Anda di halaman 1dari 72

Refleksi Kasus

EPILEPSI
Disusun oleh:
AHMAD TEGAR ALHASAN
01.211.6311

Pembimbing :
dr. Firza Olivia Susan, Msi Med ,Sp.
A

IDENTITAS PENDERITA

Nama: An. RI

Umur : 7 tahun

Jenis kelamin: Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Kendal

IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn. S

Umur : 37 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : karyawan swasta

Nama Ibu : Ny. NF

Umur : 31 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Anamnesis dilakukan secara


alloanamnesis dengan orang
tua pasien pada tanggal 18 Mei
2016 pukul 11.00 WIB di
bangsal Dahlia

KELUHAN
UTAMA ???

KEJANG SELURUH TUBUH

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun diantar


oleh ayahnya datang keRSUD Kendal
dengankeluhan kejang.Kejang terjadi tiba-tiba
saat pasien sedang tidur, Menurut orang tua
pasien,kejangterjadidiseluruhtubuhdisertai
kakudan kelojotan, sehingga membuat orang
tua terbangun.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG

Saat kejang, pasien dalam keadaan tidak sadar.


Saat kejang, mata memandang keatas, lidah
tidak tergigit tapi keluarlendir berbusa dari
mulut pasien. Kejang berlangsung kurang dari 5
menit.Setelah kejang pasien terbangun, namun
pasien tidak menyadari apa yang dialaminya.

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Menurut orang tua pasien, kejang pertama
dialami saat usia 1 tahun, dan berulang lebih
dari 5 kali dalam rentang waktu yang berjauhan.
Bentuk kejang yang dialami pasien sama seperti
kejang yang pertama, berlangsung < 5 menit ,
terjadi saat pasien tidur dan tanpa didahului
demam. Kejang tidak didahului demam. Pasien
mengaku juga sering sakit kepala. Sakit kepala
berputar disangkal oleh pasien. Mual muntah
disangkal. BAK dan BAB normal. Pasien pernah
menjalani pemeriksaan EEG pada tahun 2010,
dan pernah menjalani terapi akupuntur di dokter

Riwayat Penyakit Dahulu


:
Pasien sudah pernah
mengalami hal seperti ini
sebelumnya. Kejang
pertama usia 1 tahun.

Riwayat jatuh
: disangkal
Riwayat trauma kepala
: disangkal
Riwayat kejang didahului demam :
disangkal

Riwayat Penyakit
Keluarga :
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
seperti ini .

Riwayat Sosial
Ekonomi :
orang tua bekerja sebagai karyawan
swasta, menanggung 2 orang anak. Biaya
perawatan ditanggung BPJS.
Kesan : Sosial ekonomi cukup.
.

RIWAYAT PERSALINAN DAN


KEHAMILAN
Anak laki-laki lahir dari ibu 24 tahun
G1P0A0 hamil 38 minggu
lahir secara spontan.
Persalinan ditolong oleh bidan, anak
lahir langsung menangis, berat
badan lahir 2800 gram.
Panjang badan lahir 48 cm, lingkar
kepala saat lahir ibu lupa, lingkar
dada saat lahir ibu juga lupa.
Kesan : neonatus aterm, sesuai masa
kehamilan, lahir secara spontan

RIWAYAT PEMELIHARAAN
PRENATAL
Pemeriksaan selama kehamilan : 1x/bulan
selama kehamilan di bidan sampai bulan 6. bulan
7-8-9 melakukan pemeriksaan 2x sebulan dibidan.
Penyakit selama kehamilan : Disangkal
Pendarahan selama kehamilan : Disangkal
Obat diminum selama kehamilan : vitamin dan
tablet penambah darah
Riwayat suntik tetanus kehamilan
Kesan : riwayat pemeliharaan prenatal baik

RIWAYAT IMUNISASI
BCG : 1x umur 1 bulan, scar (+)
di lengan atas kanan
DPT : 3 x ( 2,4,6) bulan
Polio : 4 x (0,2,4,6) bulan
Hepatitis B : 3x umur (0,1,4)
bulan
Campak : 9 bulan

Kesan : Imunisasi dasar


lengkap tepat bulan

RIWAYAT PERKEMBANGAN
DAN PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
Berat badan lahir 2900 gram,
panjang badan saat lahir 48
cm. Berat badan sekarang 31
kg, Tinggi Badan 125 cm
Kesan : pertumbuhan normal

