PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa setia kawan sosial. Sejalan dengan itu
perlu dikembangkan iklim belajar di sekolah dasar yang dapat menumbuhkan rasa percaya
diri serta sikap dan perilaku inovatif, kreatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan
mampu menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Pemberlakuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan yang semula bersifat sentralistik berubah
menjadi desentralistik. Penerapan desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah dengan
diberikannya wewenang kepada sekolah untuk menyusun kurikulum. Hal itu juga mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta
Pasal 35 tentang standar nasional pendidikan. Selain itu, juga adanya tuntutan globalisasi
dalam bidang pendidikan yang memacu keberhasilan pendidikan nasional agar dapat
bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi
kebutuhan dan kondisi daerah perlu segera dilaksanakan. Bukti nyata dari desentralisasi
pengelolaan pendidikan ini adalah diberikannya kewenangan kepada sekolah untuk
mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam
pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya di sekolah.
Perubahan
paradigma
penyelenggaraan
pendidikan
dari
sentralisasi
ke
dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas unsur
sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Kepala Dinas Pendidikan
Kota Depok serta dengan bimbingan nara sumber dari Tim Bimbingan Teknis
Pengembangan KTSP Pendidikan Dasar, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Jakarta.
Kurikulum adalah jantungnya pendidikan (curriculum is the heart of education).
Oleh karena itu, sudah seharusnya kurikulum, saat ini, memberikan perhatian yang lebih
besar pada pendidikan budaya dan karakter bangsa dibandingkan kurikulum masa sebelumnya. Pendapat yang dikemukakan para pemuka masyarakat, ahli pendidikan, para pemerhati pendidikan dan anggota masyarakat lainnya di berbagai media massa, seminar,
dan sarasehan yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional pada awal tahun 2010
menggambarkan adanya kebutuhan masyarakat yang kuat akan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Apalagi jika dikaji, bahwa kebutuhan itu, secara imperatif, adalah sebagai
kualitas manusia Indonesia yang dirumuskan dalam Tujuan Pendidikan Nasional.
Kurikulum merupakan acuan dasar pembentukan dan penjaminan tercapainya
kompetensi lulusan dalam setiap program akademik pada tingkat satuan pendidikan.
Dalam hal kebutuhan yang dianggap perlu maka sekolah dasar dapat menetapkan
penyertaan komponen kurikulum tertentu menjadi bagian dari struktur kurikulum yang
disusun oleh masing-masing Tim Pengembang Kurikulum. Melalui Tim Pengembang
Kurikulum di sekolah dasar harus mampu menciptakan pengembangan kurikulum yang
dapat mendorong pemutakhiran kurikulum sesuai dengan perkembangan Ipteks yang
dinamis. Sistem penjaminan mutu di tingkat sekolah dasar harus pula mengikutsertakan
pemantauan pelaksanaan serta evaluasi hasil-hasil yang dicapai sebagai cerminan dari
adanya peningkatan mutu berkelanjutan dalam penyelenggaraan program-program di
sekolah tersebut.
B. Landasan
1.
a. Pasal 5 ayat (1) : setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
b. Pasal 5 ayat (2) : warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
c. Pasal 5 ayat (3) : warganegara di daerah terpencil atau terbelakang, serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
d. Pasal 5 ayat (4) : warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus.
e. Pasal 6 ayat (1) setiap warganegara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas
tahun wajib mengikuti pendidikan dasar.
f. Pasal 12 ayat (1.b) : setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak
mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.
g. Pasal 36 ayat (1) : pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
h. Pasal 36 ayat (2) : kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah,
serta peserta didik.
3.
4.
5.
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dan Nomor 6 Tahun 2007 tentang pelaksanaan
Permendiknas Nomor 22 dan 23 tahun 2006
6.
7.
8.
Permendiknas Nomor 12,13,16 dan 18 tahun 2007 tentang standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan.
9.
Misi Sekolah
Dalam rangka mewujudkan visi di atas, misi yang akan diemban oleh SD Pasirgunung
Selatan 1, sebagai berikut :
1. Meningkatkan prestasi akademik maupun non akademik sesuai perkembangan
IPTEK dan tuntutan masyarakat.
2. Menumbuhkan semangat religius, kedisiplinan, dan kekeluargaan bagi warga
sekolah.
3. Menciptakan suasanaa lingkungan sekolah yang berkarakter aman, rapi, bersih, dan
nyaman.
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang menantang, menyenangkan, komunikatif,
dan demokratis.
5. Menanamkan kepedulian sosial dan lingkungan, cinta damai, cinta tanah air, dan
semangat kebangsaan.
1. Tujuan
1.
2.
pengembangan
diri
secara
terpadu,
serta
disusun
dalam
keterkaitan
dan
dan
mata
pelajaran
yang
direncanakan
dan
disajikan
secara
(a)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b)
(c)
(d)
belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan
(e)
Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2.
3.
4.
Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya.
5.
Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.
6.
7.
8.
9.
serta diakui
keberadaannya
oleh
masyarakat seiring
dengan
berat, maka dalam implementasinya di lapangan, kurikulum reguler perlu dilakukan modifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Tujuan pengembangak kurikulum khususnya pada siswa inklusif adalah sebagai berikut ;
1
Membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dan mengatasi hambatan belajar yang dialami semaksimal mungkin dalam setting sekolah inklusif.
Membantu guru dan orangtua dalam mengembangkan program pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus baik yang diselenggarakan di sekolah maupun di rumah.
Menjadi pedoman bagi sekolah, dan masyarakat dalam mengembangkan, menilai dan
menyempurnakan program pendidikan inklusif.
guru
pendidikan
khusus
di
sekolah
inklusif.
Model kurikulum PPI ini dipersiapkan untuk ABK yang tidak dapat mengikuti kurikulum umum maupun kurikulum modifikasi. Standar kompetensi dalam kurikulum PPI
dirumuskan berdasarkan hasil asesment yang dilakukan oleh guru pendidikan khusus
bersama tim ahli terkait.
10
BAB II
ANALISIS KEADAAN DAN POTENSI SEKOLAH
Sekolah harus mampu menghasilkan lulusan yang memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sekolah harus memperbaiki
proses pembelajaran, termasuk meningkatkan manajemen di ruang kelas. Sekolah harus menyediakan, mengembangkan, mengelola dan mengerahkan sarana dan prasarana pendidikan dan sumberdaya lainnya secara lebih baik. Sekolah juga harus bekerjasama dengan semua pemangku kepentingan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Untuk itu, semua tindakan sekolah harus
akuntabel dan transparan agar Sekolah memperoleh kepercayaan (trust) dari semua pemangku
kepentingan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen perencanaan yang terencana didasarkan
analisis kebutuhan danpotensi yang dimiliki sekolah.
Lingkungan strategis internal maupun eksternal sekolah yang dapat mempengaruhi dan
dipandang dapat berpotensi untuk kemajuan sekolah dan penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan.
Faktor-faktor internal yang dimaksud antara lain : proses belajar mengajar, tenaga pendidik
dan kependidikan, sarana dan prasarana, media pembelajaran, kurikulum, peserta didik (in put),
manajemen dan organisasi sekolah, pembiayaan, sistem evaluasi/penilaian. Sedangkan faktor eksternal meliputi kondisi geografis lingkungan sekolah, faktor demografi masyarakat, peran komite
sekolah, Kondisi Politik dan Keamanan di sekitar sekolah, dan Faktor globalisasi dan IPTEK.
A. Lingkungan Sekolah
SD Negeri Pasirgunung Selatan 1, berdiri sejak tahun 1988 terletak di Kp sidamukti kelurahan sukamaju Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Berada di antara masyarakat yang heterogen dan berpendidikan merupakan salah satu pendukung meningkatnya partisipasi dan prestasi di SD Negeri Pasirgunung Selatan 1. Kesadaran masyarakat yang tinggi untuk menyekolahkan putera/puterinya dengan memilih sekolah yang bermutu merupakan tantangan bagi SD
Negeri Pasirgunung Selatan 1 untuk terus meningkatkan mutu pendidikan dan mutu layanan
secara optimal.
Lingkungan Sekolah yang dekat dengan berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial berdampak pada mudahnya melaksanakan pembelajaran yang membutuhkan lingkungan sebagai
sumber belajar. Sehingga berdampak pada proses pembelajaran yang lebih mengutamakan
pendekatan keterampilan proses, melatih kemampuan berfikir kritis, proses pembelajaran
yang konstruktivisme dengan model Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan menjadi pilihan bagi SD Negeri Pasirgunung Selatan 1.
11
B. Keadaan Sekolah
Keadaan sekolah merupakan faktor internal bagi penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu. Oleh karena itu suasana sekolah dan iklim belajar yang menyenangkan, pelayanan
pembelajaran yang ramah secara psikologi, ramah dalam pembelajaran, dan ramah dalam
layanan individual menjadi tindakan yang harus kami lakukan terutama menyamakan persepsi
kesamaan tindak dalam pembelajaran kepada peserta didik.
