Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Risqi W

Kasus : 7
NIM

: 125020300111039

Pertanyaan Diskusi
1. Selisih perhitungan fisik persediaan bisa disebabkan karena :
a. Indeks harga yang digunakan adalah indeks harga lama sehingga harga pasaran saat ini
tidak sama dengan indeks harga yang digunakan.
b. Diskon kas yang diberikan oleh Samsang dan diskon bulanan yang dihitung
mengalami salah perhitungan sehingga pencatatan dengan fisik persediaan tidak sama.
c. Ada persediaan yang cacat, hilang atau rusak sehingga harus diakui sebagai kerugian.
d. Saat persediaan dikeluarkan dari gudang atau terjadi penjualan, pencatatan tidak
dilakukan. Atau sebaliknya, saat pencatatan dilakukan tidak ada persediaan yang
dilakukan.
Selisih ini harus dianggap material mengingat hanya 2 toko dari 6 toko yang diamati
dalam perhitungan persediaan. Hal ini untuk mengantisipasi salah saji yang tidak
terdeteksi dan menghindari salah saji yang material dalam laporan keuangan.

2. Tingkat persediaan tinggi dapat menyebabkan nilai buku yang tinggi (e.g., investment,
storage, insurance, obsolescence, and damage). Jika nilai buku tinggi maka laba yang
dihasilkan juga akan semakin tinggi. Hal ini dapat menjadi permasalahan karena dengan
meninggikan nilai persediaan maka kemungkinan fraud akan semakin besar.

3. Alasan manajemen perusahaan merendahkan jumlah persediaan akhir bisa saja untuk
mempengaruhi nilai utang agar lebih rendah. Jika nilai utangnya rendah maka kewajiban
perusahaan akan berkurang. Ini akan mempengaruhi likuiditas perusahaan karena rasio
lancar perusahaan akan terlihat baik. Tentunya ini akan menambah kepercayaan kreditor
dan investor.

Ini dapat menjadi permasalahan signifikan dalam melakukan audit, apalagi apabila hal ini
terlambat diketahui. Menjadi beban berat dalam pertanggungjawaban auditor. Selain itu,
laporan auditor akan menunjukkan kesesatan jika ini tak diketahui karena PT Maju
Makmur dalam rangka menuju perusahaan go public.

4. KAP harus melakukan perhitungan fisik ulang atau menambah sampel toko. Maksudnya
adalah dari 6 toko yang ada, audit harus melakukan perhitungan fisik pada 4 atau 5 toko
untuk memperkecil salah saji dan dampak pada laporan keuangan semakin kecil. Pada
PSA No. 26 SA paragraf 43 Jika auditor menyimpulkan bahwa hasil sampel tidak
mendukung tingkat risiko pengendalian yang direncanakan atas suatu asersi, maka ia
harus menilai kembali sifat, waktu, dan lingkup prosedur substantif berdasarkan atas
pertimbangan yang telah direvisi atas tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan untuk
asersi laporan keuangan yang relevan.

5. Sesuai dengan PSA No.7 SA seksi 331 paragraf 6 dan 7, Jika dengan prosedur sampling
auditor tidak memperoleh keyakinan bahwa sediaan berada di tangan klien, maka
pengujian atas catatan akuntansi saja tidak akan cukup bagi auditor untuk memperoleh
keyakinan tentang kuantitas sediaan; selalu diperlukan oleh auditor untuk melakukan,
atau mengamati, beberapa penghitungan fisik sediaan dan menerapkan pengujian
memadai atas transaksi yang terkait. Hat ini harus digabung dengan inspeksi atas
catatan penghitungan fisik yang diselenggarakan oleh klien dan prosedur yang berkaitan
dengan fisik sediaan yang mendasari saldo sediaan yang dicantumkan dalam neraca.
Auditor dapat diminta untuk mengaudit laporan keuangan periode berjalan dan satu
atau lebih periode yang ia tidak mengamati atau melakukan beberapa penghitungan fisik
sediaan periode sebelumnya. Namun, ia dapat memperoleh keyakinan atas sediaan
periode sebelumnya melalui prosedur audit semestinya, seperti pengujian atas transaksi
sebelumnya, review atas catatan penghitungan fisik sebelumnya, dan penerapan
pengujian laba bruto (gross profit test), asalkan ia dapat memperoleh keyakinan atas
sediaan periode berjalan.
Jadi, jika dirasa tingkat materialitas tinggi, auditor harus melakukan inspeksi atas catatan
penghitungan fisik yang diselenggarakan oleh klien dan prosedur yang berkaitan dengan

