian, tekanan hydraulic dihasilkan dengan berpedoman pada prinsip
hukum pascal untuk pengereman. Ketika gaya pengereman dikirimkan ke setiap roda sama,
maka gaya pengereman pada setiap rodapun akan sama dan sistem akan bekerja dengan
baik walaupun hanya dengan sedikit usaha. Meskipun, fungsi pengereman akan benar benar
hilang ketika sistem hidrauliknya rusak.
Brake pipe
Master cylinder
Wheel cylinder
Brake drum
Brake pedal
Brake shoe
BRAKE SYSTEM
3) Air brake
Pada air brake, setiap brake shoe menekan ke drum dengan menggunakan tekanan udara.
Brake valve membuka dan menutup diatur oleh brake pedal untuk mengontrol suplai udara ke
brake chamber.
Check valve
Air reservoir
tank
Air reservoir
tank
Exhaust
pressure
Air compressor
Check valve
regulator
Relay
Lower
pressure
switch
valve
Drain cock
Relay
valve
Drain cock
Exhaust
Relay valve
Bake pedal
Brake chamber
Cam
Brake shoe
Quick release
valve
Rear brake
Exhaust
Front brake
Cam
Exhaust
Brake
chamber
Brake valve
Bake pedal
Front
brake
Rear
brake
BRAKE SYSTEM
Relay
valve
Relay valve piston
Return spring
Air reservoir
tank
Push rod
Cylinder
Air compressor
To wheel cylinder
Hydraulic cylinder
Hydraulic piston
Piston
10
BRAKE SYSTEM
berhenti ( parked ). Yang mana brake drums terpasang pada output shaft transmisssi atau
propeller shaft truk berat.
1) External shrinkage type brake
Pada tipe ini, lining terpasang dibagian dalam metal brake band menggunakan rivet
dan dipasang dengan braket. Ketikan brake lever ditarik, pull rod juga akan tertarik,
dan kemudian holding cam mencengkram brake band dan menahan drum untuk
melakukan pengereman. Ratchet terpasang pada lever agak kondisi pengereman
tetap terjaga.
Brake lining
Rod
Brake band
Adjust screw
Adjust nut
Adjust bolt
Fixing plate
Brake drum
Propeller shaft
Brake shoe
Shoe strut
Return spring
Cable
Lining
11
BRAKE SYSTEM
Anchor pin
Pivot
Push rod
Shoe
Middle lever
Shoe
Brake drum
Cable
Pull rod
Fixing nut
Adjusting nut
Equalizer
Cable
(b) Equalizer
Catatan : Ketika parking brake lever ditarik, harus menunjukan adanya end play and stroke
tertentu sampai terhenti antara 50~70% dari jarak pengoperasiannya.
2.2 Foot brake
Foot brake, dipakai untuk mengurangi atau menghentikan kendaraan yang sedang bergerak,
dengan menekan brake pedal menggunakan kaki. Pada drum brake, brake drums dipasang
pada setiap roda, dan tekanan hydraulic dari master cylinder menekankan shoe ke drum untuk
menghasilkan gaya pengereman.
(1) Brake shoe
Brake shoe, dipasangi lining dengan menggunakan rivet atau perekat, menghasilkan gaya
pengereman saat bersinggungan dengan drum karena adanya piston wheel cylinder. Return
spring dipasang untuk mengembalikan kedudukan shoe seperti semula ketika tekanan master
cylinder hilang dan menahan shoe pada posisi yang tepat.
Sebagai liningnya dipakai weaving lining, mould lining, semi-metallic lining and metallic lining.
Lining harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
12
BRAKE SYSTEM
Return spring
Brake shoe
Brake shoe
Wheel cylinder
Lining
Hold
down
spring
Lining
Lower return
spring
Adjust screw
Brake shoe
naiknya temperatur.
13
BRAKE SYSTEM
Return
spring
Adjust screw
Brake drum
Backing plate
Lining
Disc
Caliper
Brake cylinder
Pad
14
BRAKE SYSTEM
Main contents
1. Hukum Pascal
2. Kelebihan dan kekurangan hydraulic brake
3. Susunan dan pengoperasian hydraulic brake
(1) Brake pedal
(2) Master cylinder
(3) Brake oil
(4) Wheel cylinder
Load
Piston
15
BRAKE SYSTEM
Ketika pada piston A diberikan beban seberat 300 kgf, piston B dapat menahan beban seberat
300 kgf juga jika diameter dari piston A dan B sama seperti terlihat pada gambar 4-3.
16
BRAKE SYSTEM
bergerak hanya setengah dari jarak pergerakan piston kanan. Meskipun, gaya akan lebih
besar 2 kali jika jarak pergerakannya setengah.
