Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN BISNIS DIBIDANG KEWIRAUSAHAAN

BATIK (BATAGOR IKAN KAKATUA)

Diusulkan oleh:

HUSNUL KHOTIMAH

13 410 027 (ketua)

WA ODE SITTI RADIA

13 410 020 (anggota)

WA SURAYA

13 410 007 (anggota)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
2016

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................

ii

DAFTAR ISI ........................................................................................

iii

RINGKASAN .......................................................................................

iv

BAB I PENDAHULUAN......................................................................

1.1...............................................................................................Latar
Belakang...............................................................................

1.2...............................................................................................Alasan Dasar
..............................................................................................

1.3...............................................................................................Urgensi
(Keutamaan).........................................................................

1.4...............................................................................................Masalah
..............................................................................................2
1.5...............................................................................................Luaran
..............................................................................................2
1.6...............................................................................................Manfaat
..............................................................................................3
BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA BERBASIS ILMIAH
2.1...............................................................................................Kondisi
Umum Lingkungan...............................................................

2.2...............................................................................................Potensi
Sumberdaya dan Peluang Pasar............................................

2.3...............................................................................................Analisis
Usaha....................................................................................

BAB III METODE PELAKSANAAN ILMIAH USAHA.................

3.1...............................................................................................Produksi
..............................................................................................8
3.2...............................................................................................Promosi
..............................................................................................9
3

3.3...............................................................................................Pemasaran
..............................................................................................10
BAB IV KESIMPULAN.......................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

12

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................

13

ABSTRAK
Kegiatan kewirausahaan ini dilatar belakangi oleh minimnya jajanan sehat
yang memiliki bahan ikan dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya. Selain
itu, masyarakat tidak lepas dari yang namanya jajanan. Jajanan sudah menjadi
makanan ringan sehari-hari dan telah menjadi budaya masyarakat. Jajanan
sekarang, kebanyakan masih belum memenuhi kriteria gizi yang baik. Sedangkan
hasil perikanan maupun pertanian wilayah indonesia ini dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber gizi bagi tubuh manusia.
Luaran yang diharapkan yaitu menghasilkan Batik (batagor ikan kakatua) dan
Tingginya semangat kewirausahaan mahasiswa.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan kakatua termasuk ke dalam famili Scaridae dan merupakan salah satu jenis
ikan herbivor yang utama di ekosistem terumbu karang (Sale 1991). Famili Scaridae
terdiri dari berbagai jenis, karena memiliki jumlah genus yang cukup banyak yaitu 7
genera dengan genus terbanyak adalah Scarus. Ikan kakatua hidup di sekitar terumbu
karang dan biasanya ditemukan juga pada perairan dangkal dengan kedalaman sampai
30 meter. Ikan kakatua merupakan ikan pemakan alga di karang mati. Cara
membedakan jenis ikan kakatua yang paling mudah adalah dengan melihat komposisi
warna, karena ikan kakatua memiliki variasi warna yang beraneka ragam pada
tubuhnya (FAO 2001).
Ikan kakatua biasanya hanya diolah menjadi ikan asin dan lauk pauk sehingga
banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa ikan tersebut bisa diolah menjadi
jajanan sehari-hari.
Semua masyarakat tidak lepas dari yang namanya jajanan. Jajanan sudah
menjadi makanan ringan sehari-hari dan telah menjadi budaya masyarakat. Jajanan
sekarang, kebanyakan masih belum memenuhi kriteria gizi yang baik. Sedangkan
hasil perikanan maupun pertanian wilayah indonesia ini dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu sumber gizi tersebut.
Ada macam-macam bahan yang dapat diolah sebagai jajanan, antara lain yang
berasal dari hewan dan nabati. Sebagian besar jajanan diolah dari bahan hewani,
padahal sebagian bahan dari hewani mengandung kolestrol (rambak dan cilok),
sehingga berpengaruh buruk bagi kesehatan. Pengolahan jajanan sebagian besar
menggunakan bahan-bahan yang berbahaya untuk mengawetkan bahan-bahan tersebut
gar bertahan lama.
Masyarakat yang mengonsumsi jajanan dipasaran dapat dikatakan tidak stabil,
hal tersebut dikarenakan belum banyaknya inovasi jajanan baru yang sehat, sehingga
masyarakat terasa bosan dan beralih ke makanan berat. Hal inilah yang akan membuat
peluang pasar jajanan-jajanan sehat yang berinovasi baru terbuka lebar. Salah satu
cara yang dapat mengalihkan perhatian masyarakat adalah membuat jajanan yang

