Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pertama kali dikenal pada tahun 1981 di

Amerika Serikat dan disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV-1). AIDS adalah
suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan system kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan
tetapi didapat dari hasil penularan. penyakit ini merupakan persoalan kesehatan masyarakat
yang sangat penting di beberapa negara dan bahkan mempunyai implikasi yang bersifat
internasional dengan angka moralitas yang peresentasenya di atas 80 pada penderita 3 tahun
setelah timbulnya manifestasi klinik AIDS.

Kasus AIDS pertama kali ditemukan oleh

Gottlieb diAmerika Serikat pada tahun 1981 dan virusnya ditemukan oleh Luc Montagnier
pada tahun1983. Penyakit AIDS dewasa ini telah terjangkit dihampir setiap negara didunia
(pandemi),termasuk diantaranya Indonesia.
Hingga November 1996 diperkirakan telah terdapat sebanyak 8.400.000 kasus didunia
yang terdiri dari 6,7 juta orang dewasa dan 1,7 juta anak-anak. Penyakit AIDS telah menjadi
masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan
melanda semakin banyak negara. Sampai saat ini obat dan vaksin yang diharapkan dapat
membantu memecahkan masalah penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Mekanisme
utama infeksi HIV adalah melalui perlekatan selubung glikoprotein virus gp 120 pada
molekul CD4. Molekul ini merupakan reseptor dengan afinitas paling tinggi terhadap protein
selubung virus.

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

B. Rumusan Masalah
Apakah Pengertian AIDS ?
Apa penyebab AIDS?
Apa penyakit yang disebab kan oleh virus HIV ?
Bagaimana cara Penginfeksian virus HIV?
Apa tahap dan gejala HIV menjadi AIDS ?
Bagaimana cara Pengendalian virus HIV di klinik dan masyarakat?
Bagaimana cara pencegahan virus HIV ?
C. Tujuan

1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui pengertian AIDS serta memahami bahayanya.


Mengetahui penyakit yang disebab kan oleh virus HIV.
Mengetahui bagaimana cara Penginfeksian virus HIV
Mengetahui tahap dan gejala HIV menjadi AIDS.
Mengetahui bagaimana cara Pengendalian virus HIV .

6. Mengetahui cara pencegahan virus HIV .


D. Metode penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode diskritip melalui pendekatan studi kasus
yang meliputi pengumpulan data, analisa data, dan menarik kesimpulan. Metode ini
dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan judul dan
permasalahan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AIDS
AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit
yang menyerang tubuh manusia sesudah system kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Tubuh
manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman,
virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga
akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain. AIDS mempunyai ciri menurunya
kekebalan tubuh terhadap penyakit. Orang yang mengidap AIDS mudah sekali terserang
penyakit berbahaya yang menyerang siapa saja yang kehilangan kekebalan tubuh. Penyakitpenyakit itu disebut infeksi atau penyakit oportunistik Akibat kehilangan kekebalan tubuh,
penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri, jamur, parasit, dan virus
tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering kali menderita
keganasan, khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang otak. Virus HIV
adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan
menggunakan RNA-nya dan DNA pejamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama
periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lain, HIV menginfeksi tubuh dengan
periode inkubasi yang panjang (klinik-laten), dan utamanya menyebabkan munculnya tanda
dan

gejala

AIDS.

HIV

menyebabkan

beberapa

kerusakan

system

imun

dan

menghancurkannya. Hal tersebut terjadi dengan menggunakan DNA dari CD4 + dan limfosit
untuk mereplikasi diri. Dalam proses itu, virus tersebut menghancurkan CD4+ dan limfosit.
B. Penyebab AIDS

