SKRIPSI
Disusun Oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
1
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
2
Perpustakaan Unika
3
Perpustakaan Unika
lewat
bermain
bersama
anak-anak
lain
lebih
mengenai
cara
berinteraksi,
memelihara
pertemanan,
mengembangkan strategi bergaul, menerima orang lain, mengenal nilainilai di masyarakat, dan memecahkan masalah. Hal-hal tersebutlah yang
menyebabkan cara untuk mengembangkan ketrampilan sosial yang
efektif melalui bermain (Dalrymple, 2004).
4
Perpustakaan Unika
berelasi
tanpa
unsur
paksaan
yang
selanjutnya
akan
adalah
suatu
media
yang
digunakan
untuk
2002,
h.273).
Permainan
memungkinkan
anak-anak
merupakan
suatu
setting
yang
sangat
bagus
bagi
teman
sebaya,
mengurangi
tekanan,
meningkatkan
5
Perpustakaan Unika
meningkatkan
kemungkinan
bahwa
anak-anak
akan
berbicara dan berinteraksi satu sama dengan lain. Selain itu dalam
interaksi tersebut, anak-anak akan mempraktekan peran-peran yang
mereka laksanakan dalam hidup masa depannya. Dengan kata lain,
Hurlock
ingin
menjelaskan
bahwa
permainan
tidak
hanya
6
Perpustakaan Unika
7
Perpustakaan Unika
berjam-jam
sebelum
mereka
benar-benar
bisa
Hampir setiap waktu aku ada di rumah temanku itu. Habis enak,
sih, selain seru, aku bisa menjadi jagoan dan ngalahin penjahat.
Juga kalau main PS nggak usah panas-panasan. Permainannya
juga banyak sekali. Kalu sudah bosen, tinggal ganti aja CD-nya
dengan permainan lain. (Hendi, 11 tahun).
bagi
anak-anak
karena
menghambat
perkembangan
kreatif
(Hidayati,
2008).
Sedangkan
Adelar
(2008)
8
Perpustakaan Unika
permainan
kooperatif,
sekarang
lebih
banyak
menunjukkan
adanya
perubahan
interbudaya,
yang
dapat
perkembangan
dalam
menjalin
psikososial
interaksi
sehingga
dengan
menimbulkan
orang
lain
dan
9
Perpustakaan Unika
sekarang 3,5 kali lebih banyak di depan televisi, komputer atau bermain
video games dibandingkan melakukan permainan interaktif dengan
teman sebaya atau olahraga. Kecenderungan ini membawa dampak
anak-anak menjadi kurang aktif dan lebih terisolasi secara sosial, serta
memberikan kesan bahwa dunia merupakan tempat yang tidak nyaman.
Hasil penelitian Darwish, dkk (2001, h.13) menemukan bahwa anakanak yang terlibat dalam permainan yang interaktif cenderung memiliki
skor ketrampilan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan anakanak yang terlibat dalam permainan yang bersifat soliter. Barson (2002)
dalam penelitiannya mengenai Play Impact on The Development of
Social Skills of Peripheral Children menemukan bahwa bermain akan
mengembangkan ketrampilan praktis yang baru, gagasan-gagasan,
kepercayaan diri, konsep diri positif, kemampuan berbicara dan
interaksi. Bermain mengembangkan komponen intelektual, sosial dan
kepribadian. Permainan yang digunakan Barson dalam penelitiannya
adalah permainan yang melibatkan interaksi dengan orang lain.
Ginsburg (2007, h.184-185) menjelaskan ada perubahan perilaku
bermain pada anak. Anak-anak sekarang lebih banyak melakukan
permainan yang cenderung bersifat soliter, seperti video games, dan ini
memberikan
dampak
buruk
pada
kesehatan,
kreativitas
dan
10
Perpustakaan Unika
bermain dengan permainan yang bersifat soliter dan anak yang bermain
dengan permainan yang bersifat kooperatif ?
