Laporan Bulanan WASPOLA Okt10 PDF
Laporan Bulanan WASPOLA Okt10 PDF
Bappenas
WASPOLA Facility
http://www.waspola.org
Waspola1@cbn.net.id
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
PENGANTAR
Laporan kemajuan bulanan ini disusun dengan maksud untuk memberikan informasi
kepada para stakeholder dan peminat tentang status kemajuan pelaksanaan proyek
WASPOLA Facility. Berubah dari sistematika pelaporan periode sebelumnya, mulai
periode Oktober 2010 ini sistematika laporan disusun dalam 4 bagian sesuai dengan
komponen-komponen proyek Waspola Facility. Hal ini dilakukan mengingat tahapan
persiapan telah selesai seluruhnya, sehingga tidak ada perkembangan yang perlu
dilaporkan.
Sistematika pelaporan ini, dengan demikian terdiri atas bagian 1 adalah Komponen 1:
Pengembangan Kebijakan, bagian 2 adalah Komponen 2: Implementasi Kebijakan,
bagian 3 adalah Komponen 3: Manajemen Sektor, dan bagian 4 adalah Komponen 4:
Manajemen Program. Materi pokok laporan sendiri hanyalah kegiatan-kegiatan yang
telah terlaksana pada periode pelaporan, sedang jenis-jenis kegiatan-kegiatan yang telah
terlaksana seluruhnya dari Januari 2010 dapat dicermati pada tabel Status Kemajuan
Pelaksanaan pada bagian pendahuluan laporan.
Pelaksanaan kegiatan pada periode Oktober 2010 relatif berjalan lancar meskipun sangat
padat. Periode bulan Oktober-November 2010 kegiatan Waspola Facility akan fokus
kepada fasilitasi Pokja AMPL daerah untuk pengembangan sinergi dan perencanaan
kegiatan fasilitasi untuk tahun 2011. Meskipun relatif terlambat dengan periode
penganggaran di daerah (APBD), namun diharapkan hasil kesepakatan perencanaan
untuk tahun 2011 tersebut masih tetap dapat masuk dalam APBD TA. 2011, karena
umumnya penetapan APBD di daerah baru akan selesai pada sekitar bulan Januari/
Februari.
Informasi lebih lanjut tentang WASPOLA Facility dan Pokja AMPL dapat diakses pada
situs www.waspola.org dan www.ampl.or.id.
WASPOLA Facility adalah proyek implementasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan
Berbasis Masyarakat (AMPL-BM) dan Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis
Lembaga (AMPL-BL) di Indonesia. Proyek ini didanai dari bantuan hibah pemerintah Australia
melalui AusAID yang dilaksanakan oleh 2 institusi, Bappenas dan WSP-EAP. Proyek ini merupakan
kelanjutan dari proyek WASPOLA (1998-2004) dan WASPOLA 2 (2004-2009).
ii
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
DAFTAR SINGKATAN
AMPL
AMPL-BM
AMPL-BL
ASP
AusAID
BAB
BABS
BE
Bina Bangda
CLTS
CTPS
CWSHP
DAK
Ditjen. PP&PL
Dit. Perkim
Dit. PL
Dit. PPLP
FM&PP
FSC
GA
GoI
KLH
MDGs
Monev
MOU
ODF
PAMSIMAS
PIN AMPL
PMD
Pokja
POM
PPSP
RIS-PAM
RE
RPJMN
RPIJM
SANIMAS
SSK
STBM
TTPS
TSSM
WASAP-E
WASPOLA
WB
WSLIC
WSP-EAP
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
iii
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
DAFTAR ISI
PENGANTAR ..........................................................................................................
ii
iii
iv
vii
I.
1.1
2.1
2.2
12
2.3
18
2.4
21
2.5
22
28
30
2.8
33
2.9
34
36
2.6
2.7
iv
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Komponen
s/d Sept, 2010
Komponen 1: Pengembangan Kebijakan
Pengembangan Sinergi
- Lokakarya Sinergi AMPL di Bandung, 23-24
Perencanaan dan
Feb. 2010
Kelembagaan AMPL
- Lokakarya Sinergi dengan PPSP di Solo, 1214 Juli 2010
- Pelatihan Penyusunan Buku Putih & SSK
untuk Pokja Sanitasi Prov. di Jakarta, 3-5 Agt.
10
- Konsep sinergi perencanaan dan
kelembagaan AMPL (flyer)
Pengembangan
Konsep dasar (draft)
Roadmap AMPL
Pengembangan Gender
- Pembahasan TOR, logframe & time line
Mainstreaming
- Studi dokumen dan kunjungan ke Kab.
Kebumen, 9 Sep. 2010
Sinergi/Kemitraan PNPM
- Rapat pertemuan Pokja AMPL PNPM Mandir
Mandiri Perkotaan
Perkotaan, 6 Juli 2010
Komponen 2: Implementasi Kebijakan
Pelatihan Fasilitator
Wil. Barat di Bandung, 24-27 Mei 2010.
AMPL
Wil. Tengah di Surabaya, 21-24 Juni 2010
Wil. Barat di Manado, 26-29 Juli 2010
Pemetaan Pokja AMPL
Telah selesai:
Daerah
- Sumatera Barat, 24-26 Agustus 2010
- Sumatera Selatan, 24 Agustus 2010
- Bangka Belitung, Juni 2010
- Banten, 24-26 Agustus 2010
- Jawa Tengah, 31 Agustus 2010
- NTB, 7 Juli 2010
- Sulawesi Selatan, 3-5 Agustus 2010
- Sumatera Utara, 2-4 September 10
- NTT, 20-23 September 2010
Oktober, 2010
- Diseminasi Kebijakan AMPL-BM
dan Renstra AMPL di kota ParePare, 14-15 Oktober 2010
Kegiatan Lanjut
Implementasi Sinergi
Perencanaan dan Kelembagaan
dengan PPSP
Sosialisasi & advokasi ke daerah
tentang sinergi AMPL
2010 - 2012
Pembahasan
November
Desember 2010
Desember 2010
Jadwal
s/d Desember
2010
November
Desember 2010
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Komponen
Oktober, 2010
Kegiatan Lanjut
Jadwal
- Lokakarya Pengembangan
Sinergi Pokja AMPL Prov.
Sulawesi Selatan di Makasar,
tgl. 9-11 November 2010
- Lokakarya Pengembangan
Sinergi Pokja AMPL Prov.
Banten di Anyer, tgl. 18-20
November 2010
- Lokakarya Pengembangan
Sinergi AMPL Prov. Bangka
Belitung di Pangkal Pinang, tgl.
22-23 November 2010
November 2010
- Lokakarya Penguatan
Kapasitas Kelembagaan Di
Daerah Proyek TSSM di
Malang, 1-3 Nov. 2010
- WES-UNICEF: lokakarya
penyusunan pedoman
pelaksanaan pembangunan
vi
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Komponen
Oktober, 2010
AMPL Daerah WSLIC-2 Region 2
di Lombok, 18-20 Okt.
