PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan global baik di
negara maju dan terlebih di negara berkembang. Di Indonesia penyakit infeksi
merupakan salah satu masalah penting yang menjadi perhatian dalam upaya
peningkatan kesehatan di Indonesia. Data statistik menunjukkan bahwa
penyakit infeksi merupakan penyebab kematian kedua di negara berkembang
termasuk Indonesia setelah penyakit jantung.
Penyakit infeksi ini juga dapat disebabkan oleh nyamuk yang dapat
berperan sebagai vektor penyakit. Nyamuk termasuk kelas insekta, ordo
diptera dan family culicidae. Nyamuk dapat menggangu manusia dan
binatang melalui gigitannya serta berperan sebagai vektor penyakit pada
manusia dan binatang yang penyebabnya terdiri atas berbagai macam parasit.
Vektor utama Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) adalah
nyamuk kebun yang disebut Aedes aegypti, sedangkan vektor potensialnya
adalah Aedes albopictus. Nyamuk anophelini yang berperan sebagai vektor
malaria hanyalah genus Anopheles. Vektor utama filariasis di daerah perkotaan
adalah Culex quinguefasciatus.
Didalam Blok VII ini juga terdapat Tugas Pengenalan Profesi yang
berkenaan dengan tujuan dan sasaran didalam blok ini yang bertemakan
Imunologi dan Infeksi. Oleh karena itu untuk memenuhi sasaran tersebut dan
mengingat bahwa begitu banyaknya penyakit infeksi yang diperantarai oleh
nyamuk, maka kami akan melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi berupa
pengenalan terhadap Identifikasi Larva Nyamuk Culex di Lingkungan
Tempat Tinggal
culex
quinquefasciatus
2. Mahasiswa mampu mengetahui siklus hidup larva nyamuk culex
quinquefasciatus
3. Mahasiswa mampu mengetahui penyakit yang dapat disebabkan oleh
larva nyamuk culex
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dilakukan, yaitu :
1. Memberi informasi kepada masyarakat tentang larva nyamuk culex yang
dapat menimbulkan berbagai penyakit.
2. Mengetahui kemungkinan wabah penyakit disekitar lingkungan.
3. Dapat segera melakukan pencegahan timbulnya wabah penyakit disekitar
lingkungan.
4. Hasil observasi yang dilakukan, bisa dijadikan acuan penelitian
selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengenalan nyamuk
telah dibuktikan berperan sebagai vektor malaria yang berbeda-beda dari satu
daerah ke daerah lain bergantung pada macam-macam faktor, seperti
penyebaran geografik, iklim dan tempat perindukan.
a. Morfologi
1. Telur Anopheles yang diletakkan satu per satu di atas permukaan air
berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks, bagian atasnya
konkaf dan mempunyai sepasang pelampung yang terletak pada sebelah
lateral.
2. Larva Anopheles tampak mengapung sejajar dengan permukaan air,
mempunyai bagian-bagian badan yang bentuknya khas, yaitu spirakel pada
bagian posterior abdomen, tergal plate pada bagian sebelah dorsal
abdomen dan sepasang bulu palma pada bagian lateral abdomen.
3. Pupa mempunyai tabung pernapasan (respiratory trumpet) yang bentuknya
lebar dan pendek; digunakan untuk mengambil O2 dari udara.
4. Pada nyamuk dewasa palpus nyamuk jantan dan betina mempunyai
panjang hampir sama dengan panjang probosisnya.
b. Perilaku Anopheles
Aktivitas nyamuk Anopheles sangat dipengaruhi oleh kelembaban
udara dan suhu. Umumnya Anopheles aktif mengisap darah hospes pada
malam hari atau sejak senja sampai dini hari.
c. Epidemiologi
Prevalensi kasus malaria disatu daerah endemik malaria dan di
daerah endemik malaria lainnya tidak sama, tergantung pada perilaku
spesies nyamuk yang menjadi vektor malarianya
2.2.2 Aedes aegypti
Vektor utama DHF adalah nyamuk kebun yang disebut Aedes
aegypti, sedangkan vektor potensialnya adalah Aedes albopictus. Demam
berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit virus
yang berbahaya karena menyebabkan penderita meninggal dalam waktu
yang sangat pendek .
a. Morfologi
Nyamuk penyebab Demam Berdarah bertelur dengan ciri sebagai berikut
:
1.
2.
3.
4.
Gambar 4 : pupa larva nyamuk dewasa Aedes aegypti (dari kiri kekanan)
b. Perilaku Nyamuk
Aedes Aegypti
Aedes aegypti bersifat aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan
penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang
mengisap darah. Pengisapan darah dilakukannya untuk memperoleh asupan
protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak
membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun
tumbuhan.
c. Epidemiologi
Aedes aegypti tersebar luas di seluruh Indonesia.Walaupun umurnya
pendek yaitu kira-kira sepuluh hari, Aedes aegypti dapat menularkan virus dengue
yang masa inkubasinya antara 3-10 hari.
