Setiap makalah dalam majalah ilmiah ini telah ditelaah dan disunting oleh minimum satu
redaktur, dua mitra bestari dan dua penyunting/editor.
Susunan Redaksi
Pembina
Desain Grafis
Sekretariat
Mitra Bestari
Ir. Indah Rachmatiah Siti Salami, M.Sc., Ph.D (Teknik Lingkungan Hidup)
PENGANTAR REDAKSI
Kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia sehingga kami dapat menyajikan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi di
bidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan, dan konservasi energi yang terangkum dalam
majalah Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Volume 12 No. 2 Desember 2013.
Dalam mewujudkan Ketahanan Energi Nasional, Pemerintah berupaya mencapai dua target
yang telah dicanangkan dalam Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025, yaitu: target
konservasi energi dan target diversifikasi. Target pertama, konservasi energi ditujukan untuk
melakukan penghematan konsumsi energi hingga 37,25%, sedangkan target kedua, diversifikasi
energi diharapkan terjadi peningkatan kontribusi energi baru dan terbarukan hingga 17% dalam
bauran energi primer nasional. Kedua target tersebut diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015.
dan kehutanan sebagai basis data pengembangan energi terbarukan. Pada tulisan ini membahas
Peta spasial potensi energi limbah biomassa yang dapat digunakan untuk pengembangan
pemanfaatan energi biomassa. Selain pengembangan peta potensi energi biomassa juga
dikembangkan pembuatan peta energi biogas. Peta energi biogas ini adalah peta WebGIS berbasis
perangkat lunak OpenGeo. Peta tersebut diharapkan dapat menjadi acuan program Pemerintah
dalam mengembangkan energi biogas secara nasional. Dengan memanfaatkan teknologi WebGIS,
peta potensi yang disusun dapat langsung diakses melalui internet kapanpun dan dari manapun
sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif, sistematik, dan efisien oleh seluruh stakeholder terkait.
Dewan Redaksi melakukan seleksi terhadap naskah yang masuk agar terhindar dari
plagiat/penjiplakan tulisan. Naskah ilmiah yang diterima Redaktur untuk Vol 12 No.2 Desember
2013 berjumlah 12 naskah, 6 naskah diantaranya layak muat dengan 1 naskah merupakan hasil
review volume sebelumnya, sedangkan 6 naskah lainnya akan dilakukan proses review lebih lanjut
pada edisi berikutnya. Sehingga majalah Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Volume 12
No. 2 kali ini memuat 6 naskah ilmiah.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada penulis naskah ilmiah yang telah
menyumbangkan tulisannya, dan semua pihak yang membantu terselesaikannya majalah ilmiah ini.
Semoga apa yang kami sajikan dapat menambah wawasan informasi dan bermanfaat bagi kita
semua.
Jakarta,
Desember 2013
Salam,
Dewan Redaksi
79-90
91-102
103-112
113-122
123-130
131-148
ISSN 1978-2365
Abstrak
Pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif untuk menggantikan peran bahan bakar fosil
perlu mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan. Penggunaan energi dan material selama siklus
produksi bioetanol akan melepaskan emisi gas rumah kaca (karbondioksida). Studi difokuskan pada
analisa kesetimbangan energi dan perhitungan emisi gas rumah kaca (karbondioksida) untuk bioetanol
yang berasal dari bahan baku pati singkong yang mencakup tahapan budidaya tanaman hingga proses
produksi bioetanol. Lokasi studi terletak di Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) Lampung.Hasil studi
menunjukkan bahwa nilai input energi pada siklus produksi bioetanol sebesar 26,142 MJ/kg-BE atau
0,970 MJ/MJ-BE, dengan nilai emisi sebesar 4,527 kg CO2/kg-BE atau 0,168 kg-CO 2/MJ-BE. Tahapan
budidaya tanaman singkong berkontribusi sebesar 13% dari total kebutuhan energi dan 5,5% dari total
emisi CO2 yang hasilkan. Penurunan emisi gas rumah kaca dapat dilakukan dengan memanfaatkan
potensi energi dari biogas dalam menggurangi pemakaian bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan
energi peralatan listrik pada pabrik etanol/bioetanol.
Kata kunci : bioetanol, emisi CO2, kesetimbangan energi
Abstract
The development of bioethanol as an alternative fuel to substitute gasoline must consider the
environmental impact. As we know that the use of energy and materials during the lifecycle of
bioethanol production releases greenhouse gas emissions (carbon dioxide). A study of energy balance
and greenhouse gas emission, covering from cassava cultivation process until bioethanol production,
has been done to evaluate cassava-based ethanol. The study took place in Balai Besar Teknologi Pati
(B2TP) Lampung. The results showed that the value of the energy input in the lifecycle of bioethanol
production was 26.142 MJ / kg-BE, equivalent to 0.970 MJ / MJ-BE, and the greenhouse gases emitted
was 4,527 kg-CO2/kg-BE, equivalent to 0.168 kg-CO2/MJ-BE. Cassava cultivation contributed 13% of
total energy and 5.5% of total CO2 emissions. The utilization of biogas on electrical equipment on
bioethanol plant could also reduce GHG emissions.
Keywords : bioethanol, CO2 emission, energy balance
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
79
PENDAHULUAN
Isu yang saat ini sedang berkembang di
peningkatan
kualitas
merupakan jenis
lingkungan
melalui
beradaptasi
dengan
berbagai
lingkungan
sehingga
berpotensi
kondisi
untuk
Kabupaten
berselulosa
(jerami,
ampas
tebu,
tongkol
siklus
hidup
berdasarkan
Tengah,
Provinsi
Lampung
tersendiri
tahapan
yang
dapat
dilihat
pada
proses
Diterima
: 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
80
gambar
1.
Kesetimbangan
Energi Dan Emisi CO2 Bioetanol
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Berbahan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 79
90 Baku Pati Singkong
Bahan Baku
Singkong
Conveyor
Belt
Pre-treatment
Pengupasan, Pencucian,
Pemotongan, dan
Pemarutan
Distilasi
Menghasilkan etanol
kadar 95-96%
Likuifikasi/ Pemasakan
Pemecahan rantai panjang
pati menjadi lebih
sederhana
Sakarifikasi
Proses penggulaan dari
rantai pati sederhana
menjadi glukosa
Fermentasi
Glukosa (gula)
menjadi Ethanol
dengan kadar 8-10%
Dehidrasi
Menggunakan zeolit sintetis ukuran 3 amstrong
Diperoleh Fuel Grade Ethanol kadar 99,5%-99,8%
scale
yang
berfungsi
sebagai
enzim
ditransfer
Pada
pemasakan/likufikasi terdapat
ternak.
proses
glukoamilase.
ke
tangki
Pemisahan
Proses
sakarifikasi
fermentor.
dilakukan
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
Selama
dengan
81
dilakukan
dengan
pada
proses
dehidrasi
METODOLOGI
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
masing-masing
tahapan.
Analisa
dampak
berdasarkan
menghitung
nilai
emisi
seperti
baku
pembuatan
sistem
(persiapan lahan,
penyediaan
bioetanol.
bahan
Pengumpulan
data
maupun
produk
utama
bioetanol
yang
Input
energi
didefinisikan
Diterima
: 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
82
yang
dihasilkan
oleh
sistem
dari
herbisida
dibutuhkan
dan
bahan-bahan
dalam
kimia
proses
yang
produksi
berikut.
