HASIL
PENGARUH STYROFOAM
SEBAGAI BAHAN TAMBAH
PADA LALU LINTAS BERAT
EVIANI UTAMI
3336120950
Tanggal : 24 Mei
3016
Ruang Sidang Lt.2
Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh penggunaan Styrofoam
sebagai bahan tambah kedalam aspal penetrasi
60/70 terhadap Stabilitas dan flexibilitas
pada campuran aspal.
Mengetahui kinerja campuran Asphalt Concrete
-Wearing Course (AC-WC) ditambah dengan
limbah Styrofoam.
DATA PENELITIAN
Uji Pendahuluan
Di Laboratorium Teknik Sipil
Keausan
Hasi
Satu
an
14,2
5
Berat jenis
curah kering
(Sd)
Berat jenis
curah jenuh
kering
permukaan
(Ss)
Berat jenis
semu (Sa)
Penyerapan air
(Sw)
2,67
2,7
2,74
0,9
Spec Keterangan
.
Max.
40%
Min.
2,5
gr/c
m3
gr/cm
3
Sesuai SNI
03-81892015
Sesuai
SNI-17371989
gr/cm
gr/cm
Max.
3%
Sesuai
SNI-17371989
Sesuai
SNI-17371989
Sesuai
SNI-17371989
2,69
gr/cm3
Keterangan
Berat jenis
curah kering
(Sd)
Berat jenis
curah jenuh
kering
permukaan (Ss)
Berat jenis
semu (Sa)
Penyerapan air
(Sw)
2,73
gr/cm
2,79
gr/cm3
1,21
Sesuai SNI
03-8189-2002
Min.
2,5
gr/cm3
Max.
3%
Sesuai
SNI-17371989
Sesuai
SNI-17371989
Sesuai
SNI-17371989
Keterangan
n
Berat jenis curah
kering (Sd)
Berat jenis curah
jenuh kering
permukaan (Ss)
Berat jenis semu
(Sa)
Penyerapan air
(Sw)
2,61
gr/cm3
2,67
gr/cm3
2,79
gr/cm3
2,38
Min.
2,5
gr/cm3
Max.
3%
LIMBAH Styrofoam
Pada pengujian bahan tambah Styrofoam yang
dilakukan
adalah
pengujian
Sebelum
dilakukan
Styrofoam
diparut
agar
berat
pengujian,
mendapatkan
jenis.
limbah
butir-
berat
jenis
Styrofoam
didapat
ASPAL
Hasil Pengujian Aspal Tanpa
Styrofoam
Pengujian
Hasil
Satua
Spec.
Keterangan
n
Berat jenis
semu aspal
Kekentalan
Kehilangan
Berat Aspal
1,029
1653,0
7
0,66
gr/ml
Min. 1 gr/ml
Min. 1600 Cst
cSt
Max. 3000
cST
Max. 0,8
Satua
n
11
gr/cm
1,02
9
1,028
1,025
9
1,024
Min.1,0
0,66
0,53
0,47
0,28
Maks.
0,8
Perancangan Campuran
Beton Aspal
Kind of
Mix
Maeteri
Des.
al
Agg 12
20
Screeni
ng
30
Abu
Batu
50
Total
Spec
100
UCL
LCL
#2
00
11,7
9 1,24 0,23 0,10 0,00 0,00 0,00 0,00
30,0 29,7 29,6 20,8
30,00
0
9
1
8 4,43 1,76 1,16 0,99
50,0 50,0 49,7 49,5 41,5 24,5 13,1
50,00
0
0
3
6
9
9
7 9,65
0,0
0
0,4
8
3,1
5
3/4"
1/2" 3/8"
#4
#8
#
16
#
30
#
50
20,00
100,0 91,7 81,0 79,5 70,5 46,0 26,3 14,3 10,6 3,6
0
9
3
7
4
2
4
3
4
3
100, 100, 90,0 69,0 53,0 40,0 30,0
100,0
0
0
0
0
0100.00 0
0
22 Sieve
10 Analysis Graph
77,0 53,0 33,0 21,0 14,0
100,0 90,0
0
0
0
0 80.00 0 9,00
6
4
60.00 (%)
Passing
resul
t
UCL
40.00
LCL
20.00
0.00
00
00
00
01
S ie ve Type
10
100
Optimumnya
8%.
