Oleh
SELLY RACHMALIA
H 24066005
RINGKASAN
SELLY RACHMALIA. H24066005. Analisis Persepsi Karyawan Operasional
terhadap Pelaksanaan Gardu Tol Otomatis (GTO) dan Faktor-faktor Produktivitas
Kerja pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, Cabang Purbaleunyi. Dibawah
bimbingan SITI RAHMAWATI
Kebutuhan masyarakat akan jaringan jalan semakin terdesak seiring dengan
peningkatan produksi kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan
yang ada. Terjadinya ketidakseimbangan tersebut salah satunya akibat
pertumbuhan volume kendaraan roda empat yang naik sebesar 9% per tahun,
sedangkan penambahan panjang jalan dilakukan hanya sebesar 0.01% per tahun,
kondisi ini menjadi pemicu terjadinya masalah kemacetan lalu lintas. Konsep tol
menjadi sebuah jawaban terhadap tingginya kebutuhan pengembangan jaringan
jalan meskipun dalam kondisi anggaran pemerintah yang terbatas. PT Jasa Marga
(Persero) Tbk merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
berperan sebagai pengembang sekaligus operator jalan tol di Indonesia yang
memiliki sembilan Cabang, salah satunya adalah Cabang Purbaleunyi.
Karakteristik Cabang Purbaleunyi adalah masalah antrian pajang pada gerbang
tol. Untuk mengatasi masalah antrian tersebut maka dibuat Gardu Toll Otomatis
(GTO), yang merupakan ide kreatif dari Gugus Kendali Mutu Pasteur. GKM
Pasteur merupakan salah satu kelompok unit kerja yang ada di Cabang
Purbaleunyi pada Gerbang Tol Pasteur. Perusahaan menganggap GTO dapat
memberikan dampak positif bagi karyawan operasional.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini bertujuan antara lain
(1) Mengetahui penyusunan kebijakan pelaksanaan Gardu Tol Otomatis (GTO)
yang dilakukan oleh Gugus Kendali Mutu (GKM) Pasteur pada PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi, (2) Menganalisis persepsi karyawan
operasional terhadap pelaksanaan Gardu Tol Otomatis pada PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi, (3) Menganalisis persepsi karyawan
operasional terhadap faktor-faktor produktivitas kerja pada PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi,. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian yang diperoleh antara lain penyusunan kebijakan
pelaksanaan GTO yang dilakukan oleh GKM Pasteur sudah dilaksanakan dengan
baik melalui pendekatan PDCA (Plan, Do, Check, Action). Pendekatan PDCA
dilakukan perusahaan dalam kegiatan manajemen dan operasional perusahaan
dalam rangka penerapan manajemen mutu. Menurut persepsi karyawan
operasional pelaksanaan Gardu Tol Otomatis (GTO) pada PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi sudah berjalan dengan baik dan berpengaruh
signifikan. Hal ini, dibuktikan dengan produktivitas GTO yang mampu melayani
pengguna jalan tol dengan waktu transaksi menjadi 3 detik. Menurut persepsi
karyawan operasional, faktor-faktor produktivitas kerja pada PT Jasa Marga
(Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi sudah berjalan dengan baik.
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
SELLY RACHMALIA
H 24066005
ii
Judul Skripsi
Nama
: Selly Rachmalia
NIM
: H 24066005
Menyetujui:
Dosen Pembimbing,
Mengetahui:
Ketua Departemen,
Tanggal Lulus:
ii
iii
RIWAYAT HIDUP
iii
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai
pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik
secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai selesainya
skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dra. Siti Rahmawati, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan
kepada Penulis.
2. Prof. Dr. Ir. WH Limbong, MS, dan ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM selaku
dosen penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji Penulis dan
memberikan masukan-masukan untuk perbaikan skripsi ini.
3. Segenap jajaran, Staf dan Karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang
Purbaleunyi, yang telah mengijinkan Penulis untuk melaksanakan kegiatan
penelitian dan atas kesediannya dalam mengisi kuesioner penelitian.
4. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan doa
bagi Penulis.
5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai Ketua Departemen Manajemen
beserta Dosen dan Staf Administrasi yang telah membantu kelancaran Penulis
dalam penyusunan skrisi ini.
6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ..................................................................
iii
iv
vi
viii
ix
PENDAHULUAN .............................................................
7
7
7
8
9
10
10
11
12
14
14
15
17
17
19
19
20
22
24
26
28
29
I.
vi
4
5
5
6
vii
30
30
31
37
38
40
48
71
1. Kesimpulan ....................................................................
2. Saran ...............................................................................
71
71
73
79
vii
51
51
59
67
69
viii
DAFTAR TABEL
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Halaman
Konsesi Operasional Jalan Tol PT Jasa Marga
(Persero) Tbk ..
