BIRO PERENCANAAN
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN
Kementerian / Lembaga
Unit Eselon I
Program
Hasil
Unit Eselon II/Satker
Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Yang Mendasari Pelaksanaan Kegiatan ini adalah
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019.
b. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2015 tentang Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman;
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 163/PMK.02/2014 tentang Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 278/KMK.02/2014 tentang Penetapan Pagu Anggaran K/L
dan Langkah-Langkah Penyelesaian RKA-K/L Tahun Anggaran 2015;
e. PMK No. 53/PMK.02/2014, tentang Standar Biaya Masukan Tahun 2015;
f.
PMK No. 155/PMK.02/2013 tentang Tata Cara Penggunaan Anggaran Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara Pengelolaan Belanja Lainnya (BA. 999.08);
g. PMK No. 177/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Perencanaan, Penelaahan, dan Penetapan
Alokasi Anggaran BUN;
h. Perdirjen PB No. PER-80/PB/2011, tentang Bagan Akun Standar (BAS);
i.
j.
2. Gambaran Umum
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman mendapat amanat dari Presiden Republik
Indonesia untuk menjalankan koordinasi pembangunan di bidang kemaritiman yang selama ini
dilaksanakan di sejumlah kementerian. Melalui koordinasi dan sinkronisasi, diharapkan permasalahan
kelautan dan kemaritiman yang selama ini belum tertangani secara menyeluruh dapat dikerjakan dan
urusan kemaritiman yang tertinggal dapat terselesaikan, sehingga kejayaan maritim Indonesia dapat
diraih kembali.
Untuk dapat tercapainya semua tujuan tersebut, dibutuhkan perencanaan yang kuat, baik
perencanaan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek yang disusun dengan
mempertimbangkan lingkungan strategis, sehinggga perencanaan yang disusun dapat menyesuaikan
dengan perubahan unsur lingkungan. Perencanaan mencakup target yang hendak dicapai, waktu dan
cara pencapaian target, serta sumber daya yang digunakan. Perencanaan yang disusun dengan
baik,akan membuat tujuan menjadi lebih jelas dan terarah. Perencanaan yang akurat akan membantu
mengidentifikasi berbagai hambatan yang akan dihadapi ke depan, sehingga segera dapat disusun
langkah-langkah antisipasi untuk meminimalkan hambatan dan risiko. Disamping itu dengan perencanaan
yang akurat, akan diketahui peluang-peluang yang ada, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk memaksimalkan kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Perencanaan juga
membantu meningkatkan penggunaan sumber daya yang efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
B.
Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah seluruh unit Eselon I lingkup Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman. Manfaat langsung yang diterima dalam bentuk dokumen
perencanaan yang
Penyusunan Rencana, Program, Anggaran, Kerjasama, Akuntabilitas Kinerja, dan Reformasi Birokrasi
dilaksanakan secara swakelola.
2. Tahapan Pelaksanaan
Untuk mencapai sasaran pelaksanaan kegiatan dilaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut :
a. Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
Output : 1 (satu) Dokumen perencanaan program dan anggaran
Untuk mencapai target output berupa 1 (satu) dokumen perencanaan program dan anggaran
dilaksanakan Komponen sebagai berikut :
1) Reviu Rencana Strategis (Renstra)
2) Penyiapan Dokumen Rencana Strategis (Renstra)
2|hal
Pelaksanaan rapat di dalam kantor. Rapat di dalam kantor dalam rangka melakukan reviu
terhadap indikator kinerja kegiatan dan target masing-masing indikator, melakukan
penajaman indikator, serta mengevaluasi kemungkinan pencapaian target indikator, serta
melakukan penyesuaian kembali apabila target yang telah ditetapkan dinilai sulit untuk
dicapai. Pertemuan juga dimaksudkan untuk menyusun manual indikator kinerja melalui
proses pendefinisian yang jelas masing-masing indikator yang telah ditetapkan. Rapat
didalam kantor akan dilaksanakan sebanyak 15 kali pertemuan. Rapat melibatkan para
Sekretaris Deputi, Kepala Biro, Inpektur, Kepala Bagian Program, para Kepala Bagian
lingkup Sekretariat Kemenko Bidang Kemaritiman serta menghadirkan narasumber dari
Bappenas dan Kemenpan.