Piston
Cylinder
Connecting
pipe
Parking brake
lever
Pipe
Master
cylinder
Parking brake
cable
Wheel cylinder
Hydro vac
Brake
pedal
Rear brake
(drum)
Caliper
Caliper
17
BRAKE SYSTEM
Bleeder hole
Secondary piston
Primary piston
Bleeder
Return spring
hole
Cylinder body
Check valve
Secondary cup
Stopper
Return spring
Primary
cup
Push rod
Secondary
cup
Piston cupada dua tipe piston cup yaitu primary cup dan secondary cup. Primary cup
berfungsi untuk penghasil tekanan hydraulic dan secondary cup berfungsi untuk mencegah
kebocoran minyak rem dari master cylinder.
18
BRAKE SYSTEM
Primary cup
Spacer
Piston
Secondary cup
Check valveCheck valve, dipasang pada kedudukan cylinder end berseberangan dengan
piston, dilekatkan menggunakan perekat dengan seat washer dari piston return spring. Oil
bergerak dari master cylinder ke wheel cylinder ketika brake pedal ditekan dan oil kembali
ke master cylinder untuk menjaga tekanan pada sirkuit tetap sampai tekanan hydraulic
didalam pipa seimbang dengan tegangan piston return spring ketika pedal dilepas.
Piston return springSpring ini terpasang diantara check valve dan piston primary cup,
membantu piston kembali ke posisi semula dan bersama dengan check valve
mengembalikan tekanan semula ketika pedal dilepas.
Remaining pressureketika return spring piston menekan check valve, check valve
menempel pada kedudukannya dan pasti tekanan akan kembali seperti semula ketika
tegangan pada spring seimbang dengan tekanan hydraulic pressure pada circuit. Tekanan
ini kira kira sebesar 0.60.8Kgf/cm. Fungsi dari tekanan ini adalah
0HQFHJDK WHUMDGLQ\D SHQJHUHPDQ WXQGD
0HQFHJDK YDSRU ORFN 0HQFHJDK XGDUD PDVXN
NHGDODP VLUNXLW 0HQFHJDK NHERFRUDQ
PLQ\DN UHP GDUL ZKHHO F\OLQGHU
Vapor lockKetika minyak rem didalam sirkuit mendidih dan menguap, maka tekanan
minyak rema tidak akan diteruskan karena disebabkan oleh.
-
Berubahnya titik didih brake oil dikarenakan memburuknya brake oil atau poor
rendahnya qualitas minyak rem yang dipakai.
19
BRAKE SYSTEM
Tube
Alcohol lamp
To front
wheels
Sealing
Sealing
To rear
wheels
20
BRAKE SYSTEM
Jika sirkuit hydraulik pada tipe ini rusak, gaya pengereman berkurang dan menghasilkan
pengereman dalam jarak yang jauh dan pengereman tidak stabil.
(3) Wheel cylinder
Wheel cylinder menekan brake shoe ke drum dengan menggunakan tekanan hydraulic yang
berasal dari master cylinder dan terdiri dari cylinder body, piston dan piston cup. Pada cylinder
body terdapat lubang oil yang tersambung ke pipa, bleeder screw untuk membuang udara
yang terdapat pada sirkuit dan expansion spring didalam cylinder berfungsi untuk mendorong
piston cup selalu teregang.
Cap
Wheel cylinder body
Brake shoe
actuator pin
Bleeder screw
Piston
Dust boot
Expansion spring
Piston cup
Brake shoe
return spring
Brake shoe
21
BRAKE SYSTEM
4. Hydraulic brake
Tujuan
untuk memperjelas pengertian mengenai kombinasi brake shoe dan drum dalam hal
susunannya dan pengoperasian hydraulic brake juga untuk memperjelas prinsip kerja dari
automatically adjusting brake.
Main contents
4.1 Structure dan cara kerja hydraulic brake
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Direction of rotation
Drum
Reverse shoe B
Reverse shoe
Distribution of
braking force
Forward shoe
Forward shoe A
Anchor pin
Distribution of
braking force
22
BRAKE SYSTEM
Lining
Drum
Shoe
Anchor pin
Biased cam
Lock nut
Wheel
cylinder
Brake
shoe
Anchor pin
Link
23
BRAKE SYSTEM
Forward shoe
Anchor pin
Biased cam
adjuster
Forward shoe
Biased cam
adjuster
Anchor pin
Anchor pin
Guide bolt
Brake
shoe
24
BRAKE SYSTEM
Rotational direction
Drum
Reverse shoe B
Reverse shoe
Distribution
of braking
force
Forward shoe
Forward shoe A
Anchor pin
Distribution of
braking force
Wheel cylinder
Adjusting tube
25
BRAKE SYSTEM
Lining
Front
Drum
Return spring
Wheel cylinder
Second shoe
First shoe
Drum
rotation
direction
For
ward
Force applied
Re
verse
Leading
shoe
Trailing
shoe
26
BRAKE SYSTEM
Anchor
pin
Brake shoe
Adjusting cable
Shoe A
Cable guide
Wheel
cylinder
Shoe B
Adjusting
lever
Adjusting
spring
Adjusting
wheel
Adjusting
spring
27
BRAKE SYSTEM
5. Air brake
Tujuan
Menyediakan informasi mengenai keunggulan dan kekurangan, struktur utama dan fungsi dari
bagian yang berhubungan dengan air brake pada large trucks.
