Anda di halaman 1dari 7

10.

TAHAPAN EKSPLORASI DAN INTERPRETASI SEISMIK


a. Tahap-tahap eksplorasi hidrokarbon
Eksplorasi hidrokarbon dilakukan melalui berbagai tahapan, yaitu:
- Setelah berhasil memenangkan tender atas area atau blok area dari pemerintah
setempat, maka selama masa perjanjian berlaku perusahaan yang memenangkan
tender wajib untuk melakukan eksplorasi seperti yang tercantum dalam perjanjian.
Hal yang pertama yang dilakukan adalah dengan mendapatkan data-data dari
kegiatan eksplorasi terdahulu (jika ada), berupa data-data sumur, peta atau seismik
lama atau pun studi pustaka. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan suatu
gambaran yang lebih jelas tentang daerah tersebut, jika memungkinkan dapat
menggambarkan tentang suatu petroleum system pada daerah tersebut. Bahkan
biasanya kegiatan ini dilakukan sebelum perusahaan berhasil memenangkan
tender.
- Kemudian dapat dilakukan berbagai kemungkinan dimana kemungkinan
hidrokarbon terdapat pada daerah tersebut. Sebagai pendahuluan dapat dilakukan
survey seismik, terutama sekali 3D seismik pada daerah yang diduga mengandung
suatu struktur yang berpotensi mengandung hidrokarbon.
- Kemudian, dari berbagai sumur yang diajukan (proposed wells), maka dibuat
peringkat berdasarkan tingkat resikonya. Kandidat sumur dengan resiko yang
paling rendah akan dibor terlebih dahulu. Jumlah sumur yang dibor biasanya
minimal sesuai dengan perjanjian dengan pemerintah. Sebagai contoh, jika
perusahaan pemenang tender telah mengajukan akan mengebor 3 sumur, maka
minimal perusahaan tersebut harus membor 3 sumur. Sumur tersebut harus dibor
sebelum masa konsesi perusahaan terhadap blok tersebut habis masa berlakunya.
Dari sumur tersebut dapat dilakukan berbagai evaluasi dan pengambilan data,
seperti logging dan coring.
- Jika sumur tersebut ternyata menghasilkan hidrokarbon, maka dapat dievaluasi
untuk dapat dilanjutkan dengan proses produksi. Sedangkan jika sumur yang
dibor tidak mengandung hidrokarbon, maka jika perusahaan terbut tidak
memperpanjang kontrak, maka blok tersebut akan dikembalikan kepada
pemerintah

b. Analisis seismik:
Metode seismik merupakan cabang geofisika yang dapat digunakan untuk
memperoleh informasi tentang sifat fisik batuan yang membentuk kulit bumi sampai
pada analisa struktur dan keadaan stratigrafi bawah permukaan.
- Dasar teori
Suatu sumber getar (source) akan menghasilkan gelombang seismik yang bila
mengenai permukaan akan dipantulkan atau dibiaskan atau sebagian dipantulkan
dan sebagian dibiaskan. Suatu alat penerima (receiver) akan merekam waktu yang
dibutuhkan gelombang tersebut untuk merambat dari sumber getar ke
penerima.Berdasarkan travel time tersebut dapat ditentukan kecepatan gelombang
ketika melewati lapisan batuan. Kecepatan ini tergantung pada litologi, umur,
kedalaman, densitas, porositas, kandungan fluida, dan lain-lain.
Berdasarkan macam gelombangnya, metode seismik dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu metode refraksi (bias) dan metode refleksi (pantul). Pada mulanya
metode refraksi telah digunakan secara luas untuk penelitian hidrokarbon seperti
untuk menemukan lokasi kubah garam dan struktur dangkal lainnya yang
berasosiasi dengan reservoar. Namun aplikasi terpenting metode refraksi ini
mungkin adalah untuk kepentingan geoteknik, misalnya pembangunan waduk,
terowongan, dan gedung. Struktur-struktur dangkal di lokasi konstruksi dapat
diketahui dengan metode ini.
Sedangkan penelitian pada kedalaman yang lebih besar dilakukan dengan
menggunakan metode refleksi. Beberapa kelebihannya, energi yang dibutuhkan
lebih kecil, jumlah geophone (alat penerima) lebih sedikit, dan dapat mendeteksi
low-velocity layers yang menjadi blind zone dengan metode refraksi.
Gelombang seismik akan dipantulkan bila mengenai kontras acoustic
impedance, yang merupakan produk dari densitas dan kecepatan gelombang
seismik. Hasil dari survey seismik refleksi ini disebut penampang seismik yang
secara horizontal menunjukkan jarak dan secara vertikal menunjukkan waktu
tempuh gelombang. Penampang seismik ini dapat diubah menjadi penampang
geologi dengan menentukan kecepatan gelombang dan ketebalan lapisan
berdasarkan travel time yang terekam pada penampang seismik tersebut.