Pelaksanaan rapat di luar kantor. Rapat di luar kantor di laksanakan di daerah Jawa Barat
sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan dan daerah Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi sebanyak
4 (dua) kali pertemuan. Rapat melibatkan Tim Penyusunan Renstra Kemenko Bidang
Kemaritiman, para Sekretaris Deputi, Kepala Biro, Inspektur, Kepala Bagian Program, para
Kepala Bagian lingkup Sekretariat Kemenko Bidang Kemaritiman serta menghadirkan
narasumber dari Bappenas dan Kemenpan.
Penggandaan bahan yang terdiri dari 3 (tiga) paket untuk kebutuhan penggandaan bahan
3|hal
rapat.
-
Honor Tim Penyusunan Renstra yang dibayarkan selama 4 (empat) bulan. yang
melibatkan narasumber dari Bappenas dan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN)..
pembahasan IKU Renstra yang dilaksanakan di dalam kantor dan di luar kantor di daerah
Jawa Barat. Kegiatan ini melibatkan seluruh unit kerja Eselon I lingkup Kemenko Bidang
Kemaritiman. Rapat tersebut dilaksanakan di dalam kantor dengan menghadirkan
narasumber yang kompeten berupa pejabat Eselon II dan Eselon III.
3) Penyiapan Dokumen Perencanaan Program
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menyusun Rencana Kerja dan Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) Kemenko Bidang Kemaritiman. Rencana Kerja disusun mengacu kepada
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 dan Rencana Strategis Kemenko Bidang Kemaritiman
Tahun 2015-2019. RKT disusun berdasarkan pagu indikatif yang telah ditetapkan. Kegiatan
dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan rapat internal dengan menghadirkan narasumber dari
Kementerian Keuangan, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara (Kemenpan) dan
BAPPENAS. Finalisasi dokumen perencanaan dilaksanakan melalui pertemuan di daerah Jawa
Barat yang melibatkan perwakilan dari seluruh unit Eselon I lingkup Kemenko Bidang
Kemaritiman.
4) Penyusunan Perjanjian Kinerja 2016
Dalam rangka melaksanakan amanat Inpres Nomor 7 tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 53 Tahun
2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, perlu disusun Penetapan Kinerja dan Rencana Kinerja
Tahunan. Laporan Kinerja dan Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2016 merupakan tekad dan
janji rencana kinerja tahun 2016 yang disusun secara berjenjang dan merupakan janji dari
pemberi amanah dan pelaksana amanah, antara pejabat Eselon I dengan Menteri Koordinator
Bidang Kemaritiman.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan rapat-rapat di dalam kantor yang melibatkan
perwakilan dari seluruh unit Eselon I lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Kegiatan
mengundang narasumber dari BAPPENAS dan Kementerian Keuangan. Disamping itu untuk
4|hal
finalisasi dokumen perencanaan dilaksanakan pada pertemuan di Jawa Barat yang melibatkan
perwakilan seluruh unit Eselon I lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman dan Biro lingkup
Setmenko.
5) Penyiapan Bahan dalam Rangka Pembahasan Program Kerja dengan Mitra
Dalam pembahasan program kerjanya, Kemenko Bidang Kemaritiman melibatkanmembutuhkan
keterlibatan instansi lain yang menjadi mitra kerjanya. Hal ini bertujuan
direncanakan. Perubahan rincian anggaran harus diakomodir melalui pelaksanaan revisi RKAK/L salah satunya adalah revisi POK. Revisi POK untuk menampung adanya perubahan rincian
anggaran yang berada dalam satu output kegiatan. Masing-masing unit kerja yang akan
melakukan revisi mengajukan perubahan yang akan dilakukan ke Biro Perencanaan, dan
selanjutnya di Proses di Biro Perencanaan.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui rapat-rapat internal yang diikuti oleh pejabat yang
menangani anggaran lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Rapat menghadirkan narasumber
dari Kementerian Keuangan. Pembahasan revisi juga dilaksanakan melalui rapat-rapat di luar
jam kerja.