Di lingkungan SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 Kecamatan Cimanggis Kota Depok juga
terdapat berbagai macam kemampuan belajar siswa. Ada siswa yang cepat belajarnya, ada yang
sedang belajarnya dan adapula siswa yang lamban belajarnya. Dalam hal ini, siswa yang lamban
belajarnya, bisa juga disebabkan oleh salah stu kondisi siswa yang berkelainan yang dalam hal
tertentu berbeda dengan anak lain pada umumnya. Salah satu upaya membantu mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan pendidikan terpadu yang berorientasi pada masalah kesulitan
belajar siswa diklasifikasi menurut tingkat kesulitannya.
Proses Pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis yang
dilakukan para guru mampu membuat peserta didik berkembang secara psikologi, psikis dan
mental serta tumbuhnya perilaku yang luhur berbudaya dan berkarakter menjadi suatu hal
yang wajib kami lakukan. Hal ini didukung oleh minat dan sikap guru terhadap perubahan
kurikulum KTSP cukup responsif, kinerja guru dalam penyusunan
administrasi Kegiatan
ditetapkan.
Keadaan sekolah yang hingga saat ini belum sesuai dengan standar nasional di antaranya adalah luas tanah dan luas bangunan kurang memenuhi persyaratan, hal ini menjadi
kendala dalam meningkatkan mutu layanan, namun demikian kami berusaha semaksimal
mungkin untuk terus melakukan perbaikan pada berbagai aspek yang dianggap potensial.
C. Personil Sekolah
Sekolah pada hakekatnya terdiri dari struktur tenaga pendidik dan kependidikan, di mana setiap tenaga pendidik dan kependidikan memiliki spesifikasi tugas-tugas yang menuntut
kompetensi pelakunya, dukungan fasilitas yang tepat dan memadai, dan kondisi yang kondusif
bagi terlaksananya tugas-tugas/tenaga pendidik dan kependidikanan itu. Spesifikasi tugastugas sekolah menggambarkan spesifikasi kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan yang
mendukung pelaksanaan tugas/tenaga pendidik dan kependidikanan itu. Analisis seperti nini
disebut analisis tenaga pendidik dan kependidikanan (job analysis).
Manajemen SDM mencakup kegiatan sebagai berikut: (1) Perencanaan SDM, (2) Analisis
Tenaga pendidik dan kependidikanan, (3) Pengadaan Tenaga pendidik dan kependidikan, (4)
Seleksi Tenaga pendidik dan kependidikan, (5) Orientasi, Penempatan dan Penugasan, (6)
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
12
Konpensasi, (7) Penilaian Kinerja, (8) Pengembangan Karir, (9) Pelatihan dan Pengembangan
Tenaga pendidik dan kependidikan, (10) Penciptaan Mutu Kehidupan Kerja, (11) Perundingan
Ketenaga pendidik dan kependidikanan, (12) Riset Tenaga pendidik dan kependidikan, dan
(13) Pensiun dan Pemberhentian Tenaga pendidik dan kependidikan.
Untuk meningkatkan mutu SDM pada SD Negeri Pasirgunung Selatan 1, kami menerapkan pola perencanaan SDM. Perencanaan SDM adalah kegiatan menaksir/menghitung kebutuhan SDM sekolah dan selanjutnya merumuskan upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Upaya tersebut mencakup kegiatan menyusun dan melaksanakan rencana agar jumlah dan kualifikasi personil yang diperlukan itu tersedia pada saat dan
posisi yang tepat sesuai dengan tuntutan sekolah. Maka beberapa tahapan yang harus kami lakukan antara lain adalah Analisis tenaga pendidik dan kependidikanan, Rekrutmen (pengadaan) tenaga pendidik dan kependidikan, Seleksi tenaga pendidik dan kependidikan, orientasi,
penempatan, dan penugasan merupakan kegiatan yang dilakukan serempak. orientasi ditujukan untuk mempercepat sosialisasi tenaga pendidik dan kependidikan dan penerimaan lingkungan kerja sehingga tenaga pendidik dan kependidikan tersebut dapat segera beradaptasi
dalam sistem, prosedur, serta budaya kerja.
Kami juga menerapkan sistem kompensasi yang dapat meningkatkan motivasi personil
karena ia telah memberikan kontribusi pikiran, perhatian, kemampuan, dan kinerjanya terhadap sekolah. Kompensasi terdiri dari hal berupa uang dan bukan uang. Kompensasi sangat
penting untuk memperoleh, memelihara, dan mempertahankan angkatan kerja yang produktif.
Untuk meningkatkan kualitas kinerja, maka kami juga melakukan penilaian kinerja bagi
tenaga pendidik dan kependidikan. Penilaian kinerja yaitu suatu proses mempertimbangkan
kinerja tenaga pendidik dan kependidikan pada masa lalu dan sekarang yang dikaitkan dengan
latar belakang lingkungan kerjanya serta memperhatikan potensi yang dimiliki tenaga pendidik
dan kependidikan tersebut bagi kepentingan sekolah di masa yang akan datang. Penilaian bertujuan membantu tenaga pendidik dan kependidikan yang bersangkutan mencapai hasil bagi
dirinya sendiri dan sekolah.
Untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan kami melakukan pelatihan dan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan sebagai upaya memperbaiki kinerja tenaga pendidik dan kependidikan di masa kini maupun di masa depan dengan
meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan untuk bertugas, melalui pembelajaran, biasanya dengan meningkatkan pengetahuan, mutu sikap dan keterampilan.
Demikian halnya dengan pengembangan karir, yaitu proses mencermati potensi, kemampuan, kinerja dan komitmen tenaga pendidik dan kependidikan untuk diposisikan dalam
struktur sekolah secara tepat, sehingga tenaga pendidik dan kependidikan dan sekolah memperoleh maslahat dan nilai tambah optimal.
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
13
D. Peserta Didik
Manajemen peserta didik termasuk salah satu substansi manajemen pendidikan.
Manajemen peserta didik menduduki posisi strategis, karena sentral layanan pendidikan, baik
dalam latar institusi persekolahan maupun yang berada di luar latar institusi persekolahan,
tertuju kepada peserta didik.
Perencanaan peserta didik, termasuk didalamnya adalah: school census, school size, class
size dan efektive class. Penerimaan peserta didik, meliputi penentuan: kebijaksanaan penerimaan peserta didik, sistem penerimaan peserta didik, kriteria penerimaan peserta didik, prosedur penerimaan peserta didik, pemecahan problema-problema penerimaan peserta didik.
Orientasi peserta didik baru, meliputi pengaturan: hari-hari pertama peserta didik di sekolah,
pekan orientasi peserta didik, pendekatan yang dipergunakan dalam orientasi peserta didik,
dan teknik-teknik orientasi peserta didik.
Secara sosiologis, peserta didik SD Negeri Pasirgunung Selatan 1, mempunyai kesamaankesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama
anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta
menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya;
dan tidak anak yang kurang manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan-kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak
yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak
untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu.
Perbaikan terhadap peserta didik sendiri sangat penting, oleh karena yang menentukan
hadir tidaknya peserta didik adalah mereka sendiri dan bukan orang lain. Usaha yang
dilakukan dapat secara preventif, kuratif dan preservatif. Yang melakukan tentu saja sekolah,
keluarga dan masyarakat. Sebab, jika ketiga wahana ini sama-sama berusaha dengan bahasa
dan gerak langkah yang sama, maka kehadiran peserta didik di sekolah dapat ditingkatkan.
Demikian juga ketidakhadiran peserta didik di sekolah dapat dikurangi.
Pengawasan terhadap peserta didik yang dilakukan secara bersama-sama ini akan
menjadikan peserta didik yang ingin tidak hadir ke sekolah menjadi tidak berkutik. Kemanapun
dia akan membolos dan menyembunyikan diri akan berhasil diketahui mengingat ketiga
wahana tadi sama-sama mengadakan pengawasan kepada mereka.
Pengenalan atas potensi peserta didik, baik intelegensinya, aspek sosialnya,
kepribadiannya dan minatnya sangatlah penting. Pengenalan atas potensi peserta didik, sangat
dibutuhkan ketika kita bermaksud melakukan pembinaan terhadap peserta didik. Berbagai
cara dapat dipergunakan untuk menegenali potensi peserta didik, baik melalui tes-tes psikologi
maupun melalui non tes.
14
Potensi dasar yang dibawa sejak lahir oleh siswa tentu saja sangat beragam. Walaupun
demikian, dasar setiap siswa mendapat perhatian dan layanan, dalam kondisi yang saling
berbeda itu sedapat mungkin semuanya mendapat saluran pengembangan diri. Pengembangan
bakat di sekolah ditempuh dengan dua cara, yaitu dengan kurikuler dan ekstrakurikuler.