penggunaan
utilitas
yang
CO2
yang
direduksi
hanya
produk
samping
biogas
dalam
energi
adalah
energi
bahan
bakar
fosil
GRK
(CO2)
merupakan
bagian
etanol/bioetanol
yang
dimana
tiap
bagian
Input Energi
Unit
Nilai
MJ/kg
33.2
MJ/kg
1.4
MJ/kg
3.5
Urea (CO(NH2)2)
SP-36
KCl
Amonium Phosphate
(NH4)H2PO4
MJ/kg
0.35
Pupuk Kandang
MJ/kg
0.204
Gulma (Herbisida)
MJ/kg
215
Enzim alpha amilase
MJ/kg
15
Enzim gluko amilase
MJ/kg
87
Mikroorganisme/yeast
MJ/kg
10.22
Sumber :
(a) Kamahara (2010)[4]
(b) Kongshaug. G., (1998)[5]
(c) MacLean, H and Spatari, S.[6]
(d) Analisis Energi Input-Output Produksi
Rambutan
(e) Pottasium Chloride in Fertigation
Nama Bahan
Nama Bahan
dan
Input Energi
Unit
Nilai
MJ/kg
43.38
MJ/kg
44.75
MJ/kg
26
MJ/m3
32.6
MJ/kWh
10.47
3
MJ/m
20.16
MJ/kg
18.71
Solar
Premium
Batubara Sub-bitum
Gas Metana
Listrik
Biogas
DDGS
Sumber :
(a) IEA
(b) Kamahara (2010)
(c) Energi Statistik Kanada (1978)
(d) http://chemeng.queensu.ca
(e) Karakterisasi
Gasifikasi
Biomassa
Ampas Tebu
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
83
pabrik/pengolahan,
dimana
perhitungannya
jumlah
produktivitas
lahan
maka
akan
singkong.
pada
perbedaaan.
maupun
tidak
langsung
seperti
Kebutuhan
energi
CO2
(kg)
405.04
13.44
29.40
121.79
38.70
126.55
189.82
924.74
Diterima
: 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
84
memiliki
Kesetimbangan
Ketenagalistrikan Dan Energi
TerbarukanEnergi Dan Emisi CO2 Bioetanol
Baku Pati Singkong
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 79 Berbahan
90
Tabel 4. Input Material dan Emisi CO2 untuk Budidaya Tanaman
Singkong di PT Medco Ethanol Lampung
Proses/Material
Nilai
Satuan
Energi
CO2
(MJ)
(kg)
Input Material
Produktivitas Lahan
30,000.00 kg/Ha
Urea (CO(NH2)2)
250.00 kg/Ha
8,300.00
506.30
NPK
100.00 kg/Ha
Herbisida
7.50 kg/Ha
215.00
12.90
Solar untuk olah lahan
49.30 kg/Ha
2,138.63
152.91
Transpotasi kebun-pabrik
74.80 kg/Ha
3,244.82
232.00
13,898.46
904.12
TOTAL
Tabel 5. Input Material dan Emisi CO2 untuk Proses Produksi
Etanol/Bioetanol di B2TP
Energi
Proses/Material
Nilai
Satuan
CO2 (kg)
(MJ)
Input Material
Bahan baku singkong
50,000.00
kg
Proses Produksi Etanol
Listrik
2,063.85 kWh
21,608.51 9,460.21
Solar untuk genset
800.00
liter
29,498.40 2,109.14
Solar untuk boiler
1,500.00
liter
55,309.50 3,954.63
Batubara untuk boiler
4,230.00
kg
109,980.00 9,711.23
Kebutuhan uap
39.00
ton
Nutrien Urea CO(NH2)2
74.00
kg
2,456.80
149.86
Nutrien (NH4)H2PO4
15.00
kg
5.25
1.04
15.50
9.30
kg
kg
232.50
809.10
232.50
6,068.25
6,000.00
1606.00
kg
m3
pabrik
produksi
etanol/bioetanol
sebesar
50
ton/hari
dan
161,760.00 11,209.97
32,376.96
2392.94
mampu
selama
produksi
etanol/bioetanol
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
tanpa
85
6000 kg bioetanol.
emisi
25623,10
kg-CO2/hari.
Setiap
industri
etanol/bioetanol
CO2/MJ-BE.
etanol/bioetanol
tahap
sebesar
0,970
sebesar
Siklus
produksi
budidaya
tanaman
MJ/MJ-BE,
adalah
dengan
emisi
21,15%.
singkong
tahapan
budidaya
tanaman
yang
produk
memiliki
potensi
sebesar
32376,96
utama
bioetanol
maupun
produk
dimana
untuk
energi
yang
dibutuhkan
Diterima
: 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
86
Kesetimbangan
Energi Dan Emisi CO2 Bioetanol
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Berbahan
Baku Pati Singkong
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 79 90
Tabel 6. Analisis Energi dan Emisi CO2 Bioetanol
LOKASI
B2TP Lampung
*
B2TP Lampung
Kapasitas
(kg-BE)
Input
ENERGI (MJ)
Output
Out-In
37283.53
59044.80
27164.33
25623.10
13602.91
13602.91
Net Energy
Value
Net Energy
Ratio
6.21
9.84
1.24
1.44
B2TP Lampung *
B2TP Lampung
Net CO2
Ratio
Net CO2
Value
-2.260
-2.003
0.501
0.531
dibutuhkan
tabel 8 .
untuk
menghasilkan
liter
Negara
Hasil
Studi
di
B2TP
(Cassava)
Brazil (Cane Molasse) [10]
Thailand (Cassava) [11]
Thailand (Cane Molase) [12]
Nilai
tersebut
berbeda
dengan
Emisi CO2
(g-CO2/MJ-BE)
168,0
21,3
136,1
76,8
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
87
Bioetanol,
listrik
peralatan
pada
pabrik
[3]
Buletin
Palawija,
Balai
etanol/bioetanol
Upaya
Penyediaan
Berwawasan
TKEBTKE
[4]
Kamahara,
Energi
Lingkungan,
H.,
Yang
Puslitbang
Hasanudin,
U.,
0,158
kg-CO2/MJ-BE.
mengikutsertakan
Apabila
tahapan
budidaya
[5]
menjadi
Industry Association
tanaman,
nilai
input
energi
[6]
H.,
and
Spatari,
S.,
CO2/MJ-BE.
MacLean,
budidaya
tanaman
Ethanol
singkong
[7]
Souza,
S.N.M.,
Potential
for
The
Pati (B2TP).
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Kussuryani,
Aplikasi
Y.,
Sni
Anwar,
7390:2008,
C.,
[2]
2008.
Analisis
[9]
Bensin
Bioetanol
Berbasis
Tandan
Kosong
Singkong
Kelapa
Diterima
: 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
88
Sawit
dan
di
Kesetimbangan
Ketenagalistrikan Dan Energi
TerbarukanEnergi Dan Emisi CO2 Bioetanol
Baku Pati Singkong
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 79Berbahan
90
[10] Joaquim,
et al., 2011.
Assessment
of
Brazilian
Life Cycle
Sugarcane
Life-cycle
Energy
and
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
89
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 2 November 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
88
ISSN 1978-2365
Abstract
Construction of N uclear Power Plant (NPP) in a country is always a controversy. The size of capacity
on Nuclear Power Plant becomes important whether to use large capacity or small capacity, as this will
give an effect in the Levelized Unit Electricity Cost. The study will assess the LUEC and the Levelized
Unit Product Cost of electricity and non-electricity, also present a comparative economic assessment
between SMR and large PWR, and comparison with different energy resources taking into account the
environmental aspect. The models used to calculate the economics of power plants are G4Econs,
IAEAs models in spreadsheet form released in 2008. The models will take into account the investment
cost, fuel cost, operational and maintenance (O&M) cost. Using 10% discount rate, the result of
economic assessment shows that generation cost of large unit does not always cheaper the smaller units.
Keywords : single smaller and multi smaller plant, LUEC, LUPC, external cost
Abstrak
Pembangunan PLTN disetiap negara selalu terjadi suatu kontroversi. Ukuran kapasitas PLTN menjadi
penting apakah menggunakan kapasitas besar atau kecil, hal ini akan berpengaruh dalam biaya
pembangkitan listrik. Studi ini akan memperkirakan biaya pembangkitan listrik dan biaya sampingan
dari pembangkit listrik dan non listrik. Selain itu juga menyajikan suatu perbandingan perkiraan
ekonomi antara PLTN ukuran SMR dan PLTN ukuran besar yang akan dibandingkan dengan sumber
energi yang berbeda (PLTU) yang mempertimbangkan aspek lingkungan. Model yang digunakan untuk
menghitung keekonomian PLTN tersebut adalah G4Econs. Model ini dibuat IAEA dalam bentuk
spreadsheet yang dipublikasikan tahun 2008. Model ini akan menghitung biaya investasi, biaya bahan
bakar, biaya operasi dan perawatan. Dengan menggunakan discount rate 10% hasil perhitungan
ekonomi menunjukkan biaya pembangkitan ukuran besar tidak selalu murah jika dibandingkan dengan
ukuran kecil.
