Halaman 1
Halaman 2
PENDAHULUAN
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau Chronic
Kidney Disease (CKD) mencakup spektrum
yang sangat luas dalam proses patofisiologis
yang berhubungan dengan fungsi ginjal yang
abnormal dan penurunan progresif dalam laju
filtrasi glomerulus (GFR). Penyakit ginjal
stadium akhir atau End Stage Renal Disease
(ESRD) merupakan tahap CKD di mana
akumulasi racun, cairan, dan elektrolit yang
biasanya
diekskresikan
oleh
ginjal
menghasilkan suatu kumpulan gejala yaitu
disebut sindroma ureum. Sindrom ini dapat
menyebabkan kematian kalau racunnya tidak
di hilangkan dengan terapi pengganti ginjal
atau renal replacement therapy, yang
menggunakan dialisis atau transplantasi
ginjal.1
Kriteria penyakit ginjal kronik adalah
kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3
bulan, berupa kelainan struktural / fungsional,
dengan / tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus
(LFG).
Klasifikasi
PGK
berdasarkan nilai laju filtrasi glomerolus dapat
dilihat pada tabel 1, yang dihitung dengan
menggunakan rumus Kockcroft-Gault, sebagai
berikut:2
( 140Umur ) x BB
LFG=
x 0.85 ( )
72Kreatinin Plasma
Diperkirakan di Amerika Serikat pada tahun
2015 ada setidaknya 6% yang menderita PGK
derajat I dan II. Sedangkan 4,5% menderita
PGK derajat III dan IV. Sedangkan di
Malaysia, diperkirakan 1800 kasus baru gagal
ginjal
pertahunnya.
Di
negara-negara
berkembang lainnya, diperkirakan sekitar 4060 kasus perjuta penduduk per tahun.1,2
Etiologi penyakit ginjal kronik sangat
bervariasi antara satu negara dengan negara
lain. Perhimpunan Nefrologi Indonesia
(PEMEFRI) tahun 2000 mencatat penyebab
90
60-89
30-59
15-29
< 15
Derajat I
90
Terapi
penyakit dasar, komorbid, evaluasi
pemburukan fungsi ginjal, memperkecil resiko
kardivaskuler
Derajat II
60-89
Derajat III
30-59
Derajat IV
15-29
Derajat V
< 15
Enzyme/ACE
inhibitor,
terbukti
memperlambat pemburukan fungsi ginjal.
Pemberian eritropoetin (EPO) merupakan hal
yang dianjurkan. Dalam pemberian EPO ini
status besi harus selalu diperhatikan.
Pembatasan asupan air pada PGK, sangat
dilakukan. Air yang masuk ke dalam tubuh
dibuat seimbang dengan air yang keluar baik
melalui urine maupun insensible water
loss/IWL. Dengan berasumsi bahwa IWL
antara 500-800 ml/hari, maka air yang masuk
dianjurkan 500-800 ml ditambah jumlah urine.
Elektrolit yang harus diawasi asupannya
adalah kalium dan natrium. Pembatasan
kalium
karena
hiperkalemia
dapat
mengakibatkan aritmia jantung yang fatal.
Terapi pengganti ginjal pada PGK stadium 5,
berupa hemodialisis, peritoneal dialysis atau
transplantasi ginjal.2,7
LAPORAN KASUS
Laki-laki 42 tahun datang ke IGD RSUD Koja
dengan keluhan lemas sejak 1 hari SMRS. OS
mengeluh adanya mual, muntah asam disertai
darah, anoreksia, nyeri epigastrium, BAB
berwarna hitam, bengkak semua ekstremitas.
Lemas dirasakan sejak pagi dan semakin
memberat. Disertai juga dengan sesak yang
memberat dengan aktivitas, tanpa suara ngikngik, tidak memburuk dalam keadaan tiduran,
dan tidak pernah terbangun saat tidur malam
hari karena sesak, dan jantung berdebar.
Riwayat Gagal Ginjal dan Hemodialisis sejak
2 bulan yang lalu, dan Hipertensi sejak lama
yang tidak tahu sejak kapan. Riwayat keluarga
untuk Gagal Ginjal dan Hipertensi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
compos mentis, keadaan umum tampak sakit
sedang, peningkatan berat badan, tekanan
darah 160/90 mmHg, nadi 94 kali per menit,
frekuensi pernapasan 28 kali per menit, suhu
36,8 0C, nafas Kussmaul tidak ditemukan,
kulit kering, edema di semua ekstremitas,
konjungtiva anemis, palpasi dan perkusi
Halaman 5
2.
3.
4.
5.
SIMPULAN
Pasien laki-laki berusia 42 tahun, datang
dengan keluhan sesak yang disebabkan
Anemia Heart Disease dengan diagnosa
penyakit ginjal kronik derajat V, dinyatakan
membaik setelah menjalani rawat inap di
Rumah Sakit Umum Daerah Koja, dengan
terapi berupa pemberian asam amino esensial
dan pembatasan cairan, diuretik, hemodialisis
dan terapi masing-masing komplikasi selama 7
hari perawatan dan direncanakan rawat jalan
dan hemodialisis kronik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bargman JM, Skorecki K. Chronic Kidney
Disease. In: Kasper DL, Fauci AS, Hauser
SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo J.
Harrisons Principles of Internal Medicine.
6.
7.
8.
Halaman 7