Seperti UKS, Dokter Kecil, Kesenian, Pramuka dan Pengembangan Prestasi Unggulan.
Pengembangan yang secara kurikuler dilakukan secara konvensional dalam tatap muka di
dalam kelas. Pelajaran menyanyi, menari, musik, atau olahraga maupun berbagai jenis
keterampilan yang berperan untuk mengembangkan potensi dasar anak didik diberikan dalam
bentuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara formal. Pengertian formal dalam hal ini adalah
terstruktur, pelaksanaannya berlangsung pada jam-jam efektif belajar.
E. Orang Tua Peserta Didik
Organisasi sekolah adalah organisasi yang menganut sistem tebuka, sebagai sistem terbuka berarti sekolah mau tidak mau, disadari atau tidak disadari akan selalu terjadi kontak hubungan dengan lingungannya yang disebut sebagai supra sistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah. Suatu organisasi yang
mengisolasi diri, termasuk sekolah sebagai organisasi apabila tidak melakukan kontak dengan
lingkungannya maka dia lambat laun akan mati secara alamiah (tidak dapat eksis), karena organisasi hanya akan tumbuh dan berkembang apabila didukung dan dibutuhkan oleh lingkungannya.
Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan
rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Bantuan masyarakat hanya
akan lahir apabila mereka memiliki opini dan persepsi yang positif tentang sekolah. Karena itu
keterbukaan, kebersamaan dan komitmen bersama telah ditumbuhkembangkan di lingkungan
sekolah.
Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengerti dengan jelas tentang
Visi, misi, tujuan dan program kerja sekolah, kemajuan sekolah beserta masalah-masalah yang
dihadapi sekolah secara lengakap, jelas dan akurat. Masyarakat/orang tua murid dan stakeholders lainnya akan mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi atau mungkin dihadapi
sekolah dalam mencapai tujuan yang diinginkan sekolah. Dengan demikian mereka dapat melihat secara jelas dimana mereka dapat berpartisipasi untuk membantu sekolah.
Sekolah mengenal secara mendalam latar belakang, keinginan dan harapan-harapan masyarakat terhadap sekolah. Pengenalan harapan masyarakat dan orang tua murid terhadap sekolah, khususnya sekolah merupakan unsure penting guna menumbuhkan dukungan yang kuat
dari masyarakat.
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
15
16
17
pada BOS saja. Anggaran Kelebihan jam mengajar Guru dan upah lembur bagi karyawan belum
dianggarkan.
Realisasi RKAS dalam tiga tahun terakhir digunakan secara maksimal, sesuai dengan
peraturan yang berlaku termasuk pembayaran pajak tidak pernah menunggak. Kegiatan dapat
dilaksanakan sesuai dengan alokasi dana Kegiatan dan anggaran sekolah pada setahun
terakhir.
Pelaksanaan
RKAS
sesuai
dengan
yang
relah
direncanakan
dan
18
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SD NEGERI PASIRGUNUNG SELATAN 1
A. Kerangka Dasar
1. Kelompok Mata Pelajaran
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam
struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan
lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagaimana diuraikan
dalam PP 19/2005 Pasal 7, sebagai berikut :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Struktur kurikulum SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD Negeri Pasirgunung Selatan 1
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran
dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Kurikulum SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal,
dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 2. Muatan lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan.
2) Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
19
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing guru yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar,
dan pengembangan karir peserta didik.
3) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakan IPA Terpadu dan IPS Terpadu.
4) Pembelajaran pada Kelas IIII dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada Kelas IVVI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Cakupan
setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel 1 berikut :
Kelompok Mata
No.
1
Cakupan
Pelajaran
Agama dan Akhlak Mulia
dian
pribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa, dan patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan
bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan
gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
20
Kelompok Mata
No.
4
Cakupan
Pelajaran
Estetika
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasi keindahan
dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni, mencakup
apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri
hidup maupun dalam kehidupan masyarakat sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
tan
sehatan pada jenjang SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dan perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV / AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
Berdasarkan cakupan kelompok mata pelajaran tersebut, dapat dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :
a. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
b. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
c. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.
2. Stuktur Kurikulum SD Negeri Pasirgunung Selatan 1
Adapun muatan kurikulum SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 seperti ketentuan
tersebut tersusun dalam tabel 2 berikut :
21
No
Komponen
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
a. Bahasa Sunda
b. Bahasa Inggris
Tematik
Tematik
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Tematik
A
1
6
3
Jumlah
26
27
28
36
36
36
Pengembangan Diri
2*)
2*)
2*)
2*)
2*)
2*)
Pembiasaan
2*)
2*)
2*)
2*)
2*)
2*)
untuk
mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia, yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta
mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a) Al-Quran dan Hadits
b) Aqidah
c) Akhlak
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
22
d) Fiqih
e) Tarikh dan Kebudayaan Islam
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian
antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama
manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.
3) Standar Isi
Kelengkapan Standar isi dapat dilihat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
yang telah dikodifikasikan.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
1) Tujuan
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Berpikir
secara
kritis,
rasional,
dan
kreatif
dalam
menanggapi
isu
kewarganegaraan.
b) Berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, serta anti- korupsi
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa
lain/Berinteraksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2) Ruang Lingkup
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek antara lain
sebagai berikut.
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, merasa bangga sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan
negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan
dan jaminan keadilan
b) Norma-norma untuk mencapai suatu keadilan yang berlaku baik dalam sistem
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia maupun norma-norma di dunia
internasional dapat dijunjung tinggi, dihormati, dan dilaksanakan
c) Hak asasi manusia meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
masyarakat,
instrumen
nasional
dan
internasional
HAM,
pemajuan,
23
3) Standar Isi
Kelengkapan Standar isi dapat dilihat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
yang telah dikodifikasikan.
c. Bahasa Indonesia
1) Tujuan
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut.
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
secara lisan maupun tulis
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar
untuk berbagai tujuan
d) Menggunakan bahasa Indonsia untuk meningkatkan kemampuan intelektual
serta kematangan emosional dan sosial
e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa
f) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia meliputi komponen kemampuan
berbahasa, dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
a) mendengarkan
b) berbicara
c) membaca
d) menulis
Pada akhir pendidikan peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya sembilan
buku sastra dan nonsastra.
3) Standar isi
Kelengkapan standar isi dapat dilihat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
yang telah dikodifikasikan.
24
25
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperan aktif dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
2) Ruang Lingkup
Mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
a)
Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan
interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan
Energi dan perubahannya meliputi gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya,
dan pesawat sederhana
d) Bumi dan alam semesta meliputi tanah, tata surya, dan benda langit lainnya.
3) Standar Isi
Kelengkapan standar isi dapat dilihat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
yang telah dikodifikasikan.
f.
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan keritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
c)
26
tanpa
27
didik memiliki
28
dan merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif
dalam kegiatan P 3 K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan
secara inplisit masuk ke dalam semua aspek.
3) Standar Isi
Kelengkapan standar isi dapat dilihat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006
yang telah dikodifikasikan.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah dalam
hal ini Jawa Barat, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.
Muatan Lokal yang dipilih SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 ditetapkan berdasarkan
ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan
tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa
kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai
kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berfikir kritis, eksplorasi,
komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara
lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerjasama.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam
proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan
perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Muatan Lokal merupakan mata pelajaran, sehinggga satuan pendidikan harus
mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan
lokal yang diselenggarakan.
Muatan lokal wajib yang dilaksanakan di SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 Kota
Depok adalah Bahasa Sunda dan muatan lokal pilihan Bahasa Inggris dengan meliputi
aspek mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Nilai-nilai yang ditanamkan di dalam
muatan lokal :
No.
Mata Pelajaran
Bahasa Sunda
Budaya Daerah
Nilai-nilai
Indikator
Kejujuran
Keramahan
Disiplin
Menghargai orang lain
Konsisten pada aturan
Keberanian
Etos kerja
Mandiri
Berterus terang
Sesuai antara perkataan
dengan perbuatan
Memberikan layanan yang
terbaik
Mentaati aturan atau konsisten
Semangat
Mengenal potensi diri
Menciptakan peluang
29
No.
Mata Pelajaran
Budidaya Tanaman
Bahasa Inggris
Nilai-nilai
Cermin kepribadian
Cinta tanah air
Kesantunan
Indikator
Perbuatan/tindakan
Menciptakan peluang
Tutur kata
Komunikasi
Menghargai
MATA PELAJARAN
MATA PELAJARAN
BUDAYA SEKOLAH
BUDAYA SEKOLAH
NILAI
NILAI
MUATAN LOKAL
MUATAN LOKAL
KEPRIBADIAN
KEPRIBADIAN
30
NILAI
MP 5
MP6
MP .n
31
Religius
2.