9) Revisi DIPA (Kanwil dan DJA)
Revisi DIPA dilakukan apabila perubahan rincian anggaran menyebabkan perubahan pagu
anggaran pada salah satu kegiatan ataupun perubahan Pagu anggaran keseluruhan.
Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan melalui rapat-rapat internal yang diikuti oleh pejabat yang
menangani anggaran lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Rapat menghadirkan narasumber
dari Kementerian Keuangan. Pembahasan revisi juga dilaksanakan melalui rapat-rapat di luar
jam kerja dan rapat di luar kota.
10)
11) Penyusunan dan Finalisasi RKAKL 2017 Pagu Sementara
12) Penyiapan RKA KL 2017 (Pagu Sementara)
RKA-KL merupakan rencana anggaran suatu pemerintah yang memuat secara rinci anggaran
suatu instansi pemerintah pada tahun berjalan. Sebuah RKA-K/L memuat kebijakan,
program dan kegiatan, output, sub output dan komponen. Dibutuhkan beberapa tahapan
melalui sebuah proses yang berjenjang untuk menghasilkan sebuah RKA-K/L yang
berkualitas. Sebuah RKA-K/L yang berkualitas akan mencerminkan secara menyeluruh
strategi sebuah instansi pemerintah dalam berupaya mewujudkan tujuannya untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Penyiapan RKA-K/L 2016 Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman dilaksanakan melalui rapat-rapat internal yang
melibatkan Tim Anggaran dari masing-masing unit kerja lingkup Kemenko Bidang
Kemaritiman. Penyusunan dilakukan dengan menerima masukan secara berjenjang dari
unit kerja terendah yang selanjutnya dikompilasi menjadi sebuah dokumen RKA-K/L
Kemenko Bidang Kemaritiman.Sebagai amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003
7|hal
work/MTEF)
dan
penganggaran
berbasis
kinerja
(Performance
Based
1)
14) Penelaahan RKA- K/L 2017
Penyusunan Program dan kegiatan Tahun 2016 lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman disusun
dengan berpedoman kepada RPJMN 2015-2019 dalam rangka mencapai visi dan misi
Kemenko Bidang Kemaritiman. Kegiatan merupakan penjabaran setiap upaya pencapaian
sasaran
strategis
yang
termuat
dalam
Rencana
Strategis
Kementerian
dengan
mempertimbangkan seluruh sumber daya yang ada. Agar setiap kegiatan lingkup Kemenko
Bidang Kemaritiman merupakan perwujudan dari konfigurasi sinergitas antar unit Eselon I,
maka perlu dilakukan sinkroniasi dan penelaahan kegiatan.
Penelaahan dilaksanakan melalui pelaksanaan rapat-rapat Tim Program dan Anggaran
Kemenko Bidang Kemaritiman. Rapat meliputi penyiapan bahan dan rapat sinkronisasi dan
penelaahan kegiatan. Rapat tersebut dilaksanakan di dalam kantor dengan menghadirkan
narasumber yang kompeten berupa pejabat Eselon dan Eselon III.
8|hal
strategis
yang
termuat
dalam
Rencana
Strategia
Kementerian
dengan
mempertimbangkan seluruh sumber daya yang ada. Agar setiap kegiatan lingkup Kemenko
Bidang Kemaritiman merupakan perwujudan dari konfigurasi sinergitas antar unit Eselon I,
maka perlu dilakukan sinkroniasi dan penelaahan kegiatan.
Sinkronisasi dan penelaahan dilaksanakan melalui pelaksanaan rapat-rapat Tim Program dan
Anggaran Kemenko Bidang Kemaritiman. Rapat meliputi penyiapan bahan dan rapat
sinkronisasi dan penelaahan kegiatan. Rapat tersebut dilaksanakan di dalam kantor dengan
menghadirkan narasumber yang kompeten berupa pejabat Eselon dan Eselon III.