Pokok Utama
1. Keunggulan dan kekurangan air brake
2. Struktur air brake
(1) Compression system
1) Air compressor
2) Air pressure regulator and unloaded valve
3) Air tank and safety valve
(2) Brake system
1) Brake valve
2) Quick release valve
3) Relay valve
4) Brake chamber
(3) Slack adjuster
(4) Low pressure indicator
(5) Pengoperasian air brake
1) Saat pedal ditekan
2) Saat pedal dilepaskan
5.1 Keunggulan dan kekurangan air brake
Air brake menghasilkan pengereman dengan menekan setiap brake shoe ke drum
menggunakan tekanan udara sebesar (5~7kgf/cm). Brake pedal berfungsi sebagai pengontrol
untuk membuka dan menutup brake valve untuk menyuplai udara dari air tank ke brake
chamber, dan udara pada brake chamber mengontrols gaya pengereman. Air brake mempuyai
keunggulan dan kekurangan sebagai berikut.
28
BRAKE SYSTEM
Brake valve
Air tank
Relay valve
Brake chamber
Slack adjuster
Brake cam
Air compressor
Brake shoe
Brake drum
29
BRAKE SYSTEM
Check valve
Air
reservoir
tank
Air
reservoir
Exhaust
tank
pressure
Air compressor
Check valve
regulator
Safety
valve
Low-
pressure
switch
Safety
valve
Drain cock
Drain cock
Exhaust
Relay valve
Brake pedal
Brake shoe
Quick
Brake chamber release
valve
Cam
Exhaust
Rear brake
Front brake
Cam
Brake
Exhaust
chamber
Brake valve
Unloader
Unloader valve
Intake valve
Cylinder head
Exhaust
Exhaust valve
Piston
1) Air compressor
Cylinder
berlebih
bersama
dengan
air
pressure
regulator
Crankshaft
valve,
Driven gear
Spacer
dan
Ball bearing
30
BRAKE SYSTEM
NJI FP.Karena itu, air compressor akan berhenti bekerja ketika udara yang bertekanan
diatas unloader valve membukanya dengan menekan unloader valve kebawah. Kemudian
unloader valve kembali pada kedudukan semula untuk menghidupkan kembali air
compression ketika tekanan udara didalam air storage tank menurun dibawah spesifikasinya.
Exhaust hole
Spring
Valve rod
Unloader valve
Unloader
To
unloader
valve
Filter
Intake valve
Exhaust
Air pressure
adjusting valve
valve
spring
From air filter
Push button
Brake pedal
1) Brake valve
Brake valve membuka dan menutup diatur oleh brake pedal
dan mengontrol gaya pengereman dengan menggunakan
tekanan udara yang disuplai dari air tank tergantung pada
Adjusting shim
To
brake
relay
valve
chamber
untuk
Plunger
Main spring
Return spring
Exhaust valve
Supply valve
Valve spring
From air tank
31
BRAKE SYSTEM
hole
To brake chamber
Spring
Cover
3) Relay valve
Ketika pedal ditekan dan tekanan udara dari brake valve aktif, relay valve menyuplai udara
landung ke rear brake chamber untuk melakukan pengereman pada roda dengan
menggerakkan diaphragm kebawah sehingga menutup exhaust valve dan membuka supply
valve. Jika pedal dilepas dan tekanan didalam diaphragm dari brake valve turun hingga lebih
rendah dari tekanan didalam brake chamber, diaphragm bergerak keatas untuk membebaskan
rem sampai tekanan chamber menyeimbangkan tekanan pada diaphragm dengan
mengeluarkan udara dengan cepat.
From brake valve
Diaphragm
Exhaust valve
To brake chamber
Supply valve
Valve spring
From air tank
Drain valve
Exhaust
32
BRAKE SYSTEM
4) Brake chamber
Jika pedal ditekan dan tekanan udara yang diatur melalui brake valve masuk kedalam
chamber diaphragm menekan spring dan bergeser. Sehingga, push rod memutar cam melalui
slack adjuster sehingga brake shoe mengembang untuk menekan drum untuk melakukan
pengereman. Jika pedal dilepaskan, diaphragm kembali ke posisi semula karena adanya
tegangan dari spring untuk membebaskan rem.