- Lokakarya Penguatan
Kelembagaan TSSM Region 1 di
Surabaya, tgl. 11-13 Okt.
vii
Kegiatan Lanjut
AMPL Kab. Bima, 5-8 Nov.
2010
- WES-UNICEF: lokakarya
orientasi fasilitator
kelembagaan di Manokwari, 15 Nov. 2010
Jadwal
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Komponen
Perencanaan 2010
Oktober, 2010
Penyusunan roadmap Jejaring
AMPL.
Kegiatan Lanjut
Pembahasan roadmap Jejaring
AMPL
Jadwal
November
Desember 2010
viii
Nov-Des 2010
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Bappeda
Dinas Kesehatan
Dinas PU
Dinas Tata Kota & Wasbang
Dinas Kebersihan & Pertamanan
Badan Lingkungan Hidup Daerah
Dinas Pendidikan
Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi
Badan Pemberdayaan Masyarakat & Kelurahan
Kecamatan
PDAM
LSM-YLP2M
Perguruan Tinggi
Bagian Hukum
Bagian Pembangunan
Pada akhir lokakarya, para peserta menyepakati 3 tindak lanjut yang segera akan
dilaksanakan, yaitu;
1. Pertemuan untuk mendetailkan kesepatan yang dicapai
2. Lokakarya data AMPL
3. Lokakarya penyusunan draft Renstra AMPL
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Lokakarya dibuka oleh Bp. Budi Setyana mewakili Ka. Bappeda Prov. Jateng dan dalam
sambutannya beliau menyampaikan bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi
Jawa Tengah, terutama sekali masalah kemiskinan dalah yang paling mendasar. Masalah
kemiskinan ini berakibat langsung kepada permasalahan-permasalahan rendahnya akses
terhadap air minum dan sanitasi, rendahnya PHBS dan IPM. Dari sisi pemerintah sendiri
disadari bahwa koordinasi dan sinergi masih belum berjalan baik, kemampuan manjerial
aparatur dalam bidang AMPL masih kurang memadai, basis data AMPL masih lemah,
anggaran AMPL terbatas dan komitmen pimpinan yang lemah. Untuk itu kita perlu
memperkuat komitmen agar program kegiatan yang mendukung tercapainya program
AMPL dikoordinasikan dalam wadah AMPL. Sehingga semua kegiatan tersebut dapat
menjadi sinkron dan tentunya didukung oleh data yang baik. Kita harus optimis bahwa
koordinasi dapat terwujud dan oleh karena itu diharapkan setiap peserta meninggalkan
semua ego sektoral.
Ibu Maraita L, mewakili Dir. Perkim Bappenas dalam sambutan pembukaan lokakarya
yang disampaikan sebelum pembukaan menyampaikan bahwa Lokakarya ini sangat
penting bagi Pemerintah seiring dengan pencapaian dari tujuan MDGs. Sudah banyak
hal yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat terkait dengan AMPL.
Beberapa upaya yang dilakukan, baik fisik maupun non-fisik diharapkan dapat bersinergi
sebagai salah satu upaya untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, khususnya terkait Air
Minum dan Penyehatan Lingkungan.
Pada sesi paparan, materi pertama disampaikan oleh ibu Maraita L (Dit. Perkim,
Bappenas) memaparkan tentang pembangunan AMPL di Indonesia dan Kebijakan
Nasional AMPL-BM. Disampaikan tentang sasaran pembangunan AMPL dalam RPJMN
yang menetapkan:
-
Tersedianya akses air minum bagi 70 persen penduduk pada akhir tahun 2014,
dengan perincian akses air minum perpipaan 32 persen dan akses air minum
non-perpipaan terlindungi 38 persen.
Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) hingga akhir
tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses terhadap sistem pengelolaan
air limbah terpusat (off-site) bagi 10 persen total penduduk, baik melalui sistem
pengelolaan air limbah terpusat skala kota sebesar 5 persen maupun sistem
pengelolaan air limbah terpusat skala komunal sebesar 5 persen serta
penyediaan akses dan peningkatan kualitas terhadap sistem pengelolaan air
limbah setempat (on-site) yang layak bagi 90 persen total penduduk.
Dalam rangkai mencapai sasaran tersebut, telah dilakukan upaya-upaya (i) Reformasi
kebijakan AMPL, (ii) Memperbaiki perencanaan (Good Planning), dan (iii) Meneruskan
dan meningkatkan efisiensi proyek berjalan. Tantangan yang dihadapi saat ini tidaklah
ringan, antara lain (i) belum utuhnya penerapan prinsip pembangunan AMPL-BM
ditandai dengan banyaknya sarana yang tidak berkelanjutan, (ii) terbatasnya sumber daya
yang mampu mengelola pendekatan pembangunan AMPL berkelanjutan, (iii) belum
menyatunya mind setting pelaku pembangunan AMPL, (iv) degradasi lingkungan secara
masif dan kelangkaan air baku, dan (v) masih lebih dari 70 juta masyarakat yang belum
mendapatkan akses air minum dan sanitasi yang layak.
Hal. 3#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Sinergi menjadi pilihan terbaik yang perlu kita kembangkan untuk percepatan
pencapaian sasaran RPJMN, baik sinergi dalam perencanaan, kelembagaan, pelaksanaan
program dan multi pihak pemerintah-masyarakat-swasta.
Paparan kedua disampaikan oleh Bp. Waluyo tentang Kebijakan Pembangunan AMPL
dan status perkembangan pembangunan AMPL di Jawa Tengah. Target pembangunan
AMPL Prov. Jawa Tengah sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD adalah:
Meningkatnya pelayanan air bersih, sanitasi, persampahan bagi RTM (urs. PU)
Meningk. Keluarga menggunakan jamban 80 % (urs. Kesehatan).
Meningk. keluarga menggunakan air bersih 85% (urs. Kesehatan).
Terwujudnya pengelolaan sampah perkotaan 95% dan pedesaan 65% (urs.
Kesehatan)
Meningkatnya fungsi kawasan lindung sebesar 5% dari luasan 222.759 Ha (urs
lingk hidup)
Meningkatnya perijinan pemanfaatan air tanah sebanyak 250 obyek (urs. ESDM).
Perkembangan capaian pembangunan AMPL sampai dengan 2010 saat ini adalah:
Air Minum
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
2011 (%)
Target
33
37
40
46.90
Realisasi
33
37
36
Sanitasi
2008 (%)
2009 (%)
2010 (%)
2011 (%)
Target
52.90
55.60
57.70
60.70
Realisasi
52.90
54.70
45.70
Alokasi anggaran untuk pembangunan AMPL sendiri terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2009 alokasi untuk pembangunan AMPL sebesar 20,4 Milyar dan naik
menjadi 23,3 Milyar untuk tahun 2010.
Alokasi (Rp.)
NO.