memiliki kandungan gizi tinggi, tetapi harganya dapat dijangkau masyarakat dengan
pengolahan yang sehat.
Komposisi makanan yang disajikan yang akan disajikan adalah ikan kakatua
yang diolah menjadi batik (bakso ikan kakatua). Cara pengolahannnya yaitu
sebagaiman cara pengolahan bakso pada umumnya yang biasa di temukan disekitar
masyarakat.
1.2. Alasan Dasar
1. Minimnya jajanan sehat yang memiliki bahan ikan dan tidak mengandung
bahan kimia berbahaya.
2. Masih minimnya pemanfaatan ikan kakatua sebagai bahan jajanan.
3. Ikan kakatua segar yang kaya akan gizi dan bebas dari bahan kimia berbahaya
sangat berlimpah dan belum banyak diketahui manfaatnya oleh masyarakat .
1.3. Urgensi (keutamaan)
Kegiatan kewirausahaan yang diusulkan merupakan hasil dari proses
mengidentifikasi peluang usaha dimana pemanfaatan ikan kakatua sebagai bahan
jajanan yang murah dan melimpah belum dilakukan oleh masyarakat.
Selama ini masyarakat dan pelaku usaha belum banyak memanfaatkan bahan
jajanan yang bersumber dari ikan, kondisi ini akan sangat memberikan ruang kepada
mahasiswa untuk dapat melaksanakan usaha.
Dengan adanya kegiatan kewirausahaan ini akan dapat meningkatkan nilai jual
ikan kakatua, menumbuhkan jiwa wirausaha bagi mahasiswa serta dapat menyediakan
kebutuhan asupan gizi masyarakat.
1.4. Masalah
Minimnya informasi serta penguasaan

keterampilan yang dimiliki oleh

masyarakat akan manfaat dan kandungan gizi dari ikan kakatua sebagai bahan
makanan.
1.5. Luaran
1. Batik (batagor ikan kakatua).
2. Tingginya semangat kewirausahaan mahasiswa.

1.6. Manfaat
1. Melatih mahasiswa untuk dapat mengolah hasil perikanan menjadi makanan
sehari-sehari.
2. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam berwirausaha.
3. Meningkatkan konsumsi masyarakat akan ikan kaktua yang hanya diolah
sebagai lauk pauk.

BAB II
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA BERBASIS ILMIAH
2.1. Kondisi Umum Lingkungan
Di wilayah kota Baubau masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui
jajanan yang sehat dan tidak mengandung bahan kimia berbahaya sehingga penulis
dapat memberikan ide usaha batik (batagor ikan kakatua) untuk mengangkat nilai
kandungan gizi ikan kakatua. Karena kurangnya masyarakat yang memanfaatkan ikan
kakatua sebagai bahan jajanan. Alat dan bahan yang dibutuhkan mudah didapatkan.
2.2. Potensi sumberdaya dan peluang pasar
Untuk potensi sumberdaya alam kota Baubau memiliki hasil laut yang sangat
tinggi sehingga ikan kakatua itu sendiri mudah didapatkan. Sedangkan untuk peluang
pasarnya, batagor merupakan jajanan sehari-hari masyarakat kota Baubau sehingga
mudah dikenal masyarakat. Akan tetapi, untuk ikan kakatua itu sendiri banyak
masyarakat belum mengetahui ikan tersebut memiliki kandungan gizi yang tinggi dan
para pengusaha batagor yang ada dikota Baubau hanya menggunakan ikan tuna
sebagai bahan pembuatan batagor.
2.3. Analisis Usaha
Dalam mengevaluasi sebuah usaha biasanya digunakan dua macam analisis,
yaitu analisis finansial dan analisis ekonomi. Dalam analisis finansial usaha dilihat
dari sudut badan usaha atau perorangan yang menanam modalnya di dalam usaha atau
yang berkepentingan langsung di dalam usaha, sedangkan analisis ekonomi, usaha
dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Dalam analisis ekonomi, yang
diperhitungkan adalah analisis total, atau produktivitas atau keuntungan yang didapat
dari semua sumber yang dipakai dalam usaha, tanpa melihat siapa yang menyediakan
sumber-sumber yang dipakai dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil dari
usaha tersebut. Hasil dari hal ini disebut social returns atau the economic returns
(Kadariah, 2001).