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan ketrampilan
sosial antara anak yang bermain dengan permainan yang bersifat soliter
dan anak yang bermain dengan permainan yang bersifat kooperatif.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan berupa bukti empiris mengenai perbedaan
ketrampilan ketrampilan sosial antara anak yang bermain dengan
permainan yang bersifat soliter dan anak yang bermain dengan
permainan
yang
bersifat
kooperatif
sehingga
Psikologi
11
Perpustakaan Unika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ketrampilan Sosial
1. Pengertian Ketrampilan Sosial
Yanti (2005) mendefinisikan ketrampilan sosial adalah
kemampuan anak mengatur emosi dan perilakunya untuk menjalin
interaksi sosial yang efekif dengan orang lain dan lingkungan.
Pendapat hampir sama dikemukakan oleh Combs dan Slaby (dikutip
Yanti, 2005) bahwa ketrampilan sosial adalah kemampuan untuk
berinteraksi dengan orang lain dalam konteks sosial dengan caracara khusus yang dapat diterima oleh lingkungan dan pada saat
bersamaan dapat menguntungkan individu, atau bersifat saling
menguntungkan.
Ketrampilan sosial menurut Libert dan Lewinson (dikutip
Yanti, 2005) adalah suatu kemampuan yang kompleks untuk
melakukan perbuatan yang akan diterima dan menghindari perilaku
yang akan ditolak oleh lingkungan. Sedangkan Cavell (dikutip Yanti,
2005) menyatakan bahwa ketrampilan sosial merupakan bagian dari
kompetensi sosial dan hal tersebut terdiri dari tiga konstrak yaitu
penyesuaian sosial, performansi sosial dan ketrampilan sosial.
Goddard
(2005)
mendefinisikan
ketrampilan
sosial
adalah
12
Perpustakaan Unika
personal
yang
meliputi
perubahan
fisik
badan,
interbudaya
antara
lain
perubahan
permainan
13
Perpustakaan Unika
Goddard
(2005)
faktor
yang
mempengaruhi
14
Perpustakaan Unika
yang
mempengaruhi
ketrampilan
sosial
dapat
Faktor
internal
meliputi
perubahan
fisik
badan,
15
Perpustakaan Unika
1) Kemampuan
berkomunikasi
dalam
menjalin
hubungan
untuk
membuat
langkah-langkah
dalam
memecahkan masalah
2) Kemampuan untuk membuat proses pemecahan masalah
c. Pengelolaan diri (self management)
1) Kemampuan mengendalikan diri
2) Kemampuan untuk berinisiatif
3) Percaya diri
4) Kemampuan untuk menyesuaikan diri
d. Kemampuan bereleasi dengan teman sebaya (peer relations
abilities)
1) Kemampuan menghargai diri sendiri dan orang lain.
2) Kemampuan untuk bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku
3) Kemampuan empati
4) Kemampuan tanggung jawab sosial
5) Kemampuan hubungan antarpribadi
16
Perpustakaan Unika
masalah
adalah
kemampuan
untuk
belajar
17
Perpustakaan Unika
sifat
membersihkan.
Permainan
tersebut
dapat
18
Perpustakaan Unika
merupakan
menyenangkan
karena
sesuatu
yang
permainan
itu
mengasyikkan
memuaskan
dan
dorongan
penjelajahan
ini
kemungkinan-kemungkinan
dengan
kebaruan
menawarkan
(novelty),
anak-anak
kompleksitas,
adalah
suatu
setting
yang
sangat
bagus
bagi
19
Perpustakaan Unika
cooporative
play.
Permainan-permainan
tersebut
memiliki
kooperatif
(cooperative
play),
karena
permainan
20
Perpustakaan Unika
2. Karakteristik Permainan
Hughes dkk. (dikutip Santrock, 2002, h.275) menjelaskan
karakteritik permainan adalah :
a. Anak harus termotivasi secara intrinsik.
b. Partisipasi anak dalam aktivitas bermain harus dipilih secara
bebas.
c. Anak harus menemukan aktivitas yang menyenangkan dan
membuatnya menyenanginya.
d. Dalam permainan terdapat tingkatan kepura-puraan, anak
menggunakan imajinasi mereka melalui beberapa materi.
e. Anak harus secara aktif terlibat dalam permainan.