Kata kunci : pembangkit listrik kecil single dan multi, LUEC, LUPC, biaya eksternalitas
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 6 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
91
INTRODUCTION
The size or capacity of Nuclear Power
Objective Of Study
The objective of this study are:
the
development
of
1.
To
estimate
the
levelized
comparison
resources
environmental aspect.
unit
2.
with
different
energy
taking
into
account
economic
assessment
(LUEC
and
model.
electricity,
such
as
hydrogen
and
METHODOLOGY
Levelized Unit of Electricity Cost (LUEC)
desalinated water.
In this study, nuclear power plant
NPPs
performed
reactor
the
1150
MWe
(VVER-1150)
and
with
various
SMRs
(PWR
using
the
factors
type)
were
scaling-law
affecting
the
small
reactor
high-temperature
reactors
competitiveness of SMRs.
formulasuggested in reference[1]reads:
92
and
medium
advance
gas-cooled
The LUEC
Comparative Economic Assessment Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With CPP
Taking Into Account Environmental Aspect
LUEC = (I t + O & M t + F t + C t + D t ) / (1 + r )
t
t (Elect t ) / (1 + r )
(1)
r
O&M t
Ft
Ct
Dt
It
Where:
Elect t
)n
(3)
SMRs [2]
Under the assumption of equal annual
energy
generation,
the
equation
for
Construction Duration
(2)
where
LCC
FCR
TCIC
E
Units
1 x 90
Mwe
SMART
-APR
526.61
3
1 x 90
Mwe
SMART
-APR
526.61
5
12
10.0
20
10.0
10.38
10.38
%
Millions $
2.59
88.90
2.59
158.05
overnight cost
year to construct
number of quarters
annual Discount rate
SMART-APR given
quarterly payments
quarterly Discount
rate for calculation
IDC
Millions $
Years
Calculated
Quarters
%
Economy of scale
The specific cost, per kWe of installed
simplified
compared
to
large
reactors
93
algorithm,
based
on
the
French
Cost of the
last unit (in
a box)
Total cost of
the plant
1 NPP
Productivit
y effect
(multiplicat
ive factor)
-
(1+x)T0
(1+x)T0
2 NPP
yT0
(1+x+y)T0
3 NPP
1/1+k
zT0
(1+x+y+z/1+k
)T0
4 NPP
1/(1+k)2
yT0
(1+x+y+z/1+k
+y/(1+k)2)T0
The industrial productivity coefficient k = 0%-2%. FOAK
extra cost parameter x = 15-55%. Parameter related to the
gain in building a pair units y= 74%-85%. Parameter
related to the gain in building two pairs of units on the
same site z=82%-95%
nuclear
energy
system
is
(5)
coefficient.
94
Comparative Economic Assessment Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With
CPP Taking Into Account Environmental Aspect
Table 3. SMRs and plant configurations for which
independent LUEC Estimates were
obtained and the overnight cost (OVC)
for single-SMR plants [2]
Description
electric output (net),
MWe
construction
period/plant lifetime,
years
availability, %
SMR of relevance
from Table
large reactor used a
basis for scaling
plant configurations
considered for SMR
PWR-35
35
PWR-90
(1)
90
PWR-90
(2)
90
4/40
3/60
3/60
85
KLT-40S
90
SMART
90
SMART
VVER1150
Twin unit
barge
mounted
plant
1070
APR1400
Single
unit land
based
plant
1343
OPR1000
Single
unit land
based
plant
954
2933
1556
1876
15672
5851
5965
0.85
0.85
0.85
13321
4974
5071
condition in Indonesia.
2 x 466
448
456
PWR-125
HTGR
125
112.5
MIT
PBMR
110
3/60
3/40
5/40
90
90
90
SMR of relevance
from Table
large reactor used a
basis for scaling
plant configurations
considered for SMR
mPower
HTGR
Advance
Gen III+
Five
module
plant
1350
PWR
1300
Single
unit land
based
plant
1300
MIT
PBMR
PWR
1300
Single
unit land
based
plant
1300
3382
2335
2335
10853
7745
7831
0.85
0.85
0.85
9225
6583
6656
1153
741
732
Fixed
O&M Cost
(US$/kW
annum)
Variable
O&M Cost
(mills$/kWh)
APR-1400
OPR-1000
VVER-1150
Advance Gen III+
SMART-APR
SMART-OPR
KLT-40
mPower
MIT PBMR
HTGR
60
85
76
60
21
21
26
15
11
11
5
7
6
5
4
4
7
5
3
3
95
Units
g/cm3
Mm3H2/day
Mm3H2/year
Value
0.626
5.44
1985.6
NPP
Large
SMR
PWR
SMR
HTGR
$/lbU3
O8
74.20
80.00
19.23
$/kgU
10
10
$/SWU
$/kgH
M
$/kgH
M
145
130
108
240
220
240
200
80
200
Keterangan
7).
Management
$/kg
DU
mills$/
kWh
information
following items:
the
investment
cost
for
Units
Value
m3 H2O /d
4000
$/(m3/d)
926.7
$
month
3,706,800
12
Production Capacity
Mm3H2O/year
1.46
Data Desalination
Plant
Unit size
Base Unit Cost
9)
and 0.006
9)
$M. Base
96
Comparative Economic Assessment Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With CPP
Taking Into Account Environmental Aspect
PBMR 1 x 110 MWe has been adjusted at
escalation rate average 3% per year to
mills$/kWh
49
53
103
49
54
105
80
90
209
70
79
171
52
59
128
58
65
142
the
total
cost
generated
by
construction
64
VVER-1150 MWe
84
79
63
plus
the
operation
and
mills$/kWh
55
mills$/kWh
91
103
92
105
184
211
148
171
112
139
124
143
97
Total
(LUPC)
$/m3 H2
2.771
2.807
3.100
3.140
4.088
4.238
4.158
4.262
4.176
4.257
HTR
98
Comparative Economic Assessment Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With CPP
Taking Into Account Environmental Aspect
turbine-generator
at
some
penalty
to
LUPC
$/m3H2O
0.785
0.842
1.067
1.141
1.422
1.732
1.592
1.791
1.607
1.773
LUPC
$/m3H2O
1.21
1.29
1.22
1.31
1.07
1.13
1.17
1.25
1.29
1.31
1.77
2.07
LUPC
$/m3H2O
0.92
0.93
0.95
0.96
Units
Values
MWe
%
kWh
(e)/BTU (th)
%
Years
1000
36
9481
80/10
40/30/4
US$/ton)
70/80/90
US$/kWe
mills$/kWh
$/kWe/yr
$/MT C
$/MT CO2
1500/60
2.5
38.95
110
30
1.61
1.77
1.77
1.89
2.08
99
CONCLUSION
mills$/kWh),
and
CPP-3
(112.94
mills$/kWh).
Unit
Electricity
Cost
Comparison
Calculation result shows that the LUEC
account
46.33
MIT PBMR.
for large
the
external
cost
is
100
Comparative Economic Assessment Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With CPP
Taking Into Account Environmental Aspect
REFFERENCES
[1].
[2].
For
[9].
BATAN,
(2003),
Economic
and
Generation
IV
Systems,
The
Center
for
Nuclear
Energy
Forum
Development,
National
Nuclear
Energy Agency
Nuclear
Energy
Competitiveness
of
Small
and
[10].
NGNP
NOAK,
(2007),
Users
Reactors,
International
Challenges
Medium
Sized
Proceedings
of
for
the
Water
Cooled
[11].
For
OECD, Paris,France.
Guidelines
[3].
[8].
Generation
[12].
IV
US
DOE
(2004),
Construction
Study
Technologies
of
and
[7].