Ciri-ciri Umum Gugus Kendali Mutu
viii
2
11
20
26
27
33
38
41
42
43
45
47
48
52
53
56
57
59
60
62
62
64
65
67
68
68
ix
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1.
2.
19
33
3.
4.
5.
ix
42
47
56
DAFTAR LAMPIRAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Kuesioner Penelitian ..
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ..
Diagram Sebab Akibat Kinerja Gardu Belum Optimal..
Rencana dan Pelaksanaan Perbaikan .
Alur Proses Transaksi Sebelum dan Sesudah Perbaikan
pada Gardu Masuk dan Keluar ..............
78
81
82
83
84
I. PENDAHULUAN
Frans S Sunito, Dirut PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Berita Jalan Tol No.103 Hal: 6. April, 2010. Jakarta.
Awal
Panjang
Beroperasi Tol (Km)
Jagorawi
1978
46
2
3
4
5
6
Jakarta-Cikampek
Jakarta-Tanggerang
Ulujami-Pondok Aren
Dalam Kota Jakarta
Prof. Dr. Ir. Soedjatmo
Padaleunyi
(Padalarang-Cileunyi)
Cipularang (CikampekPurwakarta-Padalarang)
Surabaya-Gempol
Semarang
1988
1984
2001
1988
1984
72
28
5,5
25
14,3
1990
63,9
2003
58,5
1986
1983
39,5
35,2
7
8
9
10
11
12
Kantor Cabang
Jagorawi
(Jakarta-Bogor-Ciawi)
Jakarta-Cikampek
Jakarta-Tanggerang
Cawang-Tomang-Cengkareng
Purbaleunyi
(Purwakarta-Bandung-Cileunyi)
Surabaya-Gempol
Semarang
Belmera
Belmera
1986
34
(Belawan-Medan-Tanjung Morawa)
Palikanci
1997
28,8
Palikanci
Sumber: Laporan Tahunan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (2009)
(2005)
menyatakan
bahwa
produktivitas
kerja
adalah
Simanjuntak
(2001)
faktor
yang
mempengaruhi
10
11
Organisasi
Pemilihan
anggota Gugus
Ruang lingkup
persoalan yang
dianalisis oleh
Gugus
Latihan
1. Meningkatkan komunikasi.
2. Mencari dan memecahkan masalah.
1. Terdiri dari seorang kepala dengan 8 sampai 10 karyawan
yang berasal dari satu bidang pekerjaan.
2. Memiliki seorang koordinator dan satu atau lebih fasilitator
yang bekerja erat dengan Gugus.
1. Partisipasi anggota dalam gugus bersifat sukarela.
2. Partisipasi ketua Gugus bersifat bebas.
1. Gugus memilih sendiri persoalan yang akan dibahasnya.
2. Gugus didorong untuk memilih persoalan yang berasal dari
bidang pekerjaannya sendiri.
3. Persoalan tidak terbatas pada mutu, tetapi mencakup
produktivitas, biaya, keselamatan kerja, moral, lingkungan,
dan lainnya.
Latihan formal teknik pemecahan masalah menjadi bagian dari
pertemuan Gugus.
Pertemuan
pertimbangan
dari
departemen
pengembangan
12
12
13
Teknik
Delphi
yang
telah
direvisi
untuk
13
14
Gugus
membuat
jadwal
pelaksanaan
makalah
setelah
15
15
16
Kabupaten
Ciamis.
Berdasarkan
hasil
penelitiannya,
16
17
18
golongan, gerbang asal kendaraan di gardu masuk, (2) Kartu Tanda Masuk
Elektronik (KTME) tersangkut pada CSD, yaitu alat tanda bukti masuk jalan
tol pada sistem tertutup yang menunjukan identitas jenis kendaraan dan asal
gerbang tol yang menjadi informasi dalam penentuan tarif pada gardu
keluar, (3) Keterbatasan jumlah gardu, (4) Tidak ada kebijakan menambah
gardu yang rusak. Sedangkan faktor-faktor produktivitas kerja karyawan
operasional dipengaruhi oleh (1) Kemauan kerja, (2) Kemampuan kerja, (3)
Etika kerja, (4) Kesejahteraan karyawan dan (5) Lingkungan kerja.
