Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AQIDAH AKHLAK

MANUSIA DAN TUGASNYA

KELOMPOK 6
Astie Afriani (1304015078)
Ayyoehan Tiara (130401
)
KELAS : 5

DOSEN PEMBIMBING
Margiono

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Manusia diciptakan untuk menjadi Khalifah fil Ard (Pemimpin dimuka bumi

ini). Oleh karenanya, sudah selayaknya manusia memperbagus amal kebajikan


dan berusaha menjadi yang terbaik serta bermanfaat bagi orang lain. Bahwa dalam
menjadi khalifah tentu banyak ujian di alam dunia ini. Keberhasilan dalam
menghadapi ujian tentu tergantung dari pribadi masing-masing. Apabila berhasil
melalui ujian tentu Allah SWT janjikan di Jannah-Nya. Diangkat derajatnya
setelah mengarungi ujian dari Sang Empunya Hidup (Mudjadi, 2010).
Lebih lanjut dicontohkan layaknya makhluk Allah SWT berupa kayu yang
diuji oleh manusia. Banyak kayu yang tidak teruji, berada dilumpur yang kotor,
dipotong untuk kayu bakar, dibakar karena tidak berguna atau lapuk, atau bahkan
dibuang karena tidak bermanfaat. Sebaliknya kayu yang teruji, ditempa, dibentuk
dengan aturan yang ditetapkan manusia. Maka kayu tersebut akan menjadi kursi,
meja, meubelir yang bagus untuk selanjutnya memiliki nilai jual yang tinggi.
Layaknya barang terbaik, tentunya si empunya barang akan menempatkannya di
tempat yang baik, rumah yang meewah dan bagus, dan tentu akan diteempatkan di
ruangan bagian depan.
Sebagai manusia, hamba Sang Khalik, tentu perintah Allah SWT harus kita
laksanakan. Dan teentu tak luput dari ujian dari Allah SWT. Bagi orang yang
bersungguh-sungguh pastilah dunia ini tidak akan menyusahkan atau akan
mengatakan bahwa dunia itu sempit. Mereka berusaha seoptimal mungkin
menggapai ridho-Nya, menyadari bahwa dunia adalah tempat berperih, tempat
berjuang dan tempat yang tidak mengenakkan (sebentar). Ada tempat
kesempurnaan yang telah Sang Maha Janjikan. Mereka itulah hamba Allah SWT
yang mengikhlaskan diri akan hidupnya yang sebentar ini untuk mengabdikan diri
kepada Allah SWT dengan beribadah dan selalu berusaha dalam jalan kebaikan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayat-ayat yang akan membahas tentang Manusia
1. QS. AL-MUMINUN: 12-14 (Proses Kejadian Manusia)
( 13) ( 12)
: ( ) 14)
( 14 12

Dan sesungguhnya, kami telah menciptakan manusia dari sari pati (berasal)
dari tanah. Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging, kemudian, kami menjadikannya makhluk yang
(berbentuk) lain. Maha Suci Allah, pencipta yang paling baik ( QS. Al
Muminun : 12 14).

PROSES TERJADINYA MANUSIA

Dapat kita ketahui bahwa proses terjadinya manusia menurut Al-Quran Surat AlMuminun yaitu sebagai berikut:
a. Nuthfah adalah hasil pertemuan antara satu sel atau lebih dari sperma laki-laki
yang memancar dan ovum atau sel telur dirahim perempuan. Menurut ilmu
kedokteran, dari ribuan sel mani yang dipancarkan biasanya hanya satu sel
yang mampu menerobos dan bertemu dengan ovum. Jika sel yang berhasil
bertemu dengan ovum itu lebih dari satu, maka akan terjadi bayi kembar. Para
ulama dahulu memaknai alaqah sebagai segumpal darah, tetapi penelitan
ilmiah yang dilakuakan cenderung mengartikan al-alaq sebagai sesuatau yang
bergantung atau menempel didinding rahim. Menurut para pakar embriologi,
sesudah terjadi pembuahan yaitu bertemunya sperma dan ovum dalam rahim,