Model
of
the
for
Projected
Unit
Electricity
Cost
and/or
Levelized
non-
101
Comparative
Economic
Between SMR Plants And Large Plant In Comparison With CPP
Ketenagalistrikan
DanAssessment
Energi Terbarukan
Taking
Into
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 91 Account
102 Environmental Aspect
Diterima : 6 Mei 2013, direvisi : 6 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
101
ISSN 1978-2365
Abstrak
Sebuah studi dilakukan untuk memperkirakan potensi limbah elektronik dari lampu hemat energi (LHE)
di Indonesia dengan menggunakan model logistik dan analisis aliran material untuk memperkirakan laju
penetrasi dan jumlah LHE yang dikonsumsi di masa depan. Data historis menunjukkan bahwa penetrasi
LHE di masyarakat meningkat lebih dari 20 kali di tahun 2011 dibandingkan dengan penetrasi di tahun
2000. Diperkirakan penetrasi LHE ini akan terus meningkat tajam sampai dengan tahun 2020 dan
setelah tahun 2020 hingga tahun 2030 akan tetap terjadi peningkatan tetapi nilainya relatif kecil. Di
tahun 2020, laju penetrasi LHE diperkirakan sekitar 7,2 unit per rumah tangga dan di tahun 2030
menjadi sekitar 7,94 unit per rumah tangga. Peningkatan penjualan LHE juga diperkirakan terjadi
hingga tahun 2030 yaitu sekitar 578 juta unit dan limbah LHE terbuang sekitar 570 juta unit. Secara
kumulatif, limbah LHE terbuang hingga tahun 2030 diperkirakan sekitar 9.068 juta unit dan limbah
merkuri yang menyertainya sekitar 45 ton.
Kata kunci : lampu hemat energi (LHE),model logistik, analisisi aliran material, merkuri
Abstract
This study is carried out to investigate the electrical and electronic waste of compact fluorescent lamps
(CFLs) in Indonesia. Logistic models and material flow analysis (MFA) are applied to forecast the
future penetration rate and quantity of CFLs. The historical data shows that the CFLs penetration
increased more than 20 times from 2000 to 2011. It is forecasted that the penetration of CFLs will still
increase until 2020 and will be relatively flat after 2020. In 2020, penetration rate of CFLs is about 7.2
units per household and in 2030 it is about 7.94 units per household. The sale of CFLs in 2030 is
estimated about 578 million units and the number of disposed CFLs is about 570 million units.
Cumulatively, the disposed CFLs are about 9,068 million units in 2030 and mercury contained in the
waste is about 45 tones.
Keywords : compact fluorescent lamps (CFLs), logistic model, material flow analysis (MFA), mercury
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
103
berpotensi
Nasional
meningkatkan
menetapkan
yaitu
penggunaan energi[2].
(KEN)[1].
arah
Untuk
kebijakan
utama
mengimplementasikan
program
mencemari
lingkungan.
Selain
risiko
kesehatannya
pada
manusia
telah
dan
lebih
mengkonsumsi
energi
listrik
Diterima
: 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
104
Ni = K/(
METODOLOGI
Data
Data yang digunakan dan dianalisis
dalam studi ini diperoleh dari beberapa sumber
dengan kisaran waktu dari tahun 2000 sampai
2011. Sedangkan rentang waktu perkiraan
dimulai dari tahun 2012 hingga tahun 2030.
Jumlah rumah tangga didasarkan pada data
Kementerian ESDM[3]. Data konsumsi dan
Listrik
+ 1)
(2)
model
menggambarkan
Indonesia,
(3)
APERLINDO[4,5].
dibuang,
untuk
suatu
pada
memprediksi
perkiraan
pertumbuhan
bahwa
kebutuhan
atau
model
logistik
dikombinasikan
(4)
pertumbuhan
misalnya
populasi
terbatas,
(1 )
(1)
tahun i.
hidup
Persaman
limbah[13]. Persamaan
(1)
dapat
diselesaikan
dengan
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
105
berhubungan
dengan
jangka
hidup
Lj,
Anggota keluarga
(orang)
5
4
3
2
1
-
yang
ditentukan
berdasarkan
asumsi.
Laju
dilakukan
Badan
LHE
keluarga
tetap[3].
kesadaran
penghematan
cenderung
dipasarkan
masyarakat
pemakaian
di
Pengkajian
diasumsikan
yang
oleh
akan
listrik
Indonesia
pentingnya
semakin
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
106
4.0
3.0
2.0
1.0
0.0
2000
2002
2004
2006
2008
2010
sekitar 60 juta.
70
60
50
40
30
20
10
2000
2002
2004
2006
2008
2010
jenuh.
Di
tahun
2020,
penetrasi
LHE
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
107
Persamaan
(3),
perkiraan
jumlah
rumah
tangga.
Seperti
600
500
400
300
200
100
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
80.0
70.0
Indonesia
60.0
50.0
diilustrasikan
pada
Gambar
8.
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
108
Bila
dilakukan
pembakaran
terikat
pada
abu
terbang
hasil
sampah
yang
diperkirakan
Implikasi
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa
limbah
elektronik
merupakan
masalah
ditangani
melalui
beberapa
fase
Gambar
mempunyai
berat
maupun
senyawa
cepat
mempengaruhi
maupun
lambat,
akan
kesehatan.
Merkuri
dapat
dikaitkan
dengan
kandungan
bahan
umumnya
dibuang
ke
tempat
akan
dengan
mudah
terlepas
ke
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
109
limbah
elektronik.
Akibatnya
dan
belum
terdapat
sistem
teknologi
bersih.
Juga
perlu
konservasi
energi
di
konservasi
energi
menyebabkan
yang
tepat
diperlukan
agar
untuk:
limbah.
sampah.
limbah
elektronik.
perlu
dilakukan
LHE
Selain
bahaya
itu
juga
2. Melakukan
pengukuran
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
110
atau
analisa
DAFTAR PUSTAKA
[1] KESDM, 2006. Blueprint Pengelolaan
adan
Konservasi
Energi.
Toxicology
and
DJEBTKE
Halaman 542-552
Fluorescent
Lamps
Environment.
in the Domestic
Lambert
Academic
(CFLs).
Publishing
[4] 4 APERLINDO, 2010. CFL Consumption
by
area
in
www.aperlindo.com
Indonesia
2010.
(diakses
tanggal
Science
of
The
Total
21/03/2013)
[5] 5 APERLINDO, 2012. Import CFL 19992012.
www.aperlindo.com
(diakses
tanggal 21/03/2013)
[6] UNEP, 2013. Mercury-Time to Act.
Novikov,
and
G.
Hughes.
UNEP
Glow:
Mercury
in
Compact
(diakses
tanggal
obsolete
personal
computer.
2013.
circulated
in
CFL
Indonesia.
www.aperlindo.com
(accessed
21/03/2013)
21/03/2013)
[9] Rey-Raap, N. and A. Galardo, 2012.
dan
www.b2te.bppt.go.id(diakses
21/03/2013)
Management,
brands
Volume
32,
Issue
elastisitas
energy
2012.
tanggal
5,
Halaman 944-948
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
111
of
Mercury
in
http://tieathai.org
Lighting
Products.
(dikases
tanggal
08/10/201
Diterima : 11 Maret 2013, direvisi : 11 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
112
ISSN 1978-2365
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
113
PENDAHULUAN
Ketersediaan minyak sawit di Indonesia
cukup melimpah yaitu sekitar 7 juta ton per
generator
membalik
tegangan
beban[5].
ini
cukup
prinsip
DC
sederhana
kerja
dengan
dengan
thermoelectric
sebuah
hambatan
penanggulangan
terhadap
limbah
S=
penelitian
ini
mengusulkan
termoelektrik
modul
dV
...............................................(1)
dT
Pada
persamaan
yang dimaksud
diletakkan
dalam
rangkaian
penelitian
ini,
panas
yang
minyak
jelantah.
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
114
yang
Penelitian
Metode
Pembakaran
Pengukuran
Efisiensi
Tungku
keperluan
pembakaran
dengan
penentuan
panas[7].
Minyak yang berasal dari kelapa sawit
ruang
termoelektrik.
pembakaran
Pada
digunakan
pada
pengambilan
sebagai
generator
data,
bahan
bakar
sample
untuk
sangat
tersebut
menjadi
energi
listrik
diperlukan
desain
ini
dan
efisiensi
METODOLOGI
Bahan
Minyak goreng yang digunakan sebagai
sample adalah minyak goreng yang digunakan
oleh industri rumah tangga (home industry)
penggorengan
krupuk
rambak.