Sehingga hasil analisis deskriptif dari persepsi karyawan operasional
terhadap pelaksanaan Gardu Tol Otomatis dan faktor-faktor produktivitas
kerja, dapat memberikan masukan positif bagi perusahaan dalam upaya
peningkatan mutu dan layanan bertransaksi bagi pengguna jalan tol sesuai
dengan sasaran mutu perusahaan yaitu lancar, aman, dan nyaman.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi
Peningkatan pelayanan lalu lintas melalui
kelancaran bertransaksi pada gardu tol
sesuai dengan sasaran mutu
Pembentukan GKM Pasteur
Ide Pelaksanaan Gardu Tol Otomatis
19
sampel
yang
diterapkan
adalah
secara
convenience sampling, dimana metode ini paling murah dan cepat dilakukan
karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih siapa saja yang akan
mereka temui. Ada beberapa macam yang dapat digunakan untuk
menentukan jumlah sampel dari suatu populasi, salah satunya adalah dengan
rumus slovin sebagai berikut:
=
=
(1)
1 +
160
= 60 karyawan operasional
1 + 160 (0,1)
Keterangan:
19
20
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persentase ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya nilai persentase
ketidaktelitian sebesar 10%.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini yaitu karyawan operasional
pengumpul tol pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi yang
berjumlah 160 karyawan, dengan rumus slovin didapatkan sampel sebesar
60 karyawan operasional.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Secara umum metode
pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Metode pengamatan atau observasi, merupakan pengambilan data dengan
cara pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek
yang diteliti. Pengamatan harus dilakukan secara sistematis dan berkaitan
dengan tujuan penelitian. Pengamatan langsung terbagi menjadi dua,
yaitu pengamatan tidak berstruktur dan pengamatan berstruktur.
Pengamatan tidak terstruktur dilakukan peneliti tanpa mengetahui aspekaspek dari kegiatan yang ingin diamati relevan dengan tujuan
penelitiannya, sedangkan pada pengamatan berstruktur berbanding
terbalik dengan pengamatan tidak terstruktur. Pengamatan berstruktur
memiliki keunggulan yaitu isi pengamatan lebih sempit dan sistematis
sehingga peneliti dapat melakukan kontrol yang sesuai dengan keperluan
untuk menguji hipotesis dan memecahkan masalah penelitian.
2. Metode penggunaan pertanyaan, yaitu proses untuk memperoleh
keterangan melalui tanya jawab secara langsung maupun tidak langsung
untuk tujuan penelitian. Metode penggunaan pertanyaan secara langsung
(wawancara) merupakan proses interaksi antara pewawancara dan
responden dengan bertatap muka secara langsung. Pewawancara harus
mampu memperoleh keterangan yang lengkap dari responden untuk
20
21
(Persero)
Tbk
Cabang
Purbaleunyi,
peneliti
melakukan
21
22
Skor Jawaban
5 (A)
Setuju/Sering/Bersedia/Puas
Cukup Setuju/Cukup Sering/Cukup Bersedia/Cukup Puas
4 (B)
3 (C)
2 (D)
1 (E)
22
23
23
24
dipakai,
tetapi
bila
rumusan
tersebut
belum
!
" # ! ($)# $ " # ! ($ )# $
24
(&)
25
Keterangan:
rxy = Korelasi antar X dan Y
n
= Jumlah responden
k
* +1
. (/)
k1
-#
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k
25
26
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
,751
N of Items
20
N of Items
15
Uji reliabilitas
Faktor-faktor produktivitas kerja
12 . 42
(5)
12
Keterangan:
X = Bobot skor rataanoti
fi = Frekuensi pada kategori ke-i
wi = Bobot untuk kategori ke-i (1 sampai dengan 5)
Hasil nilai skor rataan kemudian ditentukan skala tiap
komponen dengan menggunakan rumus rentang skala (1-5). Nilai skor
rataan yang didapat adalah sebesar 0,8. Hal ini didapatkan dari hasil
perhitungan rumus sebagai berikut:
26
27
67 =
R7 =
(81)
(9)
8
(51)
= 0,8
5
Keterangan:
Rs = Rentang skala
m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
Nilai skor rataan yang dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai
jawaban berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden,
kemudian dibagi dengan jumlah responden. Berdasarkan nilai skor
rataan tersebut, maka posisi keputusan penilaian memiliki rentang
skala yang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Posisi Keputusan Penilaian
Skor Ratan
1,00 1,80
Keterangan
Sangat Tidak Setuju, Sangat Tidak Sering, Sangat Tidak
Sanggup, Sangat Tidak Mampu, Sangat Tidak Sesuai
1,80 2,60
2,60 3,40
3,40 4,20
Gardu
Tol
Otomatis
(GTO)
dan
faktor-faktor
produktivitas kerja dikatakan sangat tidak baik. Nilai skor rataan yang
dihasilkan berada pada rentang 1,8 sampai 2,6 maka pelaksanaan
GTO dan faktor-faktor produktivitas kerja dikatakan tidak baik. Nilai
skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 2,6 sampai 3,4 maka
pelaksanaan GTO dan faktor-faktor produktivitas kerja dikatakan
cukup baik. Nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada rentang 3,4
sampai 4,2 maka pelaksanaan GTO dan faktor-faktor produktivitas
kerja dikatakan baik. Nilai skor rataan yang dihasilkan berada pada
27
28
(?)