Penyusunan Dokumen RKT dan Penetapan Kinerja (Tapja)
Setelah ditetapkannyya APBN-P Tahun 2015 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman,
maka dalam rangka melaksanakan amanat Inpres Nomor 7 tahun 1999 Tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayaan Gunaan Aparatur Negara Nomor
53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, perlu disusun Penetapan Kinerja dan Rencana
Kinerja Tahunan. Penetapan Kinerja (TAPJA) Tahun 2015 merupakan tekad dan janji rencana
kinerja tahun 2015 yang disusun secara berjenjang dan merupakan janji dari pemberi amanah
dan pelaksana amanah. Rencana Kinerja Tahunan [RKT] Tahun 2016 disusun setelah
ditetapkannya pagu indikatif tahun 2016. RKT memuat tentang rencana kinerja Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman selama Tahun 2016. RKT yang telah disusun akan digunakan
sebagai acuan perencanaan kegiatan dan anggaran tahun 2016.
Penyusunan Dokumen RKT dan Tapja memerlukan tahapan pembahasan bersama unit Kerja
lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Pembahasan dilaksanakan melalui pelaksanaan rapatrapat Tim Program dan Anggaran Kemenko Bidang Kemaritiman. Rapat meliputi penyiapan
bahan dan rapat sinkronisasi dan penelaahan kegiatan. Rapat dilaksanakan di dalam kantor
dengan menghadirkan narasumber yang kompeten berupa pejabat Eselon dan Eselon III.
Penyusunan Program dan kegiatan 2016
Program dan kegiatan Kemenko Bidang Kemaritiman merupakan acuan (guidance)
10 | h a l
11 | h a l
Sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 257 Tahun 2014 bahwa
revisi anggaran merupakan perubahan rincian anggaran pada BA K/L dan BA BUN yang terdiri
atas :
a. Perubahan rincian anggaran yang disebabkan penambahan atau pengurangan pagu
anggaran termasuk pergeseran rincian anggarannya;
b. perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap;
c. perubahan atau pergeseran rincian anggaran dalam hal pagu anggaran tetap; dan/atau
d. ralat karena kesalahan administrasi.
Dalam hal perubahan anggaran tersebut, termasuk juga didalamnya perubahan atas APBN
Tahun Anggaran 2015, Instruksi Presiden mengenai penghematan anggaran, dan / atau
perubahan atas Kebijakan Prioritas Pemerintah Yang Telah Ditetapkan
Terkait dengan hal tersebut, sebagaimana persyaratan untuk revisi anggaran diperlukan data
dukung yang lengkap dan kompeherensif. Data tersebut perlu dipersiapkan oleh unit kerja yang
membutuhkan revisi anggaran dan kemudian akan difasilitasi oleh Sekretariat Kemenko Bidang
Kemaritiman dalam hal ini adalah Bagian Program dan Anggaran Biro Perencanaan. Fasiliasi
dilaksanakan dalam bentuk pelaksanaan rapat-rapat internal pembahasan revisi anggaran yang
dilaksanakan di dalam kantor. Selanjutnya usulan masing-masing unit kerja akan ditindaklanjuti
dengan melaksanakan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian
Keuangan.
Rapat Koordinasi Perencanaan
Perencanaan merupakan tahapan yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Perencanaan dimaksudkan agar setiap tahapan pembangunan mengarah kepada upaya
pencapaian tujuan pembangunan itu sendiri.
dimaksudkan agar setiap Program dan kegiatan di seluruh unit kerja lingkup Kemenko Bidang
Kemaritiman merupakan perwujudan dari upaya untuk mendukung capaian visi dan misi
Kementerian. Koordinasi juga dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan antar unit kerja dapat
berjalan dengan sinkron dan saling mendukung untuk mencapai tujuan pembangunan maritim.