Garvey (dikutip Santrock, 2002, h.275) menjelaskan bahwa
permainan dapat dilihat dari karakteritik sebagai berikut :
a. Bermain merupakan sesuatu yang menyenangkan dan memiliki
nilai positif bagi anak
b. Bermain didasari motivasi yang muncul dari dalam
c. Bermain sifatnya spontan dan sukarela, bukan merupakan suatu
kewajiban
d. Bermain senantiasa melibatkan peran aktif dari anak
e. Bermain memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan
sesuatu yang bukan bermain
21
Perpustakaan Unika
3. Jenis Permainan
Jenis-jenis permainan menurut Parten (dikutip Santrock,
2002, h.273) adalah :
a. Unoccupied play terjadi ketika anak tidak terlibat dalam
permainan seperti anak-anak lain umumnya, tetapi mungkin
berdiri di suatu titik, memandang ke sekitar ruangan, atau
melakukan gerakan-gerakan acak yang nampaknya tidak
memiliki suatu tujuan.
b. Soliter play terjadi ketika anak bermain sendirian dan mandiri
dari orang lain. Anak nampaknya asyik sendiri dan tidak banyak
perduli terhadap apa pun yang sedang terjadi.
c. Onlooker play terjadi ketika anak menonton orang lain bermain.
Anak dapat berbicara dengan anak-anak lain itu dan menanyakan
pertanyaan tetapi tidak masuk ke dalam perilaku permainan
mereka.
d. Parallel play terjadi ketika anak bermain terpisah dari anak-anak
lain, tetapi menggunakan mainan-mainan yang sama seperti yang
digunakan oleh anak-anak lain atau dengan cara meniru cara
mereka bermain.
22
Perpustakaan Unika
sensorimotor
praktis
yang
berulang
yang
dilakukan
dengan
ialah
kegiatan-kegiatan
untuk
23
Perpustakaan Unika
Bersifat
Soliter
dengan
yang
Bermain
dengan
oleh
lingkungan
dan
pada
saat
bersamaan
dapat
24
Perpustakaan Unika
yang mungkin mereka tidak lakukan bila tidak ada suatu permainan.
Permainan mendorong perilaku penjelajahan ini dengan menawarkan
anak-anak
kemungkinan-kemungkinan
kebaruan
(novelty),
25
Perpustakaan Unika
yang
merupakan
unsur
penting
dalam
berkembangnya
kooperatif
juga
menekankan
aspek
rekreatif,
26
Perpustakaan Unika
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan ketrampilan
sosial antara anak yang bermain dengan permainan yang bersifat soliter
dan anak yang bermain dengan permainan kooperatif. Anak yang
menyukai permainan yang bersifat soliter memiliki ketrampilan sosial
yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang menyukai permainan
yang bersifat kooperatif.
27
Perpustakaan Unika
BAB III
METODE PENELITIAN
: Ketrampilan Sosial
2. Variabel Bebas
peneliti
berdasarkan
ciri-ciri
ketrampilan
sosial
yaitu
28
Perpustakaan Unika
29
Perpustakaan Unika
30
Perpustakaan Unika
nanti
lebih
dapat
digeneralisasikan
daripada
jika
ketrampilan
sosial
digunakan
untuk
mengukur
31
Perpustakaan Unika
diri
yaitu
kemampuan
mengendalikan
diri,
32
Perpustakaan Unika
Tabel 1
Blue-Print Skala Ketrampilan Sosial
Ciri-ciri
Komunikasi
Pemecahan masalah
Pengelolaan diri
Kemampuan berelasi
dengan teman sebaya
Jumlah
Pernyataan
Favourable Unfavourable
2
2
2
2
2
2
Jumlah
4
4
4
16
ciri-ciri
permainan
kooperatif
dan
karakteritik
33
Perpustakaan Unika
Tabel 2
Ciri-ciri Permainan Soliter dan Permainan Kooperatif, serta
Karakteristik Permainan
Ciri-ciri Permainan
Soliter
a. Sendirian. Artinya
melakukan
permainan yang
dilakukan seorang
diri.
b. Mandiri. Artinya
tidak melibatkan/
bergantung kepada
orang lain.
c. Memanfaatkan
media visual
elektronik
Ciri-ciri Permainan
Kooperatif
a. Adanya kooperatif
(kerjasama). Artinya
melakukan
permainan yang
mengandung unsur
kerjasama dengan
orang lain.
b. Interaksi sosial.
