Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan global baik di
negara maju dan terlebih di negara berkembang. Di Indonesia penyakit infeksi
merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian dalam upaya
peningkatan kesehatan di Indonesia. Data statistik menunjukkan bahwa
penyakit infeksi merupakan penyebab kematian kedua di negara berkembang
termasuk Indonesia setelah penyakit jantung.
Penyakit infeksi ini juga dapat disebabkan oleh nyamuk yang dapat
berperan sebagai vektor penyakit. Nyamuk termasuk kelas insekta, ordo
diptera dan family culicidae. Nyamuk dapat menggangu manusia dan
binatang melalui gigitannya serta berperan sebagai vektor penyakit pada
manusia dan binatang yang penyebabnya terdiri atas berbagai macam parasit.
Vektor utama Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah
nyamuk kebun yang disebut Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya
adalah Aedes albopictus. Nyamuk anophelini yang berperan sebagai vektor
malaria hanyalah genus Anopheles. Vektor utama filariasis di daerah perkotaan
adalah Culex quinguefasciatus.
Didalam Blok VII ini juga terdapat Tugas Pengenalan Profesi yang
berkenaan dengan tujuan dan sasaran didalam blok ini yang bertemakan
Imunologi dan Infeksi. Oleh karena itu untuk memenuhi sasaran tersebut dan
mengingat bahwa begitu banyaknya penyakit infeksi yang diperantarai oleh
nyamuk, maka kami akan melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi berupa
pengenalan terhadap Identifikasi Larva Nyamuk Culex di Lingkungan
Tempat Tinggal

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ciri-ciri larva nyamuk culex quinquefasciatus?
2. Bagaimana siklus hidup larva nyamuk culex quinquefasciatus?
3. Apa saja penyakit yang dapat disebabkan oleh larva nyamuk culex?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan khusus dari Tugas Pengenalan Profesi ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengetahui ciri-ciri larva nyamuk

culex

quinquefasciatus
2. Mahasiswa mampu mengetahui siklus hidup larva nyamuk culex
quinquefasciatus
3. Mahasiswa mampu mengetahui penyakit yang dapat disebabkan oleh
larva nyamuk culex
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dilakukan, yaitu :
1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang larva nyamuk culex yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit.
2. Mengetahui kemungkinan wabah penyakit disekitar lingkungan.
3. Dapat segera melakukan pencegahan timbulnya wabah penyakit disekitar
lingkungan.
4. Hasil observasi yang dilakukan, bisa dijadikan acuan penelitian
selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan nyamuk

Nyamuk adalah serangga yang memiliki dua sayap yang bersisik.


Sayap ini mampu mengepak 1000 kali per menit, tubuh langsing dan
mempunyai enam kaki. Nyamuk memiliki ukuran yang berbeda-beda tetapi
jarang sekali ukurannya melebihi 15 mm. Dalam bahasa Inggris, nyamuk
dinamakan Mosquito, yang berasal dari bahasa Spanyol atau Portugis yang
berarti lalat kecil yang digunakan sejak tahun 1583. Di negeri Inggris nyamuk
dikenal sebagai gnats. Tercatat lebih dari tiga ribu spesies nyamuk yang
beterbangan di muka bumi ini, baik di tempat yang beriklim panas maupun
beriklim dingin. Meskipun mampu hidup di kutub, sebagian besar nyamuk
lebih suka hidup di daerah yang beriklim tropis dengan kelembaban tinggi
seperti di Indonesia (Sunaryo 2001).
Nyamuk betina dapat hidup kurang dari 3 minggu. Nyamuk jantan
biasanya hanya hidup sekitar satu minggu. Umumnya telur menetas di tempat
yang berisi air. Telur-telur menetas menjadi larva. Larva bernapas dengan
tabung di ujung ekornya memakan organisme mikroskopis seperti bakteri.
Dengan demikian sebagian besar larva nyamuk membutuhkan air yang
mengandung bahan organik. Dalam waktu kurang dari satu minggu, larva
dapat tumbuh dan berkembang menjadi pupa berbentuk koma. Biasanya
dalam waktu tiga hari pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa. Hanya
nyamuk betina menghisap darah karena darah biasanya dibutuhkan untuk
bertelur. Ketika nyamuk menemukan mangsa, nyamuk ini menyuntikkan air
ludahnya ke dalam tubuh mangsa. Air ludah mengandungi antikoagulan yang
menjamin kelancaran darah dan kadang kadang mengandungi parasit yang
dapat menyebabkan penyakit (Sunaryo, 2001).

