PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan tombro bukanlah suatu jenis ikan yang asing bagi kita.
Sebagai ikan konsumsi, ikan tombro memiliki prospek keuntungan yang
besar. Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang
banyak diminati. Permintaan konsumsi ikan tombro cenderung meningkat
pesat terutama di kota- kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung
(Khairuman dkk, 2002). Hal tersebut dikarenakan kandungan gizinya yang
cukup tinggi serta memiliki rasa yang enak. Oleh sebab itu, banyak
pengusaha yang mulai beralih ke bidang budidaya ikan tombro. Salah satu
faktor penting yang mendukung keberhasilan budidaya perikanan ialah
ketersediaan benih unggul yang dapat meningkatkan produktivitas
budidaya perikanan (Mukti, 2001).
Usaha untuk mendapatkan benih unggul meliputi perbaikan
kualitas genetik benih dan usaha penyediaan stok benih. Usaha tersebut
meliputi metode manipulasi kromosom yaitu dengan teknik poliploidisasi,
gynogenesis, dan androgenesis. Menerapkan manipulasi kromosom pada
ikan diharapkan dapat digunakan untuk memproduksi keturunan yang
memiliki sifat unggul dengan kualitas genetik yang baik, misalnya
memiliki
pertumbuhan
relatif
cepat,
tahan
terhadap
penyakit,
gonad?
Bagaimana tingkah laku ikan yang siap memijah ?
Bagaimana cara striping pada ikan tombro ?
Bagaimana cara fertilisasi buatan ?
Bagaimana cara melakukan rekayasa reproduksi dengan menggunakan
ginogenesis dan poliploidisasi (triploid dan tertraploid) pada ikan
tombro ?
gonad.
Mengetahui tingkah laku ikan yang siap memijah.
Mengetahui cara striping ikan tombro.
Mengetahui cara fertilisasi buatan pada ikan tombro.
Mengetahui cara melakukan rekayasa reproduksi
dengan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telur dan sperma yang baik
Pembuahan yang dilakukan oleh ikan tombro dilakukan diluar
tubuh sang induk ikan, maka diperlukan telur dan sperma matang dan
Ciri induk betina yang telah matang gonad dapat melihat dari
bentuk perut yang membesar sangat lembut dapat juga dengan mengurut
perut ikan tersebut. (Naziri, 2010). Menurut Schveck dan Peter (1990)
dibeberapa spesies ikan kemajuan kematangan seksual disertai dengan
perubahan seksternal yang jelas pada bentuk tubuh atau pigmentasi,
melalui perubahan ralang atau pengembangan gonorodia, terbekel atau
ciri-ciri seks sekunder yang lain.
C. Pengelolaan Induk Ikan tombro
Pengelolaan induk memegang peranan yang sangat penting dalam
kegiatan pembenihan. Induk yang baik adalah modal dasar untuk
mencapai keberhasilan dalam memproduksi benih. Metode penyuntikan,
jenis hormon dan penanganan induk yang baik pada waktu kegiatan
pemijahan menjadi sia-sia jika induk yang digunakan tidak baik.
Persiapan kolam
Sebelum dilakukan pemijahan, biasanya kolam dikeringkan dan
dijemur selama 2-3 hari. Ini jika panas terik namun jika matahari sering
tertutup awan jumlah hari penjemuran kolam harus ditambah hingga 5-7
hari. Setelah kolam dijemur, air kemudian dimasukan ke dalam kolam
dengan terlebih dahulu melewati saringan yang dipasang pada pintu
pemasukan. Pintu pengeluaran diatur sedemikian rupa sehingga tinggi air
konstan 75 cm di pintu pengeluaran air. Kemudian kakaban dipasang
diatas sebatang bambu yang utuh agar dapat terapung. Panjang kakaban
1,5 2 meter yang dijepit dan dipaku pada bilah bambu.
Pemilihan induk
1. Ciri ciri induk yang siap dipijahkan :
a. Pada induk betina umur antara 1,5-2 tahun dengan berat 2
Kg/ekor, dan pada induk jantan umur minimal 0,8 tahun dengan
berat 0,5 Kg/ekor.
b. Bentuk tubuh normal.
c. Tutup insang normal, lensa mata jernih
d. Sisik tersusun rapih dan cerah.