Jujur
3.
Toleransi
4.
Disiplin
5.
Kerja Keras
6.
Kreatif
7.
Mandiri
8. Demokratis
9. Rasa Ingin Tahu
10. Semangat
Kebangsaan
11. Cinta Tanah Air
12. Menghargai
Prestasi
13. Bersahabat /
DESKRIPSI
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda
dari dirinya.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan.
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam
mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui
lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
bangsa.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
32
NILAI
Komunikatif
14. Cinta Damai
15. Gemar Membaca
16. Peduli Lingkungan
DESKRIPSI
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai
bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
memberikan
kesimpulannya/pertimbangan
tentang
pencapaian
suatu
MT=
33
telah
Jujur
Toleransi
Disiplin
DESKRIPSI
Suatu sikap dan
perilaku
yang
patuh
dalam
melaksanakan
ajaran agama yang
dianutnya, toleran
terhadap
pelaksanaan
ibadah agama lain,
serta hidup rukun
dengan pemeluk
agama lain.
Perilaku yang
didasarkan pada
kebenaran,
menghindari
perilaku yang
salah, dan
menjadikan
dirinya menjadi
orang yang selalu
dapat dipercaya
dalam perkataan,
tindakan, dan
pekerjaan.
Suatu tindakan
dan sikap yang
menghargai
pendapat, sikap
dan tindakan
orang lain yang
berbeda dari
pendapat, sikap,
dan tindakan
dirinya.
Suatu
tindakan
tertib dan aptuh
pada
berbagai
INDIKATOR
SEKOLAH
INDIKATOR
KELAS
Berdoa sebelum
dan sesudah pelajaran.
Menyediakan
fasilitas tempat
temuan barang
hilang
Tranparansi
laporan sekolah
secara berkala
Menyediakan
papan
pengumuman
permohonan maaf
Menyerahkan
barang temuan
Tranparansi
laporan kelas
secara berkala
Mengakui
kekeliruan
Tidak menyontek
Memberikan
perlakuan yang
sama terhadap
seluruh warga
sekolah tanpa
membedakan
suku, agama, ras,
golongan, status
sosial, status
ekonomi.
Memberikan
perlakuan yang
sama terhadap
masyarakat tanpa
membedakan
suku, agama, ras,
golongan, status
sosial, status
ekonomi, dan
kelompok
masyarakat yang
berkebutuhan
khusus
Memiliki catatan
kehadiran
Memberikan
Memberikan
pelayanan yang
sama terhadap
seluruh warga
kelas tanpa
membedakan
suku, agama, ras,
golongan, status
sosial, status
ekonomi.
Memberikan
pelayanan
terhadap anak
berkebutuhan
khusus
Bekerja dalam
kelompok yang
heterogen
34
NILAI
DESKRIPSI
ketentuan
dan
peraturan
yang
harus
dilaksanakannya.
Kerja Keras
Kreatif
Berpikir untuk
menghasilkan suatu cara atau produk baru dari apa
yang telah dimiliki
Mandiri
Demokratis
kemampuan
melakukan
pekerjaan sendiri
dengan
kemampuan yang
telah dimilikinya
INDIKATOR
SEKOLAH
penghargaan
kepada warga
sekolah yang
paling disiplin
Memiliki tata
tertib sekolah
Memberikan
penghargaan
kepada warga
sekolah yang
bekerja keras
dalam
meningkatkan
prestasi sekolah
Menciptakan
suasana sekolah
yang menantang
dan memacu
untuk bekerja
keras
Menciptakan
situasi yang bisa
menumbuhkan
daya kreatif,
berpikir dan
bertindak.
Memberikan
fasilitas warga
sekolah untuk
memamerkan dan
memasarkan hasil
karya kreatif
mereka.
Memberdayakan
potensi sekolah
Membangun
fasilitas sekolah
dengan
kemampuan yang
dimiliki sekolah.
Melibatkan warga
sekolah dalam
setiap
pengambilan
keputusan
Menciptakan
suasana sekolah
yang menerima
perbedaan.
Pemilihan
kepengurusan
sekolah secara
terbuka
Menyediakan
media komunikasi
(media
cetak/media
INDIKATOR
KELAS
Pantang menyerah
Memiliki etos
kerja
Memiliki daya
tahan kerja
Menciptakan
barang tidak
bernilai menjadi
bernilai
Memberikan nilai
tambah barang
Percaya diri
Mampu
mengerjakan
tugas dan
menyelesaikannya
secara individual
Mengambil
keputusan secara
bersama
Seluruh produk
kebijakan melalui
musyawarah dan
mufakat
Mengimplementas
ikan model-model
pembelajaran
yang dialogis
Senang mencari
informasi
Eksplorasi
lingkungan secara
35
NILAI
DESKRIPSI
apa
yang
dipelajarinya
secara
lebih
mendalam
dan
meluas
dalam
berbagai
aspek
terkait.
Semangat
Kebangsaan
Menghargai
Prestasi
Bersahabat
INDIKATOR
SEKOLAH
elektronik) bagi
warga sekolah.
Memfasilitasi
warga sekolah
untuk
bereksplorasi
dalam pendidikan,
ilmu pengetahuan,
teknologi, dan
budaya.
Melakukan
upacara rutin
sekolah
Melakukan
upacara hari-hari
besar nasional
Menyelenggaraka
n peringatan hari
kepahlawanan
nasional.
Menggunakan
produk buatan
dalam negeri
Menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
Menayangkan film
tentang
masyarakat,
wilayah, dan flora
dan fauna
Indonesia
Memberikan
penghargaan atas
hasil prestasi
kepada warga
sekolah
Memajang tandatanda
penghargaan
prestasi
Suasana sekolah
yang
memudahkan
terjadinya
interaksi antar
warga sekolah
Berkomunikasi
dengan bahasa
yang santun
Saling menghargai
dan menjaga
kehormatan
INDIKATOR
KELAS
terprogram
Tersedia media
komunikasi
(media
cetak/media
elektronik)
Bekerja sama
dengan teman
sekelas tanpa
memandang
perbedaan
Mendiskusikan
hari-hari besar
nasional
Memajangkan:
Foto Presiden dan
wakil Presiden,
Bendera Negara,
Lambang negara,
Peta Indonesia,
Gambar
kehidupan
masyarakat
Indonesia,
Menggunakan
produk buatan
dalam negeri
Memberikan
penghargaan atas
hasil karya siswa
Memajang tandatanda
penghargaan
prestasi
36
NILAI
DESKRIPSI
Cinta Damai
Gemar Membaca
Peduli
Lingkungan
Peduli Sosial
Tanggungjawab
suatu
kebiasaan
yang
selalu
menyediakan
waktu
untuk
membaca
bahan
bacaan
yang
memberikan
kebajikan
bagi
dirinya.
suatu sikap dan
tindakan yang
selalu berupaya
mencegah
kerusakan pada
lingkungan alam di
sekitarnya, dan
mengembangkan
upaya-upaya untuk
memperbaiki
kerusakan alam
yang sudah terjadi.
suatu sikap dan
tindakan
yang
selalu
ingin
memberikan
bantuan
untuk
membantu orang
lain
dan
masyarakat dalam
meringankan
kesulitan
yang
mereka hadapi.
Sikap dan perilaku
seseorang
untuk
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya,
yang seharusnya
INDIKATOR
SEKOLAH
Pergaulan dengan
cinta kasih dan
rela berkorban
Menciptakan
suasana yang
damai
Membiasakan
perilaku warga
sekolah yang anti
kekerasan
Membiasakan
perilaku warga
sekolah yang tidak
bias gender
Perilaku seluruh
warga sekolah
yang penuh kasih
sayang
Tidak terdapat
tumpukan buku
yang berdebu
Frekuensi
kunjungan
perpustakaan
INDIKATOR
KELAS
Menciptakan
suasana kelas
yang damai
Membiasakan
perilaku warga
sekolah yang anti
kekerasan
Pembelajaran
yang tidak bias
gender
Kekerabatan di
kelas yang penuh
kasih sayang
Tidak terdapat
tumpukan buku
yang berdebu
Frekuensi
kunjungan
perpustakaan
Memelihara
lingkungan
sekolah
Tersedia tempat
pembuangan
sampah
Hemat enerji
Membuat biopori
Memelihara
lingkungan kelas
Tersedia tempat
pembuangan
sampah di dalam
kelas
Hemat enerji
Berempati kepada
sesama warga
sekolah
Melakukan aksi
sosial
Menyisihkan
sebagian haknya
untuk orang lain
Berempati kepada
sesama teman
kelas
Melakukan aksi
sosial
Membangun
kerukunan warga
kelas
Membuat
laporan
setiap
kegiatan
yang
dilakukan
dalam bentuk lisan
maupun tertulis.