PERKEMBANGAN :
Sektor motorik kasar:
Anak sudah bisa berjalan, berlari naik dan turun tangga,
melompat

Sektor motorik halus:


Anak dapat mencoret- coret, menumpuk 4 mainan

Sektor bahasa:
Anak dapat berbicara beberapa kata (mimik, maem) dan
menggabungkan beberapa kata, menunjuk bagian tubuh,

Sektor personal sosial:


Anak dapat meyikat gigi sendiri
Anak dapat minum dengan gelas

Kesan : perkembangan 4 sektor sesuai umur

Riwayat Perkembangan Dan


Pertumbuhan Anak
Perkembangan Psikomotor
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 7 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 12 bulan
Bicara : 12 bulan
Belajar makan minum sndiri: 16 bulan

Gangguan perkembangan mental/emosi : Tidak


ada
Kesimpulan : Perkembangan dan
pertumbuhan anak sesuai umur

Riwayat Makanan
Usia

ASI / PASI

Buah / Biskuit

Bubur susu

Nasi tim

0-2

ASI

-/-

2-4

ASI

-/-

4-6

ASI

-/-

( bulan )

6-8

8-10

10-12

ASI + Susu

Biskuit

formula
ASI + Susu

Biskuit

formula
ASI + Susu
formula

Kesan

Biskuit

Asupan

Bubur
susu
Bubur
susu
Bubur
susu

Makanan

Nasi Tim

Nasi Tim

Pola Makan

Kesan : Kualitas Dan Kuantitas Makan Pasien


Cukup.

Jenis makanan
Nasi

Frekuensi

3 kali sehari

dimana 1 kali makan 1 piring /

Sayuran

setengah centong nasi


Sayur sayuran jarang dikarenakan anak tidak

Daging

suka
2 x seminggu dimana 1 kali makan 1 potong/1x

Ikan

makan
1 x seminggu dimana 1 kali makan 1 potong / 1

Telur
Tahu

x makan
3 x sehari dimana 1 kali makan 1 butir/1x makan
2-3x
seminggu
dimana
1
kali
makan

Tempe
Susu

1potong/1xmakan
3
x
sehari
dimana

kali

makan

1potong/1xmakan
2 xsehari dimana 1 kali minum 200 ml susu, 3
sendok susu bubuk

Riwayat Penyakit yang Pernah


Diderita

PENYAKIT

USIA

PENYAKIT

USIA

Diare

Morbili

Otitis

Parotitis

Radang paru

Demam berdarah

Tuberkulosis

Demam tifoid

Kejang

Cacingan

Ginjal

Alergi

Jantung

Pertusis

Darah

Varicella

Difteri

Biduran

Asma

Kecelakaan

Penyakit kuning

Operasi

Batuk berulang

Lain-lain

Status Gizi menurut Z-Score


Indeks Massa Tubuh menurut
umur
Berat badan : 31 kg
Tinggi badan : 125 cm
Usia : 7 Tahun

IMT/U :
:
:
:

BB/TB(kg)
31/(1,25)
46 / 1,5625
19,84

Kesan : Status gizi baik

PEMERIKSAAN
FISIK

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 17 Maret


2016 pukul 11.00 WIB (di bangsal)
Status Present
Jenis Kelamin: Laki-laki
Usia: 7 tahun
Berat Badan : 31 kg
Panjang Badan : 125 cm
Tanda vital :
Nadi : 108 x / menit
Suhu : 36,3C (aksila)
Frekuensi Nafas : 24 x/ menit

STATUS INTERNUS

KU : baik
Kesadaran: komposmentis
Kepala : mesosephal
Rambut: Hitam, tidak mudah dicabut
Mata :Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), pupil isokor (+/+), reflek cahaya (+/+)
Telinga : ukuran normal, discharge (-/-), nyeri
(-/-), bengkak (-/-)
Hidung : simetris, nafas cuping hidung (-),
sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Tenggorok
: T1-1 Hiperemis-/-, faring
hiperemis (+)
Leher
: Simetris, pembesaran kelenjar
limfe (-)

Paru-Paru
Inspeksi

simetris, tidak ada


retraksi

Palpasi

strem fremitus kanan


& kiri

Perkusi

sonor seluruh lapang


paru

Auskultasi

Suara dasar : vesikuler


Suara Tambahan :
Wheezing (-/-),
Ronkhi(-/-)