2. Ciri ciri untuk membedakan induk jantan dan betina sebagai berikut :
a. Betina :
- Perut besar buncit dan lembek.
Pengelolaan Induk
Pengelolaan Kolam Induk
Beberapa kegiatan manajemen harian yang dilakukan adalah
mencegah masuknya ikan-ikan liar pada kolampemeliharaan induk,
membersihkan sampah/kotoran dan sisa pakan, memelihara kualitas air
agar tetap ideal untuk pemeliharaan induk, memasang saringan pada
saluran inlet dan outlet. Untuk meningkatkan kandungan oksigen pada
kolam dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan
tetap melakukan penggantian air secara terus menerus selain itu dapat
juga dengan penambahan kincir air atau aerasi dari blower.
Pergantian air harus dilakukan jika kualitas air tidak dapat
ditingkatkan hanya dengan menggunakan kincir air dan aerasi. Untuk
daerah
tertentu
pergantian
air
tidak
dapat
dilakukan
secara
persiapan.
Langkah-langkah
7
dalam
persiapan
meliputi
induk
awal
pembenihan,
merupakan
dalam
usaha
langkah
ini
sangatmenentukan
keberhasilan
pembenihan
keseluruhan
secara
akan
mengeluarkan
pemilihan
induk
pada larutan serra > 80 % inti sel bergerak ke pinggir. Satu hari sebelum
proses seleksi induk dilakukan induk dipuasakan, induk ditangkap dengan
cara dijaring dan diserok satu persatu untuk diseleksi kematangan
gonadnya. Seleksi pertama dilakukan secara visual dikolam yaitu dengan
mengamati dan meraba bagian perut betina dan urogenitalnya, bila secara
visual induk betina matang gonad maka induk dipindahkan ke bak
inkubasi induk untuk persiapan penyuntikan dan apabila induk betina tidak
matang gonad maka induk langsung dilepaskan kembali pada kolam
pemeliharaan induk. Induk jantan juga diseleksi dengan mengurut bagian
perut kearah anal jika keluar cairan putih kental maka induk jantan
tersebut terpilih untuk dipijahkan, induk jantan terpilih dipindah ke bak
inkubasi.
Penyuntikan hormon
Pemijahan dilakukan
pemberian
(bila
diperlukan).
Penyuntikan
dilakukan
masuk
ke
dalam
kantung
telur
yang
Pengecekan
ovulasi
dilakukan
dengan
cara
melakukan
jam
6
setelah
penyuntikan
kedua
dilakukan pengecekan
terhadap induk betina
dilakukan pengecekan
terhadap induk betina
apakah sudah ovulasi
atau belum, langkah
pertama yang dilakukan adalah pembiusan terhadap induk. Hal ini
dimaksudkan
agar
memudahkan
dalam
proses
pengecekan
dan
10
11
menggunakan
pencampuran
larutan
bulu
sodium
ayam.
ini
adalah
Tujuan
untuk
diaduk
sempurna
hingga
telur
tidak
menempel satu sama lain. Untuk menghilangkan larutan tanah merah pada
telur dilakukan beberapa kali pembilasan menggunakan air bersih hingga
telur bersih sempurna. Telur yang telah bersih kemudian siap untuk
dimasukan dalam corong penetasan (Gold, 1979).
Pemeliharaan larva
Pemeliharaan larva dan benih ikan tombro sebaiknya dilakukan
didalam ruangan tertutup agar dapat dijaga suhu airnya serta
menghindari
kontaminan
yang
dapat
12
masuk
kedalam
media
mungkin
dilakukan
selama
siklus
nukleus
dalam
13
14
dipergunakan
dipergunakan
untuk
perkembangangonad
untukpertumbuhan
somatik
pada
diploid
pada
triploid
(Thorgaard,1983).