SKPD
PROGRAM/KEGIATAN
2009
BAPPEDA
Pendampingan pelaksanaan
kebijakan nasional AMPL.
350.000.000
417.500.000
11.539.360.000
9.832.624.000
1.840.000.000
1.818.800.000
1.361.666.000
CIPKATARU
BAPERMASDES
DINKES
5.665.000.000
PSDA
1.000.000.000
2010
Hal. 4#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
20.394.360.000
JUMLAH
23.263.214.000
Acara selanjutnya adalah pemetaan status pembangunan AMPL dan kondisi Pokja
AMPL dan Renstra AMPL di tiap-tiap Kabupaten/Kota. Pemetaan ini dilakukan melalui
diskusi kelompo dengan pembagian kelompok:
-
No.
Nama
Kab/Kota
1. Apakah RPJMD
Kab/Kota telah
menetapkan
sasaran/kebijakan
program AMPL
secara spesifik
2. Berapa eksisting
pencapaian air minum dan
pencapaian sanitasi (jamban
keluarga)
3. Estimasi jumlah
penduduk yang
memerlukan layanan
sampai dengan umur
RPJMD dan MDG.
Banjarnegara
Purbalingga
Kota Magelang
RPJMD 2006-2010 :
belum spesifik; RPJMD
2011-2015 : sudah
Temanggung
Kab. Magelang
Purworejo
Ya di RPJMD 2006-2010
(tercantum disasaran dan
tujuan RPJMD)
Wonosobo
Ada
Total: 55%
Kota: 40% dari 911.200 jiwa
Desa: 60% (40.188 jiwa)
Sanitasi: 55%
Kendal
Hal. 5#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
No.
1. Apakah RPJMD
Kab/Kota telah
menetapkan
sasaran/kebijakan
program AMPL
secara spesifik
Nama
Kab/Kota
Rembang
Ada
10
Pati
Ada
11
Blora
Ada
12
Batang
Ada
13
Jepara
Ada
14
Grobogan
Ada
3. Estimasi jumlah
penduduk yang
memerlukan layanan
sampai dengan umur
RPJMD dan MDG.
2. Berapa eksisting
pencapaian air minum dan
pencapaian sanitasi (jamban
keluarga)
Total: 58,7% dari 363.415 jiwa
Kota: 60% dari 260.023 jiwa
Desa: 43%
Sanitasi: 58,7%
Total: 70% dari 726.977 jiwa
Kota: 60% dari 462,242 jiwa
Desa: 80% dari 264.635 jiwa
Sanitasi: 14%
Total: 62%
Kota : 20%
Desa: 42%
Sanitasi: 50,27%
Total: 50% dari 174.715 jiwa
Kota: 54,43% dari 96.830 jiwa
Desa: 44,57% dari 77.885 jiwa
Sanitasi: 37%
Total: 44,90%
Kota: 18,3% dari 590.000 jiwa
Desa: 84,8% dari 450.000 jiwa
Sanitasi: 64%
Total: 56%
Kota: 45% dari 453.422 jiwa
Desa: 65% dari 169.463 jiwa
Sanitasi: 46%
Sementara untuk pemetaan Pokja AMPL dan Renstra AMPL diperoleh hasil-hasil
sebagai berikut:
Kelompok 1: Ada Pokja dan Renstra
Pokja AMPL
No.
Renstra AMPL
Kabupaten
Status Pokja
Efektivitas Peran
Dukungan Daerah
Status
Renstra
Ada
Dukungan Daerah
Kab.Tegal
SK Walikota
Dukung APBD
Kab.Pekalongan
SK Bupati
No.658/129/2009
Tgl.21/4/2009
Kab.Brebes
Aktif ada SK
Masih rendah
Kota Semarang
SK Walikota
No.050/054
Ada
Sragen
Dukungan rendah;
anggaran tidak ada
Ada
Purbalingga
SK Bupati 2010
6 orang aktif
Ada
Batang
SK Bupati
Tidak aktif
Kurang maksimal
Menyusun SSK;
penentuan/rekomendasi lokasi
sanitasi
Ada
Ada
Ada
Ada
Dukung APBD
Masih rendah
Kurang maksimal
Kebumen
SK Ketua Bappeda
No.050/11/Kep/2010
Grobogan
SK Bupati
No.050/04/2010
Ada
10
Kab.Pemalang
Dukungan pendanaan
anggaran APBD
Ada
11
Kab.Cilacap
Aktif
Anggaran untuk
operasional Pokja
Ada
12
Kota
Pekalongan
SDA
13
Kab.Rembang
Dibentuk SK Bupati
Renstra Sanitasi
Ada
Ada
Hal. 6#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Hal. 7#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Status Pokja
Efektifitas Peran
Dukungan Daerah
Pokja AMPL,
SK Bupati
No.145 Th
2009
Rapat Koordinasi
Survey &
penetuan lokasi
Penyusunan Long
list dan shortlist
Sosialisasi dng
PAMSIMAS
Pembuatan kebijakan
dlm komitmen
penyusunann Renstra
AMPL dalam RPJMD
antara legilatif &
eksekitif
Penyediaan dana
pendampingan dan
replikasi PAMSIMAS
Dana operasional dan
monev pasca kontruksi
Dana pendampingan
APBD 2010 dab 2011
Sekretariap Pokja di
Bappeda
Jepara
Pokja Sanitasi,
SK. Bupati
no. 101 Th.
2010
Buku Putih
selesai proses
verivikasi pusat
SSK target Des
2010
Temanggun
g
Pokja AMPL,
SK Bupati
No.690/282/T
h 2010
Pokja Sanitasi,
SK. Bupati
no.
188.4/187/201
0, 22 maret
2010
Rapat Koordinasi
sdh berjalan
Penetuan lokasi
Regulasi
Penyedian sapras
Dukungan dewan
Penyediaan dan
pendamping pd prog.