Artinya permainan
yang dilakukan
melibatkan interaksi
aktif antara anak
satu dengan anak
lainnya.
c. Aturan. Artinya
permainan yang
dilakukan
merupakan hasil
kesepakatan
bersama, termasuk
peraturan yang ada
dalam permainan.
a.
b.
c.
d.
e.
Karakteritik
Permainan
Motivasi intrinsik.
Artinya anak
bermain karena
keinginan dari
dalam diri sendiri.
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas.
Artinya bermain
bersifat spontan dan
sukarela.
Rasa senang.
Artinya permainan
yang diikuti
memberikan rasa
senang.
Menimbulan
imajinasi. Artinya
anak-anak
menggunakan
imajinasi mereka
melalui beberapa
materi.
Terlibat aktif.
Artinya anak terlibat
aktif dalam
permainan yang
diikuti
34
Perpustakaan Unika
Memanfaatkan
Sendirian Mandiri media visual
elektronik
1
1
1
1
1
1
Jumlah
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
1
5
1
5
1
5
3
15
Tabel 4
Blue-Print Skala Permainan Bagian II
(Permainan yang Bersifat Kooperatif)
Karakteristik
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
Menimbulan
imajinasi
Terlibat aktif
Jumlah
Item
Interaksi
Kooperatif
sosial
1
1
1
1
Aturan
Jumlah
1
1
3
3
1
1
1
1
1
1
3
3
1
5
1
5
1
5
3
15
35
Perpustakaan Unika
36
Perpustakaan Unika
37
Perpustakaan Unika
38
Perpustakaan Unika
39
Perpustakaan Unika
BAB IV
PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
: Desa Sukomulyo
Sebelah Timur
: Desa Protomulyo
Sebelah Barat
: Kecamatan Brangsong
40
Perpustakaan Unika
Tabel 4
Jumlah Penduduk Desa Magelung Berdasarkan Usia
Kelompok
Laki-laki
Perempuan
Usia
04
347
358
59
345
348
10 14
335
343
15 19
401
385
20 24
327
395
25 29
328
396
30 39
381
367
40 49
359
326
50 59
341
341
> 60
304
299
Jumlah
3.566
3.552
Sumber : Monografi Desa Megelung (2008)
Jumlah
705
693
678
786
722
724
748
685
682
603
7.118
B. Persiapan Penelitian
Persiapan penelitian mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Penyusunan Alat Ukur
a. Skala Ketrampilan Sosial
Skala ini digunakan untuk mengukur ketrampilan sosial
pada anak yang disusun oleh peneliti berdasarkan ciri-cirinya
41
Perpustakaan Unika
berelasi
dengan
teman
sebaya.
Skala
ini
Pernyataan
Favourable Unfavourable
1,9
6,14
5,13
2,10
3,11
8,16
Jumlah
4
4
4
7,15
4,12
16
visual
elektronik.
Jumlah
item
dalam skala
ini
42
Perpustakaan Unika
Tabel 7
Sebaran Nomor Item Skala Permainan Bagian I
(Permainan yang Bersifat Soliter)
Item
Karakteristik
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
Menimbulkan
imajinasi
Terlibat aktif
Jumlah
Memanfaatkan
Sendirian Mandiri media visual
elektronik
1
5
4
6
13
9
Jumlah
3
3
11
8
15
14
12
7
3
3
3
5
10
5
2
5
3
15
43
Perpustakaan Unika
Tabel 8
Sebaran Nomor Item Skala Permainan Bagian II
(Permainan yang Bersifat Kooperatif)
Karakteristik
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
Menimbulkan
imajinasi
Terlibat aktif
Jumlah
Item
Interaksi
Kooperatif
sosial
1
5
6
13
Aturan
Jumlah
4
9
3
3
11
8
15
14
12
7
3
3
3
5
10
5
2
5
3
15
Kabupaten
067/B.7.3/FP/IX/2008
Kendal
dengan
dengan
tanggal
25
nomor
surat
September
2008.
Selatan
Kabupaten
Kendal
menyetujui
peneliti
44
Perpustakaan Unika
skala.