Melakukan
tugas
Pelaksanaan tugas
piket
secara
teratur.
Peran serta aktif
dalam
kegiatan
sekolah
37
NILAI
DESKRIPSI
dia
lakukan,
terhadap
diri
sendiri,
masyarakat,
lingkungan (alam,
sosial dan budaya),
negara dan Tuhan
YME
Menghargai diri
sendiri/
tahu
potensi
diri
sendiri
Keterbukaan
Tatakrama dan
sopan santun
INDIKATOR
SEKOLAH
tanpa disuruh
Menunjukkan
prakarsa
untuk
mengatasi masalh
dalam
lingkup
terdekat
Menghindarkan
kecurangan dalam
pelaksanaan tugas
Memiliki kesadaran
akan keragaman dan
batas-batas
kemampuan diri
Tidak
bergantung
pada orang lain
INDIKATOR
KELAS
Mengajukan usul
pemecahan
masalah
Berbicara apa
adanya
Mengemukakan
pendapat
Terbuka terhadap
pendapat orang lain
Mau
mempertimbangka
n saran pihak lain
Mengakui
kesalahan
diri
sendiri
dan
berupaya
memperbaiki
Berterus
terang
dalam
mengemukakan
pendapat
Memiliki kepedulian
dan
keinginan
membantu mereka
yang membutuhkan
Ikut
merasakan
penderitaan orang
lain
Memelihara
hubungan
baik
sewajarnya diantara
sesama
Belajar kelompok
Mengumpulkan
dana sosial
Bersikap ramah
Memberi
salam
bila bertemu
Berbicara dengan
menggunakan
tutur kata yang
santun
Melakukan tugas
dengan
kemampuan
sendiri
38
NILAI
Rasa malu
Kebersamaan
dan
gotong
royong
Saling
menghormati
Menjunjung
tinggi sportifitas
DESKRIPSI
dengan
norma,
budaya, dan adat
istiadat.
Sikap dan perilaku
yang menunjukkan
tidak enak hati, hina,
rendah
karena
berbuat sesuatu yang
tidak sesuai dengan
hati nurani, norma
dan aturan.
Perasaan seseorang
berupa rasa tidak
enak,
tercela,
disisihkan, aib, hina,
dan perasaan yang
tidak
menggembirakan
lainnya,
sebagai
akibat dari sikap dan
prilakunya
yang
menyimpang
dari
norma dan aturan,
atau merasa tidak
mampu berbuat dan
menyelesaikan
masalah
Sikap dan perilaku
seseorang
yang
mencerminkan
adanya
kesadaran
dan kemauan untuk
bersama-sama, saling
membantu dan saling
memberi
tanpa
pamrih
Sikap dan perilaku
untuk
menghargai
dalam
hubungan
antar individu dan
kelompok
berdasarkan norma
dan tatacara yang
berlaku
Menghargai prestasi
orang lain
Mentaati peraturan
Berani
berbuat
berani bertanggung
jawab
INDIKATOR
SEKOLAH
INDIKATOR
KELAS
Memelihara
kehormatan diri
pribadi
dan
lingkungan
sekolah
Tidak
membicarakan
yang jelek tentang
orang lain
Memelihara
penampilan
sesopan mungkin
Berbusana dengan
rapi sesuai aturan
Bertutur kata dan
berperilaku yang
santun
Melaksanakan
piket kelas
Kerja baktidi ruang
kelas
Berbagi
peran
sebagai pengurus
kelas
Berani
mengakui
kesalahan
dan
mengakui
kebenaran
orang
lain
Memperhatikan
dan mendengarkan
pembelajaran dari
guru
Menghormati
sesama teman di
dalam kelas
Berperilaku
dan
bertutur
santun
sesamanya
Menerima
kelebihan
dan
kekurangan orang
lain,
Mengakui
kekurangan diri,
Taat aturan dan
bertanggung
jawab.
39
40
4) Pengkondisian
Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan budaya dan karakter bangsa
maka sekolah dikondisikan sebagai pendukung kegiatan itu. Sekolah harus
mencerminkan kehidupan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
diinginkan. Misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai
tempat dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan
teratur.
Jenis Pengembangan Diri
A. Bimbingan Penyuluhan
dan Bimbingan
Konseling (BP/BK)
B. Kepramukaan
C.
D. Klinik Olimpiade
E.
F.
Olahraga
Kerohanian
G. Senibudaya/Sanggar
seni
Religius
Jujur
Disiplin
Jujur
Peduli budaya
Peduli sosial
Cinta tanah air
Semangat kebangsaan
Strategi
Pembentukan
karakter/kepribadian
Pemberian motivasi
Bimbingan karier
Latihan terprogram
(kepemimpinan,
berorganisasi)
Latihan terprogram
Pembinaan rutin
Mengikuti perlombaan
Pameran/pekan ilmiah
Publikasi ilmiah secara
internal
Beribadah rutin
Peringatan hari besar
agama
Kegiatan keagamaan
Latihan rutin
Mengikuti vokal grup
Berkompetisi internal
dan eksternal
Pagelaran seni
41
42
a) Rutin
Upacara Bendera
Sholat Dzuhur bersama
Berbaris setiap masuk ke dalam kelas
b) Keteladanan
Budaya antri
c) Spontan
Membuang sampah pada tempatnya
Senyum Sapa Salam
4. Penganturan Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan ialah sistem paket sebagaimana tertera dalam struktur
Kurikulum berikut ini :
Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Satuan jam
pembelajaran/menit
35
35
35
35
35
35
Minggu efektif
Waktu
34 - 38
34 - 38
34 - 38
34 - 38
34 - 38
34 - 38
884 - 988
918-1026
952 -1064
1224-1368
1224-1368
1224-1368
43
tentang hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Dari proses ini, diperoleh
potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang tercantum dalam Standar Isi (SI).
Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkahlangkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi, pengolahan, dan
penggunaan informasi, baik untuk tindak lanjut bagi perbaikan kualitas pembelajaran
maupun untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar
dilaksanakan melalui berbagai teknik, seperti tes tertulis yang digunakan untuk mengukur
aspek kognitif, tes praktik untuk mengukur aspek keterampilan, dan observasi atau
pengamatan untuk menilai aspek afektif.
a. Prinsip Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.
2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan, bukan didasarkan pada posisi peserta didik di dalam kelompoknya.
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawab baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
44
b. Fungsi Penilaian
Penilaian memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Menggambarkan penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi.
2) Membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, menyelesaikan masalah, baik untuk perencanaan program pembelajaran,
pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3) Menemukan kesulitan belajar, kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik, dan menjadi alat diagnostik untuk membantu pendidik menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4) Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5) Mengendalikan kemajuan perkembangan peserta didik.
6) Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
c. Jenis- Jenis Penilaian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor
45
Penilai
Pendidik
Pendidik
(koordinasi
satuan
pendidikan)
Satuan
Pendidikan
Jenis
Penilaian
Ulangan Harian
(Penilaian proses akhir
KD)
Ulangan Tengah
Semester (Penilaian
akhir beberapa KD atau
akhir sebuah SK)
Ulangan Akhir Semester
Ganjil (komprehensif,
seluruh kompetensi
dalam satu semester)
Ulangan Kenaikan
Kelas/ akhir semester
genap
- Ujian Sekolah
Pendidik
KD
Pendidik
Beberapa KD atau SK
(Internal/pengendalian
mutu)
Pendidik,
Pendidik
- Sekolah.
- Mata pelajaran kelompok
(Internal/pengendalian
iptek yang tidak diujikan
mutu).
dalam UN. Aspek kognitif
agama dan akhlak mulia
serta kewarganegaraan
dan kepribadian.
Ruang lingkup
materi
46
Jenis
Penilaian
Penilai
Pemerintah
Pemerintah
Ruang lingkup
materi
Seluruh SKL Ujian Nasional
d. Teknik Penilaian
Berbagai teknik penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil
belajar, sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai. Penilaian kompetensi dilakukan
melalui pengukuran indikator-indikator pada setiap kompetensi dasar. Dalam penilaian
hasil belajar oleh pendidik dapat digunakan berbagai teknik penilaian di antaranya adalah: tes (tes tertulis, tes lisan, tes kinerja/tes praktik), observasi dan penugasan baik perorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek, produk dan
portofolio, penilaian afektif.