membentuk nutfah, kemudian terjadi proses dimana nutfah membelah diri


menjadi dua, empat dan seterusnya. Dan kemudian bergerak menuju dinding
rahim, dan pada akihrnya menempel atau bergantung disana, inilah yang
disebut alaqah dalam Al-Quran. Dalam fase ini menurut para pakar
embriologi sama sekali belum ditemukan unsur darah, karena itu tidak tepat
menurut mereka mengartikan alaqah dengan segumpal darah.
b. Mudgah yang dimaksud dalam ayat ini adalah alaqah yang berubah
bentuknya pada fase berikutnya menjadi segumpal daging. Kata mudgah
terulang dua kali dalam Al-Quran. Al Quran satu satunya kitab suci yang
menjelaskan secara rinci tetang proses kejadian manusia, ketika Al Quran
diterima oleh nabi Muhammad SAW bias dipastikan bahwa ilmu ginekologi
(ilmu kandungan) tidak semaju sekarang, pengetahuan mereka pada saat itu
berkaitan dengan reproduksi manusia sangatlah terbatas, tidak ada alat yang
dapat meneropong kedalam rahim.
Beberapa ahli kandungan menyebutkan bahwa ilmu kandungan modern
selaras dengan apa yang dijelaskan didalam Al quran, dan ini satu-satunya
sumber agama yang menjelaskan tentang prose situ, sebut saja Keith Moor.
Inilah doktor ahli kandungan nomor satu di dunia, doktor berkebangsaan Kanada,
Keith Moore. Dia memiliki sebuah buku yang diterjemahkan ke dalam delapan
bahasa; dipelajari di sebagian besar universitas-universitas di dunia. Dia
menyampaikan pidato dengan tema Keselarasan Ilmu Kandungan dengan Apa
yang Terdapat dalam Al-Quran dan As-Sunnah di Universitas Al-Malik Faishal.
Dia berkata, Sungguh ilmu pengetahuan ini, yang terdapat dalam Al-Quran,
membuktikan kepada saya bahwa Al-Quran yang dibawa oleh Muhammad
datang dari sisi Allah, sebagaimana juga membuktikan bahwa Muhammad adalah
seorang rasul yang diutus oleh Allah.
Dia juga berkata dalam pidatonya, Manusia ketika pertama kali diciptakan
dalam perut ibunya berbentuk segumpal darah. Kemudian setelah itu ciptaannya
meningkat menjadi segumpal daging. Kemudian berubah menjadi tulangbelulang. Dan kemudian dibungkus dengan daging. Dan katanya, Semua yang

kami dapatkan dalam penelitian-penelitian kami, kami mendapatkannya tertera


dalam Al-Quran.
Seorang doktor lain berkebangsaan Amerika, profesor dalam bidang ilmu
kandungan, berkata pada muktamar yang diselenggarakan oleh Kerajaan Saudi
Arabia di Riyadh, Nash-nash Al-Quran memaparkan rincian yang lengkap
tentang proses pertumbuhan manusia, dimulai dari tahap tetesan mani sampai
pada tahap pertumbuhan menjadi tulang dan tubuh. Dan katanya, Belum ada
dalam sejarah manusia, ditemukan paparan tentang peroses pertumbuhan manusia
yang gamblang seperti ini.

PENJELASAN SURAT AL-MUMINUN AYAT 12 14

12. Sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dari suatu sari pati
(berasal) dari tanah. Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang
dimaksud dengan manusia disini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian,
yang berasal dari mani. Dari hasil penelitiabn ilmiah, sebenarnya air mani itupun
berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang
merupakan hasil bumi, yang dimakan oleh manusia, dan alat pencernaanya
berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahanbahan hidup dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia keseluruh bagian
anggotanya, jika manusia itu meninggal dunia dan dimasukkan kedalam kubur
didalam tanah, maka badannya akan hancur lebur dan kembali menjadi tanah lagi,
sesuai dengan firman Allah Swt.

Darinya (tanah) itulah kami menciptakan kamu dan kepadanyalah kami akan
mengembalikan kamu, dan dari sanalah kami akan mengeluarkan kamu pada
waktu yang lain. (Taha/20:55)
13. Kemudian kami (Allah Swt) tempatkan sari pati air mani itu dalam tulang
rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan kedalam
rahimnya, suatu tempat penyimpanan yang kukuh bagi janin sampai saat
kelahirannya.