Diaphragm
Push rod
Activated
position
Air inlet
Deactivated
position
Brake chamber
Slack adjuster
Brake chamber
Slack adjuster
Cam
Brake shoe
33
BRAKE SYSTEM
Push rod
Brake chamber
Slack adjuster
Cam
Anchor pin
Camshaft
Roller
Brake shoe
Relay valve
Exhaust
Slack adjuster
Brake drum
Cam
Brake chamber
Air compressor
Brake shoe
Brake drum
Return spring
Brake shoe
Exhaust
Return spring
Cam
Slack adjuster
Brake chamber
34
BRAKE SYSTEM
6. Servo brake
Tujuan
Untuk menjelaskan prinsip vacuum servo brake dengan menggunakan perbedaan vacuum
dari kerja engine dan tekanan udara luar untuk memperbesar gaya pengereman dalam
hydraulic brake. Juga, untuk menjelaskan air servo brake yang menggunaka perbedaan
tekanan antara udara yang bertekanan dan tekanan atmospher.
Pokok Utama
1. Servo brake
2. Vacuum servo brake
(1) Prinsip vacuum servo brake
(2)Tipe vacuum servo brake
1) Direct controlling (Master vac)
2) Remote controlling
3. Air servo brake
(1) Struktur hydro air vac
(2) Pengoperasian hydro air vac
(3) Keunggulan dan kekurangan hydro air vac
6.1 Servo brake
Servo brake dibagi menjadi 2 tipe. Yang pertama adalah vacuum servo brake (Hydro vac)
yang menggunakan perbedaan vacuum (negative pressure) dari kerja engine dan tekanan
udara luar untuk memperbesar gaya pengereman pada hydraulic brake. Tipe yang kedua
adalah air servo brake (hydro air vac) yang menggunakan perbedaan tekanan udara yang
terkompresi dengan tekanan udara luar. Air servo brake (hydro air vac) mempunyai tambahan
air compressor dan air storage tank dan prinsip pengoperasiannya sama dengan hydro vac.
6.2 Hydro vac
(1) Dasar hydro vac
Hydro vac melakukan pengereman dengan hydraulic utama ketika servo brake rusak, ketika
manggunakan perbedaan vacuum pada intake manifold mesin dan atmospheric pressure.
Untuk mengingat kembali dasar hydro vac, vacuum pada engine intake manifold adalah
50cmHg dan atmospheric pressure adalah 76cmHg. Sehingga perbedaannya adalah 7650
35
BRAKE SYSTEM
spring
Push rod
Power piston
Poppet
Power piston
Poppet
Vacuum valve
Air valve
Operating rod
Valve plunger
To intake manifold
Valve plunger
Stop key
Poppet end
Valve plunger of
chamber B
Saat pedal dilepas, air valve menutup sebagaimana valve plunger kembali pada posisi aslinya
karena tekanan dari spring. Dan power piston kembali ke posisi aslinya karena adanya reaksi
dari master cylinder dan tegangan dari diaphragm return spring saat tekanan pada power
cylinder A dan B menjadi seimbang. Tipe ini mempunyai karakter sebagai berikut.
Strukturnya simple dan ringan sejak vacuum valve dan air valve pengoperasiannya
menggunakan push rod.
Hydraulic brake bekerja karena gaya dari pedal yang menggerakan cylinder melalui
operating rod dan push rod meskipun servo brakenya rusak.
36
BRAKE SYSTEM
Dibutuhkan ruang yang kecil dalam pemasangannya karena servo brake terpasang
diantara pedal and master cylinder.
Power piston
Air inlet
Valve plunger
poppet return spring
Air flow
Poppet
Rear cushion
disc
Rear
cushion disc
Vacuum valve
Poppet return
spring
Operating rod
Air valve
Valve plunger
(b) Closing of vacuum valve
Poppet
return
spring
Air valve
Stopper
Valve plunger
Opening of air valve
a Vacuum system
-
Power cylinder cylinder terbuat dari plat baja menggunakan metode deep drawing
stamping dan didalamnya terdapat piston and return spring.
37
BRAKE SYSTEM
Vacuum valve
Air valve
Return spring
Hydraulic cylinder
To peel cylinder
Peel cylinder
Hydraulic piston
Check valve
Hydraulic piston
Push rod
Relay valve dan valve pistonKomponen ini menyuplai atau memutus kevacuuman ke
power cylinder A dengan menggunakan tekanan hydraulic dari master cylinder. Relay
valve terdiri dari air valve dan vacuum valve dan air valve terpasang sebagai penutup
dengan spring. Posisi Vacuum valve berhadapan dengan lokasi diaphragm dan valve seat
terletak diantaranya dan pengoperasian diaphragm menggunakan relay piston.
Air inlet
Diaphragm
Vacuum valve
Air inlet
Air valve
Relay valve
piston
Relay valve
return spring
Diaphragm
return spring
Relay valve
return spring
Relay valve
piston
Air valve
Vacuum valve
|Hydraulic system
Hydraulic cylinder Terpasang didalam cylinder pada hydraulic piston yang mana pengoperasiannya
menggunakan push rod power piston.
38
BRAKE SYSTEM
Hydraulic pistonThe piston terpasang pada ujung power piston push rod dimana didalamnya
terpasang check valve dan yoke. Check valve membuka ketika power piston tidak bekerja sehingga
minyak rem dari master cylinder mengalir ke wheel cylinder. Disaat power piston bekerja untuk
menggerakan hydraulic piston, check valve menutup juga yoke menurunkan stop washer. Hydraulic
piston mengirimkan minyak rem ke wheel cylinder.