PPSP
Purworejo
Proses Sinergi
Perencanaan AMPL
selama ini
Penyusunan Rencana
Aksi tiap SKPD
terkait
Pembangunan
infrastruktur
perdesaan (sarpras air
minum dan sanitasi)
Dimasukkan dalam
renja SKPD terkait
Masuk dalam RTRW
Kemungkinan Menyusun
Renstra
Dalam proses
penyusunan
Memasukkan Rentra
dalam RPJMD
Dukungan yg diperlukan
Regulasi
BOP tiap SKPD
Fasilitasi pendampingan
berkelanjutn
Sarpras dan fasilitator
Faktor Ekternal
Faktor Internal
Tumpang tindih
regulasi dari pusat
Ego sektoral program
Standarisasi Alokasi
Anggaran
Dana pendampingan
APBD dan Pusat
Dukungan DPRD
Sedang disusun
Regulasi
Penyedian sapras
Dukungan dewan
Rasionaliasai dana
pendampingan APBD
Rotasi/mutasi personil
yang menangani
Susah koordinasi SKPD
terkait
Partisipasi masy rendah,
kesibukan SKPD
penerapan di masyarakat
karena apatis
Hal 8 # 44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
No
Kab/Kota
Kemungkinan
penyusunan pokja
AMPL
Pokja AMPL sedang
dalam proses
Kemungkinan Penyusunan
RENSTRA
- Dana
- Sinkronisasi program
AMPL antar SKPD
- Kesadaran masyarakat
Memungkinkan
Memungkinkan
Ada
- Anggaran
- Dukungan stake holder
terkait
Ada
Ada
- Anggaran
- Komitmen dari Leading
Sector
Kemungkinan
penyusunan 99 %
Kemungkinan th 2011
Disusun 2011/2012
Kab Pati
Proses Pembentukan SK
AMPL
Tim Koordinasi Pamsimas
Kab Kudus
10
Kab Wonogiri
Kab Banyumas
Kab Klaten
Kab Boyolali
Kab Banjarnegara
Kab Karanganyar
Melalui Bappeda
Ada
Kab Wonosobo
Kab Kendal
Dalam proses
Dana
Keseriusan eksekutif
Legalitas legislatif
Dana (APBN, APBD)
Komitmen Pusat dan
Pemprov Jateng
- Komitmen Kepala Daerah
Komitmen Pemda + Pusat
Alokasi anggaran
Dasar hukum/regulasi
Dana
Program-program
Hal. 9#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
- Komitmen Pemda
2010-2015 menunggu
RPJMD yg baru
Dalam tahap pembahasan
atau mungkin
Sangat mungkin
- Pendanaan
- SDM yang terlibat
- Kebijakan Daerah
11
Kab Sukoharjo
12
Kab.Tegal
Mungkin (2011)
13
Kota Magelang
Ada koordinasi
Ada/mungkin
Ada
Ada
- Dana
- SDM
14
Kab Magelang
Rapat Koordinasi
Insidentil
- Pedoman/Petunjuk Teknis
- Bantek AMPL
- Pendanaan Operasional
15
Kota Salatiga
- Koordinasi
kelambagaan belum ada
(belum terbentuk
POKJA)
- Koordinasi lintas sector
terkait belum maksimal
Penyusunan Pokja
mungkin
Dukungan
- Dana
- SDM
- Bantuan Teknis
16
Kab Semarang
Tim Koordinasi
PAMSIMAS
Akan difasilitasi
Bappeda
SKPD dikoordinasikan
Bappeda
Dana
Peran serta masyarakat
Kerjasama antar lembaga
Kerjasama lintas sector
Sosialisasi
Hal. 10#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Hari terakhir lokakarya yang hanya sampai dengan istirahat siang merupakan sesi
penyusunan program kerja Pokja AMPL untuk tahun 2011 dan rencana tindak lanjut 3
bulan mendatang. Program kerja Pokja untuk tiap Kab./Kota khusus dalam kaitan
pembentukan Pokja dan penyusunan Renstra adalah sebagai berikut:
Pembentukan Pokja
Kabupaten/kota
Waktu
Kota Salatiga
2011
Kota Magelang
Des. 2010
Kota Semarang
2011
Banjarnegara
2011
Magelang
Feb. 2011
Kendal
2011
Banyumas
2011
Boyolali
2011
Kudus
Des. 2010
2011
2011
2012
2011
2011
2011
Feb. 2011
2011
Sementara program kerja Pokja AMPL Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 dan Rencana
Tindak Lanjut untuk 3 bulan mendatang adalah sebagai berikut:
Program Kerja 2011
Waktu
Penanggung
jawab
Sumber
Pendanaan
Akhir oktober
2010
Bappeda
APBD Prov
Jan-maret
2011
Bappeda
APBD Prov
Jan-maret
Optimalisasi/penguatan
Pokja AMPL yg sdh 2011
terbentuk
Bappeda
APBD Prov
Keterpaduan
berbagai Jan 2011
prog/keg APBD & APBN des 2013
di daerah
Akhir
Tersedia Akurasi data
November
2010
o Tersedianya dok. Renstra
Pebruari juli
AMPL
2011
Bappeda dan
SKPD terkait
APBD Prov
dan APBN
Bappeda
APBD Prov
Bappeda
APBD Prov
Mengetahui perkembangan
dan permasalahan pelak
prog/keg AMPL
Bappeda dan
SKPD terkait
APBD Prov
Kegiatan
Tujuan/Keluaran
1. Konsolidasi
Pokja
2. Fasilitasi
Kab/kota :
3. Pengelolaan
dan validasi
data
4. Review dan
Revisi Rentra
AMPL
5. Monev
triwulan
Truwulan IV
2010 s/d
selanjutnya
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Langkah
Tujuan/Keluaran
Koordinasi Dan
Konsolidasi
Fasilitasi
kabupaten/kota
Monev
Waktu
Kegiatan
Penanggung
jawab
Akhir Oktober
2010
Bappeda
Nopember
2010
Bappeda dan
Bapermades
Mengetahui perkembangan
program Sanimas, Pamsimas
Oktober
Desember
2010
Dinkes dan
Cipkataru
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Apa yang dimaksud dengan daerah rawan yang dimaksud di dalam video
tersebut? Di daerah kami sering dibahas mengenai air dan sanitasi tapi jarang
dibicarakan mengenai kelestarian lingkungan yang perlu juga mendapatkan
penanganan?
Ada beberapa poin yang ditangkap dari video, yaitu sudah saatnya untuk
melibatkan masyarakat dari proses perencanaan AMPL hingga pembangunan.
Apabila kita hanya menggunakan anggaran pemerintah hanya bisa mencapai 30%
saja. Untuk itu dibutuhkan sumber-sumber lain, karena air minum merupakan
kebutuhan bersama yang harus dilakukan secara bersama. Misalkan melalui
kerjasama dengan pihak swasta dan lembaga donor
Sesuai dengan agenda lokakarya, status capaian AMPL di wilayah Prov. NTB adalah:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kab./Kota
Lombok Barat
Lombok Tengah
Lombok Timur
Lombok Utara
Sumbawa Barat
Sumbawa
Dompu
Bima
Kota Mataram
Kota Bima
AM (%)
78,00
74,45
PL (%)
54,60
59,45
63,22
74,19
76,29
60,00
54,77
83,69
67,09
43,90
72,69
68,57
55,59
60,31
74,30
55,98
Hal. 13#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Dalam diskusi kelompok untuk perumusan isu-isu strategis, Pokja AMPL Prov. NTB
merumuskan isu-isu strategisnya adalah:
Internal:
-
Politik Anggaran
Sinkronisasi Data dan Monev
Koordinasi Lintas Sektor
Regulasi yang belum jelas
Koordinas
Monev
Pengarustamaan AMPL (terkait pilkada)
AMPL belum menjadi prioritas
Program belum melibatkan masyarakat
Eksternal:
-
Sementara untuk tiap kabupaten/kota di wilayah NTB, hasil rumusan isu-isu strategisnya
adalah:
No
1
Kabupaten
Lobar
Lombok Timur
Lombok Tengah
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Mataram
Bima
Sumbawa
Dokumentasi
yang
masih
kurang disetiap SKPD
Intensitas pertemuan pokja yg
terkendala
Pemahaman SKPD ttg AMPL
belum maksimal
Penganggaran AMPL minim
Kurangnya
perhatian
pemda
terhadap Kesling
Dompu
Kabupaten
Sumbawa Barat,
Kota Bima, dan
Kabupaten
Lombok Utara
Berlandaskan pada kondisi-kondisi status dan isu permasalahan tersebut, maka Pokja
AMPL Prov. NTB kemudian merumuskan Visi dan Misi pembangunan AMPL:
Visi:
Hal. 15#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Misi:
Misi
1.