14. Kemudian air mani itu kami (Allah) kembangkan dalam beberapa minggu
sehingga menjadi al-alaq (yang menempel didinding rahim), dari belulang, dan
ada bagian yang dijadikan daging, kemudian tulang belulang itu dibungkus
dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh, kemudian dijadikan makhluk
yang berbentuk lain, setelah ditiupkan roh kedalamnya, sehingga menjadi manusia
yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya
merupakan benda mati. Maka Mahasuci Allah, pencipta Yang Paling Baik.
Menurut para Saints, tahapan-tahapan dalam embriologi manusia sebagai berikut :
Nutfah, atau dalam bahasa arabnya nutfa, mempunyai arti sedikit , atau
setetes air. Hal ini jelas mendeskripsikan air yang sedikit yang dipancarkan
lelaki saat bersenggama. Air yang sedikit inimengandung sperma. Sperma atau
spermatozoa terdapat didalam air yang menjijikkan dan berbentuk ikan yang
berekor panjang (ini adalah salah satu arti kata sulalah). Dalam surah AsSajdah/32 ayat 8, air mani disebut sebagaidia menjadikan keturunannya
dari sari pati air yang diremehkan surah Al-Insan/76 ayat 2 dan AsSajdah/32 ayat 8 berkaitan dengan kandungan dari air mani. Ilmu pengetahuan
modern menemukan bahwa air mani terdiri atas empat macam lendir yang
berbeda yang dihasilkan oleh empat kelenjar yang berbeda, yaitu kelenjar biji
pelir, kelenjar saluran seminal, kelenjar prostat, dan kelenjar saluran kencing.
Sperma dibentuk didalam buah pelir. Buah pelir sendiri dibentuk sebagaimana
dibuktikan ilmu pengetahuan, oleh sel-sel yang ada dibawah bakal ginjal,
dibagian punggung embrio. Kelompok sel inikemudian turun sampai dibawah
tulang rusuk, pada saat beberapa minggu sebelum kelahiran bayi.
Diperkirakan jumlah sperma didalam satu ejakulasi adalah 500-600 juta ekor.
Akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya satu yang dapat melakukan
pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, maka terjadi perubahan cepat dari
indung telur. Ia segera menghasilkan membrane yang mencegah sperma lain
untuk ikut membuahi.a
Setelah sel telur dibuahi, dan menempelkan diri didinding uterus dan
memperoleh makanan dari ibunya, maka ia akan tumbuh cepat. Pada waktu

dua sampai tiga minggu kemudian, apabila dilihat dengan mata telnjang ia
akan berubah dari bentukan lintah atau alaqah kebentukan mudgah atau
daging yang telah dikunyah. Pola yang terakhir ini sebetulnya dibentuk oleh
adanya tonjolan dan lekukan, yang pada waktunya nanti akan menjadi organorgan dalam (jantung, usus) dan luar (kaki, tangan). Surah al-Hajj/22:5
menambahkan satu catatan dari embrio. Dalam ayat ini, mudgah
dideskripsikan dengan tambahan yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna kejadiannya Ini menggambarkan hal yang terjadi pada tahap
diferensiasi, dimana banyak organ mulai berkembang dalam waktu yang
tidak bersamaan. Sehingga menimbulkan situasi antara selesai dibagian lain
namun belum sempurna dibagian lainnya.
Dua tahapan terakhir yang disebutkan pada surah al-Muminun/23: 14
berceerita tentang pembentukan tulang belulang setelah tahap mudgah. Pada
akhirnya ceritera diakhiri dengan memberinya baju, yang terdiri atas daging
dan otot. Apabila kita mengikuti pertumbuhan embrio, maka kira-kira pada
umur empat minggu suatu proses diferensiasi mulai berjalan. Dalam proses
ini kelompok-kelompok sel pada embrio akan berubah bentuk dan mulai
membentuk organ-organ berukuran besar. Salah satu yang berkembang
pertama kali adalah tulang tengkorak. Proses ini akan disusul kemudian oleh
pembentukan calon otot, telilnga, mata, ginjal, jantung dan banyak lagi.
Imam Ahmad meriwaytkan sebuah hadits dari Abdulloh bin Masud, bahwa
Rasululloh mengatakan:


, ,
),
(

Sesungguhnya seseorang diantara kamu dikumpulkan penciptaannya diperut


ibunya empat puluh hari, kemudian menjadi alaqah seperti itu, kemudian menjadi
mudgah (gumpalan daging ) seperti itu. Kemudian malaikat diutus kepadanya,
lalu ia meniupkan ruh padanya. Dan ia diperintahkan kepada empat kalimat,

rizqinya, ajalnya, amalnya, dan apakah ia seorang yang celaka atau bahagia. Demi
Zat yang tidak ada tuhan selain-Nya, sesungguhnya seseorang diantara kamu
beramal pengamalan penghuni surge, sehingga antara dia dan surge hanya tinggal
satu hasta saja, namun dia sudah tercatat sebagai penghuni neraka, maka ia
mengakhiri amalnya dengan amalan penghuni neraka, sehingga ia masuk neraka.
Dan sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal amalan penghuni neraka,
sehingga antara dia dengan neraka hanya tinggal satu hasta saja. Namuun ia sudah
tercatat sebagai penghuni surge, maka ia mengakhiri amalnya dengan amalan
penghuni surga, sehingga ia masuk surga. (Riwayat Ahmad)
2. QS. AL-HAJJ: 5 (Proses Kejadian Manusia)