Koordinasi perencanaan memungkinkan setiap unit kerja lingkup Kemenko Maritim
mengidentifikasi dan menginventarisasi setiap potensi dan sumber daya yang dimilikinya
sehingga dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan rapat koordinasi
dilaksanakan di dalam kantor melibatkan seluruh unit kerja lingkup Kemenko Bidang
Kemaritiman.
Sosialisasi Peraturan terkait Perencanaan
12 | h a l
Pembangunan maritim merupakan mainstraim baru pada masa pemerintahan Presiden JokowiJK.Hal ini tercermin dari prioritas pembangunan lima tahun ke depan yang menitikberatkan
kepada pembangunan di bidang maritim. Visi dan misi Kemenko Bidang Kemaritiman
mendukung sepenuhnya upaya pencapaian keberhasilan di bidang kemaritiman. Selanjutnya
upaya dalam pencapaian keberhasilan tersebut dituangkan dalam bentuk kegiatan dan
anggaran lingkup Kemaritiman.
Guna tercapainya pembangunan di Bidang Kemaritiman, Kemenko Bidang Kemaritiman
melaksanakan konsolidasi mulai dari perencanaan kegiatan, pemantauan, pengendalian,
hingga pada pelaksanaan evaluasi. Dibutuhkan acuan yang tepat dalam pelaksanaan
perencanaan kegiatan dan anggaran. Berbagai aturan perlu disosialisasikan kepada seluruh
unit kerja lingkup Kemenko Bidang kemaritiman, agar perencanaan yang disusun dapat menjadi
lebih terarah. Peraturan tersebut juga akan menjadi acuan unit kerja untuk memperhitungkan
kebutuhan sumber daya, metodologi yang digunakan, menyusun langkah-langkah antisipatif,
strategi yang akan digunakan dan pertimbangan teknis dalam pembangunan sehingga tidak
menyimpang dari aturan yang berlaku.
Sosialisasi dilaksanakan secara internal dengan melibatkan seluruh unit kerja lingkup Kemenko
Bidang Kemaritiman. Sosialisasi dilaksanakan melalui rapat-rapat di dalam kantor dengan
menghadirkan Narasumber yang berkompeten, yakni pejabat Eselon II dan Pejabat Eselon III
dari internal maupun dari instansi lain yang terkait.
Penyiapan RKA-K/L 2016
RKA-KL merupakan rencana anggaran suatu pemerintah yang memuat secara rinci anggaran
suatu instansi pemerintah pada tahun berjalan. Sebuah RKA-K/L memuat kebijakan, program
dan kegiatan, output, sub output dan komponen. Dibutuhkan beberapa tahapan melalui sebuah
proses yang berjenjang untuk menghasilkan sebuah RKA-K/L yang berkualitas. Sebuah RKAK/L yang berkualitas akan mencerminkan secara menyeluruh strategi sebuah instansi
pemerintah dalam berupaya mewujudkan tujuannya untuk mencapai visi dan misi yang telah
ditetapkan. Penyiapan RKA-K/L 2016 Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
dilaksanakan melalui rapat-rapat internal yang melibatkan Tim Anggaran dari masing-masing
unit kerja lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Penyusunan dilakukan dengan menerima
masukan secara berjenjang dari unit kerja terendah yang selanjutnya dikompilasi menjadi
sebuah dokumen RKA-K/L Kemenko Bidang Kemaritiman.Sebagai amanat Undang-Undang
Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara serta reformasi pengelolaan keuangan negara
yang mengamantkan penerapan penggaran yang digunakan harus mengikuti penganggaran
13 | h a l
terpadu (unified Budget), Kerangka pengeluaran jangka menengah (Medium Term Expenditure
Frame work/MTEF) dan penganggaran berbasis kinerja (Performance Based Budgeting/PBB).
Ketiga pendekatan tersebut secara terintegrasi akan dituangkan dalam Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA-KL) dan dokumen penganggaran yaitu Daftar Isian Pelakssanaan Anggaran
(DIPA).