Keterangan:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah anggota contoh
Taraf nyata () yang digunakan 5 %
Hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Pelaksanaan GTO (Gardu Tol Otomatis) dan Faktor-faktor
produktivitas kerja, tidak berpengaruh nyata terhadap karyawan
operasional.
H1 : Pelaksanaan GTO (Gardu Tol Otomatis) dan Faktor-faktor
produktivitas kerja, berpengaruh nyata terhadap karyawan
operasional.
Pengambilan keputusan dengan Uji F dilakukan apabila suatu
faktor X akan mempengaruhi Y secara bersama-sama yang dapat
dilihat dari nilai Fhitung. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel,
maka minimal ada satu X yang mempengaruhi Y. Sedangkan jika nilai
Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka dipastikan tidak ada satu pun X yang
mempengaruhi Y. Keputusan diambil dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tolak Ho : Jika nilai F hitung > nilai F tabel
Terima H1 : Jika nilai F hitung < nilai F tabel
28
29
3.5.4
Uji t
Uji t digunakan untuk menguji konstanta dari setiap variabel
independen. Hal ini berarti bahwa Uji t dapat mengetahui apakah
peubah bebas secara individu mempunyai pengaruh yang berarti
terhadap peubah respon (Sugiyono, 2005). Rumus yang digunakan
untuk mencari nilai thitung adalah:
t A-BCD
b (H)
Sb-
Keterangan:
bt = Koefisien regresi masing-masing variabel
Sbi = Simpangan baku dari bi
SIE
JK
#
L MK N ( O)
P
(Q)
29
30
31
pemanfaatan
potensi
keuangan
perusahaan
dan
32
Struktur
organisasi
merupakan
suatu
kerangka
dasar
dalam
Ka. Bag.
Keuangan
Ka. Bag.
Pengumpul Tol
Ka. Sub.
Bag. SDM
Ka. Sub.
Bag.
Umum
Ka. Sub.
Bag. Kamtib
Ka. Sub.
Bag. Logistik
Ka. Bag.
Pemeliharaa
Ka. Sub.
Bag. PU
Ka. Bag.
Pelayanan
Lalin &Kamtib
Kabang Kabang
Kabang
Kabang Kabang Kabang
Tol
Tol
Tol
Tol
Tol
Tol
Pasir Koja Kopo Moh. Toha Bh. Batu Cileunyi Baros
32
33
Jumlah karyawan
Kepala Cabang
1
Bagian SDM
12
Bagian Umum
9
Bagian Keuangan
13
Bagian Logistik
9
Bagian Pengumpul Tol
286
Bagian Lalin & Kamtib
127
Bagian Pemeliharaan
117
Bagian PU dan PKBL
5
Karyawan Outsourching
14
Jumlah
593
Sumber: PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi (2010)
Lintas
dan
Keamanan
Ketertiban,
serta
Kepala
Bagian
Pemeliharaan.
2. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
Memiliki fungsi pokok yaitu melaksanakan kegiatan pengelolaan SDM,
ketatausahaan, pengadaan barang atau jasa, pengembangan usaha serta
pembinaan usaha kecil dan koperasi di lingkungan Cabang. Kepala
Bagian SDM membawahi:
a. Sub Bagian Sumber Daya Manusia
Memiliki fungsi pokok yaitu melakukan kegiatan fungsi administrasi
kepegawaian dan pengembangan SDM serta hubungan masyarakat di
Cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
33
34
34
35
Pengumpulan Tol
tol,
menyebabkan
pihak
manajemen
melakukan
35
36
36
37
GKM
Pasteur dilakukan
sebagai
upaya
untuk
meningkatkan pelayanan gerbang tol sesuai dengan Sasaran mutu yang telah
ditetapkan sekaligus menjadi tolok ukur untuk menciptakan kondisi lancar,
aman dan nyaman. Pelayanan transaksi di gerbang tol menjadi jasa utama
jalan tol yang perlu diperhatikan untuk memenuhi keinginan pengguna jalan
tol akan pelayanan yang prima, selain pelayanan konstruksi dan pelayanan
informasi. Pelayanan konstruksi meliputi konstruksi jalan dan kelengkapan
jalan yang di awasi oleh bagian Pemeliharaan dan Pelayanan Lalu Lintas,
sedangkan pelayanan informasi meliputi sentral komunikasi dan pelayanan
informasi terhadap para pengguna jalan baik berupa keluhan maupun
37
38
Tolak Ukur
Penanggung Jawab
Waktu Transaksi
a. Gardu Masuk (100 %)
b. Gardu Keluar (100 %)
7 detik/kendaraan
11 detik/kendaraan
Kapasitas Pelayanan
a. Gardu Masuk (100 %)
b. Gardu Keluar (100 %)
500 kendaraan/jam
300 kendaraan/jam
KBT/KSPT
KBT/KSPT
KepalaGerbang Tol /
Kepala Shift Pengumpul Tol
38
39
39
40
Selanjutnya
Gugus
Kendali
Mutu
(GKM)
Pasteur
40
41
Permasalahan
(Hasil Survey GKM PASTEUR)
Jumlah Responden
Presentase
1
2
3
4
30
16
15
4
46 %
25 %
23 %
6%
65
100 %
Jumlah
Sumber: GKM Pasteur (2007)
41
42
Gardu
Masuk
(kendaraan)
17
3.011
18
3.525
19
3.308
20
2.113
21
3.354
22
3.509
23
3.568
Sumber: GKM Pasteur (2007)
Gardu
Keluar
September
2007
Gardu
Masuk
(kendaraan)
Gardu
Keluar
1.525
1.797
1.832
1873
1.891
1.874
1.940
24
25
26
27
28
29
30
1.652
3.032
2.903
2.867
3.053
2.811
2.697
853
1.664
1.531
1.475
1.587
1.546
1.990
2. Analisa penyebab
Analisa penyebab dilakukan Gugus Kendali Mutu Pasteur
dengan cara mengeluarkan ide pikiran mereka (brainstorming) untuk
mencari penyebab dari kinerja gardu operasional yang belum optimal.