2.
3.
4.
kabupaten/kota memiliki
strategi operasional sanitasi
Pada lokakarya ini juga dibahas tentang program PPSP, baik status progres Kab./Kota
yang telah menjadi lokasi sasaran maupun penggalian untuk lokasi sasaran baru untuk
pelaksanaan tahun 2011. Melalui sesi diskusi panel, beberapa hal yang menjadi topik
bahasan adalah:
-
Target PPSP sesuai dengan target STBM. Ada 6 kabupaten di NTB yang
tergabung dalam PPSP.
Pokja AMPL Kota Mataram telah melakukan penyusunan buku putih sanitasi
kota. Substansinya memuat aspek teknis, aspek kelembagaan, keuangan,
komunikasi, partisipasi masyarakat, partisipasi sektor swasta dan lembaga non
pemerintah, serta akses masyarakat terhadap sarana sanitasi dan PHBS (hasil
studi ERHA). Proses yang dilakukan adalah pelatihan pokja, pengkajian setiap
aspek (pengumpulan data&FGD), penetapan area beresiko, konsultasi publik, dan
penyusunan dokumen.
Hal. 16#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Kab. Lombok Barat menganggap bahwa sosialisasi oleh Pokja AMPL Provinsi
mengenai PPSP ke kabupaten/kota masih kurang. Padahal kabupaten/kota
berminat untuk terlibat dengan PPSP. Menanggapi ini diinformasikan bahwa
sebaiknya jika ingin ikut pada tahun 2012 segera mengirimkan surat pengusulan.
Syarat pengajuan tidak perlu DPA, tapi cukup dengan bukti surat pengajuan dan
deadlinenya adalah akhir oktober 2010.
Kab. Bima baru merencanakan mengikuti PPSP pada tahun 2011. Di kabupaten
Bima tidak perlu mengalokasikan dana yang besar bagi pokja di APBD seperti
yang dilakukan kota Mataram. Karena pendanaan masih bisa disiasati dengan
strategi sharing antar SKPD seperti rapat koordinasi, biaya perjalanan dinas, dll.
PPSP memiliki pendekatan pemberdayaan. Oleh sebab itu memakan proses yang
lama. Apa konsekuensinya apabila APBD yang direncanakan itu kurang? Apa
pentingnya menyusun SSK? Menanggapi hal ini diinformasikan bahwa SSK
berfungsi untuk inventarisasi pokja AMPL dengan memberikan gambaran pada
lembaga donor yang ingin membantu daerah. SSK diharapkan bisa menjadi
protofolio pembangunan AMPL kab/kota yang memuat pendanaan bagi AMPL
beserta kebutuhan anggaranya. Untuk APBD yang kecil, sebenarnya PPSP hanya
ingin melihat kekurangan dana kab/kota dalam melakukan AMPL, hal ini
berfungsi untuk melihat apakah kab/kota sudah bisa tergabung dalam PPSP atau
tidak.
Perihal reward bagi desa ODF, Sebaiknya bentuk reward kepada desa dibuat
hitam di atas putih, karena desa-desa di lombok tengah sedang digiatkan untuk
ODF. Sebaiknya desa juga jangan dituntut untuk membuat proposal, karena
reward diberikan pada desa yang berhasil berdasarkan penilaian tertentu. Jangan
juga menuntut organisasi desa supaya berbadan hukum. Provinsi perlu memberi
tahu kabupaten/kota tentang pemberian reward bagi desa ODF, sehingga
kab/kota dapat mengarahkan desa dalam melakukan penyusunan rencana dana
reward tersebut.
Sebelum penutupan dilakukan penyusunan rencana tindak lanjut paska lokakarya ini.
Secara ringkas rencana tindak lanjut untuk tingkat Kab./Kota adalah:
Hal. 17#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Perlu memasukkan analisis Besaran biaya yang ada untuk (APBN, APBD,
PHLN dan Mitra) dalam Renstra.
Lokakarya ditutup secara resmi oleh Bp. Syahrudin Yasin, Kabid. Perencanaan
Pembangunan Sosial Bappeda Prov. NTB mewakili Ketua Pokja AMPL. Dalam
sambutan singkatnya diharapkan lokakarya ini bisa menjadi langkah awal untuk sinergi
yang lebih baik dalam pembangunan AMPL.
2.3 Lokakarya Pengembangan Sinergi AMPL Pokja AMPL Prov. NTT
Pokja AMPL Prov. NTT pada tanggal 25-26 Oktober 2010 menyelenggarakan
pertemuan koordinasi Pokja AMPL se wilayah NTT di Kupang. Pertemuan koordinasi
ini terselenggara atas fasilitasi WES-UNICEF yang bekerjasama dengan Waspola
Facility. Pertemuan koordinasi ini adalah hasil kesepakatan sinergi penyelenggaraan dari
hasil asesmen Waspola Facility yang dilaksanakan pada tanggal 20-23 September 2010.
Peserta pertemuan koordinasi sebanyak 45 orang yang berasal dari Pokja AMPL se
wilayah NTT, Plan Indonesia, Pro Air, ACF, CIS Timor, WVI, Dian Desa dan DED.
Tujuan dari pertemuan koordinasi ini adalah:
1.
2.
Ka. Bappeda prov. NTT yang mewakili Gubernur NTT membuka pertemuan koordinasi.
Dalam sambutan arahannya beliau menyampaikan:
-
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Pada sesi diskusi panel pertama disampaikan paparan tentang Kebijakan Nasional
AMPL-BM, kebijakan STBM dan kebijakan pembangunan AMPL Prov. NTT. Topiktopik yang menjadi pokok bahasan adalah:
-
Mengapa perlu ada POKJA? Supaya ada koordinasi yang baik untuk menjawab
tantangan soal AMPL yang sekarang semakin kompleks dan membutuhkan
penanganan segera.
Sekarang sudah ada sekitar 200 kabupaten/kota sudah memiliki Pokja AMPL dan
90 kab/kota yang sudah memiliki RENSTRA AMPL.