(5 : )

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan, maka


sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes
mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang
sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada
kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan
dan di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah
bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan
yang indah (al-Hajj Ayat : 5).
3. QS. AL-BAQARAH: 30 (Manusia Sebagai Khlifah di Bumi)
KANDUNGAN AYAT AL-BAQARAH: 30

Artinya:
Berikut beberapa kesimpulan Q.S. Al Baqarah ayat 30 adalah sebagai berikut :
a. Adanya dialog antara Allah dan para malaikat perihal penciptaan manusia di
bumi karena adanya perbedaan pandangan, serta malaikat telah mengetahui
ekeberadaan manusia di bumi dan semuanya di bantah oleh Allah dengan
perkataan "Sesungguhnya aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
b. Kedudukan manusia dimuka bumi ini adalah sebagai khalifah Allah atau
pengganti Allah, yang diberi tugas untuk memelihara dan melestarikan alam,
mengambil manfaat, serta mengelola kekayaan alamnya sehingga terwujud
kedamaian dan kesejahteraan segenap manusia.
c. Malaikat menyaksikan bahwa tugas kekalifahan tersebut dilaksanakan oleh
manusia, karena menurut malaikat dirinyalah yang lebih baik berhak memikul
tugas tersebut dengan bukti bahwa mereka tidak mempunyai nafsu, selalu
bertasbih dan memuja Allah.
d. Kesangsian Malaikat akan diciptakannya manusia, memiliki alasan yang jelas,
karena malaikat khawatir jika nantinya manusia tidak menaati Allah, tidak
pandai bertasbih, justru akan menimbulkan kerusakan di muka bumi.

CONTOH PERILAKU YANG MENGGAMBARKAN Q.S. Al-Baqarah


ayat 30
a. Senantiasa berbakti kepada Allah swt. dengan menaati perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
b. Selalu Menjunjung tinggi perdamaian dan persaudaraan.
c. Selalu Menjaga dan melestarikan bumi dari kehidupan yang dapat
merusak penghuninya.
d. Selalu berkeinginan untuk meraih kehidupan yang lebih maju dengan cara
yang baik dan benar.

PERANAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH


Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua

peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.
Pertama, memakmurkan bumi (al imarah). Kedua, memelihara bumi dari upayaupaya perusakan yang datang dari pihak manapun (ar riayah).

1. Memakmurkan Bumi. Manusia mempunyai kewajiban kolektif yang


dibebankan Allah SWT. Manusia harus mengeksplorasi kekayaan bumi bagi
kemanfaatan seluas-luasnya umat manusia. Maka sepatutnyalah hasil
eksplorasi itu dapat dinikmati secara adil dan merata, dengan tetap menjaga
kekayaan agar tidak punah. Sehingga generasi selanjutnya dapat melanjutkan
eksplorasi itu.
2. Memelihara Bumi. Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara
akidah dan akhlak manusianya sebagai SDM (sumber daya manusia).
Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan menghancurkan alam
demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan
sangata potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu
dihindari. Allah menciptakan alam semesta ini tidak sia-sia. Penciptaan
manusia mempunyai tujuan yang jelas, yakni dijadikan sebagai khalifah atau
penguasa (pengatur) bumi. Maksudnya, manusia diciptakan oleh Allah agar
memakmurkan kehidupan di bumi sesuai dengan petunjukNya. Petunjuk yang
dimaksud adalah agama (Islam).
Mengapa Allah memerintahkan umat nabi Muhammad SAW untuk
memelihara bumi dari kerusakan? Karena sesungguhnya manusia lebih banyak
yang membangkang dibanding yang benar-benar berbuat shaleh sehingga manusia
akan cenderung untuk berbuat kerusakan, hal ini sudah terjadi pada masa nabi
nabi sebelum nabi Muhammad SAW dimana umat para nabi tersebut lebih senang
berbuat kerusakan dari pada berbuat kebaikan, misalnya saja kaum bani Israil.
Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan
fungsi sebagai khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan pengrusakan
terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah SWT karena sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

4. QS. ADZ-DZARIYAT: 56 (Kewajiban Manusia dalam Beribadah)

Artinya: Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk
menyembah kepadaku. (QS Adz Zariyat : 56)