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan menggunakan tes tertulis. Tes Tertulis
merupakan tes di mana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam
bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu merespons dalam bentuk
menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda,
mewarnai, menggambar dan lain sebagainya.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:
1) tes objektif terdiri atas:
a) pilihan ganda
b) asosiasi pilihan ganda
c) dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
d) menjodohkan
e) sebab-akibat
2) tes uraian terdiri atas:
a) isian atau melengkapi
b) jawaban singkat atau pendek
c) uraian terstruktur
d) uraian bebas
e) esai
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut.
a) Karakteristik mata pelajaran dan keluasan ruang lingkup materi yang akan diujikan;
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
47
misalnya
rumusan
soal
tidak
menggunakan
kata/kalimat
yang
menimbulkan penafsiran ganda dan sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan.
e. Prosedur dan Mekanisme Penilaian
1) Proses Penilaian
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan dalam
bentuk penugasan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester dan ulangan kenaikan kelas. Berbagai macam ulangan dilaksanakan
dengan menggunakan teknik dan bentuk instrumen yang sesuai dengan kebutuhan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian
kompetensi peserta didik, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c)
memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan
berbagai bentuk
kompetensi
yang
telah
ditentukan,
(d)
memperbaiki
strategi
48
49
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan,
(c) lulus ujian sekolah/madrasah dan (d) lulus ujian nasional.
2) Mekanisme Penilaian
Sistem penilaian meliputi kegiatan perancangan dan pelaksanaan penilaian,
analisis dan tindak lanjut hasil penilaian, serta pelaporan penilaian.
Mekanisme penilaian hasil belajar peserta didik digambarkan pada bagan
berikut:
Perencanaan
Penilaian
Pelaksanaan
Penilaian
Analisis Hasil
Penilaian
Pelaporan
Hasil Penil ai an
Tinda k la n jut
Hasil Penil ai an
a) Perencanaan Penilaian
Perencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat
indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan teknik
penilaian dan bentuk instrumen penilaian.
(1) Perencanaan penilaian oleh pendidik
Secara teknis kegiatan pada tahap perencanaan penilaian oleh pendidik sebagai
berikut:
(a) Menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada satuan
pendidikan (KKG sekolah) melakukan :
pengembangan indikator pencapaian KD,
penyusunan rancangan penilaian (teknik dan bentuk penilaian) yang
sesuai,
pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap KD,
penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masing-masing mata
pelajaran untuk ulangan harian (setiap KD) dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik antara lain kemampuan rata-rata peserta
didik/intake, dan kondisi satuan pendidikan yang meliputi daya dukung,
kualifikasi dan kompetensi guru, fasilitas sarana dan prasarana, dan
sebagainya.
50
(b) Pada awal semester pendidik menginformasikan KKM ulangan harian dan
silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria
penilaian kepada peserta didik.
(c) Pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen penilaian
untuk berbagai teknik penilaian baik tes, pengamatan, maupun penugasan,
dan pedoman penskoran.
(2) Perencanaan Penilaian oleh satuan pendidikan
Perencanaan penilaian oleh satuan pendidikan meliputi kegiatan sebagai
berikut:
(a) Melalui rapat dewan pendidik, satuan pendidikan melakukan:
sistem
paket
atau
penetapan
kriteria
program
penyusunan butir soal sesuai dengan indikator dan bentuk soal, serta
mengikuti kaidah penulisan butir soal,
51
b) Pelaksanaan penilaian
Pelaksanaan penilaian harus berlangsung dalam suasana kondusif, tenang dan
nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka,
menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.
(1) Pelaksanaan penilaian oleh pendidik
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap ini meliputi:
52
Menentukan nilai akhir untuk setiap mata pelajaran yang diperoleh dari
akumulasi nilai ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan
penugasan. Bobot masing-masing penilaian ditetapkan sekolah dan dapat
bervariasi antar mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
53
Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis
meliputi:
Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (nilai
ulangan harian belum mencapai KKM) dan memberikan kegiatan pengayaan
bagi peserta didik yang telah tuntas lebih awal;
(2)
Kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai tindak lanjut hasil
analisis meliputi:
(3)
Menyusun
peringkat
hasil
UN
secara
Nasional,
Provinsi,
dan
Kabupaten/Kota.
e) Pelaporan hasil penilaian
Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik.
(1) Pelaporan hasil penilaian oleh pendidik
Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai
berikut:
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
54
semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk Laporan Hasil
Belajar (rapor). Bagi orang tua laporan ini dapat dimanfaatkan untuk
membantu dan memotivasi anaknya untuk belajar;
(b) Melaporkan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan lengkap dengan
55
56
dikaitkan
dengan
penilaian
yang
bermanfaat
bagi
57
58
terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan
atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal.
Kriteria ketuntasan minimal ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil
musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan
yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum KKG
secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan menunjukkan persentase tingkat pencapaian kompetensi
sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100 (seratus). Angka maksimal 100
merupakan kriteria ketuntasan ideal. Target ketuntasan secara nasional diharapkan
mencapai minimal 75. Satuan pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal
di bawah target nasional kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria ketuntasan minimal menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan
orang tua peserta didik. Oleh karena itu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
penilaian di sekolah berhak untuk mengetahuinya. Satuan pendidikan perlu melakukan
sosialisasi agar informasi dapat diakses dengan mudah oleh peserta didik dan atau orang
tuanya. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
(LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.
b. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal
1) sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti. Setiap kompetensi dasar dapat
diketahui ketercapaiannya berdasarkan KKM yang ditetapkan. Pendidik harus
memberikan respon yang tepat terhadap pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk
pemberian layanan remedial atau layanan pengayaan;
2) sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata
pelajaran. Setiap kompetensi dasar (KD) dan indikator ditetapkan KKM yang harus
dicapai dan dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik diharapkan dapat
mempersiapkan diri dalam mengikuti penilaian agar mencapai nilai melebihi KKM.
Apabila hal tersebut tidak bisa dicapai, peserta didik harus mengetahui KD-KD yang
belum tuntas dan perlu perbaikan;
3) dapat digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Evaluasi keterlaksanaan dan hasil
program kurikulum dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian KKM sebagai tolok
ukur. Oleh karena itu hasil pencapaian KD berdasarkan KKM yang ditetapkan perlu
dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang peta KD-KD tiap mata pelajaran
yang mudah atau sulit, dan cara perbaikan dalam proses pembelajaran maupun
pemenuhan sarana-prasarana belajar di sekolah;
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
59
4) merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dengan peserta didik dan antara
satuan pendidikan dengan masyarakat. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan
upaya yang harus dilakukan bersama antara pendidik, peserta didik, pimpinan satuan
pendidikan, dan orang tua. Pendidik melakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan penilaian. Peserta didik melakukan upaya
pencapaian KKM dengan proaktif mengikuti kegiatan pembelajaran serta
mengerjakan tugas-tugas yang telah didesain pendidik. Orang tua dapat membantu
dengan memberikan motivasi dan dukungan penuh bagi putra-putrinya dalam
mengikuti pembelajaran. Sedangkan pimpinan satuan pendidikan berupaya
memaksimalkan pemenuhan kebutuhan untuk mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dan penilaian di sekolah;
5) merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran. Satuan pendidikan harus berupaya semaksimal mungkin untuk melampaui
KKM yang ditetapkan. Keberhasilan pencapaian KKM merupakan salah satu tolok
ukur kinerja satuan pendidikan dalam menyelenggarakan program pendidikan.
Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan dilaksanakan secara bertanggung
jawab dapat menjadi tolok ukur kualitas mutu pendidikan bagi masyarakat.
c. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal
Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan
sebagai berikut:
1) Penetapan KKM merupakan kegiatan pengambilan keputusan yang dapat dilakukan
melalui metode kualitatif dan atau kuantitatif. Metode kualitatif dapat dilakukan
melalui
professional
judgement
oleh
pendidik
dengan
mempertimbangkan
60
Ulangan Akhir Semester (UAS). Soal ulangan ataupun tugas-tugas harus mampu
mencerminkan/menampilkan pencapaian indikator yang diujikan. Dengan demikian
pendidik tidak perlu melakukan pembobotan seluruh hasil ulangan, karena semuanya
memiliki hasil yang setara;
7) Pada setiap indikator atau kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.
d. Langkah-langkah Penetapan KKM
Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Langkah
penetapan KKM adalah sebagai berikut:
1) Guru
atau
kelompok
guru
menetapkan
KKM
mata
pelajaran
dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake
peserta didik dengan skema sebagai berikut:
KKM
Indikator
KKM
KD
KKM
MP
KKM
SK
Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran;
2) Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
3) KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu
peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
4) KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
61
yang
cermat,
kreatif
dan inovatif
dalam
penyelesaian
tugas/pekerjaan;
g) waktu yang cukup lama untuk memahami materi tersebut karena memiliki
tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi, sehingga dalam proses
pembelajarannya memerlukan pengulangan/latihan;
h) tingkat kemampuan penalaran dan kecermatan yang tinggi agar peserta didik
dapat mencapai ketuntasan belajar.
2) Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran
pada masing-masing sekolah.
a) Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dicapai peserta didik seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan
untuk proses pembelajaran;
b) Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders sekolah.