AIDS disebabkan oleh virus, yang diberi nama HTLV-III (human T-lymhotropik
virus, tipe III); LAV(lumpadenopathy-associated virus); atau ARV (AIDS related retrovirus)
infeksi virus ini tidak selalu mengakibatkan AIDS. Banyak orang yang terkena infeksi tetap
saja sehat. Orang lain dapat memperkembangkan penyakit yang bervariasi, dari ringan
sampai berat, penyakit ini disebut ARC (AIDS-related complex). Virus AIDS kini disebut
HIV.
C. Penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu
virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
sistem imun. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang
terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan
dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi
infeksi dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient)
menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, sebagian besar jarang menjangkiti
orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai "infeksi oportunistik" karena infeksi-infeksi
tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
D. Cara Penginfeksian virus HIV
Penularan HIV tidaklah mudah karena ada beberapa hal yang harus terpenuhi dalam
proses penularannya sehingga HIV dapat menginfeksi seseorang, yaitu:
1. Hubungan Kelamin
Hubungan seksual yang berupa homoseksual, heteroseksual maupun oral seks bisa
menyebarkan AIDS, Kontaminasi dimulai jika ada luka saat kontak seksual tsb. Yang
memungkinkan terjadinya kontak antara virus yang ada pada cairan vagina dengan darah.
Jelaslah bahwa hubungan seks yang menimbulkan luka atau peradangan punya kans besar
untuk terkontaminasi virus ini.
2. Transfusi darah.
Ketika darah yang terinfeksi virus HIV masuk kesaluran darah yang sehat, maka telah
terjadi penularan virus HIV.

3. Alat-alat medis
Alat-alat medis juga dapat menjadi perantara penularan HIV, jika tidak dalam keadaan
steril. Alat-alat medis seperti jarum suntik, baik untuk pengobatan, immunisasi, menindik
tato, akupuntur atau yang digunakan pecandu obat bius sangat rawan sebagai media
penularan Virus HIV.
4. Ibu Hamil
Bayi dalam kandungan berpotensi tertular virus HIV/AIDS apabila ibu bayi tsb.
Tertular virus, baik melalui tranfusi darah atau melalui hubungan seksual dengan penderita
HIV/AIDS. Seorang ibu mengidap HIV/AIDS akan menularkan virus itu kepada bayinya
melalui air susu ibu.
5. Cairan tubuh
Cairan tubuh seperti cairan sperma, cairan vagina, darah dan air susu ibu dapat
menjadi media penularan virus HIV/AIDS. Sementara cairan lainnya seperti keringat, air liur,
air mata masih terdapat perbedaan pendapat, apakah cairan-cairan tsb. Brpotensi Menularkan
Virus HIV/AIDS Atau tidak.
6. Donor Organ(Transplantsi)
Transplantasi adalah pemindahan jaringan atau organ tubuh, seperti jantung, ginjal,
paru-paru, hati dsb. Dari stu individu ke individu lainya. Transplantasi bertujuan sebagai cara
pengobatan atau mengganti organ tubuh yang rusak dengan organ tubuh orang lain. Ketika
organ tubuh yang diberikan (donor) mengidap virus HIV/AIDS, maka secara otomatis si
penerima donor pun akan tertular virus juga.
E. Tahapan dan gejala HIV menjadi AIDS
a. Tahap awal infeksi HIV
gejalanya mirip dengan influenza (deman, rasa lemah, lesu, sendi teras nyeri, batuk, nyeri
tenggorokan dan pembesaran kelenjar), kira-kira beberapa gejala ini hilang dengan
sendirinya.
b. Tahap tanpa gejala
meskipun ia tidak menunjukan gejala, tetpi pada tes darah ditemukan antibody HIV dan
disebut HIV, masa ini berlangsung 5 7 tahun .
c. Tahap ARC (AIDS Related Complex)
Muncul gejala AIDS, ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala-gejala yang
berlangsung lebih dari 3 bulan yaitu demam disertai dengan keringat malam, penurunan berat

badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran
kelenjar secara lebih luas, diare, batuk, gatal-gatal bercak merah kebiruan, sakit tnggorokan
dan pensdarahan yang tak jelas sebabnya.
d. Tahap gangguan otak (susunan syaraf pusat)
Pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. gangguan
mental yang terjadi demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan
psikotik, depresi dan gangguan syaraf.
F. Cara Pengendalian virus HIV
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) , maka
Pengendaliannya yaitu :
a. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan, mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,
nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk mencegah
kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus dipertahankan bagi pasien
dilingkungan perawatan kritis.
b. Terapi AZT (Azidotimidin)
Penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi
antiviral Human Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik
traskriptase.
c. Terapi Antiviral Baru
Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat
replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah :
a. Didanosine
b. Ribavirin
c. Diedoxycytidine
d. Recombinant CD 4 dapat larut
d. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon, maka perawat
unit khusus perawatan kritis dapat menggunakan keahlian dibidang proses keperawatan dan
penelitian untuk menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
e. Menghindari infeksi lain
karena infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
Pengendalian HIV-AIDS Di masyarakat dan klinik
1.

Menyebarluaskan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang HIV-AIDS baik secara
individu maupun secara kelompok
2.
Penyelenggaraan konseling dan tes suka rela HIV dan AIDS

3.
4.

Pemberian materi kesehatan reproduksi


Peningkatan penggunaan kondom pada setiap hubungan seks beresiko

G. Cara mencegah HIV AIDS


1. Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV. Cara yang paling
umum untuk menularkan HIV adalah melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi
HIV. Transfusi, atau kontak dengan luka, dapat menyebabkan virus menyebar dari satu orang
ke orang lain. Transmisi dengan darah dapat dengan mudah dihindari melalui tes darah dan
menghindari kontak dengan luka jika seseorang positif terinfeksi HIV, jika Anda harus
berurusan dengan luka dari pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk memakai pakaian pelindung
seperti sarung tangan karet.
2.

Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan

peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV. Jarum tato senjata,dan pisau cukur adalah
alat yang berpaparan langsung dengan darah orang yang terinfeksi. Berikut adalah beberapa
hal yang harus Anda perhatikan ketika menggunakan jarum dan peralatan bedah:
a. Jangan menggunakan kembali Alat suntik sekali pakai.
b. Bersihkan dan cuci peralatan bedah sebelum menggunakannya.
c. Hindari penggunaan obat-obat terlarang dan zat yang dikendalikan intravena.
3. Gunakan Kondom.
Cara lain untuk penularan HIV adalah melalui kontak seksual tidak terlindungi. Kondom
adalah baris pertama pertahanan Anda untuk menghindari terinfeksi HIV. Hal ini sangat
penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks, tidak hanya akan mengurangi
kemungkinan terinfeksi HIV, tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi menular seksual
lainnya. kondom Lateks adalah yang terbaik, tetapi Anda juga dapat menggunakan kondom
polyurethane. Jangan menggunakannya kembali dan pastikan bahwa tidak ada yang rusak di
hambatan saat menggunakannya.
4. Hindari Seks Bebas HIV dan AIDS yang lebih lazim untuk orang dengan banyak
pasangan seksual. Jika Anda hanya memiliki satu pasangan seksual, Anda secara dramatis
dapat meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau mendapatkan AIDS. Namun itu tidak
berarti bahwa Anda dapat berhenti menggunakan kondom, Anda masih harus melakukan seks
dilindungi bahkan jika Anda setia pada pasangan seksual Anda.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS atau Sindrom Kehilangan Kekebalan tubuh adalah sekumpulan gejala penyakit yang
menyerang tubuh manusia sesudah system kekebalannya dirusak oleh virus HIV. Akibat
kehilangan kekebalan tubuh, penderita AIDS mudah terkena berbagai jenis infeksi bakteri,
jamur, parasit, dan virus tertentu yang bersifat oportunistik. Selain itu penderita AIDS sering
kali menderita keganasan,khususnya sarcoma Kaposi dan imfoma yang hanya menyerang
otak. Virus HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family lentivirus.
HIV merupakan singkatan dari 'Human Immunodeficiency Virus'. HIV adalah suatu virus
yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Gillespie Stephen & Bamford Kathleen . 2008 . Mikrobiologi Medis dan infeksi Edisi ke tiga.
Jakarta : Erlangga .
Pasuhuk Willy F . 1998 . AIDS . Jakarta : Indonesia Publishing House .
Imelda, J.D. 2006 . Pencegahan HIV / AIDS dari ibu ke bayi : Pelayanan Berkesinambungan
yang terpecah , Seminar , Pusat Studi Kependudukan dan kebijakan UGM , Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai