MUSKULO SKELETAL
Dr. Ismail Jamalludin, SpOT
PENDAHULUAN
TERDIRI DARI
1. Fraktur Terbuka
2. Dislokasi
3. Compartement Syndrome
4. Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
5. Neurovascular Injury
6. Crush Syndrome
7. Deep Vein Thrombosis
8. Gas Gangren
9. Tetanus
10.Hypovolemic Shock
FRAKTUR TERBUKA
Terdapat hubungan antara tulang dan dunia
luar sebagai akibat robeknya jaringan yang
menutupi tulang.
Surgical Emergency karena biasanya
disertai multiple injury dan severe shock.
Di TKP luka harus ditutup dgn kain yang
bersih dan steril sampai pasien tiba di
rumah sakit.
Di rumah sakit dilakukan general
assessment dan life threatening conditions.
FRAKTUR TERBUKA
Semua fraktur terbuka harus
dianggap sebagai luka yang
terkontaminasi { contaminated
wound } mencegah terjadinya
infeksi.
Penanganan :
1. Immediate wound cover.
2. Antibiotic Prophylaxis.
3. Early wound debridement.
4. Stabilization of the fracture.
DISLOKASI
Permukaan sendi secara komplit
bergeser, tidak ada lagi kontak
diantara kedua ujung tulang.
SUBLUKSASI : permukaan sendi
secara inkomplit bergeser, masih ada
kontak diantara kedua ujung tulang.
DISLOKASI
GAMBARAN KLINIK
1. Bentuk sendi abnormal dan bony landmark
bergeser.
2. Gerakan sendi terhambat dan nyeri.
3. Typical deformities :
> Shoulder abduction deformity.
> Elbow
flexion deformity.
> Hip, anterior flexion, abduction dan
external rotation
deformity.
DISLOKASI
> Hip, posterior Flexion,
adduction dan
internal rotation
deformity.
> Knee flexion deformity.
> Ankle varus deformity.
DISLOKASI
TREATMENT
1. Closed reduction segera dalam
general anesthesi .
2. Immobilisasi untuk 2 3 minggu.
3. Fisiotherapy ROM excercise.
DISLOKASI
KOMPLIKASI
1. Neuro vascular injury
2. Myositis Ossificans
3. Avascular Necrosis
4. Stiffness of the joints
5. Unreduced dislocations
6. Recurrent dislocation
7. Osteoarthritis.
COMPARTMENT SYNDROME
Salah satu komplikasi fraktur.
Bleeding, oedem / inflamasi tekanan
intrakompartemen aliran darah muscle
ischaemia nerve & muscle necrosis didalam
kompartemen.
Nerve masih dapat regenerasi tetapi otot tidak
recovery.
Otot diganti inelastic fibrous tissue
Volkmanns Ischaemic Contracture.
Bisa juga disebabkan pemasangan gip yg ketat.
COMPARTMENT SYNDROME
GEJALA KLINIK
1. Pain
2. Pale
3. Pulseless
4. Paresthetic
5. Paralysed
COMPARTMENT SYNDROME
TREATMENT
DEKOMPRESI
> Casts, bandages, dressing
lepaskan
> Fasciotomy.
NEUROVASCULAR INJURY
Komplikasi fraktur
Fraktur sekitar Knee Joint, elbow
joint, humerus dan femur.
Putus, robek, kompresi atau kontusi.
Karena trauma atau fragmen fraktur
NEUROVASCULAR INJURY
GEJALA KLINIK
> Paresthesia atau Numbness
> Ujung jari dingin dan pucat
> Cyanosis
> Pulsasi menurun sampai tdk
teraba
Angiogram
EMG ( Elektro Myo Grafi )
NCV ( Nerve Conduction Test )
NEUROVASCULAR INJURY
TREATMENT
> Lepas splint atau spalk
> X-ray diduga ada penekanan pada
neurovaskuler reposisi #
> Assessment sirkulasi selama 30 menit
> Bila tidak ada perbaikan explore
> Fraktur difiksasi ( ORIF )
CRUSH SYNDROME
Hancurnya otot-otot
Karena trauma atau tourniquet yang
terlalu lama dipasang ( > 6 jam )
Acid Myohaematin ( Cytochrome C ) lepas
dari otot sirkulasi ginjal blok
tubulus ginjal / A. Renalis spasm Anoxic
Sel Tubulus Nekrosis sel tubulus.
Perdarahan shock sekresi renalis ,
low output uremia acidosis
CRUSH SYNDROME
Bila sekresi renal kembali dlm 1
minggu pasien selamat.
Kebanyakan pasen Renal Dialysis
atau meninggal dalam 14 hari.
THERAPI
> Amputasi sesegera mungkin.
GAS GANGRENE
Penyebab : Clostridial Welchii, organisme yg
dapat hidup & bermultiplikasi pada jaringan yg
low oxigen ( anaerobic organism )
Toxin yg dihasilkan organisme ini menyerang
dinding sel tissue necrosis menyebar.
Gambaran Klinik dlm 24 jam :
> Pain
> Swelling
> Discharge kecoklatan berbau khas (gas
formation)
GAS GANGRENE
Pencegahan luka jangan dijahit
ketat setelah debrideman/ wound
toilet hecting
THERAPI
> Live saving treatment
> Antibiotika
> Hyperbaric Oxigen
TETANUS
Penyebab : Clostridium Tetani
Exotoxin aliran darah & lymphatik Central
Nerve System ( anterior horn )
Gejala Klinik Tonus & Clonus pada otot wajah dan
rahang ( trismus, risus sardonicus ), bila mengenai
otot diaphragma dan intercosta meninggal
THERAPI :
> Debridemen
> Antibiotik
> Human Antitoxin ( Tetanus Immunoglobin )
> Intubasi & Kontrol Respirasi