2.2 Jenis Jenis Jentik Nyamuk


2.2.1 Anopheles
Nyamuk Anopheles adalah nyamuk yang berperan sebagai vektor
malaria. Jumlah nyamuk Anophelini di Indonesia 80 spesies dan 16 spesies

telah dibuktikan berperan sebagai vektor malaria yang berbeda-beda dari satu
daerah ke daerah lain bergantung pada macam-macam faktor, seperti
penyebaran geografik, iklim dan tempat perindukan.
a. Morfologi
1. Telur Anopheles yang diletakkan satu per satu di atas permukaan air
berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya
konkaf dan mempunyai sepasang pelampung yang terletak pada sebelah
lateral.
2. Larva Anopheles tampak mengapung sejajar dengan permukaan air,
mempunyai bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada
bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian sebelah dorsal
abdomen dan sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen.
3. Pupa mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya
lebar dan pendek; digunakan untuk mengambil O2 dari udara.
4. Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai
panjang hampir sama dengan panjang probosisnya.

Gambar 3: Pupa dan Larva Anopheles

b. Perilaku Anopheles
Aktivitas nyamuk Anopheles sangat dipengaruhi oleh kelembaban
udara dan suhu. Umumnya Anopheles aktif mengisap darah hospes pada
malam hari atau sejak senja sampai dini hari.

c. Epidemiologi
Prevalensi kasus malaria disatu daerah endemik malaria dan di
daerah endemik malaria lainnya tidak sama, tergantung pada perilaku
spesies nyamuk yang menjadi vektor malarianya
2.2.2 Aedes aegypti
Vektor utama DHF adalah nyamuk kebun yang disebut Aedes
aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus. Demam
berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus
yang berbahaya karena menyebabkan penderita meninggal dalam waktu
yang sangat pendek .
a. Morfologi
Nyamuk penyebab Demam Berdarah bertelur dengan ciri sebagai berikut
:
1.
2.
3.
4.

Jumlah telur bisa mencapai 100 buah.


Warna telur hitam dengan ukuran rata-rata 0,8 mm.
Menetas setelah 2 hari terendam air bersih.
Jika tidak ada air maka telur akan tahan menunggu air selama 6 bulan.

Setelah telur menetas, akan menjadi larva dengan ciri-ciri :


1. Gerakan lincah dan bergerak aktif di dalam air bersih dari bawah ke
permukaan untuk mengambil udara nafas lalu kembali lagi ke bawah.
2. Memiliki ukuran 0,5 s/d 1 cm
3. Jika istirahat jentik terlihat tegak lurus dengan permukaan air.
4. Setelah 6-8 hari akan berubah jadi kepompong nyamuk.
Ciri ciri pupa nyamuk Aedes aegypti yaitu :
1. Bergerak lamban di dalam air bersih, sering berada di permukaan air.
2. Memiliki bentuk tubuh seperti koma.
3. Setelah usia 1-2 hari maka kepompong siap berubah menjadi nyamuk
baru.
Adapun ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti adalah :
1. Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan
ukuran nyamuk rumah (culex quinquefasciatus).
2. Mempunyai warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih terutama
pada kakinya.
5

3. Mempunyai gambaran lira (lyre-form) yang putih pada punggungnya


(mesonotum).
4. Telur Aedes aegypti mempunyai dinding yang bergaris-garis dan
menyerupai gambaran kain kasa.
5. Larva Aedes aegypti mempunyai pelana yang yang terbuka dan gigi
sisir yang berduri lateral.
Tempat perindukan utama Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi
air bersih yang berdekatan letaknya dengan rumah penduduk.