- Data processing
Data seismik yang baru saja didapat dan direkam ke dalam tape, baik yang
diambil dari daratan ataupun laut, belum ideal untuk diinterpretasi. Untuk
menciptakan suatu gambar yang akurat tentang keadaan bawah permukaan, maka
berbagai gangguan dalam seismik harus dihilangkan atau diminimalkan. Sesuatu
yang dilakukan pada data untuk mencapai tujuan itu disebut juga seismic data
processing. Melalui proses ini, suatu volume data yang besar yang diambil di
lapangan akan dibuat lebih sederhana untuk dapat ditampilkan pada kertas atau
layar workstation.
Beberapa tahapan dalam seismic data processing adalah:
1. Membangun database (database building)
2. Editing dan koreksi
3. Peningkatan sinyal terhadap noise
4. Peningkatan resolusi dalam satuan waktu
5. Peningkatan resolusi dalam satuan ruang
6. Estetika (aesthetic)
- Interpretasi seismik
Tujuan terpenting dalam interpretasi seismik adalah mengolah informasi geologi
sebanyak mungkin, terutama dalam bentuk struktur-struktur geologi.
Penampang seismik yang dihasilkan merupakan penampang waktu (time
section). Penampang ini dapat dikonversi ke kedalaman (depth section). Namun
konversi ini terkadang tidak tepat karena tidak akuratnya perhitungan yang
dilakukan. Karena itu para interpreter umumnya bekerja dengan time section. Bila
informasi tentang kedalaman dibutuhkan untuk beberapa bagian yang khusus,
perhitungan tambahan dapat dilakukan.
Beberapa penampang seismik menghasilkan citra yang dapat dengan mudah
diinterpretasi. Patahan ditunjukkan oleh refleksi yang diskontinyu. Bidang patahan
umumnya miring, yang akan terlihat jelas pada penampang seismik yang searah
dengan arah kemiringan patahan tersebut. Untuk patahan dengan kemiringan
kurang dari 40, agak sulit dideteksi dalam penampang seismik. Patahan mendatar
(strike slip fault) yang menyebabkan perpindahan sepanjang patahan juga sulit
untuk dideteksi. Hal ini baru akan terlihat jika ada penyimpangan bentuk struktur
utama.

Untuk menginterpretasi keadaan stratigrafi dari penampang seismik dibutuhkan


pengetahuan tentang seismik eksplorasi, sedimentologi, perubahan relatif muka air
laut dan geomorfologi.
- Kelemahan (pitfalls) dalam interpretasi seismik
Terdapat berbagai kelemahan dan ketidakpastian dalam interpretasi seismik,
terutama dalam interpretasi stratigrafi yaitu:
1. Seismik mempunyai resolusi yang kasar, dan suatu strata dalam suatu section
yang tipis tidak mungkin untuk dapat dilihat
2. Tidak setiap fenomena (misalnya suatu system tract) dapat dilihat pada satu line
seismik. Hal ini tergantung pada lintasan seismik yang diambil.
3. Adalah suatu kesalahan jika menganggap bahwa semua permukaan seismik yang
diidentifikasi oleh terminasi suatu refleksi adalah sequence boundary
4. Satu kunci untuk sukses dalam seismik stratigrafi yaitu dengan memperhatikan
pentingnya coastal onlap dan mengenalnya pada data seismik.
5. Kesusahan dalam membedakan pengikisan fluvial dengan marine canyon.
Pengikisan fluvial merupakan indikasi sequence boundary, sementara marine
canyon tidak.
6. Dalam suatu suksesi clinoform dengan suatu bottom set yang intensif, sangat
mudah untuk salah dalam identifikasi permukaan downlap. Banyak dari
clinoform akan terhenti terhadap bottomset yang lebih tua, dan permukaan
downlap yang asli adalah pada terminasi bottomset.
- Seismik stratigrafi (seismic stratigraphy)
Seismik stratigrafi merupakan aplikasi dari data seismik untuk studi sikuen
sedimentasi secara regional dan global. Teori ini berkembang berdasarkan
penyelidikan yang dilakukan oleh Exxon yang disarikan oleh Payton (1977).
Publikasi ini menjelaskan secara fundamental tentang analisis stratigrafi dalam
skala besar.
Skala dan resolusi daripada data seismik sangat berbeda dengan singkapan atau
penampang melintang well log. Terutama sekali pada kedalaman dimana kecepatan
suara sangat besar, data seismik tidak mampunyai resolusi yang mencukupi untuk
suatu ketebalan stratigrafi kurang dari 50 100 m. Perbedaan dalam skala resolusi
dapat ditunjukkan dedngan suatu contoh menggunakan gamma ray, synthetic dari

sumur tersebut, dan line seismik. Sebagai contoh, pada suatu pekerjaan detail
dengan