Hydraulic piston
Power piston
push rod
Yoke
Hydraulic piston
Check ball
release]
3HQJRSHUDVLDQ
a |Saat brake pedal ditekan
Minyak rem dari Master cylinder mengalir ke wheel cylinder melalui piston check valve saat
pedal ditekan. Pada saat yang bersamaan, tekanan hydraulic mengaktifkan relay valve
piston, juga. Jika terdapat tekanan hydraulic pada relay valve piston, piston bergerak untuk
menutup vacuum valve dengan menempatkan diaphragm diantaranya sehingga suplai
vacuum ke power cylinder A and B tertutup. Kemudian, air valve membuka sehingga
tekanan atmospheric mengalir ke power cylinder A. Sehingga, posisi piston bergerak dari A
ke B untuk menggerakan hydraulic piston melalui push rod. Disaat hydraulic piston bergerak,
yoke menempel untuk mencegah stop washer turun. Kemudian, check valve menutup aliran
minyak rem antara master cylinder dan wheel cylinder dan brake dihasilkan saat minyak rem
dikirim ke wheel cylinder dari hydraulic cylinder.
39
BRAKE SYSTEM
Brake pedal
Intake
Check manifold
Piston relay
valve
valve
Master cylinder
Vacuum
valve
Air
filter
Hydraulic
cylinder
Wheel cylinder
Check
ball
Vacuum
valve Power piston
Vacuum valve
Check ball
Hydraulic piston
Push road
Piston
Air
Yoke
valve stop washer
Air valve
40
BRAKE SYSTEM
Brake valve
Air tank
Oil
Exhaust
reservoir
tank
Air compressor
Oil reservoir tank
Air vac
Wheel
Wheel cylinder
cylinder
Brake drum
Brake drum
Air vac
Brake shoe
Air line
Oil line
Brake shoe
Rear wheel
Front wheel
Air valve
Air tank
Air compressor
Power
cylinder
To wheel cylinder
Hydraulic cylinder
Hydraulic piston
Power piston
41
BRAKE SYSTEM
Gaya pengereman yang kuat dapat dicapai hanya dengan menggunakan power piston
yang berdiameter kecil
Membutuhkan udara yang relative sedikit.
42
BRAKE SYSTEM
menghasilkan pengereman yang stabil karena adanya performa pengereman yang tetap baik
walaupun dipakai secara berulang ulang pada kecepatan tinggi.
Brake oil
Disc
Pad
S Menghasilkan radiasi panas yang baik karena disc panas yang ditimbulkan diserap oleh udara
S
Menghasilkan performa pengereman yang stabil karena terhindar dari efek fading. S Penggantian parts secara
sebagian akan terhindar karena tidak adanya reaksi dan aksi
yang menghasilkan performa pengereman stabil antara roda kanan dan kiri.
yang stabil karena memburuknya performa
pengereman dengan pemakaian berulang ulang kecil.
dapat dengan mudah dihilangkan dari disc.
Spanas.
Langkah Brake pedal jarang sekali berubah karena disc tidak mudah mengalami deformasi karena
S Mudah dalam pemeriksaan dan perawatan.
(2) Kekurangan
S
Membutuhkan tenaga yang kuat untuk menekan pad karena gesekannya kecil S Dibutuhkan
material yang kuat untuk membuat Pad.
43
BRAKE SYSTEM
Tipe Floating caliper ada dua jenis yaitu tipe dengan memakai satu piston and dua piston.
Seperti terlihat pada gambar tengah dibawah ini, pada tipe satu piston gaya pengereman akan
dehasilkan ketika caliper bergerak ke arah kanan dan kiri yang mana terpasang satu cylinder
pada sisi caliper dan satu piston terpasang didalamnya. Jika piston menekan pad ke disc saat
tekanan hydraulic disuplai dari master cylinder, mengakibatkan pergerakan caliper menekan
pad yang lain ke disc sehingga dihasilkan pengereman.
Pada tipe 2-piston seperti gambar sebelah kanan, dalam satu cylinder terpasang 2 pistons.
Ketika diberikan tekanan hydraulic, piston sebelah kiri menekan pad langsung ke disc dan
piston sebelah kanan menekan pad pada sisi lainnya ke disc melalui caliper sehingga
dihasilkan pengereman. Tipe ini digunakan pada sitem rem kendaraan besar ( truk ) buatan
luar negeri dan dipasarkan di dalam negeri.
Caliper
Piston
Piston
Piston
Disc
44
BRAKE SYSTEM
Caliper
Disc
Brake cylinder
Pad
Sdengan
Disc : Plat bulat terbuat dari cast iron, terpasng pada hub dari roda, berputar bersama
roda. Disc berventilasi mempunyai lubang ventilasi udara dimana proses
pendinginan terjadi di dalam disc terhadap radiasi panas selama terjadi proses
pengereman seperti terlihat pada gambar.