Gambar 4 : pupa larva nyamuk dewasa Aedes aegypti (dari kiri kekanan)
b. Perilaku Nyamuk
Aedes Aegypti
Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan
penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang
mengisap darah. Pengisapan darah dilakukannya untuk memperoleh asupan
protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak
membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan.
c. Epidemiologi
Aedes aegypti tersebar luas di seluruh Indonesia.Walaupun umurnya
pendek yaitu kira-kira sepuluh hari, Aedes aegypti dapat menularkan virus dengue
yang masa inkubasinya antara 3-10 hari.
2.2.3 Aedes albopictus
6

Nyamuk Aedes albopictus merupakan sejenis nyamuk yang biasanya ditemui


di kawasan tropis. Namanya diperoleh dari perkataan Yunani ads, yang berarti
"tidak menyenangkan", karena nyamuk ini menyebarkan beberapa penyakit
berbahaya

seperti demam

berdarah dan demam

kuning. Aedes

albopictus

merupakan spesies yang sering ditemui di Asia. Kakinya berbelang hitam


putih. Aedes albopcitus juga terkenal sebagai penyebar dengue dan demam
kuning.
a. Morfologi
1. Aedes albopictus biasa dikenal dengan belang hitam putih pada badan
dan kakinya
2. Aedes albopictus biasanya menggigit pada awal pagi dan waktu senja
3. Aedes albopictus berkembang biak dalam air jernih yang ditampung,
baik di dalam atau di luar rumah
4. Pada Aedes albopictus lakilaki adalah sekitar 20% lebih kecil dari
pada betina, tetapi merekasecara morfologissangat mirip. Namun,
seperti dalam semua spesies nyamuk, makaantenadari lakilaki
dibandingkan dengan perempuan terasa bushier dan mengandung
reseptor pendengaran untuk mendeteksi merengek karakteristik
betina.Pada palps rahang atas dari lakilaki juga lebih lama dari
proboscises mereka sedangkan palps rahang atas betina 'jauh lebih
pendek.(InikhasuntuklakilakidariCulicinae.)Selainitu,tarsusdari
kaki belakang dari lakilaki lebih keperakan.Tarsomere IV adalah
sekitartigaperempatperakdilakilakisedangkan'betinaadalahperak
hanyasekitar60%.
5. Padabelalaiadalah berwarna gelap, permukaan atas segmen akhir
palps ditutupi sisik keperakan, danlabiumtidak menampilkan garis
cahaya pada bagian bawahnya.Paramata majemukyang jelas
dipisahkansatusamalain.Paratameng,bagiandorsalsegmentoraks

serangga, adalah hitam di samping garis tengah putih khas.Di sisi


dada, yangscutellum, dan perut ada bintikbintik banyak terdapat
dalamputihkeperakanskala.
6. IndividuAedes albopictuskhas memiliki panjang sekitar 2 sampai
10mm.
7. Sepertianggotalaindarikeluarganyamuk,betinadilengkapidengan
memanjangbelalaiyangiagunakanuntukmengumpulkandarahuntuk
memberimakantelurnya.
8. Aedes albopictus betina meletakkan telurnya di dekat air, tidak
langsung kedalamnya sebagai nyamuk lain lakukan, tapi biasanya
dekatstagnankolam.Setiapwadahterbukayangberisiairakancukup
untukperkembanganlarva,bahkandengankurangdarisatuonsair
masukinijugadapatberkembangbiakdiair,kolamstagnansehingga
airtidakhanyasitusyangberkembangbiak.

Gambar5:kiriadalahNyamukAedesalbopictusdandisebelahkanan
telurnyamukAedesalbopictus.

b. Etiologi
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes
albopictus yang sudah mengandung virus chikungunya. Nyamuk Aedes albopictus
sebagai vektor utama adalah nyamuk dengan kesukaan hidup dan berkembang
biak pada tempat penampungan air bersih diluar rumah.
c. Gejala Klinis
Chikungunya mempunyai gejala hampir sama dengan penyakit demam
berdarah, karena virus ini berkembang biak di dalam darah, akibatnya penderita
akan merasa nyeri tulang khususnya daerah persendian, antara lain lutut, jari kaki,
tangan serta tulang belakang, hingga kondisi paling parah tidak bisa menggerakan
anggota tubuh (lumpuh). Adanya Panas demam sampai dengan 39 derajat selama
5 hari ( yang dikenal dengan istilah demam lima hari), kadangkala ada yang
menyebutnya demam tulang atau flu tulang. Adanya Sakit kepala, bercak darah
dibawah selaput putih mata dan sedikit takut cahaya (fotofobia).