Hasil brainstorming tersebut berhasil diinventarisasi oleh GKM
Pasteur sebanyak 19 penyebab dan dipilih empat penyebab paling
dominan dari belum optimalnya gardu operasional dengan cara
membuat diagram sebab-akibat (Relation Diagram). Gambaran
mengenai diagram sebab akibat yang dilakukan oleh GKM Pasteur
dapat dilihat pada Lampiran 3. Berikut empat penyebab dominan
gardu operasional belum optimal yaitu;
a. Kartu Tanda Masuk Elektronik tersangkut pada Contacless
Smartcard Dispenser. KTME merupakan alat tanda bukti masuk
jalan tol pada sistem tertutup yang menunjukkan identitas jenis
kendaraan dan asal gerbang tol yang merupakan informasi dalam
penentuan tarif pada saat di gardu keluar.
42
43
Koefisien
korelasi
r.1
Penyebab Dominan
CSD rusak
KTME tersangkut pada
CSD
Keterbatasan jumlah
gardu
Tidak ada kebijakan
membangun gardu baru
Jumlah
43
Nilai r
Persentase Derajat
0,880
26%
92
r.2
0,870
25%
91
r.3
0,860
25%
90
r.4
0,820
24%
86
3,43
100%
360
44
44
45
Perbandingan Penyebab
Frekuensi Perbaikan
Pencapaian
Sebelum
Sesudah
39
92,3 %
CSD rusak
52
100 %
133,3 %
166,7 %
45
46
47
alat
yaitu
sebanyak
72
kali
kejadian,
sehingga
Kerugian
Frekuensi persoalan
47
Kesalahan
Pelaporan
Kerusakan
Alat
Jumlah
72
60
132
864.000
420.000
1.284.000
504
720
1.224
720
720
48
Jumlah (orang)
Persentase (%)
Laki-laki
50
83
Perempuan
10
17
30 Tahun
10
17
31-45 Tahun
37
61
46 Tahun
13
22
SLTA
32
53
Pendidikan
D3
20
33
Terakhir
S1
12
S2
2 Tahun
3-5 Tahun
12
6-10 Tahun
12
20
11 Tahun
40
66
Jenis Kelamin
Usia
Masa Kerja
48
49
49
50
50
51
52
STS = 1
n %
b. Kerusakan CSD
SS = 5
30
50,0
28
46,67
333
Skor
Rataan Keterangan
3,52
Setuju
3,18
Cukup
Setuju
6,66
41
68,34
15
25,0
1,67
11
18,34
46
76,66
3,33
3,08
Setuju
16,67 32
53,33
17
28,33
1,67
3,14
Cukup
Setuju
15
25,0
36
60,0
15,0
3,90
Setuju
10
1,67
42
70,0
17
28,33
3,26
Cukup
Setuju
1,67
21
35,0
38
63,33
3,61
Setuju
27
45,0
30
50,0
3,60
Setuju
46,67 24
40,0
13,33
2,66
Cukup
Setuju
19
31,67
33
55,0
13,33
3,81
Setuju
S=4
Skor Nilai
CS = 3
TS = 2
28
5,0
15,0
21
35,0
26
43,34
6,66
3,41
Setuju
1,67
16
26,66
37
61,67
10,0
3,79
Setuju
3,33
31
51,67
25
41,67
3,33
3,43
Sangat
Setuju
11,67
46
76,66
11,67
3,99
Setuju
8,33
31
51,67
24
40,0
4,31
Sangat
Setuju
31
51,67
25
41,67
3,33
3,43
Sangat
Setuju
3,65
Setuju
3,33
52
53
a. KTME tersangkut
pada CSD
Faktor
3,52
Setuju
3,18
Cukup
Sering
3,80
Setuju
3,50
Setuju
53
54
55
55
56
b. CSD rusak
Faktor
3,14
Cukup
Setuju
3,90
Setuju
3,26
Cukup
Sering
3,61
Setuju
3,47
Setuju
Gardu
Tol
Otomatis,
menurut
karyawan
56
57
c.