Tetraploid terlihat dapat dibesarkan untuk kematangan kelamin
dan
dipergunakan
dalam
memproduksi
ikan
triploid
melalui
tetraploid
di
antara
telur
Tilapia
aurea
yang
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasi, karena tidak
menggunakan variabel dalam penelitian ini dan penelitian ini dilakukan di
Balai Benih Induk Ikan Kepanjen-Malang.
B. Alat dan Bahan
Striping ikan
Alat :
1. Wadah plastik kering
Alat :
Mikroskop
Objek glass
Cover glass
Kutex bening
Pipet
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan :
Bulu ayam
Methylen blue
Sperma ikan tombro
Telur ikan tombro
Garam fisiologis
Poliploidisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bahan :
Air bersih
Bulu ayam
Tisu
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
Alat :
Gelas ukur
Mangkok plastik
Objek glass
Bak kejutan suhu
Aquarium
Stopwatch, saringan
Bak inkubator
Bulu ayam
Termometer
1.
2.
3.
4.
5.
Bahan :
Larutan NaCl fisiologis 9,0
2 butir ayam kampung
Air
Sperma
Telur
1.
2.
3.
Alat :
Gilingan daging
Ember
Ayakan
1.
2.
3.
16
Bahan :
Dedak halus
Tepung ikan
Bungkil kedelai
4.
5.
6.
7.
4.
5.
6.
7.
8.
Ampas tahu
Tepung jagung
Minyak ikan
Vitamin-mineral mix
Kanji
Bahan :
1. Dedak halus 10 kg
2. Tepung ikan 2 kg
3. Ampas tahu 20 kg
4. Tetes tebu 1 Liter
5. Probiotik 400 ml (probiofis)
- probiotik bisa diganti
stater
(Lactobacillus/ragi), jahe
kunir putih
C. Langkah Kerja
Pemijahan dan Striping ikan
Pemijahan ikan dilakukan dengan cara memasangkan induk
ikan tombro jantan dan betina di dalam kolam pemijahan ikan
dengan perbandingan jantan dan betina adalah 3:1. Selanjutnya
ikan tombro akan melakukan perkawinan secara alami dan
biasanya baru berlangsung pada malam hari (tengah malam)
dengan selang waktu 11-18 jam setelah dipasangkan. Setelah
nampak tanda-tanda ikan mulai memijah, yaitu ditandai dengan
munculnya buih dalam kolam dan bau amis, maka telur ayam
mentah yang telah dikocok mulai ditebar untuk membantu
pemijahan. Induk betina dan jantan lalu dipilih dan ditangkap serta
dilakukan pengurutan (stripping) untuk mendapatkan telur dan
sperma ikan tombro. Induk jantan dan induk betina diurut pada
bagian perutnya dengan halus sehingga telur maupun sperma kan
keluar dari lubang kelamin. Telur-telur yang diperoleh ditampung
dalam petridish (wadah plastik kering) dan sperma ditampung
17
Selanjutnya,
sperma
diencerkan
dengan
cara
pengadukan
(dicampur)
secara
perlahan
18
pengadukan
(dicampur)
secara
perlahan
penetasan.
Pembuatan pakan
Pakan Kering
Menyeleksi bahan, tujuannya adalah agar setiap bahan yang
akan digunakan telah terstandarisasi dengan kualitas yang baik.
Meramu dan mencampur bahan. Meramu bahan pangan sesuai
19
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Pemijahan ikan tombro
21
c. Stripping
Pada Jantan
Pada Betina
d. Fertilisasi buatan
22
f.
Pembuatan
Pakan
Ikan
Kering
23
g.
Pembuatan
Pakan Ikan
dengan
Fermentasi
24
B.
Pembahasan
1. Ikan Jantan dan Ikan Betina yang Sedang Matang Gonad
Ikan tombro jantan maupun betina yang matang gonad dapat
diketahui pada saat seleksi induk. Seleksi dilakukan pada kedalaman air 20
cm dari ketinggian air kolam. Induk ikan ditangkap satu per satu dengan
tangan. Ketika menangkap induk, jari-jari tangan juga melakukan rabaan
pada bagian perut induk secara halus.
Dari rabaan itu diperoleh beberapa tanda yang bisa diketahui.