Kesan : Dalam Batas


Normal

Jantung
Inspeksi

ictus cordis tidak tampak

Palpasi

ictus cordis teraba di ICS IV, linea


midclavicula sinistra, tidak
melebar, tidak kuat angkat

Perkusi

Batas kiri : ICS IV, linea


midclavicula sinistra
Batas atas : ICS II, linea
parasternal sinistra
Batas kanan : ICS IV, linea
sternalis dextra
Batas pinggang : ICS III
linea parasternal kiri

Kesan : Dalam Batas


Normal
Auskultasi

BJ

I-II

normal, suara tambahan (-)

Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : peristaltik normal
Palpasi : supel, tidak nyeri tekan,
turgor cukup, hepar tidak teraba
dalam batas normal, lien tidak
teraba dalam batas normal
Perkusi : timpani
Genital : tidak ada kelainan

EKSTREMITAS
Akral dingin
Akral sianosis
Oedem
Capillary refill

Superior

Inferior

-/-/-/< 2 detik

-/-/-/< 2 detik

STATUS
NEUROLOGIS

Pemeriksaan
ranial
I

Saraf
Tidak dilakukan
Visus: tidak diperiksa

II

Lapang pandang: Normal


Warna: tidak diperiksa
Pupil: refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya

III, IV, VI

tidak langsung +/+, nistagmus tidak ada


Gerak bola mata: baik ke segala arah
Motorik: baik

Sensorik: V-1, V-2, V-3: +/+


Refleks kornea: tidak dilakukan
Angkat alis, kerut dahi: baik, simetris
Tutup mata : baik, simetris

VII

Kembung pipi: baik, simetris


Menyeringai: baik
Rasa 2/3 anterior lidah: tidak dilakukan

Pemeriksaan
ranial

Saraf
Suara bisikan: tidak dilakukan
Gesekan jari:tidak dilakukan
Rinne, Webber, Schwabach: tidak
dilakukan

VIII

Nistagmus: tidak ada


Berdiri dengan mata terbuka:
tidakdilakukan
Berdiri dengan mata tertutup: tidak
dilakukan
Arkus faring: simetris

IX, X

Uvula: terletak di tengah. Simetris


Disfonia: tidak ada
Disfagia: tidak ada
Menoleh kanan-kiri: dapat melawan

XI

tahanan
Angkat bahu: dapat melawan tahanan
Lidah di dalam mulut: tidak ada deviasi,

XII

fasikulasi, atrofi, maupun tremor

Pemeriksa
an Motorik
Ekstremitas atas
Tidak ditemukan
atrofi, fasikulasi
Normotonus
dekstra/
Normotonus
sinistra
Kekuatan:
Tangan kanan: 5
Tangan kiri : 5

Ekstremitas
bawah
Tidak
ditemukan
atrofi,
fasikulasi
Normotonus
dekstra/
Normotonus
sinistra
Kekuatan:
Kaki kanan: 5
Kaki kiri : 5

Pemeriksa
an Refleks
Refleks fisiologis

Bisep :
Trisep :
Patella :
Achilles:

+/+
+/+
+/+
+/+

Refleks patologis
Babinski
: -/Chaddok
: -/Oppenheim
: -/Gordon
: -/Schaffer
: -/Hoffman trommer: -/-

STATUS
NEUROLOGIS
Tes Koordinasi

Tes tunjuk hidung : Tidak dilakukan


Tes tumit lutut : Tidak dilakukan

Fungsi Otonom

Miksi
: normal
Defekasi
: normal
Sekresi keringat : normal

17 MEI 2016

20 MEI 2016

DIAGNOSIS
BANDING

Epilepsi

Kejang
Demam

Sindrom
Lenox
Gestaut

Diagno
sis

Epilep
si

TERAPI
Medikamentosa

O2 2L/menit
Ranitidin 2 x ampul IV
Cefotaxime 3 x 750 mg IV
Fenobarbital sodium (sibital) 2 x 50 mg
Diazepam (stesolid) supp I

EDUKASI
1) Edukasi mengenai tindakan yang benar dan
aman jika pasien kejang
2) Perubahan pola hidup agar pasien factor
pencetus kejang seperti kelelahan dapat
dihindari
3) Sigap untuk membawa pasien ke rumah
sakit jika kejang tidak berhenti dengan
pemberian diazepam rektal, kejang yang
berulang dalam sehari atau kejang yang
tidak berhenti selama 15 menit.

USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


Neuroimaging : CT-Scan, MRI : untuk mengetahui
letak dari lesi struktural paska trauma jika ada. MRI
juga dapat melihat jika terdapat AVM (ArterioVenous Malformation), displasia kortikal ataupun
tumor kecil. (21%-37% pasien penderita epilepsi
menunjukkan adanya lesistruktural)
EEG: untuk mengetahui letak epileptikfokus pada
pasien. (Pada EEG pertama, sekitar 29%-38%
pasien dengan epilepsi menunjukkan gelombang
abnormal.9 Maka dapat disarankan untuk EEG
berulang atau pada saat pasien sedang kekurangan
tidur/lelah).

PERJALANAN PENYKIT
Tanggal

Keadaan klinis

17 Mei Keluhan : panas (-),BAB & BAK normal,


2016
nafsu makan menurun, batuk (-), pilek
(-), kejang (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-)
PF : t : 36,4 N : 108 x/menit, RR : 23
x/menit
KU
: Baik
Kesadaran : composmentis
Kepala
: mesocephale
Mata
: CA (-/-) SI (-/-)
Mulut
: dbn
leher
: dbn
Thorax: simetris (+)
Abdomen : BU (+),
Ekstremitas: akral dingin (-)
Assesment : obs. Konvulsi suspek
epilepsi

Program terapi / tindakan

O2 2l/menit
Inf.RL 14 TPM
INJ. Ranitidin 2 x
ampul
Sibital 2 x 50 mg
Cefotaxim 3 x 750 mg
Stesolid supp I

17 MEI 2016

Tanggal

Keadaan klinis

18 Mei KKeluhan : demam (-),BAB & BAK


2016
normal, nafsu makan menurun, batuk
(-), pilek (-), kejang (-), sesak (-), mual
(-), muntah (-)
PF : t : 37, N : 105 x/menit, RR : 26
x/menit
KU
: Baik
Kesadaran : composmentis
Kepala
: mesocephale
Mata
: CA (-/-) SI (-/-)
Mulut
: dbn
leher
: dbn
Thorax: simetris (+)
Abdomen : BU (+),
Ekstremitas: akral dingin (+)
Assesment : OBS. Konvulsi suspek
epilepsi

Program terapi / tindakan

Inf.RL 14 TPM
INJ. Ranitidin 2 x
ampul
Sibital 2 x 25 mg
Cefotaxim 3 x 750 mg
Stesolid supp I

Tanggal

Keadaan klinis

19 Mei Keluhan : demam (-),BAB & BAK


2016
normal, ma/mi (+/+), batuk (-), pilek
(-), kejang (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-)
PF : t : 36,6 N : 120 x/menit, RR : 25
x/menit
KU
: Baik
Kesadaran : composmentis
Kepala
: mesocephale
Mata
: CA (-/-) SI (-/-)
Mulut
: dbn
leher
: dbn
Thorax: simetris (+)
Abdomen : BU (+),
Ekstremitas: akral dingin (+)
Assesment : obs. Konvulsi suspek
epilepsi

Program terapi / tindakan

Inf.RL 14 TPM
INJ. Ranitidin 2 x
ampul
Sibital 1 x 25 mg
Cefotaxim 3 x 750 mg
Stesolid supp I

Tanggal

Keadaan klinis

20 Mei Keluhan : demam (-),BAB & BAK


2016
normal, ma/mi (+/+), batuk (-), pilek
(-), kejang (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-)
PF : t : 36,8 N : 122 x/menit, RR : 28
x/menit
KU
: Baik
Kesadaran : composmentis
Kepala
: mesocephale
Mata
: CA (-/-) SI (-/-)
Mulut
: dbn
leher
: dbn
Thorax: simetris (+)
Abdomen : BU (+),
Ekstremitas: akral dingin (+)
Assesment : obs. Konvulsi suspek
epilepsi

Program terapi / tindakan

Inf.RL 14 TPM
INJ. Ranitidin 2 x
ampul
Sibital 1 x 25 mg
Cefotaxim 3 x 750 mg
Stesolid supp I