d. Tempat Perkembang Biakan Aedes albopictus


Dalam Rumah
a. Aquarium
b. Perangkap semut
c. Vas Bunga
d. Timba
e. Tempayan
f. Bak mandi

Luar Rumah
a. Tayar buruk
b. Tempurung kelapa
c. Botol/gelas pecah yang mengandung air
d. Saluran air hujan
e. Tempayan
f. Pohon Pisang
g. Pohon Keladi
h. Parit yang tersekat

2.2.4 Culex quinquefasciatus


Culex quinquefasciatus adalah nyamuk yang dapat menularkan penyakit
kaki gajah (filariasis). Culex quinquefasciatus menyukai air yang kotor seperi
genangan air, limbah pembuangan mandi, got (parit) dan sungai yang penuh
sampah. Culex quinquefasciatus adalah nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat
keabu-abuan ini mampu berkembang biak disegala musim. Hanya saja jumlahnya
menurun saat musim hujan karena jentik-jentiknya terbawa arus. Culex
melakukan kegiatannya dimalam hari. Untuk memberantas keberadaannya kita
perlu menjaga kebersihan lingkungan dan jika perlu kita bisa melepaskan
beberapa jenis ikan pada saluran air untuk memakan jentik-jentiknya.

10

Gambar 6 : larva nyamuk Culex


2.3 Culex Quinquefasciatus
2.3.1. Klasifikasi Dan Morfologi Nyamuk Culex quinquefasciatus Say
Nyamuk mempunyai beberapa ciri yaitu tubuhnya dibedakan atas
kaput, toraks, abdomen dan mempunyai 3 pasang kaki dan sepasang
antena. Satu pasang sayap dan halter menempatkan nyamuk dalam ordo
Diptera. Sisik pada sayap dan adanya alat mulut yang panjang seperti
jarum menempatkan nyamuk ke dalam familia Culicidae (Borror dkk.,
1992).
Genus Culex dicirikan dengan bentuk abdomen nyamuk betina yang
tumpul pada bagian ujungnya. Klasifikasi nyamuk Culex menurut
Romoser & Stoffolano (1998), adalah sebagai berikut :
Phylum
: Arthropoda
Classis
: Insecta
Subclassis
: Pterygota
Ordo
: Diptera
Subordo
: Nematocera
Familia
: Culicidae
Subfamilia
: Culicianae
Genus
: Culex
Spesies
: Culex quinquefasciatus Say.
Nama lain nyamuk Culex quinquefasciatus adalah Culex pipiens fatigans
Wiedemann (Setiawati, 2000). Kepala Culex umumnya bulat atau sferik
dan memiliki sepasang mata, sepasang antena, sepasang palpi yang terdiri
atas 5 segmen dan 1 probosis antena yang terdiri atas 15 segmen. Berbeda
dengan Aedes, pada genus Culex tidak terdapat rambut pada spiracular