2.2.3 Aedes albopictus
6
seperti demam
kuning. Aedes
albopictus
Gambar5:kiriadalahNyamukAedesalbopictusdandisebelahkanan
telurnyamukAedesalbopictus.
b. Etiologi
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes
albopictus yang sudah mengandung virus chikungunya. Nyamuk Aedes albopictus
sebagai vektor utama adalah nyamuk dengan kesukaan hidup dan berkembang
biak pada tempat penampungan air bersih diluar rumah.
c. Gejala Klinis
Chikungunya mempunyai gejala hampir sama dengan penyakit demam
berdarah, karena virus ini berkembang biak di dalam darah, akibatnya penderita
akan merasa nyeri tulang khususnya daerah persendian, antara lain lutut, jari kaki,
tangan serta tulang belakang, hingga kondisi paling parah tidak bisa menggerakan
anggota tubuh (lumpuh). Adanya Panas demam sampai dengan 39 derajat selama
5 hari ( yang dikenal dengan istilah demam lima hari), kadangkala ada yang
menyebutnya demam tulang atau flu tulang. Adanya Sakit kepala, bercak darah
dibawah selaput putih mata dan sedikit takut cahaya (fotofobia).
Luar Rumah
a. Tayar buruk
b. Tempurung kelapa
c. Botol/gelas pecah yang mengandung air
d. Saluran air hujan
e. Tempayan
f. Pohon Pisang
g. Pohon Keladi
h. Parit yang tersekat
10
11
12
Setelah 2-4 hari telur menetas menjadi larva yang selalu hidup di dalam
air. Tempat perindukan (breeding place) untuk masing-masing spesies
berlainan misalnya, rawa , kolam ,sungai, sawah, comberan dan tempattempat yang digenangi air seperti got, saluran air, bekas jejak kaki
binatang, lubang-lubang di pohon dan kaleng-kaleng. Larva terdiri atas 4
substadium (instar) dan mengambil makanan dari tempat perindukannya.
Pertumbuhan larva stadium IV berlangsung 6-8 hari pada Culex dan
Aedes, sedangkan pada Mansonia pertumbuhan memerlukan waktu kirakira 3 minggu. Kemudian larva berubah menjadi pupa yang tidak makan,
tetapi masih memerlukan oksigen yang diambilnya melalui tabung
pernafasan (breathing trumpet). Untuk tumbuh menjadi dewasa di
perlukan waktu 1-3 hari sampai beberapa minggu. Pupa jantan menetas
lebih dahulu. Nyamuk jantan biasanya tidak pergi jauh dari tempat
perindukan, menunggu nyamuk betina untuk berkopulasi. Nyamuk betina
kemudian menghisap darah yang di perlukannya untuk pembentukan telur,
tetapi ada beberapa spesies yang tidak memerlukan darah utnuk
pembentukan telur (autogen) misalnya Toxorhynchintes ambionensis.
2.4
Penyakit-Penyakit
yang
Disebabkan
Oleh
Nyamuk
Culex
quinquefasciatus
Nyamuk Culex merupakan golongan serangga penular (vektor). Nyamuk
dari genus Culex dapat menyebarkan penyakit Japanese Encephalitis (radang
otak), West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis, St Louis encephalitis.
dan Filariasis. Japanese Encephalitis (JE) adalah suatu penyakit yang
menyerang susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh virus. Ada beberapa
macam
encephalitis
diantaranya
Japanese
Encephalitis
dan
St
pengobatan
dapat
menimbulkan
cacat
menetap
berupa
pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.
13
14
sekolah, universitas, rumah sakit dan perusahaan lainnya (WHO 1992). Dalam
upaya pemberantasan vektor tersebut masyarakat dapat berperan secara aktif
dalam pemantauan larva dan melakukan gerakan serentak berikut:
1.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan
TPP ini dilaksanakan di
3.2 Waktu Pelaksanaan
TPP ini dilaksanakan pada hari
3.3 Subjek Tugas Mandiri
Larva nyamuk culex
3.4 Alat Pengumpulan Data
1) Daftar Checklist
2) Kamera
15
3) Alat tulis
4) Gelas aqua
5) Gayung
3.5
Langkah-Langkah Kerja
1) Membuat proposal Tugas Pengenalan Profesi (TPP).
2) Konsultasi kepada pembimbing TPP.
3) Menyiapkan pertanyaan wawancara
4) Membuat janji dengan pihak yang akan dijadikan tempat penelitian.
5) Melakukan observasi ke lapangan.
6) Mencatat hasil hasil observasi.
7) Membuat pembahasan.
8) Membuat kesimpulan.
9) Membuat laporan hasil TPP.
16