S Caliper : terbuat dari cast iron, terpasang pada transaxle atau strut yang akan tetap diam
ketika
terjadi reaksi gaya saat menekan pad ke disc dan menerima reaksi gaya pengereman bersamaan.
S Cylinder & piston : cylinder dan piston terpasang pada caliper yang dimasukan kedalam
disc, strukturnya seperti terlihat pada gambar. Pada ujung cylinder dipasang Flexible
rubber boot untuk mencegah masuknya uap air atau kotoran (benda asing). Rubber piston
seal dipasang di bagian dalam dinding cylinder untuk mempertahankan tekanan hydraulic
didalam cylinder dan secara otomatis menyetel gap antara disc dan pad pad saat yang
bersamaan.
Piston seal
Boot
Pad
Cylinder
Piston
Brake oil
Sujung
Pad : Pad, dibuat dengan ketebalan 10 mm dari material setegah baja, terpasang pada
piston. Pada sisi pad terpasang Groove untuk mengetahui keausan pada pad.
Keausan pada pad dapat diketahui dalam keadaan terpasang dengan cara mengecek
groove yang terpasang pada caliper.
45
BRAKE SYSTEM
Cylinder
Cylinder mounting
Pad
Piston
Disc
Pad
46
BRAKE SYSTEM
Ketika terjasi tekanan hidraulik serupa, secara bersamaan diteruskan ke sisi sebelah kanan
cylinder, menarik caliper ke arah B sehingga pad yang terpasang pada sisi kiri caliper
menekan ke disc. Sebagai tambahan, pada tipe fixed caliper, piston seal berfungsi untuk
menyetel gap antara disc dan pad ketika selesai.
7.4 keunggulan dan kekurangan tipe floating caliper
(1) Keunggulan
(2) Kekurangan
47
BRAKE SYSTEM
Pad
Wear indicator
Brake disc
Sound generates
Boot
Retainer
Piston seal
Cylinder
Piston
Brake
oil
48
BRAKE SYSTEM
(2) Pengoperasian
Valve piston mengangkat piston dengan
tekanan hydraulic yang terjadi pada master
cylinder A plus tegangan spring. Kemudian
reaksi gaya tekanan hydraulic dihasilkan
pada cylinder roda B. disaat brake pedal
ditekan, tegangan spring mengangkat ball
untuk membuka celah sehingga tekanan
hidraulik ditransfer ke cylinder roda.
Kemudian, tekanan hydraulic pada master
cylinder membesar sampai tekanan tertentu
dan gaya pada B lebih besar dari A.
Sekarang, piston bergerak ke bawah dan
menutup celah tersebut untuk mengurang
tekanan.
To wheel cylinder
From master
cylinder
Spring
Rod
49
BRAKE SYSTEM
Jika tekanan master cylinder naik kembali saat celah tertutup, kenaikan tekanan hydraulic
terjadi di bagian A. Kemudian, piston bergerak keatas dan ball membuka celah sehingga
tekanan hydraulic beralih ke cylinder roda.
Sejak tekanan pada master cylinder diaplikasikan pada cylinder roda dan B secara bersamaan
dengan membukanya celah, piston bergerak turun dan menutup celah untuk mengulangi
pengurangan tekanan.
To wheel cylinder
From
master cylinder
50
BRAKE SYSTEM
Driving direction
A
Finding
the
danger
Danger
A1
A2
Start
moving Placing B
the Braking
the
right right starts
foot
foot
(release on the
the brake
accel pedal
pedal)
A
Finding
the
danger
Deceleration time
TIME
Actual
braking time
TIME
Preparation
time
Actual
braking distance
Preparation
distance
Stopping distance
Male
Female
Relative
frequency
t1 : Reaction time
t2 : Foot changing time
t3 : Pedal pressing time
Hand
operation
Foot
operation
Reaction time
[Gambar 8-11, 8-12. Drivers operation, relationship between time and deceleration]
8.3 Fade
Seperti pada phenomena hilangnya cahaya, suara atau kekuatan secara berangsur angsur
yang berarti sama dengan istilah yang digunakan pada cinema atau TV untuk merubah
tampilan. Jika rem sudah dilakukan secara berulang ulang pada jalan yang panjang dan
51
BRAKE SYSTEM
menurun, temperatur pada plat brake shoe yang bergesekan akan naik dan gaya pengereman
akan berkurang karena gesekannya juga berkurang.
52
BRAKE SYSTEM
9. ABS system
Objective
Untuk memahami keunggulan system rem ABS, konstruksi dan pengoperasiannya.
Pokok utama
9.1 Keunggulan ABS
9.2 Tipe ABS
9.3 Bentuk dasar
9.4 Susunan ABS
9.1 Keunggulan ABS
Anti-lock Brake Systems didisain untuk mencegah terjadinya penguncian roda pada saat
pengereman kuat dalam kondisi jalan yang berbeda beda.
