PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapat mengakhiri kehidupan. Istilah yang terakhir ini menjadi topik besar
dalam psikatrikontemporer, karena jumlah yang terlibat dan riset yang mereka
buat. Di dunia lebih dari 1000 tindakan bunuh diri terjadi tiap hari, di Inggris
ada lebih dari 3000 kematian bunuh diri tiap tahun (Ingram, Timbury dan
Mowbray, 1993). Di Amerika Serikat,dilaporkan 25.000 tindakan bunuh diri
setiap tahun (Wilson dan Kneisl,1988), dan merupakan penyebab kematian
kesebelas. Rasio kejadian bunuh diri antara pria dan wanita adalah tiga
berbanding satu (Stuart dan Sundden,2000, hlm. 487). Pada usia remaja, bunuh
diri merupakan penyebab kematian kedua (Leahey dan Wright, 2007,hlm.79).
Menurut Prayitno (2006) tindakan bunuh diri di Jakarta 2,3 per
100.000 penduduk. Data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2007
mengungkapkan bahwa 1 juta orang bunuh diri dalam setiap tahunnya atau
setiap 40 detik, bunuh diri juga satu dari tiga penyebab utama kematian pada
usia 15-34 tahun, selain karena faktor kecelakaan. Pada laki-laki tiga kali
lebih sering melakukan bunuh diri daripada wanita, karena laki-laki lebih
sering menggunakan alat yang lebih efektif untuk bunuh diri, antara lain
dengan pistol, menggantung diri, atau lompat darigedung yang tinggi,
sedangkan wanita lebih sering menggunakan zat psikoaktif overdosis atau
racun, namun sekarang mereka lebih sering menggunakan pistol. Selain itu
wanita
lebih
sering
memilih
cara
menyelamatkan
dirinya
sendiri
menggunakan koping yang maladaptif. Situasi gawat pada bunuh diri adalah
saat ide bunuh diri timbul secara berulang tanpa rencana yang spesifik untuk
bunuh diri.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi tentang bunuh diri ?
b. Apa etiologi tentang resiko bunuh diri ?
c. Apa manifestasi klinis tentang resiko bunuh diri ?
d. Bagaimana rentang respon resiko bunuh diri ?
e. Bagaiamana tahapan tentang resiko bunuh diri ?
f. Bagaimana jenis jenis tentang resiko bunuh diri ?
g. Apa psikopatologi tentang resiko bunuh diri ?
h. Bagaimana penatalaksanaan tentang resiko bunuh diri ?
i. Bagaimana asuhan keperawatan tentang resiko bunuh diri ?
C. TUJUAN MAKALAH
a. Untuk mengetahui definisi tentang bunuh diri
b. Untuk mengetahui tentang resiko bunuh diri
c. Untuk mengetahui klinis tentang resiko bunuh diri
d. Untuk mengetahui rentang respon resiko bunuh diri
e. Untuk mengetahui tahapan tentang resiko bunuh diri
f. Untuk mengetahui jenis jenis tentang resiko bunuh diri
g. Untuk mengetahui psikopatologi tentang resiko bunuh diri
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan tentang resiko bunuh diri
i. Untuk mengetahui asuhan keperawatan resiko bunuh diri
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami resiko
untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam
nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai perilaku
destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah pada
kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh
diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu
yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009. Prinsip
Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S - 1 Keperawatan).
Bunuh diri adalah setiap aktivitas yang jika tidak dicegah dapat
mengarah pada kematian (Gail w. Stuart, 2007)
Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann
Isaacs, 2010)
Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering
menyertai gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja (Harold
Kaplan,2007)
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh
pasien untuk mengakhiri hidupnya. (Keliat, 2009, hal. 180).
Bunuh diri merupakan suatu upaya yang disadari dan bertujuan untuk
mengakhiri kehidupan, individu secara sadar berupaya melaksanakan hasratnya
untuk mati. Perilaku bunuh diri meliputi isyarat-isyarat, percobaan atau
ancaman verbal, yang akan mengakibatkan kematian, luka, atau menyakiti diri
sendiri. (Clinton, 2007, hal. 262).
Bunuh diri adalah menimbulkan kematian sendiri, upaya bunuh diri
adalah sengaja melakukan kegiatan tersebut. Isyarat bunuh diri adalah bunuh
diri yang direncanakan untuk usaha mempengaruhi perilaku orang lain.