Minyak
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
115
kalor
yang
minyak
diterima
jelantah
dari
mengikuti
Q = m.c.DT ...(2)
Dimana :
= energi kalor yang diterima (Kalori)
persamaan 2:
Perancangan Generator
Q
Dm ..........(3)
Dimana :
E
E
P0 =
t ...............................................(4)
Dimana t dalam sekon merupakan waktu
yang diperlukan sampai kenaikan 50C. Sebelum
satuan
Pin,
termoelektrik.
besarnya
terkonsumsi (gram)
mencari
E=
untuk
kemudian
dihantarkan
ke
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
116
persamaan 5 :
ini
memanfaatkan
gravitasi
untuk
hukum
mempercepat
V
Pout = RL ...........(5)
RL
Dimana :
Pout = keluaran daya puncak dari
generator termoelektrik (watt)
VRL= tegangan pada beban yang
dipasangkan (volt)
RL = hambatan luar yang dipasangkan
(ohm)
Tangki
minyak
jelantah
Pipa
pendingin
Tungku pembakaran
Penerima
panas
dengan WBT
termoelektrik.
diukur
menggunakan
multimeter.
termoelektrik
(R in)
sama
dengan
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
117
Pminyak (watt)
1
rata-rata
0
1
4 5 6 7
percobaan ke-
10
gram.
ditandai
yang
dengan
tidak
sempurna,
banyaknya
jelaga
yaitu
yang
dihasilkan.
Berbagai percobaan dengan 12 variasi RL
telah menunjukkan karakteristik Pout terhadap
Percob.
Waktu
Pminyak
ke-
(g)
(sekon)
(watt/g)
60
3,46
++
60,2
4,31
++
11
60,25
1,57
+++
15
60,48
1,14
+++
60,37
2,86
++
60,53
4,28
++
60,37
3,44
++
60,38
4,29
++
60,67
3,42
++
10
60,63
3,42
++
Jelaga
Ppuncak (watt)
0.9
0.7
0.5
0.3
0.1
-0.1 0
-0.3
20
40
60
80
100
120
140
50C.
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
118
masing-masing
Berdasarkan
percobaan
yang
telah
diketahui
manakah
Karakteristik
dengan persamaan 6.
yang
dilakukan
memberikan
keluaran
daya
yang
permodelan
dengan
mengubah
belum
S=
11 ohm.
efisiensi
dV
dT
Thot
V = S . dT
Tcold
P
ht = out 100% ............................(6)
Pin
Pada persamaan 6, mf merupakan masa
V = S.DT ............................................(7)
Pada
persamaan
7,
merupakan
Sedangkan,
bekerja.
diatas
Maka
dengan
persamaan
tegangan
yang
terukur
pada
Efisiensi (%)
2
1.5
VRL
1
0.5
0
0
20
40
60
0
Selisih Suhu T ( C)
80
maksimum yang
efisiensi
total
dari
efisiensi
Pengukuran
VRL = V .
RL
Rin + RL
RL
VRL =
S .DT .......................(8)
Rin + RL
pengaruh
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
119
*
=
Pout
VRL
RL
Dimana :
P*out
Ppuncak (watt)
S 2 R .DT
*
Pout
= L
....................(9)
RL Rin + RL
(watt)
= koefisien seebeck (volt/0C)
S
Rin
1.00
0.90
0.80
0.70
0.60
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
II
I
0
20
40
Selisih suhu T
60
80
(0C)
daya (watt)
0.5
0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
P*out
Pout
0
10
selisih suhu T
15
20
(0C)
grafik
gambar
err =
*
Pout - Pout
1
P 100% ..................(10)
n
out
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
120
digunakan
menentukan
sebagai
besarnya
pendekatan
keluaran
*
output
daya
0,06 RL .DT
=
+ 0,458 ....(13)
RL 15,58 + RL
0,33 RL .DT
*
=
Pout
..................(11)
RL 15,58 + RL
dan
Sedangkan
hasil
permodelan
dengan ht = 1,96 %.
S 2 RL .DT
P =
+ C ......................(12)
RL Rin + RL
*
out
C sampai 78,1
0.9
daya (watt)
0.8
DAFTAR PUSTAKA
0.7
0.6
P*out
0.5
Pout
0.4
18
28
38
48
58
68
78
FMIPA
Universitas
Udayana,
Bukit
Jimbaran
[2]
Kualitas
Minyak
Berdasarkan
grafik
gambar
12,
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
121
Seminar
Universitas
[3]
Pemasaran
Jendral
Hasil
Pengolahan
Pertanian.
[8] Zulkarnian,
Teknik
Katholik
Edwar.,
Kimia
Parahyangan
2011.
Pengaruh
Nasional
dan
2009.
Lemak
Minyak
Georeng
Sawit
dan
in
Technical
Assistance
Wood-Burning
USA.
Cookstoves.
VITA
[7] Sjaffriadi.,
Multifuel
2012.
Berbahan
Kompor
Bakar
Tekan
Jelantah.
023901
Diterima : 31Agustus 2013, direvisi : 21 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
122
(2005)
ISSN 1978-2365
Abstract
Utilization of renewable energy in Indonesia faces several obstacles, one of which is the limited data
and information availability of potential of renewable energy in all region of Indonesia. The purpose of
this study is to prepare data and information of distribution the energy potential for biomass and
present it in the form of map database. The map of potential energi from biomass waste can be used as
reference for development of biomass energy. The methodology for this study is by collection,
processing, analysis and presentation of data. Data collected from various sources such as the Ministry
of Agriculture for Fixed Number production and harvest area from waste of Rice (Oryza Sativa), Corn
(Zea Mays), Cassava (Manihot Utilissima), Palm (Elaeis Guineensis Jacq), Coconut (Cocos Nucifera,
L), and tematic map for forest boundaries from Ministry of Forestry. The data is presented in a spatial
base map of the district boundaries. The results show total energy potential from six commodities is
35,6 GW, with contribute from padi waste 54,52%, corn waste 9,74%, cassava waste 6,45%, palm
waste 2,29%, coconut waste 2,3%, and production forest waste 24,69%. This spatial map of biomass
energy that has been made can be used as a database of biomass energy development in Indonesia.
Keyword : Potential Map, Energy of Biomass, basisdata, spatial information system.
Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
123
PENDAHULUAN
Latar Belakang
data
Tematik
adalah
peta
yang
Tujuan
Penyusunan
petroleum.
peta
biomassa,
tematik
dengan
potensi
memasukkan
infromasi
sebaran
potensi
energi
biomasa
kedalam
peta
tematik
Indonesia
limbah
batas
METODOLOGI
Pengumpulan data
Perhitungan jumlah limbah pertanian
berdasarkan
pada
Data
Pertanian
yang
Jagung
Infromasi
Sistem
Informasi
untuk
Geografis
pemanfaatan
energi
data
(Zea
Hutan
Mays),
Produksi
Singkong
(Manihot
didapatkan
Diterima
124 : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
dari
Peta
potensi
Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan
Ketenagalistrikan Dan
Energi
Terbarukan
Sebagai
Basis
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 Data
130Pengembangan Energi Terbarukan
Kementerian Kehutanan berupa data Peta
pohon.
Dari
keempat
melompok
a. Limbah Padi
maupun
maupun
batang
pohon,
sering
singkong.
banyak
1978).
Kulit
singkong
telah
e. Limbah Kelapa
c. Limbah Jagung
Hutan, 1978).
Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
125
keperluan
masyarakat
pada
(Perrys, 2007)
Limbah Biomassa
Padi
1. Sekam
2. Jerami
3. Merang
Jagung
1. Bonggol
2. Batang-daun
3. Kelobot
Singkong
1. Batang
Kelapa Sawit
1. Serabut
2. Tempurung
3. Tandan
Kelapa
1. Serabut
2. Tempurung
Hasil Hutan
1. Kayu
Kalor Jenis
3.052,9 Ton Kal/Ton
2.914,5 Ton Kal/Ton
3.205,4 Ton Kal/Ton
3.523,9 Ton Kal/Ton
3.674,6 Ton Kal/Ton
3.620,6 Ton Kal/Ton
3.894,5 Ton Kal/Ton
11,40 Ton Kal/Ton
15,21 Ton Kal/Ton
3.700 (k. kal/kg)
4.004,8 k.kal
4.128,9 k.kal
3.992,6 Ton Kal/Ton
tersebut
dikonversikan
menjadi
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
jenis
biomassa
digunakan
warna
Hijau
hingga
Merah,
Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
126
Peta
potensi
Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan
Ketenagalistrikan Dan
Energi
Terbarukan
Sebagai
Basis
Pengembangan Energi Terbarukan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123Data
130
Informasi besarnya persentase penyumbang
Dalam satu
diagram
energi
terdiri
dari
Data
Tematik
Kawasan
Hutan
Produksi
data
publikasi
statistik
Kementerian
sedikit
kabupaten.
besarannya,
kedua
dapat
juga
Total
Potensi
Energi
Limbah
Biomassa
Produksi.
Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
127
Ketenagalistrikan
Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Vol.
12
No.
2
Desember
2013 : 123 130
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 123 130
128Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
Ketenagalistrikan DanPeta
Energi
Terbarukan
potensi
Limbah Biomassa Pertanian Dan Kehutanan
Vol. 12 No. 2 Desember
2013
:
123
130 Pengembangan Energi Terbarukan
Sebagai BasisData
Pada gambar 1, terlihat distribusi potensi energi
perbedaan
disajikan
warna
didepan
berdasarkan
peta
batas-batas
adalah
informasi
sektor
pertanian,
limbah
padi
dipulau
Timur.
banyak
dan
selatan.
masing-masing
dan Papua.
Jawa,
dijumpai
Kalimantan
khususnya
dipulau
wilayah
barat
Jawa
Sumatera
dan
komoditi,
maka
kebijakan
yang
disajikan
lebih
rinci
mengenai
komposisi
limbah
yang
yang besar.
Dengan peta tersebut maka pemerintah daerah
dapat mengetahui potensi apa yang dimiliki
secara
umum
didaerah
masing-masing,
khususnya
biomassa
sebagai
Diterima : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
129
No
Limbah
Padi
Jagung
3,47
Singkong
2,30
Kelapa Sawit
0,81
Kelapa Dalam
0,82
Hutan Produksi
8,80
Energi (GW)
19,41
TOTAL
35,60
Pembangunan
Ekonomi
dan
Ekspose
Hasil
Dibandingkan
dengan
Batubara
dan
Data
Informasi
Kehutanan,
Environment,Vol.6.
[12] Xiong, Liangming, Saito Kazuya , Sekiya
www.webgis.dephut.go.id
[5] Milbrandt,
2005.
Geographic
Biomass
Engineers'
Handbook
Diterima
130 : 6 November 2013, direvisi : 23 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
ISSN 1978-2365
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk menyusun peta potensi energi biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi
(bos species) dan kerbau (bubalus bubalis) menggunakan WebGIS berbasis perangkat lunak OpenGeo.
Peta tersebut dapat dijadikan sebagai acuan program Pemerintah mengembangkan energi biogas secara
nasional. Teknologi WebGIS yang digunakan memungkinan peta yang disusun dapat langsung diakses
melalui internet kapanpun dan dari manapun sehingga dapat dimanfaatkan secara efektif, sistematik, dan
efisien oleh seluruh stakeholder terkait. Peta tersebut disusun atas data potensi energi biogas perkabupaten
dan kota dalam satuan kalori (kal), ton oil equivalence (toe), barrel oil equivalence (boe), dan mega watt
hour (MWh) yang dihitung berdasarkan data angka tetap populasi ternak sapi dan kerbau tahun 2011 yang
dipublikasikan Kementerian Pertanian dan kemudian digabungkan dengan peta dasar batas administrasi
kabupaten dan kota tahun 2010 yang disusun Bakosurtanal. Selain itu, penelitian ini juga menghitung total
potensi energi biogas berasal dari kotoran ternak sapi dan kerbau secara nasional. Total potensi energi
tersebut setara dengan 37.725,03 boe/hari atau sebanding dengan 4,20% lifting minyak Indonesia pada
tahun 2011 atau 4,38% pada tahun 2012. Total potensi tersebut juga setara dengan 12,29% produksi bruto
listrik Indonesia pada tahun 2011 atau 11,25% pada tahun 2012. Potensi energi tersebut membuka peluang
untuk meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan khususnya energi biogas berasal dari kotoran
ternak sapi dan kerbau dalam bauran konsumsi energi primer Indonesia.
Kata kunci : WebGIS, biogas, kalori (kal), ton oil equivalence (toe), barrel oil equivalence (boe), watt
hour (Wh)
Abstract
This research is intented to develope WebGIS map of biogas energy potential from cow (bos species) and
buffalo (bubalus bubalis) waste by using OpenGeo software. The map can be used as a reference of the
Governments Program to develop biogas energy potential. By using WebGIS technology, it can be directly
accessed via internet anytime and anywhere so it can be used effectively, systematically, and efficiently by
all steakeholder concerned. The map was composed based on the biogas energy potential data per region
and city in calories, ton oil equivalence (toe), barrel oil equivalence (boe), mega watt hour (MWh) which
are calculated based on the cow and buffalo population published by the Ministry of Agriculture in 2011.
The data was joined with the base map of boundary administrative regions and cities made by
Bakosurtanal in 2010. The research also calculated the total biogas potential produced from cattle waste.
The total biogas energy potential is equal to 37.725,03 boe/day or equal to 4,20% oil lifting of Indonesia in
2011 or 4,38% in 2012. The total potential mentioned is also equal to 12,29% Indonesia electricity gross
product in 2011 or 11,25% in 2012. The potential gives chance to raise the contribution of the new and
renewable energy especially biogas energy from cattle waste in the mixed energy consumption in
Indonesia.
Keywords : WebGIS, biogas, calori, ton oil equivalence (toe), barrel oil equivalence (boe), watt hour (Wh)
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
131
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Biogas adalah gas yang dihasilkan
melalui
proses
organik
oleh
penguraian
bahan-bahan
mikroorganisme
bakteri
terkandung
mengandung
dalam
bahan
limbah
organik,
Penggunaan
Penerangan
Energi 1 m3 biogas
Sebanding dengan lampu 60
100 W selama 6 jam
Untuk memasak 3 jenis
makanan untuk 5 -6 orang
Sebanding dengan 0,7 kg
bensin
Menjalankan motor 1 pk
selama 2 jam
Sebanding dengan 1,25 kWh
listrik
Memasak
Pengganti
bahan bakar
Tenaga
pengangkut
Listrik
yang
seperti
manusia.
Jenis Gas
Metana (CH4)
Karbondioksida (CO2)
Nitrogen (N2)
Karbonmonoksida (CO)
Oksigen (O2)
Propana (C3H8)
Hidrogen Sulfida (H2S)
Biogas dari
Kotoran Sapi
65,7
27,0
2,3
0,0
0,1
0,7
Tidak terukur
dilakukan
(2009)
di
telah
Indonesia.
Mulai
mengembangkan
Diterima
132 : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
dari
teknologi
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak2013
Sapi :Dan
Vol. 12 No. 2 Desember
131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
dan mudah diperoleh, seperti: reaktor berbahan
untuk
kompor,
motor
telah
perbedaan
dampak
umumnya,
bensin.[6]
tersebut
mengaduk
bakar,
melakukan
bahan
Hery,
dkk
penelitian
seperti
Pengaturan
(2011)
tentang
LPG
waktu
baku,
dan
pengapian
pemanasan
global
yang
besar.
gas CO2.[9]
kebijakan
umur peralatan.[7]
informasi
minyak
bumi
Indonesia.
Padahal
Pemerintah
tersebut,
yang
jelas
Pemerintah
dan
dapat
program-program
pemanfaatan
lain,
terutama
berasal
energi
baru
dan
Information
System
(GIS).
GIS
tersebut
juga
untuk
spasial.[11]
berasal
dari
limbah
ternak
ini
menentukan
keputusan
berbasis
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
133
Ketenagalistrikan
Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Vol.: 12
2 Desember 2013 : 131 148
Vol. 12 No. 2 Desember 2013
131No.
148
Dengan
meningkatnya
pemanfaatan
untuk
setiap
kabupaten/kota
di
seluruh
kemudian
aplikasi
Pertanian.[14]
berkembang
menjadi
Data
populasi
tersebut
yang
digunakan
adalah
20-29
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun
peta potensi energi biogas yang berasal dari
menggunakan
WebGIS
berbasis
Jenis Ternak
Sapi Potong/
Kerbau
Sapi Perah
sehingga
peningkatan
didapatkan
kontribusi
energi
gambaran
baru
dan
bauran
konsumsi
energi
primer
Produksi KTS
(kg/ekor.hari)
400 500
20 29
500 600
30 50
Selanjutnya,
jumlah
KTS
perhari
METODOLOGI
Penelitian
Bobot Ternak
(kg/ekor)
diawali
dengan
Jenis Kotoran
Sapi/kerbau
Diterima
: 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
134
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak
Sapi
Dan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
Pada tahap berikutnya, volume biogas
Direktorat
satuan
kkal/hari
tersebut
diubah
menjadi Gkal/hari.
Jenderal
Sumber
Daya
Air
Jumlah
energi
perhari
tersebut
dalam
kkal/hari
tersebut
dengan
dengan
peta
dasar
batas
(4)
KODE_PROP,
(5)
(9)
BIOGAS_M3,
(10)
(5)
NAMA_PROP,
(6)
SAPI_PERAH,
(7)
SAPI_POTON,
(8)
KERBAU,
TOTAL_BOE,
(9)
dan
(10)
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
135
Kolom
GID
KODE_KAB
NAMA_KAB
KODE_PROP
NAMA_PROP
EKOR
TAHUN
KTS_KG
BIOGAS_M3
ENERGI_GCA
ENERGI_MWH
ENERGI_BOE
GEOM
Jenis data
serial NOT NULL
Smallint
char acter(50)
Smallint
char acter (50)
Double
Double
Double
Double
Double
Double
Double
geometry
(multipolygon)
Deskripsi
Indeks kunci masing-masing polygon
Kode kabupaten/kota
Nama kabupaten/kota
Kode provinsi
Nama provinsi
Jumlah populasi ternak (ekor)
Tahun pengambilan data populasi ternak
Jumlah kotoran ternak segar (kg/hari)
Jumlah produksi biogas (m3/hari)
Kesetaraan energi biogas (Gkal/hari)
Kesetaraan energi biogas (MWh/hari)
Kesetaraan energi biogas (BOE/hari)
Kode geometri spasial multi polygon
Tabel 7. Daftar kolom pada masing-masing tabel potensi gabungan energi biogas limbah sapi perah,
sapi potong, dan kerbau
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kolom
GID
KODE_KAB
NAMA_KAB
KODE_PROP
NAMA_PROP
SAPI_PERAH
SAPI_POTON
KERBAU
TOTAL_BOE
10
GEOM
Selanjutnya
Jenis data
serial NOT NULL
Smallint
char acter(50)
Smallint
char acter (50)
Double
Double
Double
Double
geometry
(multipolygon)
data
hasil
Deskripsi
Indeks kunci masing-masing polygon
Kode kabupaten/kota
Nama kabupaten/kota
Kode provinsi
Nama provinsi
Energi biogas berasal dari kotoran sapi perah (BOE/hari)
Energi biogas berasal dari kotoran sapi potong (BOE/hari)
Energi biogas berasal dari kotoran kerbau (BOE/hari)
Total energi biogas berasal dari kotoran sapid an kerbau
(BOE/hari)
Kode geometri spasial multi polygon
perhitungan
Pemerintah,
server
(lihat
dicobakan
empat
Diterima
136 : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
metode
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak
Sapi
Dan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
(Jenks), dan (4) standard deviation.[17] Dari
keempat
dipilih satu
klasifikasi
tersebut
biogas
untuk
masing-masing
Min
Max
Mean
Median
Standard
deviation
boe/hari
tersebut
kemudian
dibandingkan
biogas
nasional
dalam
satuan
Indonesia
yang
digunakan
dalam
2011
2012
121,25
28, 96
Kerbau
Gabungan
0
122,33
7,7
1,0
0
795,98
85,73
31,81
16,77
132,47
rendah
namun
dengan
jangkauan
Gambar
3,
ditunjukkan
8 berikut.
Tahun
Sapi
Perah
0
318,20
4,47
0
Sapi
Potong
0
786,07
73,52
24,52
Realisasi
Produksi Bruto
Lifting Minyak
Listrik [17]
Bumi[16]
(GWh/tahun)
(ribu barrel/hari)
899
183.421
861
200.291
klasifikasi
equal
interval
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
137
dan kerbau.
Berdasarkan
perbandingan
tersebut,
jenis ternak.
1
2
3
4
5
6
7
Sapi
Potong
784,07
397,89
231,76
132,37
62,31
22,17
0
Sapi
Perah
318,20
121,75
42,14
20,42
10,28
2,74
0
Gabungan
122,33
72,13
42,67
22,49
10,23
3,19
0
795,98
507,08
299,40
159,97
72,29
28,13
0
pada
komputer
client.
Kerbau
browser
menggunakan
perangkat
lunak
Diterima
138 : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak 2013
Sapi Dan
Vol. 12 No. 2 Desember
: 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak 2013
Sapi Dan
Vol. 12 No. 2 Desember
: 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
Tool
print map
pan map
get feature info
4
5
6
7
8
9
10
11
Measure
zoom in
zoom out
zoom to previous extent
zoom to next extent
zoom to max extent
show legend
switch to 3D viewer
Deskripsi
Mencetak peta
Menggeser tampilan peta
Menampilkan informasi kolom-kolom database yang terkait dengan geometri
multipoligon yang dipilih
Mengukur jarak atau luas pada peta
Memperbesar tampilan peta atau memperkecil perbandingan skala peta
Memperkecil tampilan peta atau memperbesar perbandingan skala peta
Kembali memunculkan tampilan peta sebelumnya
Memunculkan tampilan peta setelahnya
Menampilkan peta pada perbandingan skala peta terbesar
Menampilkan legenda yang terkait dengan layer peta yang dipilih/diaktifkan
Menampilkan peta dalam format tiga dimensi
Gambar 5. Sebelas tool yang disediakan perangkat lunak OpenGeo kepada user
Diterima
142 : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak
Sapi
Dan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
143
tersebut
dapat
langsung
diakses
melalui
12).
kerbau
mengembangkan
juga
program
program
dapat
disetarakan
dengan
12,29%
energi
tersebut,
terbuka
energi
biogas
tersebut.
Secara
bauran
konsumsi
Indonesia.
Diterima
144 : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
energi
primer
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak
Sapi
Dan
Vol. 12 No. 2 Desember 2013 : 131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
Tabel 12. Rekaputilasi potensi energi biogas limbah ternak sapi dan kerbau secara nasional
Perbandingan Potensi Energi Biogas
Sapi Perah
Sapi Potong
Kerbau
Total
5,22%
85,76%
9,02%
100,00%
268,62
4.413,67
464,38
5.146,66
1.968,97
32.352,18
3.403,87
37.725,03
0.22%
3.60%
0.38%
4.20%
0.23%
3.76%
0.40%
4.38%
3.223,42
52.964,01
5.572,50
61.759,93
1.176,55
19.331,86
2.033,96
22.542,38
0.64%
10.54%
1.11%
12.29%
0.59%
9.65%
1.02%
11.25%
Kesimpulan
energi
untuk
menentukan
daerah-daerah prioritas
tersebut
dalam
Indonesia.
secara
nasional
langsung
peluang
konsumsi
energi
untuk
primer
bauran
membuka
diakses
melalui
Saran
Untuk mempertajam informasi yang
internet
dapat
dijadikan
acuan
program
detail
dimanfaatkan
langsung
oleh
terkait, sistem
yang
seluruh stakeholder
sebanding
dengan
4,20%
lifting
minyak
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
145
Ketenagalistrikan
Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Vol.: 131
12 No.
2 Desember 2013 : 131 148
Vol. 12 No. 2 Desember 2013
148
server yang memiliki IP public atau domain
public.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Haryati,
T.,
2006.
Biogas:
Limbah
1089.
[8] Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral. 2007, Blue Print Pengelolaan
Energi
Nasional
2006-2025
sesuai
Alternatif
Berbasis
Induvidu
dan
Kecil
Menengah.
Institut
Pertanian Bogor.
[3] Dit. Pengolahan Hasil Pertanian, 2006.
[10] Wahyuni,
S.,
Terbarukan
Berkelanjutan.
Dit.