1. Biaya investasi
Tabel biaya investasi
No
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Uraian
Alat
Kompor
Panci
Dandang
Saringan
Loyang
Sutil
Penjepit
Pisau
Wajan
Blender
Peralatanan Makan
Timbangan
Kursi
Meja
Penggiling Daging
Etalase

II
1

Bahan
Ikan Kakatua
Gula Pasir
Tahu
Bawang Putih
Bawang Merah
Es Batu
Telur
Tepung Tapioka
Kacang Tanah
Cabe
Minyak Goreng
Royco
Merica
Daun Bawang
Minyak Tanah

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Kuantitas

Harga Satuan (Rp)

2 buah
1 buah
1buah
1 buah
3 buah
1 Buah
1 Buah
1 set
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
6 buah
1 buah
1 buah
1 buah
JUMLAH I

3 Kg
1
300 biji
1 Kg
1/2 Kg
5
6 butir
3 Kg
1 Kg
1 Kg
3 Liter
4 bks
4 bks
3 ikat
3 liter
JUMLAH II
TOTAL BIAYA INVESTASI I +II

Jumlah (RP)

385.000
84.000
230.000
20.000
35.000
30.000
6.000
60.000
70.000
395.000
200.000
300.000
55.000
90.000
400.000
2.000.000

770.000
84.000
230.000
20.000
105.000
30.000
6.000
60.000
70.000
395.000
200.000
300.000
330.000
90.000
400.000
2.000.000
5.090.000

17.000
15.000
1.000
20.000
10.000
1.000
2.000
9.000
36.000
15.000
14.000
500
1.500
2.000
7.000

51.000
15.000
300.000
35.000
35.000
5.000
12.000
27.000
36.000
15.000
42.000
2.000
6.000
6.000
21.000
608.000
5.798.000

2. Biaya operasional

Tabel biaya operasional


No

Jumlah
satuan

Uraian

Biaya Tetap (Rp)


Biaya penyusutan
1 tahun
Perawatan 5%
1 tahun
Upah Pekerja 1 Org X 12 Bulan
12 bulan
Total Biaya Tetap
Biaya variable
1 paket
Bahan
1 paket
Transportasi dan lain-lain
Total Biaya Variabel
Total Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

1
2
3
II
1
2

Harga/
satuan (Rp)
5.759.000
5.759.000
400.000

Jumlah/
Harga (Rp)
579.000
289.900
4.800.000
5.669.700
708.000
3.000.000
3.708.000
9.377.700

3. Analisis Rugi Laba


Tabel analisa rugi laba
N
o
1
2
3
4
5
6
7

Uraian

Jumlah (Rp)

Biaya Investasi
Biaya Operasional
Hasil Produksi (16.000 x 12 x1000)
Laba Bersih Sebelum Pajak
Laba bersih + penyusustan (NCF)
Pajak 5%
Pendapatan Bersih (NCF-pajak)

5.798.000
9.377.700
144.000.000
184.631.000
184.931.000
9.246.550
175.684.450

4. Analisis Biaya Manfaat

BENEFET COST B/C

Nilai Penjualan
Biaya Opearsional

144.000 .00
9 .377 . 700

15,35>1(Layak )

JANGKA WAKTU PENGEMBALIAN

Investasi+ Biaya Operasional


x 100
Laba Usaha

15.175 .700
175.684 .450

x100%

9 bulan

BAB III
METODE PELAKSANAAN ILMIAH USAHA
3.1. Produksi
a. Tahap Perencanaan
Yang dilakukan pada saat tahap perencanaan yaitu survey pasar yang dilakukan
sebagai langkah awal dalam memulai sebuah usaha. Tujuan dilakukannya survei
adalah untuk mengetahui kondisi pasar, minat konsumen, dan perencanaan inovasi
lebih lanjut.
b. Tahap Persiapan
Persiapan dan pengadaan bahan baku serta bumbu-bumbu untuk langkah awal
memulai suatu usaha. Persiapan bahan baku yang lengkap akan memudahkan saat
proses produksi seuatu usaha.
c. Tahap Pengadaan Produk
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
a. Alat

Kompor
Panci
Dandang
Saringan
Loyang

Penjepit
Pisau
Wajan
Blender
Penggiling Daging

b. Bahan

Ikan Kakatua

Tepung Tapioka

Gula Pasir

Kacang Tanah

Tahu

Cabe

Bawang Putih

Minyak Goreng

Bawang Merah

Royco

Es Batu

Merica

Telur

Daun Bawang

Minyak Tanah

2. Proses pembuatan
a. Pembuatan bakso dan tahu
-

Bersihkan ikan kemudian pisahkan daging dengan tulang.