menggunakan

sayatan

melintang

log

sumur

didapat

beberapa

ketidakselarasan, yang hanya merupakan satu sikuen seismik. Pola yang dilihat
dari line seismik berguna dalam analisis stratigrafi dan perubahan muka laut.
Refleksi seismik dalam banyak kasus akan menimbulkan adanya perbedaan atau
kontras litologi tajam yang terjadi antar unit stratigrafi. Gradasi litologi secara
lateral tak dapat tergambarkan. Suatu kontras stratigrafi biasanya terjadi ketika
marine mudstone melapisi overlying batupasir sebagai akibat adanya marine
flooding; refleksi seismik secara kasar akan mengikuti permukaan tersebut. Pada
banyak line seismik, refleksi merupakan suatu efek interferensi yang dihasilkan
dari batas-batas strata. Refleksi ini mengikuti batas strata, tetapi terpotong secara
lateral melalui batas fasies dan litologi. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
mengikuti deposit pada shoreline yang dangkal sampai deposit laut dalam. Sebagai
contoh, suatu refleksi mungkin mengikuti bagian atas (top) dari batupasir
shoreline. Semakin ke arah offshore, permukaan ini merepresentasikan bagian top
dari suatu suksesi coarsening upward. Perubahan ke shale adalah tajam dan
mengakibat kontras impedance yang mengikuti permukaan deposisi. Permukaan
ini pada dasarnya adalah timeline. Tak ada refleksi yang dihasilkan antara batupasir
shoreface dan siltstone offshore. Ini adalah karakteristik dari refleksi seismik yang
dapat meluas sepanjang permukaan waktu dari continent sampai ke fasies laut
dalam, umumnya diikuti oleh flooding surfaces. Dikarenakan kurangnya resolusi
seismik, suksesi fasies secara individual pada kedalaman tak dapat tergambarkan.
Namun demikian, refleksi adalah kumpulan dari efek interferensi dari beberapa
suksesi. Oleh karena itu data seismik dapat menunjukkan paket dari suatu deposisi
sedimen di dalam suatu lingkungan yang luas dalam suatu interval waktu.
Bounding diskontinuity dan condensed horizon umumnya dapat diidentifikasi
pada seismic section, sehingga pembagian allostratigraphic dapat dilakukan.
Dikarenakan kontras litologi dengan batuan sekitarnya, benyak condensed section
terlihat dengan jelas di seismik. Ini dapat diketahui oleh kehadiran set clinoform
pada bagian atasnya. Ketidakselarasan dapat atau tidak tergambarkan, tergantung
pada kontras acoustic impedance. Ketidakselarasan angular dapat diikuti dengan
menggabungkan (joining) titik truncation bagian bawah (erosi) atau overlapping
(onlap).

- Well seismic tie


Data seismik akan meliputi suatu database yang besar yang berhubungan dengan
pengembangan lapangan. Bagaimanapun seismik mempunyai keterbatasan, dimana
refleksi yang digunakan memetakan sikuen seismik dan fasies seismik yang akan
menjelaskan distribusi dari reservoar dan unit batuan penutup diukur dalam
traveltime, dan bukan dalam kedalaman (depth). Untuk mengetahui performance
daripada reservoar, batas-batas dari unit perlu di dipetakan dalam kedalaman
(depth). Konsep daripada velocity checkshot dibuat untuk suatu kalibrasi waktu
(time) ke kedalaman (depth) berfungsi pada sumur kontrol sehingga image dari
seismik dapat dikonversikan ke kedalaman yang dibutuhkan dalam perhitungan
volumetrik reservoar.

Check shot
Tujuan dari suatu survey kecepatan (velocity survey) adalah untuk
memproduksi seismic wavelet pada permukaan yang dekat dengan sumur dan
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh wavelet untuk berjalan pada satu
kedalaman dimana penerima seismik (receiver) diposisikan di dalam sumur.
Receiver ini dipasang berurutan pada level kedalaman yang berbeda sehingga
vertical traveltime untuk setiap level dapat dihitung. Tiap pengukuran
traveltime dari source ke receiver disebut checkshot, dan semua kompilasi
dari pengukuran traveltime kepada suatu kalibrasi time-depth disebut juga
checkshot survey.

Synthetic seismogram
Semakin banyak kontrol yang dikuasai seorang geologist dalam pemetaan
bawah permukaan, maka akurasi dari peta akan semakin tinggi. Kontrol dapat
ditingkatkan dengan korelasi antara data seismik dengan data sumur bor.
Synthetic seismogram adalah alat utama untuk melakukan korelasi tersebut.
Data kecepatan dari log sonik (dan juga log densitas) digunakan untuk
membuat suatu synthetic seismic trace. Trace ini diperkirakan berlokasi sama
dengan trace yang berada pada line seismik yang melewati lubang sumur
dimana log tersebut diambil. Syntetic akan mengkorelasi data seismik dengan
data log dimana synthetic ini dibuat.

VSP (vertical seismic profiling)


Untuk menyambung antara data seismik (yang dicatat dalam fungsi
traveltime) dan sumur yang menggunakan kedalaman maka digunakan
checkshot atau VSP sebagai alat kalibrasi. VSP dicatat esensinya sama dengan
survey checkshot. Perbedaan antara VSP dan chekshot adalah data VSP
dicatat dengan jarak sampling yang lebih kecil daripada checkshot.

Anda mungkin juga menyukai