Setelah
anak-anak
jelas
peneliti
segera
45
Perpustakaan Unika
pemilihan
calon
subjek
penelitian
dan
prosedur
alpha
Cronbach.
Perhitungan
dilakukan
dengan
46
Perpustakaan Unika
dilihat pada lampiran C. Rincian item yang valid dan gugur dari
skala ketrampilan sosial sebagai berikut :
Tabel 9
Item Valid dan Gugur Skala Ketrampilan Sosial
Ciri-ciri
Pernyataan
Jumlah
Favourable Unfavourable Item Valid
1*,9*
6,14
2
5*,13
2,10
3
3,11*
8,16
3
Komunikasi
Pemecahan masalah
Pengelolaan diri
Kemampuan berelasi
7*,15
dengan teman sebaya
Jumlah Item Valid
3
Keterangan : * item gugur
4,12
11
47
Perpustakaan Unika
Tabel 10
Item Valid dan Gugur
Skala Permainan Bagian I (Permainan yang Bersifat Soliter)
Item
Memanfaatkan
Sendirian Mandiri media visual
elektronik
1*
5
4
6
13
9
Karakteristik
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
11*
Menimbulkan
8
imajinasi
Terlibat aktif
3*
Jumlah Item Valid
2
Keterangan : * item gugur
Jumlah Item
Valid
2
3
15
14
12
7
2
3
10
5
2
5
2
12
48
Perpustakaan Unika
Tabel 11
Item Valid dan Gugur
Skala Permainan Bagian II (Permainan yang Bersifat Kooperatif)
Karakteristik
Item
Interaksi
Kooperatif
sosial
1
5
6
13*
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
11
Menimbulkan
8
imajinasi
Terlibat aktif
3
Jumlah Item Valid
5
Keterangan : * item gugur
Aturan
Jumlah Item
Valid
4*
9
2
2
15
14*
12
7
3
2
10
3
2
4
3
12
Pernyataan
Favourable Unfavourable
0
6(4),14(9)
13(8)
2(1),10(6)
3(2)
8(5),16(11)
Komunikasi
Pemecahan masalah
Pengelolaan diri
Kemampuan
berelasi
15(10)
dengan teman sebaya
Jumlah Item
3
Keterangan : () nomor item baru
Jumlah
Item
2
3
3
4(3),12(7)
11
49
Perpustakaan Unika
Tabel 13
Sebaran Nomor Item Baru
Skala Permainan Bagian I (Permainan yang Bersifat Soliter)
Item
Karakteristik
Memanfaatkan
Sendirian Mandiri media visual
elektronik
0
5(3)
4(2)
6(4)
13(10)
9(7)
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
0
15(12)
Menimbulkan
8(6)
14(11)
imajinasi
Terlibat aktif
0
10(8)
Jumlah Item
2
5
Keterangan : () nomor item baru
Jumlah Item
2
3
12(9)
7(5)
2
3
2(1)
5
2
12
Tabel 14
Sebaran Nomor Item Baru
Skala Permainan Bagian II (Permainan yang Bersifat Kooperatif)
Karakteristik
Item
Interaksi
Kooperatif
sosial
1
5(4)
6(5)
0
Motivasi intrinsik
Partisipasi dalam
aktivitas bermain
dipilih secara bebas
Rasa senang
11(10)
15(12)
Menimbulkan
8(7)
0
imajinasi
Terlibat aktif
3
10((9)
Jumlah Item
5
3
Keterangan : () nomor item baru
Aturan
Jumlah Item
0
9(8)
2
2
12(11)
7(6)
3
2
2
4
3
12
50
Perpustakaan Unika
C. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 9-10 Oktober 2008 di
Dusun Singobayan Desa Magelung Kecamatan Kaliwungu Selatan
Kabupaten Kendal. Dusun Singobayan terdiri dari empat Rukun
Tetangga (RT) dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 124.
Pada penelitian ini, peneliti pertama-tama mendatangi Kepala
Dusun (Kadus) dan memberitahukan tujuan kedatangan peneliti.