Contoh:
SK 3. :
KD 3.3
Indikator
Daya dukung untuk Indikator ini tinggi apabila sekolah mempunyai sarana
prasarana yang cukup untuk melakukan percobaan, dan guru mampu menyajikan
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
62
pembelajaran dengan baik. Tetapi daya dukungnya rendah apabila sekolah tidak
mempunyai sarana untuk melakukan percobaan atau guru tidak mampu menyajikan
pembelajaran dengan baik.
3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata peserta didik di sekolah yang
bersangkutan
Penetapan intake dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta
didik baru, Nilai Ujian Nasional/Sekolah, rapor, tes seleksi masuk atau psikotes;
sedangkan penetapan intake berdasarkan kemampuan peserta didik di kelas
sebelumnya.
f. Analisis Kriteria Ketuntasan Minimal
Pencapaian
kriteria
ketuntasan
minimal
perlu
dianalisis
untuk
dapat
ditindaklanjuti sesuai dengan hasil yang diperoleh. Tindak lanjut diperlukan untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaan pembelajaran maupun
penilaian. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan pertimbangan penetapan KKM
pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya.
Analisis pencapaian kriteria ketuntasan minimal bertujuan untuk mengetahui
tingkat ketercapaian KKM yang telah ditetapkan. Setelah selesai melaksanakan penilaian
setiap KD harus dilakukan analisis pencapaian KKM. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
melakukan analisis rata-rata hasil pencapaian peserta didik kelas I s/d VI terhadap KKM
yang telah ditetapkan pada setiap mata pelajaran.
Manfaat hasil analisis adalah sebagai dasar untuk meningkatkan kriteria
ketuntasan minimal pada semester atau tahun pembelajaran berikutnya. Analisis
pencapaian kriteria ketuntasan minimal dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data
perolehan nilai setiap peserta didik per mata pelajaran.
63
Kelas
No
RATA
Mata Pelajaran
1
RATA
Pendidikan Agama
73
73
73
73
73
73
73
PKN
72
72
72
72
72
72
72
Bahasa Indonesia
73
73
73
73
73
73
73
Matematika
70
70
70
70
70
70
70
72
72
72
72
72
72
72
71
71
71
71
71
71
71
SBK
72
72
72
72
72
73
72
Penjaskes
73
73
73
73
73
73
73
70
70
70
70
70
70
70
b. Bahasa Inggris
70
70
70
70
70
c. TIK
70
70
70
70
70
Mulok
9
10.
7.
a. Bahasa Sunda
64
2) Memperoleh nilai minimal baik untuk seluruh kelompok mata pelajaran Agama Islam,
Kewarganegaraan, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan
Keterampilan, Penjas Orkes, Bahasa Inggris, dan Keterampilan Komputer sesuai
dengan standar kelulusan minimal.
3) Lulus ujian sekolah.
c. Penanganan siswa yang tidak naik kelas dan yang tidak lulus
1) Bagi siswa yang tidak naik kelas mengulang di kelas yang bersangkutan dengan penanganan khusus.
2) Bagi yang tidak lulus diikutsertakan program paket A atau mengulang kembali di
tingkat yang sama.
8.
65
66
Mata Pelajaran
Pendidikan
agama
Pendidikan
Kewarganegaraan
Bahasa
Matematika
Ilmu
Pengetahuan
Alam
10
11
Ilmu
Pengetahuan
Sosial
Seni dan
Budaya
Pendidikan
Jasmani,
Olahraga, dan
Kesehatan
Keterampilan
/
Bahasa
Asing/TIK
Muatan Lokal
Pengembanga
n Diri
Tujuan Pendidikan
Kecakapan
Personal
Kecakapan
Sosial
Kecakapan
Akademik
Kecakapan
Vokasional
67
68
(c) disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sumber belajar dan sarana yang tersedia
(d) bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan, berpasangan,
kelompok, dan klasikal
(e) memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik seperti: bakat,
minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi dan budaya serta masalah
khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan.
Rincian aspek kecakapan hidup yang dikembangkan antara lain:
a. Kecakapan Pribadi (Personal)
1) Memberi salam dan bersalaman kepada teman, dan guru
2) Membaca doa sebelum dan sesudah belajar
3) Opsih setiap hari sebelum masuk sekolah
b. Kecakapan Sosial
1) Menjenguk teman yang sedang sakit
2) Mengadakan kerja bakti membersihkan sampah
3) Menghargai pendapat teman dalam kegiatan belajar di kelas
c. Kecakapan Akademik
1) Meningkatkan pembinaan lomba siswa berprestasi
2) Mengikuti PORSENI
3) Mengadakan wajib membaca buku
4) Menerapkan pembelajaran aktif dan bermakna.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Global dan Lokal
a. Pendidikan berbasis Keunggulan Global
Menyikapi tantangan era globalisasi yang makin besar, arus informasi makin cepat
dan persaingan makin kuat, sekolah perlu mempersiapkan berbagai kegiatan yang ikut
bersaing dalam era tersebut sejak dini. Kegiatan tersebut antara lain:
1) meningkatkan pembelajaran Bahasa Inggris
2) meningkatan Pembelajaran keterampilan komputer
3) memperkenalkan internet kepada siswa kelas 5 dan 6
4) meningkatkan pemahaman kitab suci masing-masing agama kepada siswa kelas 1 sampai
dengan kelas 6
5) memberikan pemahaman dampak informasi dari media
6) menanamkan dan meningkatkan rasa kebangsaan yang berwawasan nasional.
b. Pendidikan berbasis Keunggulan Lokal
1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
69
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
2) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua
mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
4) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
SD Negeri Pasirgunung Selatan 1
tantangan yang dihadapi saat ini serta untuk melestarikan keunggulan daerah terutama
pada icon kota belimbing, peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan pendidikan
berwawasan lokal sebagai berikut :
Keterampilan lokal dan global SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 adalah Holtikultura /
Tanaman Hias dan Pemanfaatan Barang Barang Bekas.
PROGRAM KETERAMPILAN KEUNGGULAN LOKAL SD NEGERI PASIRGUNUNG SELATAN 1
KELAS
I
II
III
IV
MATERI SEMESTER 1
MATERI SEMESTER 2
Memperkenalkan macam-macam ta- Memperkenalkan cara penanaman dan
naman hortikultura dan tanaman hias
pemeliharaan tanaman holtikultura
dan tanaman hias
Mengenal bahan-bahan atau material
yang digunakan untuk menanam tanaman holtikultura dan tanaman hias
Memperkenalkan macam-macam ta- Memperkenalkan cara penanaman dan
naman holtikultura dan tanaman hias
pemeliharaan tanaman holtikultura
dan tanaman hias
Mengenal bahan-bahan atau material
yang digunakan untuk menanam tanaman holtikultura dan tanaman hias
Memperkenalkan macam-macam ta- Memperkenalkan cara penanaman dan
naman hortikultura dan tanaman hias
pemeliharaan tanaman hortikultura
dan tanaman hias
Mengenal bahan-bahan atau material
yang digunakan untuk menanam tanaman holtikultura dan tanaman hias
Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman
holtikultura dan tanaman hias
Menceritakan
cara
menanam,
memelihara
dan
memanfaatkan
tanaman holtikultura dan tanaman
hias
Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman
holtikultura dan tanaman hias
Menceritakan
cara
menanam,
70
KELAS
VI
MATERI SEMESTER 1
MATERI SEMESTER 2
memelihara
dan
memanfaatkan
memanfaatkan
jenis
tanaman
tanaman holtikultura dan tanaman
holtikultura dan tanaman hias
hias
Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman Mengidentifikasi jenis-jenis tanaman
holtikultura dan tanaman hias
holtikultura dan tanaman hias
Menceritakan
cara
menanam, Menanam,
memelihara
dan
memelihara
dan
memanfaatkan
memanfaatkan
jenis
tanaman
tanaman holtikultura dan tanaman
holtikultura dan tanaman hias
hias
KELAS
I
II
III
IV
VI
MATERI
Memperkenalkan bahan-bahan organik dan non organik
Mengumpulkan barang-barang bekas dan memilihnya berdasarkan jenis
bahannya
Mengumpulkan barang-barang bekas dan memilihnya berdasarkan jenis
bahannya.
Membuat karya dari barang bekas berupa tempat peralatan tulis secara
sederhana
Mengumpulkan barang-barang bekas dan memilihnya berdasarkan jenis
bahannya.
Membuat karya dari barang bekas berupa tempat peralatan tulis.