Siapkan bumbu-bumbu yang telah dibersihkan seperti bawang putih

Kemudian campur ikan dengan bawang putih, merica, telur, dan garam
secukupnya setelah itu digiling hingga halus.

Masukkan tepung tapioka dan es batu aduk hingga merata

Aduk rata sampai menjadi adonan yang bisa dibentuk

Keruk isi tahu untuk tempat mengisi adonan bakso. Masukkan adonan isi
ke dalam tahu.

Panaskan minyak dalam penggorengan. Goreng tahu hingga matang


kecoklatan. Angkat dan tiriskan.

b. Pembuatan bumbu batagor


Campurkan kacang yang telah dihaluskan bersama cabai goreng, gula, dan
garam sampai rata. Tambahkan air hangat untuk mengencerkannya aduk sampai licin
dan rata.
Pembuatan sampel barang diperlukan sebagai langkah awal untuk mengetahui
kualitas suatu produk sebelum nantinya dipasarkan dalam jumlah besar. Dalam
pembuatan tester, hal yang perlu dilaksanakan untk mengetahui cita rasa produk,
pengemasan produk, takaran produk per sajian serta penampilan produk. Sampel yang
telah dibuat kemudian dibuat sebagai acuan untuk mengenali selera masyarakat dan
dapat dijadikan sebagai tolok ukur produk yang bagaimana yang sesuai dengan selera
masyarakat.
3.2. Promosi
Promosi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengenalkan produk kepada
konsumen. Hal ini dilakukan dengan membuat pamflet-pamflet yang di design dengan
sedemikian rupa dan berisi informasi tentang gambaran produk, penawaran barang
dan harga, cara pemesanan, diskon yang diberikan kepada pelanggan serta mengenai
lokasi penjualan produk. Sasaran pamflet ini adalah tempat-tempat umum yang

potensial untuk dikunjungi banyak orang, seperti pasar, alun-alun kota, kantor-kantor
pemerintah, lembaga pendidikan, dan pada tempat-tempat strategis misalnya di daerah
perempatan atau pertigaan jalan raya yang sering dilalui oleh banyak orang.
3.3. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting karena dengan pemasaran,
produk yang dihasilkan dapat dipasarkan kepada konsumen. Pemasaran dapat
dikatakan berhasil ketika terdapat suatu strategi pemasaran yang efektif dan menarik
konsumen, misalnya melalui mekanisme penentuan segmentasi pasar dan pemasaran
melalui media-media sosial yang atraktif dan dapat menarik konsumen. Pemasaran
juga harus memperhatikan segmentasi konsumen dan segmentasi lokasi pemasaran,
kegiatan promosi dan kegiatan perluasan usaha atau pangsa pasar.

BAB IV
KESIMPULAN
Pemanfaatan ikan kakatua sebagai bahan olahan yang lebih menguntungkan
daripada dipasarkan dalam bentuk segar, untuk itu ikan kakatua diolah menjadi bahan
utama pembuatan batagor . Dalam proses produksi ikan kakatua perlu adanya
pengelolaan keuangan yang terbuka dan relevan dan dapat memperkenalkan kepada
masyarakat bahwa ikan kakatua tidak hanya diolah menjadi ikan asin dan lauk pauk.
Akan tetapi, ikan kaktua dapat diolah menjadi jajanan sehari-hari. Produk olahan ikan
kakatua yang telah dipasarkan diharapkan memiliki nilai jual. Mengetahui
peningkatan daya saing pembuatan batagor.

10

DAFTAR PUSTAKA
[FAO] Food and Agriculture Organitation. 2001. The living marine resources of the
western central pacific, volume 6 Bony part 4 (Labridae to Latimeriidae),
estuarine crocodiles, sea turtles, sea snakes and marine mammals. FAO. Rome,
Italy. 3468 p.
Kadariah.2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sale, P.F. 1991. Introduction. p: 3-15 in P.F. Sale (ed.) The Ecology of Fishes on Coral
Reefs. Academic Press. California.

11

12

13

14

15

16

Anda mungkin juga menyukai