Maka
dari
itu
Bahan
Aspal
Split 1-2
Screening
Abu Batu
Total
Kebutuh
an
bahan
(%)
5%
95%
100%
Kebutu
han
bahan
(gr)
60
228
342
570
1200
Berat
Aspal
(gr)
60
Berat
Limbah
Styrofo
am
(gr)
0
60
4,2
60
5,4
11
60
6,6
Penentuan KAO
Kadar Aspal
5,5
6
6,5
Sat.
Spek.
Campuran
Kepadatan
gr/cm
VIM
VMA
VFA
%
%
%
Stabilitas
kg
Flow
mm
kg/m
MQ
2,21
2,22
2,24
2,26
2,30
9,54
11,98
90,46
2230,
8,51
13,08
91,49
2657,
7,2
14,17
92,8
3171,
4,82
15,24
95,18
2164,
4,05
16,29
91,95
3366,
3 -5
Min. 15
Min.65
Min.
11
5,83
49
5,97
440,1
16
6,82
465,9
22
4,00
559,2
98
3,77
892,6
800
2-4
Min.
250
384,4
3360
Flow
3210
10
2910
Nilai5Flow
2760
Nilai Stabilitas
2610
3060
2460
2160
2
0
2
5
5.5
6
Kadar Aspal
6.5
VMA
17
6
Nilai VIM
4
2310
5.5
6
6.5
Kadar Aspal
5.5
6
6.5
Kadar Aspal
VFA
97
16
96
15
95
850
750
94
14
Nilai VMA
13
650
Nilai VFA
93
MQ
550
92
12
450
91
11
350
90
VIM
12
5.5
6
Kadar Aspal
6.5
5.5
6
Kadar Aspal
6.5
5.5
6
Kadar Aspal
6.5
Kadar
stik
Styrofo
Marshall
am
Kepadata
n
(gr/cm2)
VIM
(%)
VMA
(%)
VFB
(%)
5,5
6,5
7%
9%
2,22
2,25
2,22
2,17
2,08
2,10
2,15
2,14
2,19
2,26
11%
2,25
2,23
2,09
2,15
2,23
10,13
10,42
10,35
15,24
15,24
15,24
89,87
89,58
89,65
7,72
4,74
6,25
16,29
16,29
16,29
92,28
95,26
93,75
2974,
7%
9%
11%
7%
9%
11%
7%
9%
11%
7%
Stabilitas
(kg)
9%
11%
Flow
(mm)
MQ
(kg/mm)
Kadar Aspal
9,31
8,68
13,53
7,85
10,69 12,93
7,85
8,17
13,24
11,98 13,08 14,17
11,98 13,08 14,17
11,98 13,08 14,17
90,69 91,32 86,47
92,15 89,31 87,07
92,15 91,83 86,76
2516,4 2791,5 2382,2
2436,7
3
4
1
39
1660,7 2883,8 3276,4 2519,5 3932,
1
8
8
8
79
1660,7 3250,3 3046,9 2715,8 3961,
7%
9%
11%
1
3,3
2,76
2,76
7%
795,1
7
4,27
5
5,13
3
4,27
4,40
4,47
4
4,93
5,08
5,43
9%
11%
26
5,12
5,23
4,43
573,6
3
749,2
4
893,7
4
Spek.
3,0
5,0
Min.
15
Min.
65
Min.
1000
2-4
Min.