Strategi nasional STBM adalah bagaimana mengupayakan sanitasi yang baik dan
air bersih sehingga tercapai 67% masyarakat bisa mengakses air bersih dan 75%
bisa mengakses sanitasi dasar.
Saat ini masih sangat tinggi penyakit menular seperti malaria, TBC dan lain-lain
yang ini dipengaruhi tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah, kondisi
kesehatan lingkungan dan climate change yang juga berdampak pada kualitas
kesehatan lingkungan dan penyediaan air minum.
POKJA diharapkan mampu melakukan sesuatu yang riil, tidak hanya rapat-rapat
saja tetapi harus ada action dan bukan hanya dokumen. Kita mempunyai target
yang besar untuk MDGs 2015.
Perkembangan kinerja Pokja AMPL Prov. NTT yang telah dicapai hingga saat ini:
Mailing list AMPL NTT, anggota 60 orang dari lintas sektor, UN, INGO, Mitra
Capacity building
-
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Dukungan dari Pemda sudah ada di SKPD terkait (PU, Dinkes, BLHD,
Bappeda) Perlu integrasi yang jelas
Sebelum lokakarya ditutup, rencana tindak lanjut yang berhasil dirumuskan dan
disepakati untuk Pokja AMPL prov. NTT adalah:
Dinkes: Penyelesaian draft renstra STBM dan roadmap, dan sosialisasi STBM
Lomba poster dan karya tulis bidang sanitasi tingkat SLTP (Triwulan II),
Peringatan: Hari cuci tangan pakai sabun sedunia (15 oktober), Hari air dunia (22
maret), Hari kesehatan nasional (12 November),
Penutupan pertemuan koordinasi ditutup secara resmi oleh Ka. Bappeda Prov. NTT.
Dalam sambutan penutupannya beliau menyampaikan penghargaan dan terima kasih
kepada para peserta, karena tetap bersemangat dan ini merupakan jarang terjadi.
Diharapkan apa yang telah di hasilkan benar-benar di tindak lanjuti dalam program
program nyata baik di tingkat Pokja sendiri maupun di tataran masyarakat. Harus kita
robah kebiasaan selama ini yang hanya menjadikan hasil-hasil lokakarya dan reseach
hanya sebagai dokumen, karena hanya akan menghamburkan biaya tanpa ada maknanya
sama sekali bagi mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, bagi upaya
mengurangi kemiskinan di seluruh wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Hal. 20#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Sebenarnya manakah yang dimaksud, air langsung dapat diminum atau air bersih,
apakah outcomenya sampai ke air minum? Renstra SKPD mestinya sudah sampai
kepada apa yang ingin dicapai oleh Renstra AMPL, sehingga apakah lalu dengan
adanya Renstra AMPL bisa mencapai target MDGs misalnya?
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
belum masuk AMPL, apakah kita belum masuk ke ranah tersebut ? Kalau negara
ingin kuat, rakyat harus sehat, termasuk AMPL-nya.
-
Peran pusat adalah sebagai pendorong, bagaimana dengan action plan untuk
fasilitasi daerah dalam penyusunan Renstra AMPL ?
Daerah diminta menyusun Renstra lintas sektor terkait AMPL, namun daerah
juga punya RPIJM, telah banyak pedoman atau petunjuk sehingga daerah
bingung. Dibalik itu ada kebutuhan finansial, misalnya untuk daerah dengan
kapasitas terbatas, bagaimana peran pusat ?
AMPL adalah urusan wajib dan tanggung jawab bersama dan ada target target
yang harus dicapai. Berdasarkan kemampuan daerah, bagaimana dengan
keberlanjutan, lalu Pamsimas berhenti 2012, dalam beberapa hal masih ada
ketergantungan masyarakat pada pemerintah?
Di Rio de Janeiro, sepakat untuk menyediakan AMPL sesuai target MDGs, target
tersebut selanjutnya didistribusikan ke daerah. Diharapkan dengan sudah adanya
Renstra AMPL, sebaiknya diakomodir oleh RPIJM.
Outcomenya, Air Minum atau Air Bersih ? Cita citanya adalah Air Minum. Saat
ini air yang layak minum harus memenuhi syarat (1) dengan atau tanpa
pengolahan, (2) kontinuitas suplay (24 jam per hari), (3) kebocoran kurang dari
20%, dan (4) tekanan antara 6-10 atm. Namun karena kondisi jaringan yang
buruk, kebocoron masih tinggi dan tekanan masih kurang, maka kualitasnya
belum portable water.
AMPL adalah pekerjaan lintas sektor, sehingga Renstra-nya harus lintas sektor,
sehingga semua fihak harus terlibat.
Dengan Pokja kita berharap semua mengawal apa yang akan dilakukan.
Sekuensinya juga perlu dikawal sesuai dengan tahapannya. Sedangkan
masyarakat masih harus diingatkan.
Renstra AMPL tujuannya bukan hanya selesai sebagai dokumen secara fisik,
tetapi juga sebuah proses penyusunan partisipatif, sehingga inputnya adalah
fasilitasi penyusunan Renstra AMPL
Hal. 23#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
RPIJM, dapat berfungsi sebagai masukan untuk penyusunan Renstra AMPL, atau
juga sebaliknya, karena pembangunan AMPL tidak hanya fisik saja, perlu
kampanye, peningkatan kapasitas, perubahan perilaku.
Paparan selanjutnya adalah tentang capaian kinerja Pamsimas yang antara lain
diinformasikan bahwa:
-
Porgram telah menjangkau 2.453 desa, tetapi jumlah penduduk terlayani baru 2,2
juta orang, tidak sebanding dengan capaian jumlah desa sasaran.
Hygiene dan Sanitasi Sekolah sesuai target, tetapi pencapaian ODF dan CTPS
masih perlu ditingkatkan.
Kepuasan terhadap sarana terbangun masih perlu ditingkatkan, namun hal ini
masih indikasi sementara, karena belum ada survey kepuasan terhadap desa
Pamsimas karena konsultan masih dalam proses pengadaan.
Perlunya monitoring dan evaluasi bersama untuk seluruh lokasi sejak 2008, untuk
pelatihan BPP SPAM mohon dilibatkan PMD, koordinasi rutin, serta daftar
usulan desa 2011 agar segera dimasukkan.
Tanggapan dan pertanyaan pada sesi diskusi yang disampaikan para peserta adalah:
-
Kabupaten Kampar, Riau sudah 3 desa di 2009, 7 desa di 2010, 12 desa di 2011
dari 250 desa di Kampar. Kontribusi in-cash agak susah, tetapi setelah sosialisasi
minat masyarakat sudah lebih baik. Untuk replikasi, tenaga fasilitator apakah
honornya bisa dari pusat ?
Untuk masyarakat miskin butuh waktu untuk perubahan perilaku; secara fisik
sudah 100%, tetapi masyarakat belum memanfaatkannya, karena terlayani
berbeda dengan memanfaatkan.