Memberi hiasan pada hasil karya
Mengumpulkan kertas-kertas bekas
Membuat bubur kertas
Memberikan pewarnaan pada bubur kertas
Mencetak bubur kertas menjadi kertas daur ulang
Mengumpulkan kertas-kertas bekas
Membuat bubur kertas
Memberikan pewarnaan pada bubur kertas
Mencetak bubur kertas menjadi kertas daur ulang
Mengumpulkan kertas-kertas bekas
Membuat bubur kertas dengan pewarnaan
Mencetak bubur kertas menjadi kertas daur ulang
Membuat hasil karya dari bahan kertas daur ulang
Mengemas hasil karya
Berlatih memasarkan hasil karya
71
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pengajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Pengembangan Kalender Pendidikan di sekolah adalah merupakan bagian terintegrasi
terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Sesuai dengan prinsip
penerapan otonomi dalam rangka pengembangan sekolah, maka SD Negeri Pasirgunung Selatan 1
mencoba mengembangkan kalender pendidikan yang mengacu pada berbagai peraturan yang
berlaku. Induk utama pengembangan kalender pendidikan SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 adalah
Keputusan Kepala dinas pendidikan Jawa Barat Nomor 422/4363-Set.Disdik tentang kalender
Pendidikan dan Jumlah Jam Belajar Efektif di Sekolah karena meskipun sudah diwarnai dengan
nuansa otonomi Pemerintah masih tetap mempunyai kewenangan menetapkan kalender
pendidikan dan jumlah jam belajar efektif setiap tahun bagi pendidikan dasar dan menengah;
Terkait dengan adanya pedoman penyusunan kalender Pendidikan bagi SD Negeri
Pasirgunung Selatan 1 berikut ini diatur hal-hal sebagai berikut :
A. Alokasi Waktu
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam
untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan
/ atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan. Kepala
Daerah Tingkat Kabupaten / Kota dan / atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
72
Sekolah Negeri Pasirgunung Selatan 1bila memerlukan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar
dan waktu pembelajaran efektif. Demikian juga bila memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.
Hari libur umum / nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat / Provinsi / Kabupaten / Kota. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
B. Penetapan Kalender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan /
atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan. Kepala
Daerah Tingkat Kabupaten / Kota dan / atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat / provinsi / kabupaten / kota dapat menetapkan hari libur serempak untuk satuan-satuan pendidikan.
4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standar isi
dengan memerhatikan ketentuan dari pemerintah / pemerintah daerah.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 210 (dua ratus sepuluh)
hari, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
7. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas
I III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 26 28 jam pelajaran, sedangkan untuk
kelas IV VI adalah 36 jam pelajaran.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kalender pendidikan SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 adalah seperti berikut :
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
73
SUKAESIH, S.PdI
NIP. 196305241985072001
74
BAB V
PEDOMAN UMUM PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP
A. Pedoman Pengembangan Silabus
1.
Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2.
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan
tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
g. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta
dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan kebutuhan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
3.
a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
75
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan
alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada
struktur kurikulum.
4.
Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (KKG ) pada
atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali karakteristik
siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus
secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus secara bersama.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang
terkait.
d. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah-sekolah lain melalui forum KKG /PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang
akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup KKG /PKG setempat.
e. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim
yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
5.
1) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan materi, tidak harus
selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
2) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran;
3) keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata pelajaran.
b. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian kompetensi dasar dengan
mempertimbangkan:
1) potensi peserta didik;
2) relevansi dengan karakteristik daerah,
3) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta didik;
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
76
77
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian.
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar
yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan
proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang
telah memenuhi kriteria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.
78
c. kompetensi dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata
pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
d. indikator pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
e. tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
79
f. materi ajar, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
g. alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.
h. metode pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik,
serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.
i.
kegiatan pembelajaran :
1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
2) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan
ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
3) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat
dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.
j.
Penilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
k. Sumber belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
3.
80
a. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) RPP boleh disusun untuk satu Kompetensi Dasar.
2) Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus. (Standar kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat dipisahkan)
3) Indikator merupakan:
ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa peserta didik telah
mencapai kompetensi dasar
penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan pendidikan, dan
potensi
daerah.
rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
4) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam
pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
81
pembelajaran
yang
digunakan,
misalnya:
pendekatan
proses,
kontekstual,
Pada
dasarnya,
langkah-langkah
kegiatan
memuat
unsur
kegiatan
82
a)
Kegiatan Pendahuluan
Orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan dibelajarkan, dengan
cara menunjukkan benda yang menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat
kabar, menampilkan slide animasi dan sebagainya.
Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik tentang materi yang akan
diajarkan.
Motivasi: Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari gempa bumi, bidang-bidang
pekerjaan berkaitan dengan gempa bumi, dsb.
Pemberian Acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat
berupa penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar.
Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman
belajar (sesuai dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).
b) Kegiatan Inti
Berisi langkah-langkah sistematis yang dilalui peserta didik untuk dapat mengkonstruksi ilmu
sesuai dengan skemata (frame work) masing-masing. Langkah-langkah tersebut disusun
sedemikian rupa agar peserta didik dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana
dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator.
Untuk memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran Kerja Siswa (LKS),
baik yang berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk pembelajaran berbasis ICT yang online
dengan koneksi internet, langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detil mengenai
waktu akses dan alamat website yang jelas. Termasuk alternatif yang harus ditempuh jika
koneksi mengalami kegagalan.
c)
Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat rangkuman/simpulan.
Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan memberikan tes tertulis atau tes
lisan atau meminta peserta didik untuk mengulang kembali simpulan yang telah disusun atau
dalam bentuk tanya jawab dengan mengambil 25% peserta didik sebagai sampelnya.
Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar kelas, di
rumah atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan.
83
digunakan. Misalnya,
sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus
g. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.
84
BAB VI
PENUTUP
Dengan telah selesainya penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini,
maka SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 telah memiliki acuan untuk menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran pada tahun pelajaran 2015/2016.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini diharapkan dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya sehingga kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Pasirgunung Selatan 1 menjadi lebih
menyenangkan, menantang, mencerdaskan, dan sesuai dengan keadaan daerah dan kebutuhan
peserta didik setempat.
Di samping itu, sementara para guru menerapkan KTSP ini, mereka diharapkan dapat
melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen KTSP maupun pelaksanaannya. Evaluasi
tersebut diharapkan paling sedikit dapat menjawab pertanyaan berikut :
1. Apakah tujuan pendidikan yang tertulis dalam KTSP ini cukup lengkap dan dapat dicapai ?
2. Apakah kemampuan (pemahaman, keterampilan, dan sikap serta perilaku) yang tertulis cukup lengkap untuk merespon keadaan daerah dan kebutuhan peserta didik?
3. Apakah metode yang digunakan cukup efektif dalam mencapai tujuan yang diharapkan ?
4. Sejauh mana penilaian pembelajaran yang dirancang dapat mengungkap secara jelas perkembangan kemampuan yang diharapkan dari siswa ?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut, yang mungkin terkumpulkan secara bertahap
dari waktu ke waktu oleh para guru sebagai pengembang sekaligus pelaksana KTSP, sebaiknya
didokumentasikan dengan baik sehingga menjadi masukan berharga bagi penyempurnaan KTSP
di kemudian hari.
Selain itu, berbagai hasil belajar yang diperoleh siswa (pemahaman, keterampilan, sikap
dan perilaku) dapat menjadi bahan evaluasi guna mengetahui sejauh mana visi yang telah dirumuskan dapat dicapai guna menyusun dan melaksanakan kegiatan tindak lanjut.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen, kerja keras, dan kerjasama dari para guru, kepala sekolah, dan warga sekolah secara keseluruhan merupakan kunci utama bagi perwujudan dari apa
yang telah direncanakan.
Harapan kami, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang kami susun ini telah
memenuhi syarat sehingga seluruh kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Kami juga sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, khususnya para guru, karyawan, peserta didik, dan wali murid agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
Semoga Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dapat menjadi sarana bagi sekolah
untuk meningkatkan kualitas peserta didik secara lahiriah maupun batiniah.
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
85
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Pendidikan 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 22/2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas. _____. 2006.
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4941)
Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas._____. 2006.
Permendiknas Nomor 24/2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22/2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendiknas Nomor 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses h. Jakarta : Depdiknas
Permendiknas nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru, h.
Jakarta : Depdiknas
Permendiknas nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru. h. Jakarta : Depdiknas
Permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. h. Jakarta :
Depdiknas
Permendiknas No. 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan
Pendidikan
Permendiknas No 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Permendiknas No. 39 Tahun 2009
Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan
Peraturan Daerah Kota Depok nomor 16 tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah tahun 2003 Nomor 34)
Peraturan Daerah Kota Depok nomor 01 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja
daerah Tahun Anggaran 2011 (Lembaran daerah Tahun 2011 Nomor 01)
Peraturan Daerah Kota Depok nomor 08 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia .
Jakarta : Depdiknas Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia nomor 4586
Kurikulum SD Negeri sukamaju 5 Tahun 2015/2016
86