KANDUNGAN AYAT
Surat Adz dzariyat ayat 56 mengandung makna bahwa semua makhluk Allah,

termasuk jin dan manusia diciptakan oleh Allah SWT agar mereka mau
mengabdikan diri, taat, tunduk, serta menyembah hanya kepada Allah SWT. Jadi
selain fungsi manusia sebagai khalifah di muka bumi (fungsi horizontal), manusia
juga mempunya fungsi sebagai hamba yaitu menyembah penciptanya (fungsi
vertikal), dalam hal ini adalah menyembah Allah karena sesungguhnya Allah lah
yang menciptakan semua alam semesta ini.
Seperti diutarakan pada surat Al Mukminun ayat 12-14 bahwa Allah SWT
yang menciptakan manusia dari saripati tanah yang terkandung dalam tetesan air
yang hina, yaitu air mani, oleh karenanya merupakan suatu keharusan bagi
manusia untuk menyembah penciptanya, yang telah menjadikan manusia sebagai
makhluk mulia diantara makhluk lainnya.
a. Tujuan Allah menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepadaNya. Ibadah ini harus dilakukan dngan penuh ketaatan dan ketundukan kepada
Allah swt.
b. Segala sesuatu yang bernilai baik menurut pandangan Allah swt. disebut
ibadah. Allah telah mengutus para Rasul-Nya, unutk mengajarkan melalui
kitab-kitab yang diturunkan Allah, tentang tata cara ibadah yang baik dan
benar. Ibadah artinya taat, patuh, tunduk, dan menurut . Allah swt. dan
menjauhi segala larangan-Nya serta bertanggung jawab dengan tujuan
penciptaan itu.
c. Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah
swt. Jadi, apaun yang dilakukan manusia harus diniatkan untuk beribadah
kepada Allah swt semata.

CONTOH PERILAKU YANG MENGGAMBARKAN Q.S Az-Zariyat


ayat 56

Selalu mengingat bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Allah swt.
adalah untuk beribadah kepada Allah swt. Oleh sebab itu, semua aktifitas
manusia yang dilakukan semestinya tidak dilakukan selain karena Allah swt.
Semua pekkerjaan yang diniatkan karena Allah swt, akan terasa mudah dan
ringan.

5. QS. AN-NAHL: 78 (Nikmat Allah kepada Manusia)



"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur."
Maksud ayat ini adalah, Allah mengajari kalian apa yang sebelumnya tidak
kalian ketahui, yaitu sesudah Allah mengeluarkan dari perut ibu kalian tanpa
memahami dan mengetahi sesuatu apa pun. Allah mengkaruniakan kepada kalian
akal untuk memahami dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Allah
membuka mata kalian untuk melihat apa yang tidak kalian lihat sebelumnya, dan
memberi kalian telinga untuk mendengar suara- suara sehingga sebagian dari
kalian memahami perbincangan kalian, serta memberi kalian mata utuk melihat
berbagai sosok, sehingga kalian dapat saling mengenal dan membedakan.
maksudnya adalah hati yang kalian gunakan untuk mengenal segala

sesuatu, merekamnya dan memikirkannya sehingga kalian memahaminya.


Lafadz agar kamu bersyukur, maksudnya adalah kami berbuat
demikian pada kalian, maka bersyukurlah kalian kepada Allah atas hal-hal yang
dikaruniakan-Nya kepada kalian, bukan bersyukur kepada tuhan-tuhan dan
tandingannya. Janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah dalam
bersyukur, karena Allah tidak memiliki sekutu dalam melimpahkan nikmatnikmatnya kepada kalian. Bayi manusia lahir dengan keadaan lemah dan dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang kelak disusui ibu, dirawat,

dibesarkan, dan diberi pendidikan hingga menjadi kuat dan cerdas. Allah
menurunkan QS. An Nahl (18): 78 untuk memberitahukan kepada manusia
bahwa dalam dirinya terdapat potensi-potensi yang besar. Dalam surat ini
disebutkan bahwa manusia dibekali alat indera untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya, dalam artian digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam ayat ini terdapat ajakan untuk mengembangkan potensi edukasi yang
kita miliki, dengan mengembangkan potensi-potensi yang kita miliki maka kita
akan lebih bersyukur kepada Allah dengan segala kemurahan-Nya.

DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. T, Darsono. H, 2008. Al-Quran dan Hadits. Solo : PT. Tiga Serangkai
Putra Mandiri.
Departemen Agama, 2009. Alquran dan Tafsirnya. Jakarta : CV. Duta Grafika.
MAN 3 Malang, Proses Terjadinya Manusia. www.man3malang.com
Margiono, dkk, Pendidikan Agama Islam 1, Jakarta: Yudhistira, 2007, h.12
Abu Jafar Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari (16),
Jakarta:Pustaka Azzam, 2009, h.248-249

http://cintailmuku1.blogspot.com/2011/12/qs-nahl-78-anugerah-allah-kepada.html

Anda mungkin juga menyukai