15
b) suatu sistem transmisi yang dilengkapi dengan adanya perangkat Gardu Induk,
karena jaraknya yang biasa jauh, sehingga kita memerlukan penggunaan tegangan
tinggi ataupun tegangan ekstra tinggi;
c) adanya saluran distribusi, yang biasanya terdiri dari saluran distribusi primer yang
dengan tegangan menengah dan saluran distribusi sekunder yang merupakan dengan
menggunakan tegangan rendah.
d) adanya unsur pemakai tenaga listrik atau konsumen tenaga listrik baik skala industri
dengan tegangan menengah, maupun rumah tangga dengan tegangan rendah.
Untuk proses dari Sistem Tenaga Listrik mulai dari pembangkit sampai ke
konsumen dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Proses dari Sistem Tenaga Listrik Mulai dari Pembangkit
sampai ke konsumen.
16
17
18
ii.
Sistem Loop
Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur Lingkaran (Loop) seperti Gambar
19
iii.
jaringan dari pola Radial dan Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang (feeder)
yang tegangannya diberikan dari Gardu Induk dan tegangan tersebut
berakhir pada sebuah Gardu Hubung (GH).
20
pelanggan penting yang tidak boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan lain-lain).
21
dan sisi sekunder. Sisi primer merupakan saluran yang akan mensuplay ke bagian sisi
sekunder. Unit peralatan yang termasuk sisi primer adalah :
a. Saluran sambungan dari SUTM ke unit transformator (primer trafo).
b. Fuse cut out.
c. Ligthning arrester.
Gardu trafo distribusi ditunjukkan pada Gambar 2.10.
alasana nya didasarkan pada alasan alasan yang ekonomis dan juga kestabilan aliran
daya pada beban. Alasan ekonomis dikarenakan bahwa sistem tiga fasa, penggunaan
penghantar untuk transmisi menjadi lebih sedikit, sedangkan untuk kestabilan
dikarenakan pada sistem tiga fasa daya yang mengalir sebagai layaknya tiga buah sistem
phasa tunggal, sehingga untuk peralatan dengan catu tiga fasa, daya sistem akan lebih
stabil bila dibandingkan dengan peralatan dengan sistem satu fasa. Sistem dari tiga fasa
22
atau lebih , secara umum akan memunculkan sistem yang lebih kompleks, namun secara
prinsip untuk analisa, sistem tetap mudah dilaksanakan.
Pada sistem tenaga listrik tiga fasa, idealnya daya listrik yang dibangkitkan,
disalurkan, dan diserap oleh beban semuanya seimbang. Pada tegangan yang seimbang
terdiri dari satu fasa yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara
1 fasa dengan fasa lainnya berbeda 1200 listrik, sedangkan secara fisik mempunyai
perbedaan sebesar 600, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga
(delta, ,D).
23
22.3.1 Hubun
ngan Binta
ang (Y,wye))
Pada hubbungan binttang (Y,wyee), ujung ujung
u
tiap fasa
f dihubunngkan menjjadi
satu dan menjaddi titik netraal atau bintaang. Tegang
gan antara du
ua terminal dari tiga
termiinal a b cc mempuny
yai besar maagnitude dan
n beda fasa yang berbeeda dengan
teganngan tiap
netraal. Tegangann
Va, Vb , Vc disebutt
teganngan fasa.
Gamb
bar 2.12. H
Hubungan Bintang
B
(Y, wye)
(1.2))
(1.3))
24
Gambar 2.13. Hu
ubungan Seegitiga (delta,,D)
(1.4)
(1.5)
V I Co
os
V I C
Cos 2
Watt
(1.6)
Persamaann 1. Diatass dapat diterrapkan padaa setiap phaasa dalam suuatu sistem tiga
phasaa seimbang. Stu satun
nya perubahhan yang diiperlukan adalah
a
adanyya pergesesseran
25
fasa 1200 diantara fasa fasanya itu. Sesuai dengan hal tersebut, untuk masing masing
fasa dapat ditulis :
P
V I Cos
V I Cos 2
Watt
(1.7)
V I Cos
V I Cos 2
Watt
(1.8)
V I Cos
V I Cos 2
Watt
(1.9)
Dengan fasa R dipilih sebagai fasa acuan VP dan Ip menyatakan nilai nilai
efektif tegangan fasa, dan arus fasanya serta menyatakan sudut impedansi beban tiga
fasa seimbang yang menyerap daya. Jadi daya sesaat keseluruhannya adalah :
P = PR + PS + PT
Watt
(1.10)
Watt
(1.11)
P = 3 VPIP Cos
Watt
(1.12)
Volt
Ampere
(1.13)
(1.14)
Volt
Ampere
(1.15)
(1.16)
26
didapatkan :
P=3
I1 Cos - 3 V1 I1 Cos
Watt
(1.17)
didapatkan :
P=3
I1 Cos - 3 V1 I1 Cos
Watt
(1.18)
Tampak bahwa kedua pernyataan diatas menunjukkan bahwa daya dalam suatu
sistem tiga phasa adalah sama, baik untuk hubungan Y ataupun bila dayanya
dinyatakan dalam besaran besaran saluran tetapi perlu diingat bahwa menyatakan
sudut impedansi beban perfasa dan bukan sudut antara V1 dengan I1.
2.5.
daya yang cukup besar yang diakibatkan oleh rugi rugi pada saluran dan juga rugi
rugi pada transformator yang digunakan. Kedua jenis rugi rugi daya tersebut
memberikan pengarug yang besar terhadap kualitas daya serta tegangan yang
dikirimkan ke sisi konsumen. Nilai tegangan yang melebihi batas toleransi akan dapat
menyebabkan tidak optimalnya kerja dari peralatan listrik di sisi konsumen. Selain itu
rugi rugi daya yang besar akan menimbulkan kerugian finansial di sisi perusahaan
pengelola listrik.
27
Yang dimaksud dengan rugi rugi adalah perbedaan antara daya listrik yang
disalurkan (Ps) dengan daya listrik yang terpakai (Pp).
Losses (Rugi Rugi daya) =
x 100 %
(1.19)
I R Cos
3 I R L
X Sin L
(1.20)
(1.21)
R Cos
X Sin L
R L
(1.22)
(1.23)
dimana :
V = Jatuh Tegangan ,V
P = Rugi Rugi Daya ,Watt
I
28
(1.24)
dimana :
P
Rugi
29
Rugi Rugi ini terjadi karena disepanjang saluran tegangan rendah terdapat
beberapa sambungan, yang diantara lain adalah sebagai berikut :
1. Sambungan Jaringan tegangan rendah dengan kabel NYFGBY
2. Percabangan saluran pada jaringan tegangan rendah
3. Percabangan untuk sambungan pelayanan
Besar dari rugi rugi daya akibat dari sambungan ini adalah :
P
I R
(1.25)
dimana :
P
I
Rugi
30