Faktor
3,60
Setuju
2,66
Cukup
setuju
3,81
Setuju
3,41
Setuju
3,79
Setuju
3,45
Setuju
58
58
59
otomatis yaitu pengguna jalan tol harus menekan tombol yang ada di
Gardu Tol Otomatis (GTO) untuk mendapatkan Kartu Tanda Masuk
(KTM). Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan mekanisme GTO
agar pengguna tidak perlu menekan tombol saat akan mengambil
Kartu Tanda Masuk (KTM) dengan memodifikasi mesin TCT agar
dapat dioperasikan secara otomatis. Toll Collector Terminal (TCT)
merupakan peralatan yang berfungsi untuk membantu petugas
pengumpul tol dalam melakukan transaksi tol. Secara umum dapat
disimpulkan, bahwa karyawan operasional sudah setuju
untuk
Faktor
3,43
Setuju
3,99
Setuju
4,31
Setuju
3,91
Setuju
Jumlah
karyawan
operasional
terhadap
faktor-faktor
59
60
c. Etika kerja
b. Kemampuan kerja
a. Kemauan kerja
Pernyataan
Bersungguh-sungguh atas
pekerjaan yang dilakukan
Memiliki rasa tanggung jawab
terhadap pekerjaan yang
dilakukan
Mematuhi segala peraturan
kerja yang ada
Selalu bertanggung jawab
untuk ikut menjaga dan
memelihara peralatan
bertransaksi
Tugas yang dikerjakan dapat
diselesaikan tepat waktu
Pekerjaan yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik
Hasil kerja yang terbaik bagi
perusahaan selalu diberikan
Sering meminta bantuan
kepada rekan kerja dalam
menyelesaikan pekerjaan
pokok
Selalu bekerja dengan
berpakaian rapih dan sopan
Mampu bekerjasama dengan
orang lain
Memiliki hubungan yang baik
dengan rekan kerja
Selalu menjaga sikap dan
perilaku
e. Lingkungan kerja
d. Kesejahteraan
STS = 1 TS = 2
n % n
%
1,67
3,33
1,67
Karyawan berhak
mendapatkan bonus atas
prestasi
Aspek kesehatan, keamanan
dan keselamatan kerja menjadi
perhatian perusahaan
Asuransi kecelakaan dan
asuransi jiwa disediakan
perusahaan
Kondisi lingkungan kerja yang
nyaman dan kondusif
membantu saya untuk terus
bekerja lebih semangat
Perusahaan memberikan
kesempatan kepada karyawan
berprestasi untuk menduduki
jabatan yang lebih tinggi
Keberadaan GTO membantu
meringankan pekerjaan
Skor Nilai
CS = 3
S=4
n
%
n
%
SS = 5
n
%
5,0
Skor
Keterangan
Rataan
46
76,66
11
18,34
4,13
Bersedia
11,67 44
73,33
15,0
4,03
Bersedia
11
18,34 33
55,0
16
26,66
4,08
Bersedia
16
26,66 31
51,67
12
20,0
3,90
Sanggup
20
33,33 30
50,0
10
16,67
3,83
Sanggup
18
30,0
33
55,0
15,0
3,85
Setuju
13,33 31
51,67
21
35,0
4,22
Sangat
Setuju
18
30,0
38
63,34
3,33
3,33
Cukup
Setuju
3,33
34
56,67
24
40,0
4,37
3,33
40
66,67
18
30,0
4,27
5,0
33
35,0
24
40,0
4,35
1,67
44
73,33
15
25,0
4,23
44
73,33 15
25,0
10
16,67 22
36,66
28
15
25,0
39
65,0
15
25,0
36
3,33
17 28,33
Sangat
Sanggup
Sangat
Mampu
Sangat
Mampu
Sangat
Mampu
3,23
Cukup
Setuju
46,67
4,30
Sangat
Setuju
10,0
3,85
Setuju
60,0
15,0
3,90
Setuju
24
40,0
34
56,67
4,53
Sangat
Setuju
29
48,34 14
23,33
3,95
Setuju
11,67 21
35,0
17
28,33 15
25,0
3,67
Setuju
24
40,0
31
51,67
8,33
3,68
Setuju
3,98
Setuju
60
61
a. Kemauan kerja
Keberhasilan suatu perusahaan tidak akan pernah lepas dari
unsur karyawan, karena karyawan merupakan asset terpenting bagi
perusahaan dalam menjalankan usahnaya. Penting bagi perusahaan
untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dan keinginan para
karyawannya demi tercapainya tujuan perusahaan, karena pada
dasarnya manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Kemauan
kerja adalah keadaan emosi yang mendorong seseorang untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya.