Finalisasi RKA-K/L 2016
Finalisasi RKA-K/L merupakan tahapan penyusunan rincian kegitan dan anggaran lingkup
Kemenko Bidang Kemaritiman setelah pagu definitif ditetapkan. Rincian tersebut akan
digunakan sebagai dasar proses input data ke dalam aplikasi RKA-K/L guna menghasilkan
dokumen RKA-K/L definitif. Proses ini membutuhkan penelaahan ulang oleh masing-masing unit
kerja terhadap kebutuhan anggaran pada unit kerjanya dengan mengacu kepada pagu definitif
yang telah ditetapkan. Finalisasi RKA-K/L juga mencakup kegiatan pengumpulan data dukung
seluruh data dukung yang dibutuhkan dalam mendukung penyesuaian masing-masing kegiatan.
Pelaksanaan finalisasi RKA-K/L lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman dilaksanakan melalui
beberapa pembahasan internal yang melinbatkan perwakilan dari masing-masing unit kerja
lingkup Kemenko Bidang Kemaritiman. Pelaksanaan rapat bertempat di dalam kantor. Kegiatan
juga menghadirkan narasumber yang kompeten dari Kementerian Keuangan yakni pejabat
Eselon II dan Pejabat Eselon III.
Penyiapan Pedoman dan Protap Perencanaan Program dan Kegiatan Kemenko Maritim
b. Penyusunan Rencana Akuntabilitas Kinerja
Output : 1 (satu) Laporan pemantauan kegiatan dan pelaporan kinerja
Untuk mencapai target output berupa 1 (satu) Laporan pemantauan kegiatan dan pelaporan
kinerja dilaksanakan Komponen sebagai berikut :
1) Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, meliputi
kegiatan-kegiatan beriktut:
a) Penyusunan Perjanjian Kinerja
b) Penyiapan Pedum Pemantauan dan Evaluasi
c) Penyelenggaraan SPIP
d) Penyelenggaraan Evaluasi Kinerja
2) Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman meliputi kegiatankegiaytan berikut:
a) Penyusunan Laporan Berkala (Mingguan dan Bulanan)
b) Penyusunan Laporan ke Lembaga Eksternal
c) Penyusunan Laporan Kinerja (laporan interim dan LKjPP
d) Penyusunan Laporan Tahunan
14 | h a l
akan
bekerjasama
dengan
Brussels
untuk
mengadakan
d) Perjalanan ke Roma
Tujuan: pendampingan pembahasan kerjasama dengan Food and Agriculture
Organization of the United Nations (UN-FAO)
Indonesia merupakan anggota dari UN-FAO, yang setiap tahun diadakan pertemuan di
Kantor FAO di Roma untuk membahas isu illegal fishing khususnya mengenai
International Plan of Action to Prevent, Deter, and Eliminate Illegal, Unreported and
Unregulated Fishing (IUU Fishing).
e) Perjalanan ke Bangkok
Tujuan: pendampingan kerjasama maritim dengan Food and Agriculture Organization
Regional Office for Asia and the Pacific (FAO ROAP)
Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman berkerjasama dengan FAO ROAP terutama
terkait dengan pengembangan budaya maritim di Indonesia
f) Perjalanan ke Malaysia
Tujuan: perundingan mengenai batas maritim Indonesia dan Malaysia
Penyusunan Rencana Kerjasama
Peningkatan kerjasama sangat diperlukan dalam akselerasi pembangunan di bidang
kemaritiman. Kerjasama diperlukan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya yang
dimiliki pemerintah baik anggaran, SDM, asset maupun keterbatasan kemampuan
manajemen. Funding gap yang telah lama mengemuka dan menjadi permasalahan
pembangunan sangat mendesak untuk diatasi. Keterbatasan kemampuan negara dalam
pembiayaan pembangunan dapat diatasi melalui kerjasama pendanaan dengan pihak lain
sehingga dapat membangkitkan produktifitas, memacu pertumbuhan, meningkatkan
kualitas dan kontinuitas serta mengurangi risiko dalam pembangunan kemaritiman.