Pertama, perut induk kempes. Induk yang demikian menandakan belum
matang gonad sehingga tidak perlu ditangkap. Kedua, apabila menemukan
perut induk betina yang agak gendut tetapi masih keras, maka induk
seperti ini juga tidak perlu ditangkap. Hal ini menandakan bahwa induk
tersebut sudah bertelur, tetapi belum matang gonad. Ketiga, apabila
menemukan perut induk betina yang sudah gendut maka sebaiknya segera
dipisahkan atau diseleksi . Keempat, menemukan perut induk betina yang
sudah betul-betul gendut. Apabila perut induk betina itu gendut dan
lembek, serta gerakan induk yang sangat lamban karena berat dengan
perutnya (dimana gendut perutnya jauh melebihi badan), sisik tersusun
rapi, gemuk, dan tidak luka serta kulit di sekitar lubang urogenitalnya
berwarna kemerahan. maka induk itu segera ditangkap, dan dimasukan ke
dalam ember. Karena induk itu memang sudah matang gonad
Sedangkan tanda-tanda induk jantan yang matang gonad ialah
setelah induk ditangkap dengan tangan, lalu dibalikkan tubuhnya hingga
terlihat lubang kelaminnya dan ketika dipijit akan keluar cairan putih.
Laporan Reproduksi Hewan
25
Cairan putih ini tidak lain ialah sperma. Selanjutnya, induk jantan ini
diambil dan dilakukan stripping.
2. Tingkah Laku Ikan tombro yang Sedang Memijah
Pemijahan ikan tidak hanya ikan tombro terjadi di malam hari,
yang diawali dengan pendekatan ikan jantan pada betina. Di dalam kolam
akan terlihat banyak buih dan bau amis yang muncul dari feromon induk
jantan. Induk jantan terlihat mengikuti di bagian ekor induk betina. Mulamula induk betina akan menghindari induk jantan. Namun induk jantan
terus melakukan pendekatan sehingga terjadi kejar-mengejar. Pendekatan
yang dilakukan ikan jantan itu disambut baik oleh betina dengan diam, dan
membiarkan jantan mendekatinya. Kesempatan itu digunakan ikan jantan
untuk menciumi bagian tubuh betina, termasuk lubang kelaminnya bahkan
juga menunggangi tubuh si betina. Rangsangan akan terjadi akibat ciuman
induk jantan pada lubang kelamin betina. Setelah terangsang, maka induk
betina akan mengeluarkan telur sambil menaiki alat penempel telur.
Bersamaan dengan itu, sperma dari induk jantan akan dikeeluarkan sambil
terus menciumi alat kelamin betina.
Pada saat itulah terjadi pembuahan alami di dalam air. Telur yang
sudah dibuahi akan menempel pada alat penempel telur (kakaban) yang
terbuat dari ujuk.
3. Cara Stripping Ikan
Induk ikan tombro betina dan jantan dimasukkan ke dalam kolam
pemijahan yang telah ditambah substrat berupa kakaban yang terbuat dari
ijuk sebagai tempat menempelnya telur ikan. Induk ikan tombro umumnya
akan melakukan perkawinan secara alami pada malam hari (tengah
malam) dengan selang waktu 1118 jam setelah dipasangkan. Setelah
nampak tanda-tanda ikan mulai memijah, induk ikan tombro betina dan
jantan ditangkap dan dilakukan pengurutan di bagian abdominal secara
halus (stripping). Pengurutan ini akan menyebabkan telur ikan dan sperma
keluar dari lubang kelamin ikan. Telur-telur yang diperoleh kemudian
ditampung dalam mangkok plastik dalam keadaan harus kering untuk
menghindari block polispermi dini, sedangkan sperma ditampung dalam
26
27
bak inkubasi yang terbuat dari fiber glass volume 1 m3 dengan suhu air 26
C.