Persepsi karyawan operasional terhadap faktor kemauan kerja
dapat dilihat pada Tabel 20. Menurut karyawan operasional, mereka
bersedia untuk bekerja dengan bersungguh-sungguh atas pekerjaan
yang dilakukan (skor rataan sebesar 4,13). Artinya, setiap pekerjaan
dan segala bentuk tugas yang diterima karyawan, akan dikerjakan
dengan baik oleh karyawan. operasional Karyawan operasional
bersedia untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya
(skor rataan sebesar 4,03). Artinya, segala tugas dan pekerjaan yang
diterima oleh karyawan operasional akan dilaksanakan dengan penuh
rasa tanggung jawab.
Karyawan operasional bersedia mematuhi segala peraturan
kerja yang ada (skor rataan sebesar 4,08). Artinya, segala peraturan
kerja yang sudah ditetapkan di perusahaan, maka karyawan
operasional siap untuk melaksanakannya, serta menerima segala
bentuk konsekuensinya apabila melanggar peraturan. Karyawan
operasional selalu sanggup bertanggung jawab untuk ikut menjaga
dan memelihara peralatan bertransaksi (skor rataan sebesar 3,89).
Artinya, mereka merasa memiliki tanggung jawab sebagai petugas
pengumpul tol, dimana seluruh peralatan transaksi di gardu selalu
dijaga dan pelihara untuk mendukung peningkatan pelayanan
transaksi. Secara umum karyawan operasional sudah memiliki
kemauan kerja yang dinilai baik (jumlah skor rataan sebesar 4,03).
61
62
a. Kemauan kerja
Faktor
4,13
Bersedia
4,03
Bersedia
4.,8
Bersedia
3,89
Sanggup
4,03
Baik
b. Kemampuan kerja
Kemampuan kerja adalah kapabilitas atau kebisaan, kebolehan,
dan keahlian karyawan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
tertentu yang menjadi wewenang serta tanggung jawabnya.
Kemampuan kerja yang menjadi sebuah penilaian terkini bagi
karyawan atas hasil kerja mereka untuk tercapainya tujuan
perusahaan. Aspek kemampuan kerja karyawan dapat dilihat
berdasarkan tingkat pengetahuan, keterampilan serta pengalaman
kerja karyawan yang dimiliki. Persepsi karyawan operasional
terhadap faktor kemampuan kerja dapat dilihat pada Tabel 21.
Karyawan operasional merasa sanggup menyelesaikan tugasnya
dengan tepat waktu (skor rataan sebesar 3,83). Artinya, mereka
mampu mengerjakan tugas dengan baik dan menyelesaikan tugas
tersebut sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
Tabel 21. Persepsi Karyawan Operasional terhadap Kemampuan
Kerja
b. Kemampuan kerja
Faktor
Skor Rataan
62
Keterangan
3,83
Sanggup
3,85
Setuju
4,21
Sangat
Setuju
3,64
Sering
3,88
Baik
63
63
64
c. Etika Kerja
Faktor
Skor Rataan
4,36
4,76
4,35
4,23
Jumlah
4,42
Keterangan
Sangat
Setuju
Sangat
Mampu
Sangat
Setuju
Sangat
Setuju
Sangat baik
d. Kesejahteraan kerja
Kesejahteraan
karyawan
merupakan
bentuk
usaha
yang
serta berpedoman
kepada kemampuan
perusahaan.
65
keluarganya.
Persepsi
karyawan
operasional
terhadap
faktor
Skor Rataan
d. Kesejahteraan kerja
3,25
4,29
Keterangan
Cukup
Sesuai
Sangat
Setuju
3,85
Baik
3,90
Sesuai
3,82
Baik
65
66
perusahaan.
Menurut
karyawan
operasional,
66
67
e. Lingkungan
Faktor
4,53
Sangat
Setuju
3,11
Cukup
Setuju
3,66
Setuju
3,68
Bersedia
3,75
Baik
68
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
,544
2,677
3,220
df
1
58
59
Mean Square
,544
,046
F
11,776
Sig.
,001a
Model
1
(Constant)
GTO
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
2,202
,521
,474
,138
68
Standardized
Coefficients
Beta
,411
t
4,230
3,432
Sig.