Dengan keterlibatan berbagai pihak dalam pembangunan maritim merupakan wujud
demokratisasi pemerintahan untuk mendorong terwujudnya good governance dan good
society. Kerjasama merupakan sebuah upaya strategis dalam rangka menghimpun
sumber daya dan mensinergikan usaha dalam pencapaian tujuan pembangunan. Bidang
kemaritiman yang merupakan program prioritas Presiden perlu menjadi fokus dalam
pembangunan. Diharapkan melalui kerjasama dengan berbagai pihak dalam dan luar
negeri semua cita-cita tersebut dapat segera terwujud. Terkait hal tersebut di atas
rencana kerjasama perlu disusun dengan berpedoman kepada visi dan misi Kemenko
Bidang Kemaritiman. Rencana mencakup target yang hendak dicapai dan strategi
18 | h a l
Kemenko telah menyusun konsep awal pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kemenko Bidang
Kemaritiman melalui anggaran BA 99 Tahun 2015. Konsep tersebut perlu dilanjutkan dengn
penyusunan langah-langkah implementasi yang konkrit agar penerapan Reformasi Birokrasi
memiliki acuan yang jelas. Adanya acuan juga akan membuat kualitas implementasi menjadi
lebih baik.
Untuk melaksanakan semua amanat Reformasi Birokrasi tersebut, dibutuhkan SDM yang handal,
memiliki kemampuan yang memadai dalam mengimplementasikan semua langkah dan upaya
guna terwujudnya tujuan akhir dari sebuah Reformasi Birokrasi.
Untuk itu dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pemahaman SDM lingkup Kemenko
Bidang Kemaritiman terkait Reformasi Birokrasi, maka pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek)
Reformasi Birokrasi merupakan upaya yang mendesak untuk dilaksanakan. Bimtek dilaksanakan
di dalam kantor dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur
dan Reformasi Birokrasi.
2) Pengelolaan Kegiatan StrategisKajian Kegiatan Perencanaan
Dalam rangka mencapai visi untuk mewujudkan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang
mandiri, maju dan kuat, menuju poros maritim dunia, Kemenko Maritim menjalankan salahsatu
fungsinya dalam bidang koordinasi pada isu-isu kebijakan strategis kemaritiman.
Pelaksanaan koordinasi isu-isu kebijakan strategis kemaritiman yang selama ini
dilaksanakan oleh K/L dan stakeholder belum terkoordinasikan melalui satu pintu
koordinasi dan informasi, sehingga diperlukan bentuk kelembagaan berupa sebuah Forum
Koordinasi Bidang Kemaritiman yang dapat difungsikan sebagai wadah terjalinnya
komunikasi intensif yang lebih terkoordinir antara K/L dan seluruh stakeholder. Secara
nasional, Forum Koordinasi Bidang Kemaritiman direncanakan dikembangkan di pusat
dan di daerah. Forum Koordinasi Bidang Kemaritiman di pusat dikoordinatori oleh
Kemenko Maritim dan terdiri dari unsur K/L serta stakeholder yang terlibat secara
langsung dalam penanganan isu-isu strategis kemaritiman. Selanjutnya, forum koordinasi
bidang kemaritiman daerah terdiri dari unsur SKPD yang menangani isu-isu strategis
bidang kemaritiman. Bentuk kegiatan pengelolaan isu kebijakan strategis yang dilaksanakan
oleh anggota Forum Koordinasi Bidang Kemaritiman adalah Rapat Koordinasi Bidang
Kemaritiman yang dilaksanakan umumnya setiap minggunya dan dipimpin oleh Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman. Rakor ini sendiri mengundang narasumber-narasumber K/L
serta stakeholder terkait isu strategis yang memerlukan penanganan segera, serta bersifat
arahan langsungdari Presiden yang perlu ditangani segera oleh Kemenko Maritim. Selain Forum
20 | h a l
Koordinasi Bidang Kemaritiman, isu-isu strategis juga akan ditindaklanjuti dalam bentuk
Kelompok Kerja (Pokja) di masing-masing Unit Eselon I terkait upaya percepatan penyelesaian
isu, dimana Pokja ini terdiri dari unsur K/L dan stakeholder terkait. Selain Pokja akan dibentuk
Forum Pakar yang terdiri dari unsur para ahli yang memiliki keahlian khusus pada masing-masing
isu strategis. Forum Pakar berkontribusi dalam memberikan rekomendasi strategis yang akan
diterima oleh Pokja sebagai bagian dari langkah awal penyelesaian isu strategis. Selain
komponen rapat dan Focus Group Discussion (FGD), dalam dukungan kebijakan strategis juga
dilaksanakan pendampingan dalam bentuk perjalanan dinas dalam rangka pendampingan teknis
kegiatan Pokja, Forum Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Forum Pakar.
