Anda di halaman 1dari 5

Membuat Portofolio Investasi - Part 1

Yuk berinvestasi, agar uang bekerja secara maksimal untuk kita. Lalu, bagaimana cara membuat
portofolio investasi? Simak panduan praktis berikut ini.
Sebuah portofolio investasi adalah kumpulan jenis-jenis investasi yang dimiliki oleh seorang investor.
Seringkali dikenal dengan nama keranjang investasi, gambarannya mirip sekali dengan keranjang
bahan makanan di supermarket.
Misalkan Anda mau membuat masakan Sayur Asam, maka apa saja bahan makanan yang perlu Anda
beli di supermarket? Dalam keranjang belanja, Anda mungkin membeli Jagung, Labu Siam, Buah
Melinjo, Kacang Panjang, dan Asam. Teman lain yang berasal dari Makasar, mungkin menambahkan
udang dan ikan dalam keranjang belanja untuk menambah selera Sayur Asamnya.
Nah, portfolio investasi juga demikian. Seorang investor memiliki portofolio investasi untuk memenuhi
tujuan investasi, baik itu untuk Dana Pensiun, Dana Pendidikan, atau lainnya, yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ia dapat memiliki investasi dalam bentuk kas di deposito, investasi di reksadana, dan
mungkin investasi di emas. Ada juga investor lain yang memiliki investasi di deposito, investasi di
obligasi, investasi di reksadana, dan investasi di saham. Masing-masing investor dapat memiliki variasi
dalam hal jenis investasi yang dimiliki dan persentase kepemilikian dari total dana investasinya.
Secara umum, Anda perlu tahu ada 5 jenis investasi yang tersedia bagi investor ritel. Produk-produk
investasi yang tersedia bagi investor ritel dapat merupakan murni dari 1 jenis investasi atau dapat
merupakan campuran dari 2 jenis investasi dari tabel dibawah ini.
No
1
2
3
4
5

Jenis
Resiko
Kas
Rendah
Obligasi
Sedang
Saham
Tinggi
Properti
Sedang
Logam Mulia Sedang

Potensi Return Contoh Produk


Rendah
Tabungan, Deposito, Reksadana Pasar Uang
Sedang
ORI, Reksadana Pendapatan Tetap
Tinggi
Saham, Reksadana Saham
Sedang
Tanah, Ruko,
Sedang
Emas

Jadi, jelaslah bahwa portofolio investasi merupakan kumpulan investasi seorang investor dimana jenis
dan alokasi jumlahnya dapat bervariasi dari investor A dengan investor B.

Tahapan-tahapan dari A-Z dalam membuat portofolio investasi?


Sebelum Anda berinvestasi, buatlah terlebih dahulu strategi investasi. Investasi yang sukses
membutuhkan perencanaan yang matang yang meliputi beberapa faktor berikut.
Pertama, kenali profil resiko Anda. Secara umum, investor terbagi menjadi tiga karakter utama, yaitu
konservatif, moderat, dan agresif. Apabila Anda selalu jantungan melihat nilai investasi Anda naik turun
dan menjadi tidak bisa tidur nyenyak, maka besar kemungkinan Anda tergolong investor dengan profil
resiko konservatif. Sedangkan, bila Anda tergolong masih di usia produktif dan sangat ingin melihat
nilai investasi Anda tumbuh diatas rata-rata bunga deposito, maka besar kemungkinan Anda tergolong
investor dengan profil resiko agresif. Anda dapat mengetahui profil resiko di www.zapfin.com. Kenali

siapa diri Anda dan buatlah rencana investasi berdasarkan informasi ini.
Kedua, tentukan tujuan investasi Anda. Tujuan investasi sangat mempengaruhi berapa lama uang
tersebut perlu Anda kembang biakkan dan di produk yang mana.
Ketiga, tentukan berapa lama Anda berinvestasi. Semakin panjang waktu Anda menempatkan dana
tanpa digunakan untuk keperluan sehari-hari, maka Anda dapat berinvestasi di produk yang lebih
beresiko untuk mengharapkan tingkat imbal hasil (atau return) yang lebih tinggi. Namun bila
sebaliknya, maka Anda hanya memiliki kesempatan berinvestasi di produk beresiko rendah dan cukup
likuid.
Keempat, berapa banyak uang investasi Anda. Pisahkan terlebih dahulu sejumlah uang untuk
dijadikan Dana Darurat dan juga untuk simpanan kebutuhan sehari-hari. Investasi merupakan kegiatan
ekonomi untuk meningkatkan nilai dari uang Anda. Artinya, jangan pernah menginvestasikan seluruh
uang Anda padahal Anda tidak punya simpanan untuk hidup bulan ini dan bulan depan. Beberapa jenis
investasi juga membutuhkan angka minimum. Misalnya, bila dana investasi yang saat ini tersedia baru
2 juta, Anda mungkin belum dapat ikut berinvestasi di Obligasi Ritel yang minimal investasinya 5 juta.
Atau investasi di properti misalnya butuh dana minimal diatas 100 juta.
Terakhir, sesuaikan produk investasi dengan tujuan-tujuan investasi Anda. Jangan ragu untuk mencari
bantuan dari perencana keuangan independen untuk mengolah strategi investasi terutama untuk Anda
yang masih pemula dalam berinvestasi.

Menabung untuk Hari Menyenangkan


Bersenang-senang diatas tumpukan utang? Wah, itu pemikiran yang harus segera dibenahi. Kalau
tidak, habis bersenang-senang bisa kusut lagi. Sama seperti pendidikan anak dan pensiun, dana untuk
hari-hari menyenangkan juga perlu perencanaan. Yuk, bincang-bincang dengan praktisi keuangan Prita
Ghozie untuk hal menyenangkan ini.
Mengapa kita perlu menabung untuk hari-hari menyenangkan?
Menabung merupakan salah satu cara yang tergolong ampuh dalam menyelamatkan keuangan kita.
Coba bayangkan! Bila saat ada kebutuhan yang membutuhkan biaya tidak sedikit, Anda belum sempat
menyisihkan sejumlah dana. Kemana Anda akan mencari solusinya? Hampir saya pastikan Anda akan
dengan mudahnya menggesek Kartu Kredit atau mengajukan permohonon Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Betul tidak?
Sebagian dari kita mungkin masih terbiasa untuk berhutang untuk memenuhi kebutuhan seperti
liburan atau sekedar merenovasi dapur. Namun, saya tidak! Karena tidak rela harus membayar bunga
kredit yang bias mencapai 40% per tahun itu, saya lebih suka mengajak Anda untuk menabung untuk
keperluan Hari-hari Menyenangkan.
Hal-hal apa saja yang masuk kategori hari-hari menyenangkan?
Pada dasarnya, kategori pengeluaran ini adalah seluruh kegiatan yang sifatnya menyenangkan dalam
kehidupan Anda. Berbeda dengan musibah, Anda tentu punya kebutuhan untuk berlibur kan dengan
keluarga?

Bagaimana mengatur persiapan dana untuk berlibur?


Pernahkah Anda terpikir untuk menabung dulu sampai uangnya cukup untuk liburan beserta jajan?
LIburan untuk mudik setiap tahun, renovasi kecil di rumah, mengganti tanaman di kebun rumah, atau
sekedar mengganti Handphone dan Notebook bisa kita kategorikan kebutuhan hari menyenangkan.
Bagaimana cara menabung untuk hari-hari menyenangkan?
Langkah pertama tentu saja tentukan Apa Tujuan Anda?. Setelah itu coba lihat pola pengeluaran
Anda selama 12 bulan yang lalu. Berapa umumnya biaya yang Anda keluarkan untuk liburan misalnya.
Kemudian tentukan kapan Anda membutuhkan dana tersebut. Satu tahun, dua tahun, atau bahkan
hanya enam bulan dari sekarang? Saat Anda telah menentukan apa tujuan Anda, berapa kebutuhan
Anda, dan kapan Anda membutuhkannya, barulah kita dapat mencocokan tujuan berinvestasi dengan
pilihan investasi yang tersedia untuk Anda.
Hal penting yang harus Anda ingat adalah faktor inflasi. Bila misalnya tahun lalu Anda butuh 5 juta
untuk dapat liburan ke Jogja dengan nyaman, maka tahun ini mungkin Anda akan butuh 5.5 juta
dengan berasumsi adanya tingkat inflasi 10%.
Selain itu, penting Anda perhatikan bahwa dalam membuat keputusan investasi, perhatikan 3 faktor
utama yaitu;
seberapa cepat Anda bisa mendapatkan dana tunai,
sebarapa aman dana yang anda investasikan,
seberapa pasti tingkat imbal hasil yang akan diterima dengan yang dijanjikan oleh pihak Bank atau
lembaga keuangan.
Bagaimana menghitung tabungan untuk hari-hari menyenangkan?
Tentukan berapa biaya saat ini untuk memenuhi kebutuhan Anda dan kapan Anda butuh dana
tersebut. Dengan mengasumsikan faktor inflasi, Anda dapat menghitung berapa jumlah dana yang
benar-benar dibutuhkan saat nanti Anda membeli kebutuhkan tersebut. Lalu, evaluasi lah, apakah
Anda telah mempunyai sejumlah tabungan yang nantinya bisa digunakan untuk membiayai keperluan
tersebut? Terakhir, hitunglah berapa jumlah tabungan yang harus disisihkan setiap bulan agar pada
saatnya nanti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda.
Seorang perencana keuangan akan dapat membantu Anda dalam menghitung kebutuhan dana untuk
tabungan Hari Menyenangkan.

Syariah vs. Konvensional


Sekarang, masyarakat semakin menyadari eksistensi bank dan lembaga keuangan syariah. Sistem
ekonomi yang bukan hanya milik kaum Muslim ini memiliki banyak keunggulan yang dapat dipetik oleh
berbagai kalangan masyarakat. Namun, masih banyak yang belum paham dasar-dasar perbedaan
antara syariah dengan konvensional, sehingga yang jadi patokan hanyalah bila ada embel-embel
"syariah".

Secara garis besar, apa perbedaan antara Bank syariah dengan Bank konvensional?

Untuk memahami perbedaan mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah, marilah kita
masuk sejenak ke dapur sebuah bank. Kegiatan operasional utama sebuah bank pada umumnya
adalah tempat pertemuan antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (mau menabung) dengan
masyarakat yang membutuhkan dana untuk keperluan-keperluan tertentu (mencari pinjaman).
Bank konvensional akan memberikan bunga tabungan kepada si penabung sebagai imbalan atas
penempatan dananya. Sedangkan, Bank akan memberikan bunga kredit kepada si peminjam atas
pinjaman dananya.
Disamping itu, nasabah juga mendapatkan jasa-jasa lain seperti pembayaran mau pun pengiriman
uang serta penjaminan. Sekarang ini semakin banyak jasa-jasa perbankan yang mulai dapat dinikmati
oleh masyarakat Indonesia. Coba, pernahkah Anda membayar tagihan listri atau telepon melalui bank?
Atas jasanya ini, bank akan mengenakan biaya komisi atau fee.
Lalu, darimana lagi keuntungan si bank? Keuntungan bank selain dari biaya komisi transaksi, sebagian
besar berasal dari kegiatan pertama yaitu simpanan dan pinjaman. Kegiatan ini memberikan hasil
berupa selisih bunga (net interest margin) yang tentunya menjadi keuntungan bank. Contohnya, bunga
tabungan saat ini sekitar 5% per tahun sedangkan suku bunga kredit perumahan bisa mencapai 10%
per tahun. Nah, selisih 5% per tahun inilah yang merupakan keuntungan bank.
Bagaimana dengan Bank Syariah? Secara awam tetap saja masyarakat dapat menabung dan juga
mencari pinjaman. Perbedaannya ada di balik counter teller. Di bank syariah, si penabung dianggap
memasukkan modal dan bank merupakan pengelola modal. Lalu, diantara bank dan penabung ada
kesepakatan yang disebut nisbah, yaitu berapa porsi bagi hasil untuk masing-masing. Jadi, bedanya
hasil simpanan tidak ditentukan diawal karena bergantung atas keuntungan dari pengelolaan modal
itu.
Kegiatan yang jelas bertentangan dengan prinsip Ekonomi Syariah Islam adalah kegiatan yang
berbasis bunga karena mengandung unsur riba. Oleh sebab itu, bank syariah dibentuk untuk
menjawab permasalahan ini.

Nilai-nilai apa yang terkandung dalam lembaga keuangan Syariah?


Transaksi ekonomi yang dilakukan oleh lembaga keuangan Syariah, harus memenuhi rukun (wajib ada)
berikut ini:
Harus ada pihak-pihak yang melakukan transaksi, misalnya pemberi dana dan penerima.
Harus ada barang atau jasa yang menjadi obyek transaksi, misalnya jasa mengelola modal pemberi
dana.
Harus ada kesepakatan bersama yang dinyatakan dalam perkataan bahwa ada pihak yang
menyerahkan dan ada pihak yang menerima.
Bila tiga kondisi tersebut tidak dapat terpenuhi, maka transaksi tersebut dapat dinilai tidak mengikuti
kaidah Ekonomi Syariah.
Selain itu, ada beberapa unsur yang harus dipenuhi agar sebuah lembaga keuangan memiliki operasi
yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Syariah Islam.

Pertama, perolehan keuntungan harus Halal. Dengan demikian, kegiatan bank harus terlepas dari
unsur Riba, karena kegiatan yang berbasis bunga dikategorikan tidak Halal.
Kedua, kegiatan harus bebas dari pengambilan resiko yang berlebihan, yang disebut Maysir. Kegiatan
kedua ini contohnya adalah perjudian dan transaksi keuangan lain yang membuat ada salah satu pihak
untung di saat bersamaan pihak lainnya rugi.
Ketiga, tidak boleh ada informasi yang tersamar-samar, yang disebut Gharar. Kenapa? Karena tidak
lengkapnya informasi yang diterima, berbeda lho dengan tidak ada informasi sama sekali. Hal ini dapat
membuat sebuah pihak mengambil keputusan berdasarkan info yang menyesatkan. Bahasa awamnya
si penerima info tersamar ini dapat tertipu!
Begitulah kira-kira penjelasan singkat dan sangat awam tentang lembaga keuangan syariah. Mudahmudahan bermanfaat ya.

Anda mungkin juga menyukai