Selanjutnya Kadus meminta anaknya untuk mengumpulkan anak-anak
yang berusia 6 8 tahun di Mushola Dusun. Setelah anak-anak
terkumpul, peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan mengenai
tujuan mengundang anak-anak ke Mushola. Peneliti juga menjelaskan
mengenai prosedur dari pengerjaan skala. Setelah anak-anak jelas
peneliti segera membagikan skala dan meminta anak-anak untuk
mengerjakannya. Jadi prosedur pengerjaan skala adalah peneliti
membacakan item setelah itu membiarkan anak-anak memberikan tanda
silang (X) pada jawaban yang dipilihnya. Setelah selesai, peneliti
meminta anak-anak tersebut untuk memeriksa apakah ada jawaban yang
belum dijawab.
Pada pengambilan data penelitian peneliti dibantu oleh 1 orang
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata
Semarang. Tugas dari mahasiswa tersebut adalah membantu mengawasi
pengerjaan tugas dan membimbing anak-anak dalam mengerjakan skala
penelitian.
Pengambilan data penelitian di Dusun Singobayan Desa
Magelung Kecamatan Kaliwungu Selatan Kabupaten Kendal diperoleh
51
Perpustakaan Unika
Jumlah
49
2
47
29
18
52
Perpustakaan Unika
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Uji Asumsi
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi, yang diketahui dari sebaran data berdistribusi
normal atau tidak. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas
adalah Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas dari variabel
ketrampilan sosial adalah Z K-S = 1,071 (p > 0,05). Dengan
demikian data ketrampilan sosial berdistribusi normal. Dengan kata
lain, asumsi normalitas terpenuhi.
2. Uji Homogenitas
Uji
homogenitas
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
53
Perpustakaan Unika
B. Hasil Penelitian
Setelah kedua uji asumsi terpenuhi maka uji beda t-test dapat
dilaksanakan. Hasil dari uji beda t-test diperoleh nilai t = 2,299 (p <
0,05) yang berarti ada perbedaan ketrampilan sosial yang signifikan
antara anak yang bermain dengan permainan yang bersifat soliter dan
anak yang bermain dengan permainan kooperatif. Anak yang menyukai
permainan yang bersifat soliter memiliki ketrampilan sosial yang lebih
rendah dibandingkan dengan anak yang menyukai permainan yang
bersifat kooperatif. Dengan demikian hipotesis yang diajukan diterima.
C. Pembahasan
Berdasarkan uji hipotesis diketahui bahwa hipotesis diterima
yaitu ada perbedaan ketrampilan sosial yang signifikan antara anak yang
bermain dengan permainan yang bersifat soliter dan anak yang bermain
dengan permainan kooperatif. Anak yang menyukai permainan yang
bersifat soliter memiliki ketrampilan sosial yang lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang menyukai permainan yang bersifat
kooperatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Darwish, dkk (2001, h.13)
bahwa ketrampilan sosial pada anak dapat dikembangkan melalui
bermain. Ketrampilan sosial pada anak yang dikembangkan lewat
bermain bersama anak-anak lain lebih menguntungkan, karena anak
belajar secara langsung dan dalam suasana yang menyenangkan
mengenai interaksi dengan orang lain berdasarkan pengalaman yang
diperoleh lewat bermain (Macquarie, 2005). Pengalaman yang diperoleh
lewat bermain tersebut juga mengajarkan pada anak mengenai cara
54
Perpustakaan Unika
karena
karakteristiknya.
Permainan
kooperatif
memiliki
55
Perpustakaan Unika
56
Perpustakaan Unika
niat baik kepada anak lain. Selain itu, anak yang memerankan
perannya dengan baik juga akan berkembang rasa setiakawan, lebih
peduli, dan mempunya hasrat memperhatikan lingkungan sekitar,
dimana hal tersebut ciri dari ketrampilan sosial yang berkembang.