,000
,001
69
70
2. Dibutuhkan satu atau dua petugas pengumpul tol yang terus menjaga
Gardu Tol Otomatis, meskipun GTO dapat bekerja tanpa perlu diawasi.
Hal ini penting, karena kemungkinan terjadi kerusakan pada GTO secara
mendadak disaat arus lalu lintas kendaraan menuju gerbang tol sedang
padat dapat mengakibatkan penumpukkan dan antrian yang panjang.
3. Pelatihan dan keterampilan tambahan bagi petugas pengumpul tol,
khususnya dalam bidang arus lalu lintas dan transaksi, serta pelatihan di
berbagai bidang lainnya seperti kepemimpinan dan motivasi, kursus
bahasa maupun komputer perlu dilakukan untuk menambah softskill
mereka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas kerja
mereka dan upaya perusahaan untuk menghadapi persaingan bisnis jalan
tol di masa yang akan datang.
4. Kegiatan Gugus Kendali Mutu (GKM) di setiap unit kerja yang
membahas berbagai permasalahan terkait dengan mutu pelayanan jalan
tol perlu terus ditingkatkan. Keberadaan Gugus Kendali Mutu pada PT
Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Purbaleunyi masih sedikit, mengingat
berbagai macam permasalahan yang terkait dengan mutu pelayanan jalan
tol masih sering terjadi untuk solusi perbaikan..
70
71
Saran
Saran yang dapat diberikan dalam rangka membangun perusahaan
menjadi lebih berkembang antara lain sebagai berikut:
a. Pembangunan Gardu Tol Otomatis dengan sistem gardu tandem perlu
dilakukan mengingat keterbatasan jumlah gardu akibat tidak adanya
kebijakan untuk membangun gardu baru. Hal ini bisa dijadikan solusi
untuk mengurangi kepadatan antrian pada gardu transaksi, mengingat
volume kendaraan yang tidak sesuai dengan kapasitas gardu.
71
72
b. Kegiatan Gugus Kendali Mutu (GKM) disetiap unit kerja harus dilakukan
untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi di
perusahaan,
sehingga
memberikan
kesempatan
untuk
karyawan
72
73
DAFTAR PUSTAKA
73
74
74
75
75
76
=
=
=
=
=
Sangat Setuju
Setuju
Cukup Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
76
77
Pernyataan
SS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
77
CS
TS
STS
78
Jawaban
Pernyataan
SS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
78
CS
TS
STS
79
Validitas
0,672
0,572
0,511
0,643
0,599
0,671
0,726
0,659
0,533
0,676
0,722
0,608
0,735
0,624
0,530
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Validitas
0,767
0,734
0,791
0,504
0,552
0,604
0,532
0,761
0,679
0,669
0,608
0,771
0,404
0,350
0,445
0,687
0,630
0,448
0,531
0,541
79
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
80
80
81
Penyebab
Dominan
Why
What
Where
When
CSD rusak
Mencegah CSD
rusak akibat
terkena sinar
matahari
Lajur masuk
dan lajur
keluar
Gerbang Tol
Pasteur
1s.d 16
Januari
2007
KTME
tersangkut di
CSD
8 s.d 22
Januari
2007
Jumlah
gardu yang
terbatas
- Mencegah
KTME rusak
masih
digunakan
- Mengupayakan
prosedur
pemeriksaan
Mengoptimalkan
operasional gardu
yang terbatas
Lajur masuk
dan lajur
keluar
Gerbang Tol
Pasteur
Lajur masuk
dan lajur
keluar
Gerbang Tol
Pasteur
15 s.d 28
Januari
2007
Tidak ada
kebijakan
membangun
gardu baru
Membuat sistem
operasional gardu
yang baru
Lajur masuk
dan lajur
keluar
Gerbang Tol
Pasteur
1 Januari
s.d 10
Februari
2007
No.
Who
How
Tri K
Afriza
Sri S
Jumyati
81
How Much
100%
100%
100%
100%
82
Transaksi di
Gardu
6. ALB Terbuka,Kendaraan
lewat, setelah melewati LC,
ALB menutup kembali
1. Identifikasi Jenis
Kendaraan
Tombol di
Tekan oleh
Petugas
Pul-Tol
Kendaraan
Keluar
2. Tekan Golongan
Kendaraan
5. Berikan KTM-E
ke Pemakai Jalan
Kendaraan
Masuk
Transaksi di
Gardu
1. a. Tekan Tombol
(kendaraan umum)
Tombol di
Tekan oleh
Pemakai
Jalan
b. Sentuhan Badge
Dinas
2. KTM-E keluar
dari CSD
82
Kendaraan
Keluar
4. ALB Terbuka,
Kendaraan lewat,
setelah melewati
LC, ALB menutup
kembali
3. Ambil KTM-E
dari drive CSD