Hasil pengereman yang dilakukan pengendara saat pengereman dilakukan :
J
ika permukaan jalan tidak rata saat dilakukan pengereman, roda yang mengalami selip cenderung
akan terkunci dan kendaraan akan berputar putar. Tetapi dengan menggunakan sistim ABS hal ini
akan terhindar hingga kendaraan berhenti.
53
BRAKE SYSTEM
Low road
High road
Low road
High road
54
BRAKE SYSTEM
2) 4-Sensor 3-Channel type (Front wheels: independent control, Rear wheels: Select
low control )
Pada kendaraan FF(Front engine Front driving), rata rata berat kendaraan terpusat pada
poda depan dan titik berat kendaraan saat direm juga akan bergerak kedepan hampir 70 % ,
gaya pengereman ini dikontrol oleh roda depan.
Ini berarti kebanyakan tenaga pengereman dihasilkan oleh roda depan dan untuk
mendapatkan efisiensi pengereman saat menggunakan ABS secara maksimum maka
diperlukan pengaturan tersendiri pada roda depan.
Namun, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga merupakan hal yang
tidak kalah pentingnya untuk mendapatkan keamanan dalam pengereman. Karena itulah
disaat ABS bejerja pada roda belakang dengan kondisi jalan yang licin maka independent
control pada roda belakang mengatur agar pengereman roda roda belakang yang tidak rata
yang dapat menyebabkan kendaraan yawing
Untuk mencegahnya dan juga untuk menjaga agar mobil tetap aman dalam penggunaan ABS
diberbagai kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan
kecenderungan roda mana yang mengalami lock up. Konsep pengaturan ini disebut Selectlow control.
3) Tipe 4-Sensor 3-Channel type (Roda depan;indendent control, Roda belakang;Select
control )
Keendaraan yang dilengkapi dengan sistim H-bake line mempunyai jenis pengontrol ABS
dengan tipe ini. 2 channels dipakai untuk roda depan dan yang lainnya untuk mengontrol
roda belakang. Roda belakang dikontrol secara bersamaan dengan menggunakan a select
low control logic.
Untuk system X-brake line, 2 channels (2 brake ports didalam unit ABS) diperlukan untuk
mengontrol tekanan pada roda belakang karena masing masing roda belakang mempunyai
jalur rem sendiri sendiri.
55
BRAKE SYSTEM
kendaraan akan kehilangan kendali dan jarak pemberhentiannya pada jalan yang berdaya
gesek rendah akan bertambah jauh. Sistim ini membantu untuk penghentian lurus.
F
D
FS
ditentukan oleh berak kendaraan dan muatannya, karena itu berat komponen bertindak
sebagai garis tegak lurus diatas ban. Besarnya suatu gaya dapat dipengaruhi oleh kondisi
jalan. Ban dan cuaca, yaitu gaya gesekan antara roda dan permukaan jalan
2) Hubunhan antar gaya
hubungan antara gaya gesek, gaya menyamping, gaya pengereman, dan gaya pengemudian
dapat dijelaskan dengan siklus gesek (friction circle). Friction circle diasumsikan sebagai
gaya gesek antara roda dan permukaan jalan pada semua arah. Juga dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara gaya menyamping, gaya pengereman, dan gaya penggerak.
Saat berbelok pada kecepatan tetap, semua gaya gesek pada roda tertumpu pada sisi dimana
roda berbelok. Saat berbelok dilakukan pengereman, sebagian dari gaya gesek ban dipakai
sebagai gaya pengereman, sehingga mengurangi gaya buang kesamping. Akibatnya, dengan
memutar kemudi saat melakukan pengereman maka gaya pengeremannya akan berkurang,
karena bagian ban yang bergesekan menjadi menyudut.
56
BRAKE SYSTEM
Braking force
Portion of frictional force
acting as braking force
Fractional force
generated at tire patch
Side force
Side force
Driving force
<Friction circle>
x
x
Cornering
force [kgf]
Vehicle
traveling
direction
Side force
Cornering force
10
30
50
70
90
Cornering force(Fy)
Fx
Cornering
resistance(Fx)
Side force(Fy)
Friction force(F)
y
3) Gaya Gesek
gaya gesek FR adalah sebanding sama dengan gaya normal FN :
FR
Bx
FN
B adalah koefisien gaya pengereman (atau koefisien esek). Factor koefisien dapat
dipengaruhi oleh karakteristik dari ban yang dipakai. Koefisien gaya pengereman adalah suatu
ukuran pengiriman gaya pengereman. Untuk roda kendaraan, koefisien gaya pengereman
mencapai nilai maksimalnya saat permukaan jalan dalam kondisi kering dan bersih dan hanya
sedikit terdapat salju.