11

maupun pada post spiracular. Panjang palpus maxillaries nyamuk jantan


sama dengan proboscis.
Bagian toraks nyamuk terdiri atas 3 bagian yaitu protoraks,
mesotoraks dan metatoraks. Bagian metatoraks mengecil dan terdapat
sepasang sayap yang mengalami modifikasi menjadi halter. Abdomen
terdiri atas 8 segmen tanpa bintik putih di tiap segmen. Ciri lain dari
nyamuk Culex adalah posisi yang sejajar dengan bidang permukaan yang
dihinggapi saat istirahat atau saat menusuk dengan kaki belakang yang
sedikit terangkat (Setiawati, 2000).
Genus Culex dikenali dengan struktur sketelumnya yang trilobus,
ujung abdomen yang tumpul dan badannya yang penuh dengan sisik-sisik.
Selain itu, struktur yang membedakan genus ini dengan genus yang lain
adalah struktur yang disebut pulvilus yang berdekatan dengan kuku
diujung kaki nyamuk (Setiawati, 2000). Nyamuk Culex quinquefasciatus
berwarna coklat, berukuran sedang, dengan bintik-bintik putih di bagian
dorsal abdomen. Sedangkan kaki dan proboscis berwarna hitam polos
tanpa bintik-bintik putih. Spesies ini sulit dibedakan dengan nyamuk genus
Culex lainnya.
2.3.2 Siklus Hidup Nyamuk Culex quinquefasciatus
Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna yaitu : telur-larva-pupadewasa. Stadium telur larva dan pupa hidup di dalam air sedangkan
stadium dewasa hidup di darat / udara. Nyamuk dewasa betina biasanya
menghisap darah manusia dan binatang. Telur yang baru diletakkan
berwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam berubah menjadi hitam. Pada genus
Anopheles telur diletakkan satu persatu terpisah di permukaan air. Pada
Aedes telur juga diletakkan satu persatu terpisah tetapi telur diletakkan di
dinding wadah air. Pada genus Culex quinquefasciatus dan Mansonia telur
diletakkan saling berdeketan sehingga membentuk rakit (raft). Telur Culex
di letakkan di atas permukaan air, sedangkan telur mansonia di letakkan di
balik daun tumbuh-tumbuhan air.

12

Setelah 2-4 hari telur menetas menjadi larva yang selalu hidup di dalam
air. Tempat perindukan (breeding place) untuk masing-masing spesies
berlainan misalnya, rawa , kolam ,sungai, sawah, comberan dan tempattempat yang digenangi air seperti got, saluran air, bekas jejak kaki
binatang, lubang-lubang di pohon dan kaleng-kaleng. Larva terdiri atas 4
substadium (instar) dan mengambil makanan dari tempat perindukannya.
Pertumbuhan larva stadium IV berlangsung 6-8 hari pada Culex dan
Aedes, sedangkan pada Mansonia pertumbuhan memerlukan waktu kirakira 3 minggu. Kemudian larva berubah menjadi pupa yang tidak makan,
tetapi masih memerlukan oksigen yang diambilnya melalui tabung
pernafasan (breathing trumpet). Untuk tumbuh menjadi dewasa di
perlukan waktu 1-3 hari sampai beberapa minggu. Pupa jantan menetas
lebih dahulu. Nyamuk jantan biasanya tidak pergi jauh dari tempat
perindukan, menunggu nyamuk betina untuk berkopulasi. Nyamuk betina
kemudian menghisap darah yang di perlukannya untuk pembentukan telur,
tetapi ada beberapa spesies yang tidak memerlukan darah utnuk
pembentukan telur (autogen) misalnya Toxorhynchintes ambionensis.
2.4

Penyakit-Penyakit

yang

Disebabkan

Oleh

Nyamuk

Culex

quinquefasciatus
Nyamuk Culex merupakan golongan serangga penular (vektor). Nyamuk
dari genus Culex dapat menyebarkan penyakit Japanese Encephalitis (radang
otak), West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
dan Filariasis. Japanese Encephalitis (JE) adalah suatu penyakit yang
menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus. Ada beberapa
macam

encephalitis

diantaranya

Japanese

Encephalitis

dan

St

LouisEncephalitis. Penyakit yang paling banyak terjadi di indonesia adalah


filariasis.Filariasis ialah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
infeksi cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk pada kelenjar
getah bening. Penyakit ini bersifat menahan (kronis) dan bila tidak
mendapatkan

pengobatan

dapat

menimbulkan

cacat

menetap

berupa

pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
13

Penularan filariasis melalui vektor nyamuk Culex quinquefasciatus.