Ancaman bunuh diri adalah suatu peringatan baik secara langsung atau tidak
langsung, verbal atau non verbal bahwa seseorang sedang mengupayakan bunh
diri. (Sundeen, 2005, hal 866).
Menurut Maramis 2009, hal 289 bunuh diri adalah segala perbuatan
dengan tujuan untuk membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja
dilakukan oleh sesorang yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu
yang singkat
Perilaku bunuh diri berkembang dalam rentang diantaranya :
1. Resiko bunuh diri (Suicidal) ideation, pada tahap ini merupakan proses
contemplasi dari suicide, atau sebuah metoda yang digunakan tanpa
melakukan aksi/tindakan, bahkan klien pada tahap ini tidak akan
mengungkapkan idenya apabila tidak ditekan. Walaupun demikian,
perawat perlu menyadari bahwa pasien pada tahap ini memiliki pikiran
tentang keinginan untuk mati.
2. Resiko bunuh diri (Suicidal) intent, Pada tahap ini klien mulai berpikir
dan sudah melakukan perencanaan yang konkrit untuk melakukan bunuh
diri.
3. Resiko bunuh diri (Suicidal) threat, Pada tahap ini klien mengekspresikan
adanya keinginan dan hasrat yang dalam bahkan ancaman untuk
mengakhiri hidupnya.
4. Resiko bunuh diri (Suicidal) gesture, Pada tahap ini klien menunjukkan
perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri yang bertujuan tidak
hanya mengancam kehidupannya tetapi sudah pada percobaan untuk
melakukan bunuh diri. Tindakan yang dilakukan pada fase ini pada
umumnya tidak mematikan, misalnya meminum beberapa pil atau
menyayat pembuluh darah pada lengannya. Hal ini terjadi karena
individu memahami ambivalen antara mati dan hidup dan tidak
berencana untuk mati. Individu ini masih memiliki kemauan untuk hidup,
ingin di selamatkan, dan individu ini sedang mengalami konflik mental.
Tahap ini sering di namakan Crying for help sebab individu ini sedang
berjuang dengan stress yang tidak mampu di selesaikan.
5. Resiko bunuh diri (Suicidal) attempt, Pada tahap ini perilaku destruktif
klien yang mempunyai indikasi individu ingin mati dan tidak mau
diselamatkan misalnya minum obat yang mematikan. Walaupun
demikian
banyak
individu
masih
kehidupannya.
B. ETIOLOGI
mengalami
ambivalen
akan
Menurut Fitria, Nita, 2009. Dalam buku Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan
Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP
dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S - 1
Keperawatan), etiologi dari resiko bunuh diri adalah :
a. Faktor Predisposisi
Lima factor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku
destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :
1. Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa
yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan
bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan
skizofrenia.
2. Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko
bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
3. Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian
negatif dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan
perceraian.
Kekuatan
dukungan
social
sangat
penting
dalam
4. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor
penting yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh
diri.
5. Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotonin,
adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui
ekaman gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG).
b. Faktor Presipitasi
Aktualisasi
Konsep Diri
Harga Diri
Keracunan
depersonisasi diri
Positif
Rendah
Identilas
Bunuh diri yang diakibatkan factor stress dan juga akibat tekanan ekonomi.
Factor lingkungan yang penuh tekanan (stress full) seperti saat ini,
tampaknya berperan dalam
10
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RESIKO BUNUH
DIRI
A. PENGKAJIAN
Asuhan keperawatan tingkah laku bunuh diri difokuskan pada
pencegahan bunuh diri. Pencegahan dapat dicapai karena semua individu
ambivalen terhadap hidup dan tidak ada seratus persen ingin mati. Pengkajian
tingkah laku bunuh diri termasuk aplikasi observasi melekat dan keterampilan
mendengar untuk mendeteksi tanda spesifik, rencana yang spesifik. (Krisanty
dkk,2009, hal. 293)
Menurut Hasson dalam buku Krisanty dkk,2009, hal. 293, hal utama
yang perlu dikaji adalah tanda dan gejala yang dapat menentukan tingkat resiko
dan tingkah laku bunuh diri. Untuk ini ada beberapa pendapat dan petunjuk
yang dapat dipilih oleh perawat, sebagai berikut :
DATA YANG PERLU DIKAJI
Masalah Keperawatan
Resiko bunuh diri
dan
keputusasaan.
4. Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri
sebelumnya dari keluarga.
5. Berbicara tentang kematian,
menanyakan
12
penyakit terminal).
