Anda di halaman 1dari 3

NAMA: AHMAD GARAUDI

NIM : 109033200047

PPI/ II

MAQAMAT DALAM TASAWUF.

Kerinduan universal nurani manusia untuk dekat atau manunggal (menjadi satu) dengan Allah
SWT dalam mistisisme Islam disebut dengan tasawuf atau sufisme. Spiritual Islam ini sudah
berkembang sejak masa Rasulullah SAW, dilanjutkan pada tokoh-tokoh sufi hingga sekarang ini.

Bagi kaum sufi, cara terbaik dalam mendekatkan diri kepada Allah adalah melakukan ibadah
sebanyak-banyaknya dengan hati yang bersih, khusyuk, ikhlas, tawadhu (rendah hati), dan sabar.

Berbeda dengan kebanyakan umat Islam lainnya, kaum sufi cenderung melakukan ibadah tanpa
banyak diketahui oleh orang lain. Mereka lebih suka menyendiri (khalwat) dan berusaha untuk
menghindarkan diri dari hal-hal yang berbau keduniaan. Bagi mereka, dunia hanyalah perantara
menuju Allah.

Karena itu, dalam dunia tasawuf, dikenal berbagai macam maqamat (cara atau metode) dalam
mendekatkan diri kepada Allah. Misalnya, Syekh Abdul Qadir al-Jailani melakukannya dengan
zikir Laa Ilaha Illallah atau Rabiah al-Adawiyah melakukannya dengan mahabbah (cinta pada
Allah). Ada pula yang berusaha mendekatkan diri pada Allah dengan menyendiri (khalwat dan
uzlah) atau merasa cukup dan ridha dengan apa yang diberikan Allah (qanaah) dan lainnya.

Upaya mendekatkan diri kepada Allah ini, sebagian ada yang melakukannya dengan cara
mengikuti kegiatan tarekat. Tarekat adalah jalan atau metode yang ditempuh sufi dalam
melaksanakan ibadah zikir dan doa. Cara zikir dan doa itu diajarkan oleh seorang guru sufi yang
disebut dengan syekh atau mursyid.

Banyak sekali tarekat-tarekat yang dikenal dalam dunia Islam, seperti Qadiriyah, Rifa’iyyah,
Sammaniyah, Syattariyah, Khalwatiyah, Naqsyabandiyah, Tijaniyah, dan lain sebagainya.

Bagi seorang salik (pengikut tarekat), kegiatan-kegiatan yang dilakukan sematamata


mengharapkan ridha Allah. Bagi mereka, apa yang diberikan di dunia ini adalah karunia-Nya.
Pendek kata, bagi seorang sufi ataupun pengikut tarekat, mereka hanya menggantungkan
hidupnya pada Allah SWT.

Dan, tujuan dari tarekat ialah menekan hawa nafsu yang dapat menjadikan manusia jauh dari
Tuhannya. Untuk itu, wirid yang berupa shalat sunnah, zikir, doa, puasa, zuhud, khalwat, dan
lain sebagainya merupakan upaya dalam menekan hawa nafsu manusia.
Seorang guru atau mursyid haruslah (1) alim dan ahli dalam memberikan tuntunan kepada
murid-muridnya terhadap ilmu pengetahuan agama yang pokok; (2) mengenali segala sifat-sifat
kesempurnaan hati dan hal-hal yang berkaitan dengannya; (3) memiliki rasa belas kasih terhadap
umat Islam, terutama murid-muridnya; (4) pandai menyimpan rahasia murid-muridnya; dan (5)
tidak menyalahgunakan amanat murid-muridnya.

Selain itu, seorang guru juga harus (6) tidak menyuruh murid-muridnya, kecuali terhadap sesuatu
yang layak dikerjakan; (7) tidak terlalu banyak bergaul dan bercengkerama dengan murid-
muridnya; (8) mengusahakan segala ucapannya bersih dari pengaruh nafsu dan keinginannya; (9)
lapang dada dan ikhlas; (10) memerintahkan berkhalwat kepada murid yang memperlihatkan
kebesaran dan ketinggian hati; (11) memelihara kehormatan diri; (12) memberikan petunjuk
untuk memperbaiki keadaan, memerhatikan dengan sungguhsungguh terjadinya kebanggaan
rohani yang timbul dari murid-muridnya, mencegah muridnya banyak makan; (13) menjaga diri
hubungan dengan penguasa (pejabat); dan sebagainya.

Banyak hal yang harus dilakukan seorang guru (mursyid). Dan, apa yang diperintahkan seorang
guru kepada muridnya tidak boleh bertentangan dengan syariat (aturan agama). Sebab, syariat
merupakan ajaran pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Karena itu, bila ada seseorang yang
mengaku dirinya sebagai syekh atau ulama, namun memerintahkan murid-muridnya
meninggalkan syariat (seperti, shalat, puasa, zakat, dan haji), jelas bertentangan dengan ajaran
Islam. sya

Menggapai Derajat Sufi

Banyak cara yang dilakukan untuk menjadi seorang sufi sejati. Beberapa tahapantahapan (
maqamat) yang biasanya ditempuh sufi sebagai berikut.

1. Tobat
Sebelum dan sesudah melaksanakan perbuatan, seseorang dianjurkan untuk bertobat dan
memohon ampun pada Allah. ‘’Sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri.’’ (QS Albaqarah: 222).

2. Mujahadah
Mujahadah adalah suatu upaya seseorang yang dilakukan secara sungguh-sungguh dalam
mendekatkan diri pada Allah. ‘’Dan, orang-orang yang bersungguh-sungguh (jihad) untuk
(mencari) keridhaan Kami, maka Kami akan menunjukkan kepada mereka jalan Kami.’’ (QS Al
Ankabut: 69).

3. Khalwat dan Uzlah


Menyendiri atau menghindarkan diri dari pengaruh duniawi (khalwat) adalah sifat orang-orang
suci. Sedangkan, mengasingkan diri (uzlah) adalah lambang orang yang menyerahkan diri
kepada Allah.

4. Takwa
Seorang sufi wajib menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

5. Wara’
Wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas hukumnya (syubhat) atau
meragukan.

6. Zuhud
Senantiasa merasa cukup dengan apa yang dikaruniakan Allah dan selalu mengutamakan urusan
akhirat. ‘’Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang
bertakwa.’’ (QS Annisa: 77).

7. Khauf
Tidak pernah takut terhadap apa pun dan siapa pun, kecuali pada Allah SWT. ‘’Mereka menyeru
Tuhan me reka dengan penuh rasa takut (khauf) dan harap.’’ (QS Alsajadah: 16).

8. Raja
‘’Barang siapa mengharap ( raja) pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu (yang
dijanjikan) Allah itu pasti datang.’’ (QS Al-An kabut: 5).

9. Khusyuk dan Tawadhu


‘’Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman, mereka khusyuk dalam shalatnya.’’
(QS Almu’minun: 1-2).

10. Mahabbah
Hanya Allah satu-satunya yang lebih dicintai daripada lainnya.

11. Yakin
Selalu merasa yakin dengan apa yang dilakukan bahwa hal itu diridhai Allah.

Masih banyak lagi maqamat lainnya yang bisa dilakukan oleh kalangan ahli tasawuf, seperti
zikir, diam, sabar, ikhlas, istikamah, doa, syukur, tawakal, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai