Yuk berinvestasi, agar uang bekerja secara maksimal untuk kita. Lalu, bagaimana cara membuat
portofolio investasi? Simak panduan praktis berikut ini.
Sebuah portofolio investasi adalah kumpulan jenis-jenis investasi yang dimiliki oleh seorang investor.
Seringkali dikenal dengan nama keranjang investasi, gambarannya mirip sekali dengan keranjang
bahan makanan di supermarket.
Misalkan Anda mau membuat masakan Sayur Asam, maka apa saja bahan makanan yang perlu Anda
beli di supermarket? Dalam keranjang belanja, Anda mungkin membeli Jagung, Labu Siam, Buah
Melinjo, Kacang Panjang, dan Asam. Teman lain yang berasal dari Makasar, mungkin menambahkan
udang dan ikan dalam keranjang belanja untuk menambah selera Sayur Asamnya.
Nah, portfolio investasi juga demikian. Seorang investor memiliki portofolio investasi untuk memenuhi
tujuan investasi, baik itu untuk Dana Pensiun, Dana Pendidikan, atau lainnya, yang telah ditetapkan
sebelumnya. Ia dapat memiliki investasi dalam bentuk kas di deposito, investasi di reksadana, dan
mungkin investasi di emas. Ada juga investor lain yang memiliki investasi di deposito, investasi di
obligasi, investasi di reksadana, dan investasi di saham. Masing-masing investor dapat memiliki variasi
dalam hal jenis investasi yang dimiliki dan persentase kepemilikian dari total dana investasinya.
Secara umum, Anda perlu tahu ada 5 jenis investasi yang tersedia bagi investor ritel. Produk-produk
investasi yang tersedia bagi investor ritel dapat merupakan murni dari 1 jenis investasi atau dapat
merupakan campuran dari 2 jenis investasi dari tabel dibawah ini.
No
1
2
3
4
5
Jenis
Resiko
Kas
Rendah
Obligasi
Sedang
Saham
Tinggi
Properti
Sedang
Logam Mulia Sedang
Jadi, jelaslah bahwa portofolio investasi merupakan kumpulan investasi seorang investor dimana jenis
dan alokasi jumlahnya dapat bervariasi dari investor A dengan investor B.
siapa diri Anda dan buatlah rencana investasi berdasarkan informasi ini.
Kedua, tentukan tujuan investasi Anda. Tujuan investasi sangat mempengaruhi berapa lama uang
tersebut perlu Anda kembang biakkan dan di produk yang mana.
Ketiga, tentukan berapa lama Anda berinvestasi. Semakin panjang waktu Anda menempatkan dana
tanpa digunakan untuk keperluan sehari-hari, maka Anda dapat berinvestasi di produk yang lebih
beresiko untuk mengharapkan tingkat imbal hasil (atau return) yang lebih tinggi. Namun bila
sebaliknya, maka Anda hanya memiliki kesempatan berinvestasi di produk beresiko rendah dan cukup
likuid.
Keempat, berapa banyak uang investasi Anda. Pisahkan terlebih dahulu sejumlah uang untuk
dijadikan Dana Darurat dan juga untuk simpanan kebutuhan sehari-hari. Investasi merupakan kegiatan
ekonomi untuk meningkatkan nilai dari uang Anda. Artinya, jangan pernah menginvestasikan seluruh
uang Anda padahal Anda tidak punya simpanan untuk hidup bulan ini dan bulan depan. Beberapa jenis
investasi juga membutuhkan angka minimum. Misalnya, bila dana investasi yang saat ini tersedia baru
2 juta, Anda mungkin belum dapat ikut berinvestasi di Obligasi Ritel yang minimal investasinya 5 juta.
Atau investasi di properti misalnya butuh dana minimal diatas 100 juta.
Terakhir, sesuaikan produk investasi dengan tujuan-tujuan investasi Anda. Jangan ragu untuk mencari
bantuan dari perencana keuangan independen untuk mengolah strategi investasi terutama untuk Anda
yang masih pemula dalam berinvestasi.
Secara garis besar, apa perbedaan antara Bank syariah dengan Bank konvensional?
Untuk memahami perbedaan mendasar antara bank konvensional dengan bank syariah, marilah kita
masuk sejenak ke dapur sebuah bank. Kegiatan operasional utama sebuah bank pada umumnya
adalah tempat pertemuan antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (mau menabung) dengan
masyarakat yang membutuhkan dana untuk keperluan-keperluan tertentu (mencari pinjaman).
Bank konvensional akan memberikan bunga tabungan kepada si penabung sebagai imbalan atas
penempatan dananya. Sedangkan, Bank akan memberikan bunga kredit kepada si peminjam atas
pinjaman dananya.
Disamping itu, nasabah juga mendapatkan jasa-jasa lain seperti pembayaran mau pun pengiriman
uang serta penjaminan. Sekarang ini semakin banyak jasa-jasa perbankan yang mulai dapat dinikmati
oleh masyarakat Indonesia. Coba, pernahkah Anda membayar tagihan listri atau telepon melalui bank?
Atas jasanya ini, bank akan mengenakan biaya komisi atau fee.
Lalu, darimana lagi keuntungan si bank? Keuntungan bank selain dari biaya komisi transaksi, sebagian
besar berasal dari kegiatan pertama yaitu simpanan dan pinjaman. Kegiatan ini memberikan hasil
berupa selisih bunga (net interest margin) yang tentunya menjadi keuntungan bank. Contohnya, bunga
tabungan saat ini sekitar 5% per tahun sedangkan suku bunga kredit perumahan bisa mencapai 10%
per tahun. Nah, selisih 5% per tahun inilah yang merupakan keuntungan bank.
Bagaimana dengan Bank Syariah? Secara awam tetap saja masyarakat dapat menabung dan juga
mencari pinjaman. Perbedaannya ada di balik counter teller. Di bank syariah, si penabung dianggap
memasukkan modal dan bank merupakan pengelola modal. Lalu, diantara bank dan penabung ada
kesepakatan yang disebut nisbah, yaitu berapa porsi bagi hasil untuk masing-masing. Jadi, bedanya
hasil simpanan tidak ditentukan diawal karena bergantung atas keuntungan dari pengelolaan modal
itu.
Kegiatan yang jelas bertentangan dengan prinsip Ekonomi Syariah Islam adalah kegiatan yang
berbasis bunga karena mengandung unsur riba. Oleh sebab itu, bank syariah dibentuk untuk
menjawab permasalahan ini.
Pertama, perolehan keuntungan harus Halal. Dengan demikian, kegiatan bank harus terlepas dari
unsur Riba, karena kegiatan yang berbasis bunga dikategorikan tidak Halal.
Kedua, kegiatan harus bebas dari pengambilan resiko yang berlebihan, yang disebut Maysir. Kegiatan
kedua ini contohnya adalah perjudian dan transaksi keuangan lain yang membuat ada salah satu pihak
untung di saat bersamaan pihak lainnya rugi.
Ketiga, tidak boleh ada informasi yang tersamar-samar, yang disebut Gharar. Kenapa? Karena tidak
lengkapnya informasi yang diterima, berbeda lho dengan tidak ada informasi sama sekali. Hal ini dapat
membuat sebuah pihak mengambil keputusan berdasarkan info yang menyesatkan. Bahasa awamnya
si penerima info tersamar ini dapat tertipu!
Begitulah kira-kira penjelasan singkat dan sangat awam tentang lembaga keuangan syariah. Mudahmudahan bermanfaat ya.