300
13
11
9
VIM 7
5
3
VFA
VMA
VIM
VMA
5%
5,5%
6%
VFA
0
10 11
9 10 11
Stabilitas
Flow
9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
Polynomial (5%)
KADAR STYROFOAM
5%
Polynomial (5%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
6,5%
Polynomial (6,5%)
KADAR STYROFOAM
Polynomial (5%)
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
6,5%
Polynomial (6,5%)
7%
Polynomial (7%)
Marshall Quotient
6
5
MQ
FLOW
4
STABILITAS
3
0
KADAR STYROFOAM
5%
Polynomial (5%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
6,5%
Polynomial (6,5%)
10 11
9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
5,5%
6%
Polynomial (5%)
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
Polynomial (5%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
VIM
VIM
13
11
9
VIM 7
5
3
0
5%
5,5%
6%
6,5%
9 10 11
KADAR STYROFOAM
Polynomial (5%)
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
Polynomial (6,5%)
VMA
VMA
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
Polynomial (5%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
6,5%
Polynomial (6,5%)
VMA
VFA
VFA
VFA
1
0
3
2
5
4
7
6
9
8
11
10
5%
Polynomial (5%)
KADAR
STYROFOAM
5,5%
6%
6,5%
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
Polynomial (6,5%)
STABILITAS
Stabilitas
STABILITAS
9 10 11
5%KADAR STYROFOAM
Polynomial (5%)
5,5%
Polynomial (5,5%)
6%
Polynomial (6%)
6,5%
Polynomial (6,5%)
FLOW
Flow
7
6
5
FLOW
4
3
2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
5,5%
6%
Polynomial (5%)
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
Marshall Quotient
Mashall Quotient
MQ
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KADAR STYROFOAM
5%
5,5%
6%
Polynomial (5%)
Polynomial (5,5%)
Polynomial (6%)
Kadar Styrofoam 9%
STABILITAS
STABILITAS
1
0
3
2
5
4
7
6
9 11
8 10
KADAR STYROFOAM
STABILITAS
Stabilitas merupakan komponen penting
dalam karakteristik campuran beton aspal
karena stabilitas mempunyai indikator
terhadap kemampuan menerima beban.
penggunaan bahan tambah Styrofoam sangat
cocok untuk melayani lalu lintas kendaraan
berat. Karena Semakin banyak styrofoam
ditambahkan ke dalam aspal mampu
meningkatkan stabilitas campuran beraspal
dan akan lebih tahan terhadap beban lalu
lintas dibandingkan dengan aspal tanpa
2980
2725
-0,0936
3425
0,204
11
3500
0,02143
Polynomial (FLOW)
Flow
(mm)
Kenaika
n
(%)
4,3
0,14
5,2
0,038
11
4,9
-0,06
MQ
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
KADAR STYROFOAM
MQ
Polynomial (MQ)
730
530
-0,377
671
0,21
11
735
0,087
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penambahan Styrofoam pada campuran aspal dapat merubah sifat
fisik
aspal.
Penambahan
Styrofoam
menyebabkan
terjadinya
penurunan nilai berat jenis aspal dan kehilangan berat aspal.
Penambahan Styrofoam pada campuran aspal mengalami kenaikan
nilai Stabilitas pada campuran yaitu sebesar 3500 kg pada kadar
aspal 7% dan kadar Styrofoam 11%.
2. Berdasarkan kinerja campuran beton aspal pada kadar aspal
optimum
a.
Stabilitas
Dengan ditambahkannya Styrofoam kedalam campuran aspal
beton nilai stabilitas mengalami kenaikan. Semakin banyak
kadar Styrofoam yang ditambahkan maka nilai stabilitas
campuran semakin tinggi. Pada kadar Styrofoam 0% diperoleh
nilai stabilitas sebesar 2980 kg dan ketika ditambahkan
Styrofoam hingga 11% nilai stabilitas menjadi 3500 kg. Nilai
stabiitas secara keseluruhan memenuhi spesifikasi untuk aspal
polimer yaitu minimum 1000 kg. Akan tetapi apabila nilai
stablitas terlalu tinggi maka perkerasan akan mudah retak
b. Flow
Dengan ditambahkannya Styrofoam pada campuran beton aspal nilai
flow mengalami kenaikan hingga kadar Styrofoam 9% dan mengalami
penurunan pada kadar Styrofoam setelahnya. Secara keseluruhan pada
penelitian ini nilai flow tidak memenuhi spesifikasi SNI 8198
2015 yang berkisar 2 4 mm.
Sedangkan nilai flow pada penelitian ini berada pada nilai 4 5,2
mm, yang dilihat dari niainya memang tidak memenuhi spesifikasi.
Nilai flow yang rendah mengakibatan campuran menjadi kaku sehingga
lapis perkerasan menjadi mudah retak, sedangkan campuran dengan
nilai flow tinggi akan menghasilkan lapis perkerasan yang plastis
sehingga perkerasan akan mudah mengalami perubahan bentuk seperti
gelombang dan alur.
c. Fleksibilitas
Fleksbilitas campuran dinyatakan dalam nilai Marshall Quotient.
Dengan ditambahkannya Styrofoam kedalam campuran beton aspal secara
keseluruhan mengalami kenaikan. Semakin besar nilai Marshall
Quotient pada suatu campuran akan menyebabkan campuran menjadi
lebih kaku sehingga berkemungkinan besar mengalami retak, sedangkan
semakin kecil nilai Marshall Quotient itu artinya campuran menjadi
terlalu lentur dan kurang stabil.
Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya ,
a. Perlu dilakukan pengujian karakteristik Limbah
Styrofoam untuk menghasilkan kadar Styrofoam
optimum yang dapat digunakan dalam penelitian.
b. Perlunya mengidentifikasi jenis agregat yang
digunakan
untuk
penelitian
agar
sifat
karakteristik
yang
nantinya
digunakan
pada
campuran beton aspal dapat memenuhi spesifikasi
yang ditentukan.
2. Sebaiknya dicari alat penghalus Styrofoam yang
lebih efisien guna pemakaian skala besar.
3. Dilakukan sosialisasi menyeluruh untuk penggunaan
limbah polimer karena sangat bagus untuk kondisi
cuaca seperti di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Fazillah, Nur. 2014. Kajian laboratorium Pengaruh Substitusi Styrofoam pada pengujian Marshall & Asphalt
Flow Down terhadap karakteristik campuran aspal porus. Banda Aceh. Program Sarjana Jurusan Teknik
Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Darussalam.
Mashuri, (2010). Kajian Laboratorium Karakteristik aspal sebagai bahan pengikat yang dtambahkan
Styrofoam. Palu. Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universtas Tadulako.
Aqif, Muhammad (2012), Kajian Laboratorium Optimasi Kadar Aspal Beton Ac 60/70 Terhadap
Karakteristik Marshall Pada Lalu Lintas Berat Menggunakan Material Lokal Bantak. Yogyakarta.
Program Sarjana Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sukirman, 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Jakarta: Granit
Spesifikasi Umum Perkerasan Aspal Divisi 6, 2010
Dinas Pekerjaan Umum Kab.TTS Bidang Bina Marga TA 2012
Mitri, Antonius Rechie Augusta (2010), Kajian Laboratorium Pengaruh Penambahan Styrofoam Pada Beton
Aspal Yang Terendam Air Laut.
L, JF Soandrijanie (2011), Kajian Laboratorium Pengaruh Styrofoam Terhadap Stabilitas dan Nilai Marshall
Beton Aspal.
Sitanggang, Yasinta Lisna (2010), Kajian Laboratorium Pengaruh Penggunaan Styrofoam Sebagai Bahan
Tambah Terhadap Karakteristik Beton Aspal.
M Shaleh, Sofyan (2014), Karakteristik Campuran Aspal Porus Dengan Substitusi Styrofoam Pada Aspal
Penetrasi 60/70
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, (1991), Metode Pengujian Berat Jenis Aspal
Padat SNI 06:2441:1991 ,Badan Penelitian Dan Pengembangan Pekerjaan Umum, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional Indonesia, (2015), Spesifikasi Campuran Beraspal Panas Bergradasi
Menerus Laston SNI 8189:2015, Badan Standarisasi Nasional Indonesia, Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, (1991), Metode Pengujian Keausan Agregat
Dengan Mesin Abrasi Los Angeles SNI 2147:1991, Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan
Umum, Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, (2003), Metode pengujian campuran beraspal
panas dengan alat marshall RSNI M-01-2003 ,Badan Penelitian Dan Pengembangan Pekerjaan
Umum, Jakarta
Badan Penelitian dan Pengembangan Pekerjaan Umum, (1990), SNI 1968:1990 Metode Pengujian
Tentang Analisis Saringan Agregat Halus Dan Kasar, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pekerjaan Umum
Anonim, Komparasi Campuran Laston AC-WC Dengan Bahan Pengikat Aspal Shell 60/70 dan Aspal
Pertamina 60/70 Dengan Cara PRD
Anonim, Studi Komparasi Antara Beton Aspal Dengan Aspal Buton Retona Dan Aspal Minyak
Pertamina Penetrasi 60/70 Pada Campuran Aspal Panas Jenis AC WC.
THANK
YOU