Anda di halaman 1dari 2

FIBROADENOMA

1. Gejala Klinis
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya
bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang tegas
dengan konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter benjolan yang sering terjadi
sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat dengan
ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm. Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan
digerakkan dengan bebas. Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau
tidak sakit.
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel fibroadenoma
umumnya dianggap langka. Sekitar 50% dari tumor ini adalah lobular carcinoma in situ
(LCIS), 20% infiltrasi karsinoma lobular, 20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS),
dan 10% sisanya infiltrasi karsinoma duktal. Fibroadenoma yang dibiarkan selama
bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan
persentase kemungkinannya hanya 0,5% - 1%.
2. Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi : bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, adanya kulit
berbintik, seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan.
Palpasi : dengan telapak jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa
tekanan pada setiap kuadran payudara. Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran,
jumlah, dapat bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan.30
Dilakukan pemijatan halus pada puting susu untuk mengetahui pengeluaran cairan, darah
atau nanah dari kedua puting susu. Cairan yang keluar dari puting susu harus
dibandingkan. Pengeluaran cairan diluar masa laktasi dapat disebabkan oleh berbagai
kelainan seperti fibroadenoma atau bahkan karsinoma.
Perkusi : -

Auskultasi : -

3. Pemeriksaan Penunjang :
a. Mammografi
Pemeriksaan mammografi terutama berperan pada payudara yang mempunyai
jaringan lemak yang dominan serta jaringan fibroglanduler yang relatif sedikit. Pada
mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda
primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stelata), adanya perbedaan yang nyata
antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikroklasifikasi, adanya spikulae, dan
ditensi pada struktur payudara. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit,
bertambahnya vaskularisasi, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak
teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamma dan adanya metastatis ke
kelenjar (gambaran ini tidak khas). Mammografi digunakan untuk mendiagnosa
wanita dengan usia tua sekitar 60-70 tahun.
b. Ultrasonografi (USG)
Untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat payudara usia muda karena
fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik jika
menggunakan mammografi. Pemeriksaan ini hanya membedakan antara lesi atau
tumor yang solid dan kistik. Pemeriksaan gabungan antara USG dan mammografi
memberikan ketepatan diagnosa yang tinggi.
c. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)
Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas, tanpa harus
melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil sel dari fibroadenoma
dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada
suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma, lalu
hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah
mikroskop. Di bawah tmpak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan
ikat fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus.
Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular
(perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler). Saluran tersebut dibatasi sel-sel
yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform.

Anda mungkin juga menyukai