Nyamuk Culex quinquefasciatus menyukai air yang kotor seperi genangan air,
limbah pembuangan mandi, parit dan sungai yang penuh sampah. Culex
quinquefasciatus adalah nyamuk yang memiliki ciri fisik coklat keabu-abuan
ini mampu berkembang biak disegala musim.
Filariasis mudah menular, kriteria penularan penyakit ini adalah jika
ditemukan mikro filarial rate 1% pada sample darah penduduk di sekitar
kasus elephantiasis, atau adanya 2 atau lebih kasus elephantiasis di suatu
wilayah pada jarak terbang nyamuk yang mempunyai riwayat menetap
bersama/berdekatan pada suatu wilayah selama lebih dari satu tahun.
Berdasarkan ketentuan WHO, jika ditemukan mikro filarial rate 1% pada
satu wilayah maka daerah tersebut dinyatakan endemis dan harus segera
diberikan pengobatan secara masal selama 5 tahun berturut-turut.
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi filariasis apabila orang tersebut
digigit nyamuk yang sudah terinfeksi, yaitu nyamuk yang dalam tubuhnya
mengandung larva (L3). Nyamuk sendiri mendapat mikro filarial karena
menghisap darah penderita atau dari hewan yang mengandung mikrofolaria.
Nyamuk sebagai vektor menghisap darah penderita (mikrofilaremia) dan pada
saat itu beberapa mikrofilaria ikut terhisap bersama darah dan masuk dalam
lambung nyamuk. Dalam tubuh nyamuk mikrofilaria tidak berkembang biak
tetapi hanya berubah bentuk dalam beberapa hari dari larva 1 sampai menjadi
larva 3, karenanya diperlukan gigitan berulang kali untuk terjadinya infeksi.
Didalam tubuh manusia larva 3 menuju sistem limfe dan selanjutnya tumbuh
menjadi cacing dewasa jantan atau betina serta bekembang biak (Hendarwanto,
1996).
2.5 Pencegahan jentik nyamuk
Masyarakat memiliki peran besar untuk menjaga kebersihan lingkungan,
menghilangkan tempat perkembangbiakan vektor dan juga meminimalkan kontak
manusia dengan vektor. Mobilisasi sosial untuk hasil ini adalah kunci untuk
penahanan dari wabah disebabkan nyamuk. Kegiatan ini perlu dilakukan pada
tingkat (rumah tangga), individu dan juga pada tingkat kelembagaan seperti di

14

sekolah, universitas, rumah sakit dan perusahaan lainnya (WHO 1992). Dalam
upaya pemberantasan vektor tersebut masyarakat dapat berperan secara aktif
dalam pemantauan larva dan melakukan gerakan serentak berikut:
1.

Pembuangan atau mengubur benda - benda di pekarangan atau di kebun


yang dapat menampung air hujan seperti kaleng, botol dan ban mobil dan

tempat-tempat lain yang menjadi tempat tampungan air hujan.


2. Mengganti air atau membersihkan tempat air secara teratur tiap satu
minggu sekali, pot bunga, tempayan dan bak mandi.
3. Pada kolam diberikan beberapa ikan sebagai predator bagi larva nyamuk.
4. Pemberian abate ke dalam tempat penampungan air atau penyimpanan air
bersih.
5. Pendidikan kesehatan masyarakat melalui sosialisasi agar masyarakat
dapat memelihara kebersihan lingkungan dan turut secara perseorangan
memusnahkan tempat - tempat perindukan jentik nyamuk di sekitar rumah
(Judarwanto, 2007).

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan
TPP ini dilaksanakan di
3.2 Waktu Pelaksanaan
TPP ini dilaksanakan pada hari
3.3 Subjek Tugas Mandiri
Larva nyamuk culex
3.4 Alat Pengumpulan Data
1) Daftar Checklist
2) Kamera

15

3) Alat tulis
4) Gelas aqua
5) Gayung
3.5

Langkah-Langkah Kerja
1) Membuat proposal Tugas Pengenalan Profesi (TPP).
2) Konsultasi kepada pembimbing TPP.
3) Menyiapkan pertanyaan wawancara
4) Membuat janji dengan pihak yang akan dijadikan tempat penelitian.
5) Melakukan observasi ke lapangan.
6) Mencatat hasil hasil observasi.
7) Membuat pembahasan.
8) Membuat kesimpulan.
9) Membuat laporan hasil TPP.

16

Anda mungkin juga menyukai