Permainan kooperatif menekankan aspek rekreatif, kekeluargaan,
gotong royong, dan toleransi. Hal tersebut mendukung berkembangnya
ketrampilan sosial. Sebaliknya, permainan soliter menjadikan anak-anak
cenderung pasif dan mengembangkan perilaku kekerasan (Ginsburg,
2007, h.184-185), yang merupakan indikasi dari rendahnya ketrampilan
sosial. Selain itu, permainan soliter akan mengurangi kuantitas
hubungan
sosial
anak
dengan
teman
sehingga
mempengaruhi
57
Perpustakaan Unika
58
Perpustakaan Unika
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan ketrampilan
sosial antara anak yang bermain dengan permainan yang bersifat soliter
dan anak yang bermain dengan permainan kooperatif. Anak yang
menyukai permainan yang bersifat soliter memiliki ketrampilan sosial
yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang menyukai permainan
yang bersifat kooperatif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Anak-anak
Permainan kooperatif lebih baik untuk mengembangkan
ketrampilan sosial anak dibandingkan dengan permainan soliter.
Adapun contoh permainan kooperatif adalah permainan tradisional.
Oleh karena itu, anak-anak perlu lebih distimulasi bermain dengan
menggunakan permainan tradisional. Anak-anak diberi pengetahuan
dan
diajari
cara
bermain
permainan
tradisional
sehingga
59
Perpustakaan Unika
2. Bagi Peneliti
Penelitian sejenis di masa akan datang disarankan untuk
mempertimbangkan :
a. Faktor-faktor lain dari ketrampilan sosial. Faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah jenis kelamin, temperamen anak,
regulasi emosi, kemampuan sosial kognitif, prasangka, dan kelas
sosial ekonomi.
b. Menggunakan anak-anak tidak hanya pada usia 7-8 tahun.
c. Melibatkan anak-anak dari kota.
d. Menggunakan metode eksperimen.
60
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
61
Perpustakaan Unika
62
Perpustakaan Unika
Play.
Bagi
Willard, H.W. 1992. Having Friends, Making Friends and Keeping Friends
: Relationships as Educational Contexts. www.google.com/havingfriends-making-friends-&-keeping-friends.html. Download 7 April
2008.
Yanti, D. 2005. Ketrampilan Sosial pada Anak Menengah Akhir yang
Mengalami Gangguan Perilaku. Laporan Penelitian. Sumatera :
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran USU.
Zoelandari, M. 2006. Kembangkan Kepiawaian Anak Bersosialisasi.
http://inspiredkidmagazine.com/artikeleducation.php?artikelID=60
Download 7 Juli 2008.
Perpustakaan Unika
: (Diisi Peneliti)
Usia
: ..
Jenis Kelamin : ..
PETUNJUK PENGERJAAN
TS
STS
TS
STS
Perpustakaan Unika
BAGIAN I
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
SS
TS
STS
11
SS
TS
STS
12
SS
TS
STS
13
SS
TS
STS
14
SS
TS
STS
15
SS
TS
STS
16
SS
TS
STS
Perpustakaan Unika
BAGIAN II
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
SS
TS
STS
11
SS
TS
STS
12
SS
TS
STS
13
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
14
15
Perpustakaan Unika
BAGIAN III
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
Ketika melakukan permainan secara bersamasama, saya menjalankan peran saya dengan
sungguhan
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
SS
TS
STS
11
Saya bekerjasama dengan baik dengan temanteman supaya permainan yang kami lakukan
semakin mengasyikan
SS
TS
STS
12
SS
TS
STS
Perpustakaan Unika
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
13
SS
TS
STS
14
SS
TS
STS
15
SS
TS
STS
Perpustakaan Unika
Skala Penelitian
Nomor
: (Diisi Peneliti)
Usia
: ..
Jenis Kelamin : ..
PETUNJUK PENGERJAAN
TS
STS
TS
STS
Perpustakaan Unika
BAGIAN I
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
SS
TS
STS
11
SS
TS
STS
BAGIAN II
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
Perpustakaan Unika
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
SS
TS
STS
11
SS
TS
STS
12
SS
TS
STS
BAGIAN III
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
Ketika melakukan permainan secara bersamasama, saya menjalankan peran saya dengan
sungguhan
SS
TS
STS
SS
TS
STS
Perpustakaan Unika
NO
PERNYATAAN
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
10
Saya bekerjasama dengan baik dengan temanteman supaya permainan yang kami lakukan
semakin mengasyikan
SS
TS
STS
SS
TS
STS
SS
TS
STS
11
12