Pengolahan
Hasil
Pertanian
Ditjen
pengolahan
dan
Pemasaran
Hasil
M.E.,
2005.
Ramah
Biogas
Energi
Lingkungan
Kongres
dan
Ilmu
2011.
Beberapa
Information
Systems.
3rd
Edition.
Geo-Information
Observation (ITC).
Science
and
Earth
Lingkungan
API.
beserta
Aspek
Sosio
2011.
Sarjana
Teknik
Romadhi,
Program
Pemanfaatan
User
Manual,
http://suite.opengeo.org/opengeo-doc/
2013].
Pertiwiningrum,
A.,
Wiratni,
[14]Pusat
Data
Kementerian
dan
Informasi
Pertanian,
Pertanian
Basis
Data
Statistik
Bio-cycles
http://aplikasi.deptan.go.id/bdsp/ [diakses
Farming
System
for
Pertanian,
Diterima
: 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
146
Penyusunan
WEBGIS Peta Potensi Energi Biogas Kotoran
Ketenagalistrikan Dan
Energi Terbarukan
Ternak2013
Sapi :Dan
Vol. 12 No. 2 Desember
131Kerbau
148 Dengan Perangkat Lunak OPENGEO
[15]British Petroleum, The conversion factors
cover calculation between weight, volume
and calorific measures for crude oil,
products, natural gas, LNG, electricity
and
solid
fuels,
http://www.bp.com/conversionfactors.jsp
[diakses pada tanggal 19 Oktober 2013].
[16]Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum, TA7189INO:
Institutional
Strengthening
for
Pennsylvania
Geography
486,
Visualization,
State
University,
Cartography
Classification
and
Schemes,
https://www.eeducation.psu.edu/geog486/l4_p7.html#cl
assificationschemes [diakses pada tanggal
29 November 2013].
[18]Kementerian
Kebijakan
Keuangan,
Fiskal
dan
2013.
Kualitas
Perencanaan
Statistika
http://www.esdm.go.id
Listrik
2012,
[diakses
pada
Diterima : 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
147
Ketenagalistrikan
Dan Energi Terbarukan
Ketenagalistrikan Dan Energi
Terbarukan
Vol.: 12
2 Desember 2013 : 131 148
Vol. 12 No. 2 Desember 2013
131No.
148
Diterima
: 28 Oktober 2013, direvisi : 12 Desember 2013, disetujui terbit : 23 Desember 2013
148
Abstrak
Tuliskan tujuan dan kesimpulan artikel anda secara jelas dan singkat; minimal 150 dan maksimal 200 kata,
dalam 1 paragraf. Untuk bahasa Indonesia (justify, reguler, times new roman 11 pt), dan untuk bahasa
Inggris (justify, italic, times new roman 11 pt)
Abstract
Keywords : berisi 3-6 kata kunci (times new roman, 11pt)
PENDAHULUAN
(uppercase, left, bold, times new roman 12 pt)
Artikel pada majalah ini disusun mengikuti
format yang telah ditentukan pada halaman ini dan
contoh layout pada halaman berikutnya.
Latar Belakang (tinjauan pustaka)
(titlecase, left, bold, times new roman 11 pt)
Uraian tentang substansi penelitian atau
tinjauan yang akan dilakukan penulis dengan dasar
publikasi mutakhir. Kutipan dari publikasi tersebut
(referensi/daftar acuan) dibuat dengan superscript 1),
yang akan dijadikan nomer daftar acuan (times new
roman 11pt).
Tujuan
(titlecase, left, bold, times new roman 11 pt)
Menjelaskan
dengan
singkat
tujuan
penelitian atau tinjauan yang akan dilakukan.
METODOLOGI
(uppercase, left, bold, times new roman 12 pt)
Pada bab ini penulis dapat membagi 2 atau 3
subbab.
Tempat dan Waktu Penelitian
(titlecase, left, bold, times new roman 11 pt)
Menjelaskan dimana dan kapan penelitian
dilakukan.
Sampling dan Analisis Sample
(titlecase, left, bold, times new roman 11 pt)
Menjelaskan bagaimana mengambil sample dan
dianalisis dengan metode apa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
(uppercase, left, bold, times new roman 12 pt)
Pada bab ini penulis dapat membagi 2 sub bab
atau lebih.
Laporan Penelitian
Penulis
harus
menguraikan
data/hasil
pengamatannya. Hubungkan dan diskusikan dengan
referensi/hasil penelitian lain. Jelaskan mengapa
hasil penelitian anda berbeda atau sama dengan
referensi yang ada, kemudian ambil kesimpulannya.
Artikel Ulasan
Penulis menyampaikan teori, pandangan dan
hasil penelitian peneliti lain tentang sebuah
substansi/isu yang menarik. Diskusikan perbedaan
dan persamaan referensi yang anda sampaikan
tersebut. Ambil kesimpulan (yang akan lebih baik
jika penulis mampu mensinergikan referensi yang
ada menjadi sebuah pandangan baru).
KESIMPULAN DAN SARAN
(uppercase, left, bold, times new roman 12 pt)
Penulis bisa membagi 2 subbab :
Kesimpulan
Merupakan kesimpulan pada pembahasan.
Saran
Berisi tindak lanjut yang harus dilakukan atau
hal penting yang berhubungan dengan substansi
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Minimal 10 referensi. Berisi referensi yang
diacu 80% terbitan 10 tahun terakhir. Penomoran
disesuaikan dengan urutan penggunaan referensi
dalam tulisan. Semua referensi dalam daftar
pustaka harus digunakan dalam tulisan.
Contoh tata cara penulisan daftar pustaka dari
berbagai sumber :
[1]. Buku : Penulis, Inisial., Tahun. Judul buku.
Edisi. Kota:Penerbit. Contoh : Redman, P.,
2006. Good Essay Writing: A Social Sciences
[2].
[3].
[4].
[5].
[6].
Top = 3 cm
2 spasi
Abstrak
(Center, Times New Roman 11 pt, 1,5 spasi)
Abstract
(Center, Times New Roman 11 pt, 1 spasi, Italic)
29,7 cm
3 cm
Key words : berisi 3-6 kata kunci, sentence case, italic, justify, times new
roman 11 pt, 1 spasi
2 spasi
0,6 cm
2,5 cm
Footer 1,27
Bottom = 2,5 cm
LEMBAR ABSTRAK
Mochamad Nasrullah
Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN)-BATAN
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
nasr@batan.go.id
Construction of N uclear Power Plant (NPP) in a country is
always a controversy. The size of capacity on Nuclear
Power Plant becomes important whether to use large
capacity or small capacity, as this will give an effect in the
Levelized Unit Electricity Cost. The study will assess the
LUEC and the Levelized Unit Product Cost of electricity
and non-electricity, also present a comparative economic
assessment between SMR and large PWR, and comparison
with different energy resources taking into account the
environmental aspect. The models used to calculate the
economics of power plants are G4Econs, IAEAs models in
spreadsheet form released in 2008. The models will take
into account the investment cost, fuel cost, operational and
maintenance (O&M) cost. Using 10% discount rate, the
result of economic assessment shows that generation cost of
large unit does not always cheaper the smaller units.
Keyword: single smaller and multi smaller plant, LUEC,
LUPC, external cost
t)
bioetanol,
emisi CO2
kesetimbangan energi
LUEC
LUPC
external cost
: 91, 100
model logistik
: 103, 105
: 103
merkuri
minyak jelantah
generator termoelektrik
kalor
: 113, 116
efisiensi generator
koefisien seebeck
peta potensi
: 123, 124
energi biomassa
: 123, 124
basis data
: 123, 124
: 123
WebGIS
biogas
kalori (kal)
: 135, 139
: 135, 139
: 135, 139
Dewan Redaksi mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari sebagai reviewer
yang telah menelaah dan memberi masukan serta rekomendasi dalam rangka menjaga
mutu publikasi ini sesuai kaidah-kaidah karya tulis ilmiah. Adapun nama-nama mitra
bestari sebagai berikut:
NO
NAMA
INSTANSI
BPPT
BPPT
Universitas Diponegoro
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan dicetak oleh CV. Sukma Jaya Utama
Jl. Raya Pasar Minggu Km. 18 No.1, Pejaten Barat Jakarta Selatan,
Telp. (021) 3249 0325, 0813 800 44 290