dan efektif.
Berbagai kegagalan pembangunan pemerintah menunjukkan bahwa penyusunan perencanaan
yang tidak tepat karena kurang data dan informasi yang dimiliki. Selain itu kegagalan
pembangunan juga banyak disebabkan oleh perencanaan mengikuti paradigma yang ternyata
tidak sesuai dengan kondisi dan perkembangan kondisi lingkungan, sehingga permasalahan
utama yang ingin dipecahkan oleh pembangunan tersebut akhirnya tidak dapat diatasi. Terkait hal
ini, maka untuk memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan
pembangunan kemaritiman, agar tidak timbul permasalahan dikemudian hari. Terkait hal tersebut,
diperlukan pengelolaan yang menyeluruh.
Kegiatan strategis di bidang kemaritiman perlu direncanakan dengan baik Kajian di bidang
perencanaan dibutuhkan untuk memastikan perencanaan yang disusun dalam pembangunan
maritim telah mempertimbangkan berbagai aspek yang mendukung dan mempengaruhinya.
Kajian dilaksanakan melalui rapat-rapat di dalam kantor dan kunjungan ke daerah.
21 | h a l
a.
1
2
3
43
4
55
66
77
88
99
12
10
111
0
12 Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan
(Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis)
Program dan Anggaran
13 Rapat Koordinasi Nasional Kemenko
Bidang Kemaritiman Tahun 2016
1
2
3
4
B
1
2
3
4
C
1
2
3
2
3
4
5
c
1
Perjanjian Kinerja
Pedum Pemantauan dan Evaluasi
Laporan Penyelenggaraan SPIP
Laporan Evaluasi Kinerja
Pelaporan Kinerja
Laporan Berkala
Laporan Tahunan
Laporan Kinerja
Laporan Eksternal
Pengembangan Sistsem AKIP
Laporan Bimtek SAKIP
Aplikasi Pemantauan dan Laporan
Elektronik
Laporan
Forum
Pengendalian
Kebijakan
Penyusunan Laporan Bulanan
Bimbingan Teknis SAKIP
Pemantauan
Realisasi
Kinerja
Kemenko Kemaritiman
Penyiapan Pedoman Akuntabiltas
Kinerja dan Pelaporan
Penyusunan Rencana Kerjasama
Penyiapan Administrasi Kerjasama
Luar NegeriPenyusunan Rencana
Kerjasama
2 Pengelolaan
Luar Negeri
Kegiatan
Kerjasama
untuk mencapai keluaran dari pekerjaan ini adalah adalah 128 (dua
belasdelapan) Bulan.
3) Biaya Yang Diperlukan
Biaya
yang
diperlukan
untuk
pelaksanaan
kegiatan
ini
sebesar
Rp252.607005.00024215.020.000634.000 (dua puluh lima lima belas milyar enam ratus tujuh juta
23 | h a l
dua puluh lima juta duaenam ratus empattiga puluh duaempat ribu rupiah). Rincian Anggaran Belanja
terlampir pada RAB.
Jakarta,
Mengetahui,
Sekretaris Kemenko Bidang Kemaritiman
Perencanaan,
An.Plt. Kepala Biro Perencanaan,
Kepala Bagian Program dan Anggaran
SuparmanDirhansyah
Conbul,
24 | h a l