Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN INFEKSI SILANG

LAPORAN OBSERVASI KLINIK GIGI

Disusun oleh
Febby Amalia
Heni Herliyani
Hana A Imaillah
Ihda Ulva Anjani
Meity Chaerunnisa
Rahma Suci Thiana

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung


Jurusan Keperawatan Gigi
Jl. Prof. Eyckman 40

1. Pendahuluan
Pedoman dasar untuk pengontrolan infeksi adalah Jangan melakukan desinfeksi bila
dapat mensterilkannya . Sterilisasi dan desinfeksi tentunya mempunyai perbedaan. Sterilisasi
adalah proses menghancurkan semua bentuk kehidupan, termasuk spora. Ada tiga macam proses
sterilisasi di kedokteran gigi, yaitu :
a. Sterilisasi panas (autoklaf, pemanasan kering, chemiclave)
b. Sterilisasi gas (gas oksida etilen)
c. Sterilisasi dengan cairan kimia (Larutan glutaraldehid 2%)
Sedangkan dekontaminasi adalah suatu proses yang membuat benda mati lebih amman
untuk ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan (misalnya menginaktivasi HBV, HBC, dan
HIV) sehingga dapat mengurangi jumlah bakteri.
Persyaratan awal untuk penengan instrument mencakup pembersihan menyeluruh dengan
menghilangkan semua bahan organic yang terkumpul seperti saliva dan darah (proses
dekontaminasi). Instrumen yang telah terkontaminasi harus ditangani dengan hati-hati terutama
alat-alat yang tajam. Untuk menghindari terjadinya infeksi silang seperti tertusuk atau luka
akibat alat yang tajam, kita membutuhkan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker,
kacamata pelindung dan baju pelindung yang harus digunakan selama prosedur ini.
Pada daerah kerja, ada tiga hal yang perlu diperhatikan pada waktu merencanakan daerah
pemrosesan instrument di tempat praktik, yaitu :
a. Lokasi harus jauh dari lingkungan yang terkontaminasi
b. Dirancang sesuai alur kerja
c. Daerah untuk instrument kotor dan instrument bersih harus terpisah
Salah satu tata letak dari daerah pemrosesan instrument adalah ruangan berbentuk lorong
panjang dengan pintu masuk dan pintu keluar yang terpisah atau berbeda serta alur kerja yang
menyerupai bentuk huruf U.
Daerah pemrosesan harus dibagi menjadi tiga area aktivitas, yaitu area dekontaminasi,
area pengemasan, dan area sterilisasi. Idealnya masing-masing area harus mempunyai ruangan
tersendiri yang berdampingan. Biasanya ketiga area ini terdapat dalam satu ruangan dan masingmasing area diberi tanda. Pada saat dekontaminasi ada beberapa hal yang diperlukan seperti alat
pelindung diri dan tempat pembuangan limbah.

Pintu
masuk
dan

Area penerimaan

Pembuangan
sampah

Pembersihan
instrument,henpi
s

Cuci

Pengeringan
Mencegah karat
Tambahkan
monitor
kimia,
instrument
pengganti

D
E
K
O
N
T
A
M
I
N
A
S
I

S
T
E
R
I
L
I
S
A
S
I

P
E
N
Y
I
M
P
A
N
A
N

Inkubator,
penyimpanan
catatan

Wadah tertutup
untuk kemasan
steril

Wadah tertutup
untuk kemasan
steril

Sterilisasi
PENGEMASAN
Instrumen
umum
dalam
kelompokkelompok
menurut
funsinya

Casette
yang
dibungkus,
barang
yang
dikemas,

2. Gambar Hasil Analisa

3. Kesimpulan
Klinik yang dijadikan objek observasi kami adalah klinik gigi KIMIA FARMA 43.
Menurut survey yang telah kami lakukan terhadap klinik tersebut, dan dengan kondisi serta
penata letakkan alat sterilisasi, tempat penyimpanan alat dan tempat penyucian alat yang
terkontaminasi, itu dilakukan dalam ruang lingkup yang cukup sempit dan

apabila

dibandingkan dengan desain daerah pemprosesan instrumen. Dimana desain daerah


pemproses instrumen yang mencakupi ketiga hal yang diperhatikan dari lokasi penyimpanan
alat yang sudah bersih ditempatkan jauh dari lingkungan terkontaminasi, ruangan yang
dirancang sesuai dengan alur kerja yang berbentuk U dan daerah instrumen kotor juga
instrumet bersih yang harus terpisah. Lalu berdasaran hasil observasi yang telah dilakukan
penyimpanan instrument di klinik gigi ini sudah baik karena sudah diletakkan terpisah dan
tertutup dari instrument yang kotor. Akan tetapi untuk alur kerja yang ada di klinik gigi ini
tidak sesuai karena tidak berbentuk U dan ruangannya pun terlalu sempit untuk dipakai ruang
perawatan dan ruang sterilissasi.

Anda mungkin juga menyukai