Sambungan yang ada belum bisa menjadi SR, karena seluruh biaya baru cukup
sampai Kran Umum; CLTS sedang berjalan, replikasi kalau dilepas menjadi
tanggung jawab daerah, namun kami belum siap karena kemampuan daerah
berbeda.
Dengan adanya Pamsimas, sudah 82% mendapatkan akses air bersih, sedangkan
MDGs air minum, bagaimana ? Saat ini telah tersedia 149 sarana AB hasil dari
WSLIC, DAK, Pamsimas. Replikasi, merupakan janji dulu ketika di awal
proyek, sekarang tinggal mengingatkan kepala daerah saja.
Di Kab. Banjar, Kalsel dengan target 80% ODF, dengan kondisi alam rawa,
walaupun sudah ada upaya Promosi Kesesehatan, tetapi rasanya masih susah
Hal. 24#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Pemeliharaan memang bukan hanya fisik, insentif sesuai dengan surat CPMU,
dimana PPMU diminta untuk melakukan seleksi desa insentif ? Pertanyaannya
apakah hal tersebut sudah diproses ? Silahkan kontak propinsi. Sedangkan untuk
kabupaten/kota, pedomannya baru akan disusun tahun 2011.
5 tahun memang sangat terbatas untuk sebuah proses perubahan perilaku, oleh
karena itu menjadi kewajiban daerah untuk terus melanjutkan hasil-hasil dari
Pamsimas.
Untuk pembangunan Jamban, tersedia banyak model yang dapat dipakai oleh
masyarakat dalam rangka mencapai ODF
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Jika Bangka mendapatkan hasil dengan tidak terlalu banyak dana pusat,
bagaimana dengan partisipasi masyarakat, dapatkah kita mendapatkan data kalau
diuangkan berapa yang kontribusi masyarakat ?. Manajamen Data, dengan biaya
176 juta, menggunakan kader posyandu, kenapa tidak kader Pokmair ?
Titik perhatian selalu sektor kesehatan, adakah sektor lain yang digali ? Pokja
AMPL atau apapun namanya, bagaimana mensinergikan ini semua. Setelah
Rensra AMPL, apakah anggaran semuanya dengan leading sektor bappeda,
apakah setelah itu ada pendanaan di SKPD terkait ?.
Keberhasilan Bangka dapat menjadi pedoman, oleh karena itu kita perlu melihat
langsung ke Bangka ?
Memang sederhana, persoalannya adalah mau apa tidak ? Disini komitmen yang
penting.
Kader Posyandu, merupakan pilihan terbaik, diantara alternatif yang ada. Dengan
Kader Posyandu, pembiayaan menjadi murah, memfungsikan mereka dengan
lebih baik, karena berasal dari sekitar kampungnya. Sekaligus dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan pentingnya AMPL. Begitu juga dengan Bidan
Desa.
Kunjungan ke Bangka, usulan baik. Mungkin saja, kita bisa lakukan kunjungan
dipaketkan dengan acara lokakarya.
Hal. 26#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Sesuai dengan tujuan lokakarya, maka rumusan rencana aksi yang akan dilakukan oleh
provinsi dan kabupaten dirangkum sebagai berikut:
ISU
KELEMBAGAAN
KOORDINASI
PEMBANGUNAN
AMPL
PERMASALAHAN
a. Koordinasi belum maksimal
a.
b. Komitmen SKPD
c. Belum ada Pokja
b.
c.
d. Mutasi
d.
e.
f.
i. Kurangnya koordinasi
j. Belum tersusunnya renja Pokja
k. Kurangnya unsur kelembagaan
PO Pokja
l. Belum terbentuk Pokja AMPL
m. Sering terjadi proses mutasi
n. Benturan kepentingan sektor
o. Belum ada petunjuk teknis
yang jelas ttg AMPL
p. Pembentukan POKJA AMPL
Kab/Kota
q. Koordinasi antar SKPD Terkait
r. Pemahaman dari Legislatif
Tentang AMPL
DOKUMEN
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
AMPL
i.
Pertemuan berkala/rapat
Adanya evaluasi program
j. Ditambah dengan instansi non teknis lain yang terkait
k. Ditambah dengan instansi non teknis lain yang terkait
l. Direncanakan pembentukan Pokja AMPL di tingkat
provinsi
m. Diberi masukan ke baperjakat
n. Rakor
o. Perlu dikeluarkan petunjuk teknis yang jelas dari pusat
p. Provinsi memfasilitasi pembentukan POKJA di Kab/Kota
q. Pembinaan secara Intensif oleh Provinsi
r. Sosialisasi Program AMPL dengan melibatkan Legislatif
a.
c.
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
DATA AMPL
REPLIKASI
ALOKASI DANA
PENDAMPING
d. Komitmen bersama
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Dalam rangka merespon isu-isu tersebut, pada tahun 2008 WSLIC-2 dilanjutkan dengan
program Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah (LGCB/Local Government Capacity
Building) dengan bantuan hibah AusAID. Tujuannya untuk memperkuat kapasitas
pemerintah daerah dalam proyek pasca WSLIC-2 guna menjamin keberlanjutannya.
Program LGCB dilaksanakan dalam 3 tahap, pertama di 2007 untuk 8 kabupaten
(Sijunjung, Lahat, Ciamis, Sumenep, Malang, Lombok Timur, Polewali Mandar, dan
Bone), kedua pada tahun 2008 dengan batch 1 untuk 9 kabupaten (Pesisir Selatan, Muara
Enim, Cirebon, Ponorogo, Kediri, Jember, Pamekasan, Lombok Barat), kemudian batch
2 untuk 10 kabupaten (Musi Banyuasing, Banyuasin, Bogor, Probolinggo, Lumajang,
Solok, Lamongan, Mojokerto, Lombok Tengah dan Bima).
Tujuan lokakarya ini adalah:
Lokakarya dibuka oleh Bp. Sofjan Bakar, Direktur Fasilitasi Penataan Ruang dan
Lingkungan Hidup Kemdagri. Dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa Renstra
AMPL merupakan bagian penting dari pembangunan AMPL dalam rangka pencapaian
target nasional dan MDGs. Selesai pembukaan dilanjutkan dengan presentasi oleh ibu
Maraita Listyasari (Bappenas) tentang urgensi Renstra dalam pembangunan AMPL dan
posisi Renstra dalam dokumen-dokumen perencanaan pembangunan di tingkat
kabupaten.
Mulai hari ke 2 hingga ke 3 para peserta dengan dipandu fasilitator melakukan excercise
penyusunan Renstra AMPL Kabupaten masing-masing. Berikut ini salah satu hasil
excercise yang telah dihasilkan.