5. Pengangguran (tidak
bekerja,
kehilangan
ungkapan
keraguan,
13
Tindakan:
1) Bantu
untuk
memahami
bahwa
klien
dapat
mengatasi
keputusasaannya
2) Kaji dan kerahkan sumber sumber internal individu.
3) Bantu mengidentifikasi sumber sumber harapan (misal: hubungan
antar sesama, keyakinan, hal hal untuk diselesaikan).
5. Klien dapat menggunakan koping yang adaptif
Tindakan:
1) Ajarkan untuk mengidentifikasi pengalaman pengalaman yang
menyenangkan setiap hari (misal : berjalan-jalan, membaca buku
favorit, menulis surat dll).
2) Bantu untuk mengenali hal hal yang ia cintai dan yang ia sayang,
dan pentingnya terhadap kehidupan orang lain, mengesampingkan
tentang kegagalan dalam kesehatan.
3) Beri dorongan untuk berbagi keprihatinan pada orang lain yang
mempunyai suatu masalah dan atau penyakit yang sama dan telah
mempunyai pengalaman positif dalam mengatasi masalah tersebut
dengan koping yang efektif.
6. Klien dapat menggunakan dukungan social
Tindakan:
1) Kaji dan manfaatkan sumber sumber ekstemal individu (orang
orang terdekat, tim pelayanan kesehatan, kelompok pendukung,
agama yang dianut).
2) Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu,
aktivitas keagamaan, kepercayaan agama).
3) Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling pemuka agama).
7. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat
Tindakan:
1) Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping minum obat).
2) Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien,
obat, dosis, cara, waktu).
3) Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.
4) Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan
dapatmengakhiri kehidupan dan Pada umumnya merupakan cara ekspresi
orang yang penuh stress dan berkembang dalam beberapa rentang.
Banyak penyebab/alasan seseorang melakukan bunuh diri diantaranya
kegagalan beradaptasi,perasaan marah dan terisolasi, dan lainnya.Bunuh diri
biasanya didahului oleh isyarat bunuh diri,ancaman bunuh diri serta percobaan
bunuh diri
Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang
tersebut tidak membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk
melakukan rencana bunuh diri tersebut
B. SARAN
Hendaknya perawat memiliki pengetahuan yang cukup ciri-ciri
pasien yang ingin mengakhiri hidupnya sehingga dapat mengantisipasi
terjadinya perilaku bunuh diri pasien
Hendaknya perawat melibatkan keluarga dalam melakukan asuhan
keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa
15
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 2007
Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2009
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2008
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice.
Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 2008
16
MAKALAH
RESIKO BUNUH DIRI
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1
2
3
4
5
6
A.SYAMSU DHUKHA
ANJAR PUJI AYU LESTARI
DESY INDAHSARI
DEVI NURDIANA WATI
DWI AYU MARINDA
USNUL AFIFAH FAUZIYAH
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2016
17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karuniaNya yang begitu melimpah, sehingga kami selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk keperluan tugas dalam
mata kuliah
ICME Jombang
2. Ibu Inayatur Rosyidah S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku KaProdi S1 Keperawatan
STIKES ICME Jombang
3. Ibu Iva Milia Hani S.Kep.,Ns selaku dosen pengajar mata kuliah
keperawatan jiwa
4. Orang tua dan rekan-rekan kami yang telah memberikan dorongan dan
bantuan, serta pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Akhirul Kalam, semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca umumnya. Dalam hal ini di harapakan dapat menambah wawasan
kita mengenai ASUHAN KEPERAWATAN RESIKO BUNUH DIRI.
Memang
makalah
ini
masih
jauh
dari
sempurna,
maka
kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Jombang,
Maret 2016
Penulis
ii
18
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................2
C. Tujuan makalah................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Definisi.............................................................................................3
Etiologi.............................................................................................5
Manifestasi klinis.............................................................................7
Rentang respon resiko bunuh diri....................................................8
Tahapan pada bunuh diri..................................................................8
Jenis-jenis bunuh diri.......................................................................9
Psikopatologi....................................................................................10
Penatalaksanaan...............................................................................12
BAB III Asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko bunuh diri..........13
A.
B.
C.
D.
Pengkajian........................................................................................13
Masalah keperawatan yang mungkin muncul..................................14
Diagnosis keperawatan....................................................................14
Intervensi keperawatan....................................................................14
BAB IV PENUTUP.....................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran.................................................................................................17
Daftar pustaka..............................................................................................18
iii
19