<Example>
Training Support & Development
57
BRAKE SYSTEM
: .LUD NLUD a
6OLS
B)
0.8 ~ 1
0.2 ~ 0.65
0.05 ~ 0.1
Koefisien gaya pengereman tergantung pada kecepatan kendaraan. Saat mengerem pada
kecepatan tinggi, roda roda bisa terkunci jika koefisien gaya pengeremannya kecil dimana
tidak ada lagi daya cengkram antara roda dan jalan.
4) Slip
Saat mobil melaju atau mengerem, terjadi gaya fisik yang rumit antara bagian ban dengan
jalan. Elemen elemen pada karet ban mengalami distorsi mengakibatkan ban meluncur
sendiri, meskipun roda belum terkunci. Satuan ukuran komponen yang meluncur pada
gerakan memut DU DGDODK VHOLS
(VV - VW)/ VV
Rasio Selip
Rasio selip = (VV - VW)/ VV 100,
Dimana Vv adalah kecepatan kendaraan dan VW adalah kecepatan putaran roda. Pada rumus
terlihat bahwa rem selip terjadi segera setelah roda mulai berputar lebih lambat dari kecepatan
kendaraaan. Gaya pengereman dapat terjadi pada situasi seperti ini.
0%
100%
58
BRAKE SYSTEM
disitu juga terdapat gaya menyamping Lateral force. Gaya menyamping adalah dasar daya
yang terjadi saat mobil berbelok. Dasar gaya selama kendaran berbelok adalah gaya dari
bagian ban yang bergesekan dengan permukaan jalan untuk kembali pada bentuk semula.
Gaya ini mendorong ban kesamping menahan permukaan jalan, sehingga disebut dengan
gaya samping (Side force). Dan gerakan yang dibangkitkan oleh perubahan ban tersebut
disbut dengan Over turning moment
6) Understeering dan oversteering
Jika kita mempertahankan putaran kemudi pada sudut yang tetao dan berjalan dengan
kecepatan yang tetap akan mengakibatkan mobil berputar dengan radius tetap. Dengna
menambah kecepatan pada titik ini, dapat mengakibatkan mobil bergerak keluar dari
lingkaran dikarenakan adanya Understeering, atau bergerak kedalam lingkaran dikarenakan
Oversteering. Karakter dari actual steering (Understeering atau Oversteering) ini tergantung
dari kendaraan itu sendiri yang dihubungkan dengan distribusi berat antara roda depan dan
belakang, spesifikasi ban, karakteristik suspensi, dan cara pengendaraannya.
Point of acceleration
Normal force
Side force
Oversteering
Understeering
Center
Proportioning valve
(Without EBD)
HCU
ABSCM
59
BRAKE SYSTEM
1) ABSCM
ABS terdiri dari wheel speed sensors yang berfungsi untuk mendeteksi kecenderungan
suatu roda mengalami penguncian, sebagai dasr dari wheel speed sensor signal ABSCM
(Control Module) mengontrol signal outputs dan HCU(Hydraulic Control Unit) sebagai
penyuplai tekanan rem ke setiap roda tergantung pada signal output yang dihasilkan oleh
ABSCM.
2) WHEEL SPEED SENSOR
1
2
3I
4
5
6
1 Electronic Cable
4 Winding
2 Permanent Magnet
5 Pole Pin
3 Housing
6 Tone Wheel
[Bagian1]
1 Electronic Cable
5Pole Pin
2 Permanent Magnet
6Winding
3 Housing
7Air gap
4 Housing Block
8Tone wheel
[Bagian2]
1 Magnet
2 Winding
3 Tone Wheel
4 Rotates
5 High Speed
6 Low Speed
7 Air Gap
Disaat Tone Wheel berputar, magnetic field merubah dan membiaskan tegangan didalam
winding.
- Permanent magnetic
= penghasil tegangan
- Higher speeds
- Lower speeds
60
BRAKE SYSTEM
3) G-sensor
ABS control yang dipakai pada 4WD manggunakan sensor signal G untuk mengatasi problem
penguncian dini pada semua roda L (dan keterlambatkan respon dikarenakan perubahan
permukaan jalan. Signal G-sensor diperoleh dan disaring setiap 7 milidetik, ABSCM mengeset
m-flags (High, Medium, Low) untuk menghitung secara detail turun naiknya dan mengontrol
ambang batas dibadningkan dengan 2WD.
Ketika mengendarai kendaraan 4WD, keempat rodanya mengunci scara mekanis, sehingga
semua roda berkurang kecepatannya dengan hampir sama, hal ini sangat tidak cocok saat
mobil melaju pada jalan yang licin, sehingga ABS control menjadi tidak stabil. Untuk mencegah
kejadian ini, maka dipasang G sensor. Dengan signal ini, ABSCM mengindikasikan bahwa
kendaraan berhenti pada jalan yang mempunyai koefisien gesek rendah atau tinggi, karena itu
maka siklus kerja ABS dirubah
Small(atau besar) G braking : * YDOXH UHQGDK DWDX WLQJJL : 5HQGDK DWDX WLQJJL
(koefisien) jalan terdeteksi
berkurang).
61