fisik sediaan melakukan pengujian atas transaksi sebelumnya, review atas catatan
penghitungan fisik sebelumnya, dan penerapan pengujian laba bruto (gross profit test)
untuk mendapatkan kepastian akan prosedur audit.

6. Sesuai dengan PSA No.7 SA seksi 331 paragraf 7 Auditor dapat diminta untuk
mengaudit laporan keuangan periode berjalan dan satu atau lebih periode yang ia tidak
mengamati atau melakukan beberapa penghitungan fisik sediaan periode sebelumnya.
Namun, ia dapat memperoleh keyakinan atas sediaan periode sebelumnya melalui
prosedur audit semestinya, seperti pengujian atas transaksi sebelumnya, review atas
catatan penghitungan fisik sebelumnya, dan penerapan pengujian laba bruto (gross profit
test), asalkan ia dapat memperoleh keyakinan atas sediaan periode berjalan.
Review retur penjualan dilakukan agar barang-barang yang diretur telah dipastikan ada di
gudang dan telah dicatat sehingga kesalahan pencatatan dapat diminimalisir dan
menghindari kecurangan dari pihak perusahaan.

7. Nomor label terakhir yang digunakan perusahaan adalah nomor dari persediaan yang telah
dipastikan ada di gudang dan telah diawasi secara langsung oleh Indah Sanjaya. Nomor
label ini telah bebas dari tanda kerusakan, usang atau penjualan di bawah harga normal,
bukan barang konsinyasi, barang tidak disembunyikan atau dihitung lebih. Nantinya
nomor label ini akan dicocokkan dengan catatan perusahaan.

8. Jika barang rusak atau usang maka tindakan yang dilakukan adalah mencatat barang
tersebut sebagi kerugian atau Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan
dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Persediaan yang
telah usang adalah persediaan yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan operasional
bukan hanya karena usianya tapi juga karena sudah ketinggalan teknologi atau
ketidaksesuaian spesifikasi.

9. Evaluasi efektivitas dan efisiensi prosedur penghitungan persediaan :


No
.
1.

Prosedur PT Maju Makmur

Kelebihan

Kekurangan

Setiap manajer toko

Manajer toko

Tidak terdapat

bertanggung jawab terhadap

mengetahui

fungsi cross-

persediaan fisik di toko

komposisi

checking, sehingga

masing-masing.

persediaan lebih

terdapat

baik.

kemungkinan
kesengajaan
manajer toko dalam
melaporkan hasil

2.

Departemen Operasional dan

Departemen

stock opname.
Tidak terdapat

Logistik menghitung

Operasional dan

fungsi cross-

persediaan di gudang.

Logistik mengetahui

checking, sehingga

komposisi

terdapat

persediaan di

kemungkinan

gudang lebih baik.

kesengajaan
Departemen
Operasional dan
Logistik dalam
melaporkan hasil

3.

Stock opname dilakukan

Terdapat penugasan

stock opname.
Tidak terdapat

berdasarkan memo internal

tunggal sehingga

peraturan

perusahaan yang disusun oleh

otorisasinya jelas.

perusahaan yang

Agus Kuncoro selaku wakil

tertulis, jelas, dan

presiden.

rinci mengenai
pelaksanaan stock
opname. Tidak
terdapat penjelasan
mengenai langkahlangkah apa yang
harus dilakukan

apabila ditemui
kejadian khusus
dalam proses stock
opname.

Anda mungkin juga menyukai