20 MEI 2016

Tanggal

Keadaan klinis

21 Mei Keluhan : demam (-),BAB & BAK


2016
normal, ma/mi (+/+), batuk (-), pilek
(-), kejang (-), sesak (-), mual (-),
muntah (-)
PF : t : 36,5 N : 110 x/menit, RR : 24
x/menit
KU
: Baik
Kesadaran : composmentis
Kepala
: mesocephale
Mata
: CA (-/-) SI (-/-)
Mulut
: dbn
leher
: dbn
Thorax: simetris (+)
Abdomen : BU (+),
Ekstremitas: akral dingin (+)
Assesment : obs. Konvulsi suspek
epilepsi

Program terapi / tindakan

Cefixime 2 x 1 cth
Valproic Acid (Ikalep)
2 x 1 cth

PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad
bonam
Quo ad sanam
: dubia
Quo ad fungsionam : dubia

PEMBAHAS
AN

Merupakan gangguan
fungsional yang kronik
pada saraf yang ditandai
oleh terjadinya serangan
yang timbul secara
mendadak, episodik,
berlebihan & cepat akibat
lepasnya muatan listrik
yang tidak terkontrol

genetik (5-10 %)

PRIMER
tidak dapat dibuktikan
adanya lesi pd otak

ETIOLOGI
SEKUNDER

ada kelainan serebral yg


mempermudah terjadinya
respon kejang.

Penyebab kejang sekunder a.l:


Cedera kepala : cedera selama
sebelum kelahiran, kecelakaan

atau

Arterio Venous Malformation (AVM)


Ensefalitis, Meningitis, Eclampsia
Gangguan metabolisme & nutrisi
ex: hipokalemia,defisiensi vit.B6
Gangguan sirkulasi & neoplasma
Obat-Obat: MAO- blockers, klorpromazin.

FAKTOR RESIKO
EPILEPSI PADA ANAK
Faktor Faktor Faktor Faktor
Prenat Perina Postna Heredi
al
tal
tal
ter

PATOGENESIS
epilepsi transmisi impuls yang berlebihan di
dalam otak yang tidak mengikuti pola yang normal
sinkronisasi impuls.

Fungsi neurotransmitter
inhibitor (GABA dan
Glisin ) kurang optimal
pelepasan impuls
epileptik yang
berlebihan.

Fungsi neurotransmitter
eksitatorik ( Glutamat
dan Aspartat )
berlebihan pelepasan
impuls epileptik
berlebihan juga.

PATOGENESIS
Serangan epilepsi
terjadi apabila
proses eksitasi di
dalam otak lebih
dominan dari
pada proses
inhibisi.

Aktivitas neuron
diatur oleh
konsentrasi ion di
dalam ruang
ekstraseluler dan
intraseluler, dan
oleh gerakan keluarmasuk ion-ion
menerobos membran
neuron

PATOGENESIS
Pada tingkat membran sel dpt dijelaskan fenomena
biokimia tertentu a.l:
1.
2.

Ketidak stabilan membran sel saraf sehingga lebih


mudah diaktifkan.
Neuron hipersensitif dg ambang rangsang yg menurun,
sehingga mudah terangsang scr berlebihan
Pengeluaran energi listrik oleh sel-sel saraf motorik
dpt meningkat sampai 1000 mV/detik

Jenis epilepsi yg paling sering dijumpai:


1. Petit mal/ absence
antara beberapa detik 30 detik
2. Grand mal/tonik- klonik
Lama serangan 1 2 menit
3. Status epileptikus
Serangan lebih dari 30 menit,cepat
tanpa diselingi keadaan sadar.

DIAGNOSIS

a. Kelainan
kulit

Anamnesis

b. Kelainan
selaput
lendir di
orifisium

Pemeriks
aan Fisik

Pemeriks
aan
Penunjan
g

c. Kelainan
selaput
mata dan
mata

ANAMNESIS
- Pola / bentuk serangan
- Lama serangan
- Gejala sebelum, selama dan paska
serangan
- Frekwensi serangan
- Faktor pencetus

- Ada / tidaknya penyakit lain yang diderita


sekarang

- Usia saat serangan terjadinya pertama

- Riwayat kehamilan, persalinan dan perkembangan


- Riwayat penyakit, penyebab dan terapi
sebelumnya

- Riwayat penyakit epilepsi dalam keluarg

PEMERIKSAA
N FISIK

Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan


yang berhubungan dengan epilepsi, seperti
trauma kepala, infeksi telinga atau sinus,
gangguan kongenital, gangguan
neurologik fokal atau difus. Pemeriksaan
fisik harus menepis sebab-sebab terjadinya
serangan dengan menggunakan umur dan
riwayat penyakit sebagai pegangan. Pada anak
anak pemeriksa harus memperhatikan adanya
keterlambatan perkembangan, organomegali,
perbedaan ukuran antara anggota tubuh dapat
menunjukkan awal
gangguan pertumbuhan otak unilateral.