Visi:
TERCIPTANYA MASYARAKAT KAB
LAHAT YANG SEHAT
BERWAWASAN LINGKUNGAN 2015
MISI:
MENINGKATKAN PRASARANA
DAN SARANA AIR BERISH DAN
PENYEHATAN PERMUKIMAN
PENGUATAN KELEMBAGAAN
PENGELOLA AIR BERSIH DAN
PENYEHATAN PERMUKIMAN
MENINGKATKAN KUALITAS
UMBER DAYA ALAM DAN
LINGKUNGAN
Deskripsi
Peningkatan dana
anggaran untuk
AMPL setiap
tahunnya
Respon Pemda
Menganggarkan
kegiatan AMPL
Bobot
25
Rating
5
Skor
125
Ket
Hal. 29#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
SDM yang
berkualitas
Kelemahan
Lemah
koordinasi antar
SKPD
Kurangnya
sarana
pendukung
Pemberdayaan
aparatur
15
60
Respon Pemda
Mengeluarkan
peraturan tupoksi ttg
penanganan AMPL
Menganggarkan
sarana survey pada
tahun yang akan
datang
Bobot
20
Rating
4
Skor
80
15
15
Ket
Deskripsi
Besarnya dana CSR
dari perusahaan yg
beraktifitas dalam
daerah
Ancaman
Lemahnya
partisipasi
masyarakat
Meningkatnya
kawasan
pertambangan dan
perkebunan sawit
Deskripsi
Aksesibiltas informasi
ttg AMPL
kemasyarakat
Setiap tahunnya luas
kawasan pertambangan
dan perkebunan
meningkat
Respon Pemda
Mengeluarkan SE
bupati kpd
perusahaan agar
CSR disalurkan
untuk AMPL
Menjaga dan
melestarikan
sumber mata air
dgn Perda
perlindungan
kawasan
Respon Pemda
Melakukan
pembinaan kepada
masyarakat sasaran
Membatasi
pengeluaran isi
pemanfaat
kawasan produksi
Bobot
20
Rating
50
Skor
100
20
60
Bobot
20
Rating
4
Skor
80
20
100
Ket
Ket
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
tentang
strategi
Hal. 31#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
dan kekuatan untuk melaksanakan program. Contoh Kabupaten Nganjuk dapat dicermati
pada grafik berikut.
Salah satu hasil pokok yang harus dicapai dari lokakarya adalah adanya rencana strategi
kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya percepatan pencapaian target pembangunan
sanitasi dengan berlandaskan pada pengalaman pelaksanaan TSSM. Salah satu contoh
hasil diskusi kelompok para peserta dapat dicermati pada tabel berikut.
Kab. Gresik: Rumusan Isu dan Masalah
NO.
1
DIMENSI
Kebijakan, strategis dan arah tujuan
ISU
Tidak ada juklak, juknis pusat
Belum ada insentif yang terlembaga
Pokja belum terbentuk
Pengaturan institusi
Metodologi program
Kapasitas pelaksanaan
Pendanaan
Hal. 32#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
2012
2013
2014
Pencapaian ODF
85%
Meningkatkan
koordinasi SKPD
Pencapaian ODF 75 %
Meningkatkan koordinasi
SKPD
Meningkatkan koordinasi
SKPD
Meningkatkan koordinasi
dengan SKPD
Susun laporan
Laporan hasil
pencapaian melalui
sms
Meningkatkan sosialisasi
di tingkat kec. dan desa
melalui Pokja
Meningkatkan sosialisasi
segala media
Tingkatkan sosialisasi
Tingkatkan sosialisasi
Pemicuan
Pemicuan
Lombakan
Lombakan
ODF desa/kec
ODF desa/kec
Pemicuan
Target dilombakan antar
desa/kec
ODF desa/kec
September 2010
1022
5731
3043
21982
27933
Rata
34
191
732
*
*
**
Max
70
1220
2561
Oktober 2010
1181
Rata
38
98
901
Max
56
218
2841
Hal. 33#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Oktober 2010
Hari
Selasa
2
3
Tanggal
Min
Max
Total
5,12,19,26
Rata2
48
33
56
193
Minggu
3,10,17,24,31
37
29
50
187
Rabu
6,13,20,27
45
33
54
183
Kata kunci yang paling banyak digunakan para pengunjung pada periode September
2010 adalah sebagi berikut.
No
1
2
3
4
5
September 2010
Arti penting AMPL
Sumber air panas
Monitoring air minum
Pengolahan limbah permukiman
Perencanaan pengelolaan air minum
Oktober 2010
Sanitasi air minum
Uji sanitasi
Teknologi sanitasi
Kebijakan AMPL
Buku saku RPJMN
Naskah yang diupload pada periode September, seiring dengan tidak banyaknya kegiatan
yang dilaksanakan hanya 2 naskah.
No
1
2
3
Judul
National Meeting on Synergizing of WSS
Implementation Strategy
Post-WSLIC, Districts Drafts The WSS
Strategic Plan for Sustainability
Institutional Capacity Strengthening to
Local Government of Districts TSSMSupported Area
Klasifikasi
News
Tanggal Upload
October 1
News
October 14
News
October 26
Hal. 34#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Rapat dan pertemuan yang telah diikuti oleh Waspola Facility pada periode Oktober
2010 sangat sedikit. Beberapa hasil informasi penting yang dapat dilaporkan adalah
sebagai berikut:
Pembahasan Inpres Sanitasi
Draft Inpres telah selesai, namun atas masukan dari Tim Pengarah, maka Draft
akan diperbaharui dengan memasukkan sektor Air Minum, sehingga Inpres dapat
sekali jalan untuk sektor Sanitasi dan Air Minum (Inpres AMPL).
Dengan asumsi untuk berusaha menerbitkan Inpres AMPL, maka secara prinsip
tahapan kegiatan di dalam naskah masih sesuai, hanya peristilahan yang ada
seperti dokumen SSK menjadi dokumen perencanaan air minum dan sanitasi
kabupaten/kota. Pembentukkan Pokja disesuaikan menjadi membentuk dan
memfungsikan. Hal ini untuk mengantisipasi kondisi apabila di daerah telah ada
Pokja, sehingga tidak terjadi duplikasi Pokja. Lampiran komponen air minum
akan diselesaikan bersama dalam pertemuan berikutnya, dengan masing-masing
menyiapkan bahan yang dapat dikomunikasikan secara elektronik.
DIPA yang dimaksud adalah DIPA untuk uang yang akan diterima sebagai hibah,
bukan uang pendamping.
Initial deposit yang direncanakan sekitar USD 250 ribu sebaiknya diserap pada
tahun ini, artinya hanya ada waktu Oktober sampai dengan pertengahan
Desember 2010.
Harus segera lakukan penyusunan cash forcast untuk tiga bulan tersebut,
sebaiknya berdasarkan aktivitas dan juga kategori, supaya memudahkan proses
pelaporan ke PKN dan WB
Apabila penyerapan pada tahun pertama tidak dapat dilakukan sepenuhnya, tidak
dapat carry over, karena mengikuti aturan DIPA, sehingga tahun berikutnya
harus diusulkan lagi DIPAnya.
Hal. 35#44
WASPOLA Facility
Laporan Bulan Oktober 2010
Hal. 36#44