6. Rekayasa Reproduksi Ginoginesis pada Ikan
Terdapat dua cara untuk mendapatkan ikan ginogenesis, yaitu
secara meiosis dan mitosis. Pada ginogenesis meiosis, ovum normal (2N)
difertilisasi dengan sperma yang telah diirradiasi (0N), maka jumlah
kromosom di dalam ovum tetap 2N, proses selanjutnya adalah pada saat
ovum mengalami meiosis II dan sebelum terjadi peloncatan polar bodi II
diberi kejutan suhu untuk menahan peloncatan polar bodi II. Dengan
demikian, maka jumlah kromosom didalam ovum tetap 2N. Selanjutnya
ovum mengalami proses mitosis dan berkembang serta menetas menjadi
ikan yang mempunyai 2N kromosom yang berkelamin betina. Ginogenesis
mitosis, ovum normal (2N) difertilisasi dengan sperma yang telah
diirradiasi, maka jumlah kromosom di dalam ovum tetap 2N, proses
selanjutnya adalah pada saat ovum mengalami meiosis II dan dibiarkan
terjadinya peloncatan polar bodi II, sehingga didalam ovum jumlah
kromosomnya tinggal 1N. Proses selanjutnya ovum mengalami proses
mitosis, disini terjadi duplikasi kromosom sehingga jumlah kromosom
menjadi 2N dan diberi kejutan suhu. Selanjutnya ovum berkembang serta
menetas menjadi ikan yang mempunyai 2N kromosom yang berkelamin
betina. Sehingga dalam proses rekayasa reproduksi ginogenesis dapat
diperoleh keuntungan agar dihasilkan ikan yang monosex dan terjadi sex
reversal yaitu betina saja. Ginogenesis buatan adalah hasil pemijahan ikan
yang didapatkan dari perkembangan sebuah ovum setelah diferrtilisasi
buatan oleh sperma yang telah diirradiasi, kemudian diberi kejutan suhu,
disini tidak ada kontribusi material genetik dari sperma. Hasil dari ikan
ginogenesis biasanya berkelamin betina
7. Rekayasa Reproduksi Membuat Ikan Triploid dan Tetraploid serta
Tingkat Keberhasilannya.
Perkembangan gonad ikan mas diploid tidak jauh berbeda dengan
perkembangan gonad ikan mas tetraploid. Ikan mas diploid dan tetraploid
sama-sama mengalami perkembangan gonad secara normal. Hal ini
28
29
30
karena
energi
yang
diperlukan
untuk
metabolisme
31
32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pemijahan ikan tombro dapat dilakukan pada malam hari. Usaha
untuk memperoleh ikan benih unggul dapat dilakukan dengan metode
rakayasa reproduksi sehingga akan didapatkan komposisi genetik yang
baik. Rekayasa reproduksi ikan dapat dilakukan dengan
teknik
33
DAFTAR PUSTAKA
pp. 2303-2309.
Gervei, J., Marian, T., Krasznai, Z., Nagy, A. dan Csanyi, V. (1980) Occurrence of
Aneuploidy in Radiation Gynogenesis of Carp, Cyprinus carpio Linn. Laboratory
of Behaviour Genetics, Eutuos University, Hungary.
Gold, J. R. (1979) Cytogenetics. In Fish Physiology, Volume VIII (Eds. W. S.
Hoar, D. J. Randall dan J. R. Brett), pp. 353405. Academic Press Inc., New York,
USA.
Kimball, J. (1994) Biologi. Terjemahan S. S. Tjitrosomo dan N. Sugiri, Edisi V,
Jilid I. Penerbit Erlangga, Jakarta. 333 hal.
Mukti, A.T. 2001. Poliploidisasi Ikan Mas. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Program
Studi PascaSarjana Universitas Brawijaya, Malang. 81 hal.
Oshiro, T. dan Carman, O. (1991) Effect of Triploidization on The Number of
Nucleolar Organizer Region and Nucleoli in Carp. Improvement of Inland
Aquaculture. Nodai Centre for International Programs, Tokyo University of
Aquaculture. pp. 8384.
Rustidja, 1991. Aplikasi Kromosom pada Program Pembenihan Ikan. Makalah
dalam Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V, Jakarta. 23 hal.
Tave, D. 1993. Genetics for Fish Htchery Managers, Avy Publ.Co.Inc. Wesport,
Connecticut.
34
35