PEMERIKSAA
N
PENUNJANG
EEG

NEUROIMAGING

Pemeriksaan
Laboratorium

Pemeriksaan
Cairan
Serebrospinal

DIAGNOSIS
BANDING

Sindrom
West

Kejang
Demam

Sindrom
Lenox
Gestaut

TERAPI
Tatalaksana
Fase Akut
diazepam per
rektal dengan
dosis 5 mg
bila berat
badan anak <
10 kg
10 mg bila
berat badan
anak > 10 kg

Pengobatan
Epilepsi
Medikamento
sa OAE
Terapi bedah

medikamentos
a
DRUG

Partial
Seizure

Generalized Absence
TonicClonic/
Grand Mal

Drug of
Choice

Carbamazepi
ne
Phenytoin
Valproate

Valproate
Carbamazepin
e
Phenytoin

Ethosuximid Valproate
e
Valproate

Alternati
ve

Lamotrigine
Gabapentine
Topiramate
Tiagabine
Primidone
Phenobarbital

Lamotrigine
Topiramate
Primidone
Phenobarbital

Clonazepam Clonazepam
Lamotrigine Lamotrigine
Topiramate
Felbamate

Atypical
Absence

TERAPI BEDAH

tindakan operasi dengan


memotong bagian yang menjadi fokus
infeksi yaitu jaringan otak yang
menjadi sumber serangan.

Indikasikan penderita epilepsi yang


kebal terhadap pengobatan
medikamentosa

a. Lobektomi temporal
b. Eksisi korteks ekstratemporal
c. Hemisferektomi
d. Callostomi

MK beberapa anti epilepsi:


1.

Peningkatan efek inhibisi dari GABA


GABA (gamma aminobutiric acid) &
glicin merupakan penghambat transmisi
rangsangan listrik di sinaps.
Ex: BDZ, Vigabatrin, Fenobarbital,
Valproat,Lamotrigin

2. Pengurangan refluks Na+

arus masuknya Na+ dikurangi scr progresif


sampai ia benar-benar tidak mencukupi
untuk menimbulkan potensial aksi, tetapi
transmisi nueronal pd frekuensi normal
relatif tidak terpengaruh.
ex:
Fenitoin,karbamazepin,lamotrigin,topiramid.
3. Meningkatkan ambang serangan
ex: Asetazolamid & felbamat

4. Mengurangi neurotransmisi glutamat


ex:

lamotrigin & topiramid

Sebagian obat epilepsi memiliki


plasma t yang agak panjang (1020 jam lebih).

Lamanya
terapi
sukar
untuk
ditentukan, karena tergantung dari
banyak faktor a.l: usia, frekuensi
serangan & faktor pemicu.
Umumnya
terapi
diberikan
bertahun-tahun bahkan seumur

Efek Samping :
1.
2.
3.

4.

Anemia aplastika

Felbamat

Gangguan penglihatan

Vigabatrin
Fenitoin

jerawat,kulit berminyak,hiperplasia gusi


(tumbuh berlebih), obstipasi dan
hirsutisme
Lamotrigin

pandangan kabur, pusing & mengantuk

5.Fenobarbital

Toleransi pd penggunaan lama


Penghentian penggunaan mendadak dapat
menimbulkan status epileptikus
Hiperplasia pada anak

PATOGENESIS
Pada bayi dan anak-anak, sel neuron masih
imatur sehingga mudah terkena efek traumatik,
gangguan metabolik, gangguan sirkulasi, infeksi
dan sebagainya.

Kerusakan pada neuron atau glia

Anak tanpa brain damage dapat juga menjadi


epilepsi, dalam hal ini faktor genetik dianggap
penyebabnya

Anda mungkin juga menyukai