Anda di halaman 1dari 2

No.

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Perusahaan (Tbk.)


Aneka Tambang (Persero)
Bumi Resources
Indocement Tunggal Prakasa
International Nickel Indonesia
Kalbe Farma
Tambang Batubara Bukit Asam
Telekomunikasi Indonesia
Unilever Indonesia
United Tractors

E(Ri)

_i

0.02253
0.03140
0.04517
0.04293
0.02443
0.05068
0.00509
0.01862
0.03517

1.39627
0.40007
0.32933
0.47558
0.26293
0.71625
0,10789
0.12806
0.49577

Bentuk instrumen keuangan yang dapat diinvestasikan oleh investor, antara lain berupa
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan saham yang ada di pasar modal. Sertifikat Bank
Indonesia diterbitkan oleh pemerintah sehingga memperoleh kepastian jaminan. Bagi investor
yang menginginkan perputaran dana yang lebih cepat dan fluktuatif dapat menginvestasikan
dananya dalam bentuk saham yang diterbitkan oleh pihak swasta.
Salah satu aset bebas risiko yang ada di Indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Risiko yang didapat oleh investor bila berinvestasi dalam aset ini adalah 0 karena diterbitkan
dan dijamin oleh pemerintah (Bank Indonesia) sehingga kemungkinan Bank Indonesia tidak
sanggup membayar bunga sertifikatnya sangat kecil. Return yang akan diterima oleh investor
sesuai dengan besarnya tingkat suku bunga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk
menghitung return dari aset bebas risiko ini digunakan tingkat suku bunga SBI bulanan.

1. Perhitungan Rf untuk periode 2004-2008


2. return pasar (Rm).
Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa rata-rata return pasar yang akan diterima oleh
investor adalah sebesar 0,01243 dengan besarnya standar deviasi adalah sebesar 0,08012.
Poin indeks JII periode 2004-2008 berada di tingkat minimum sebesar 121.325 pada bulan
Mei 2004 dan di tingkat maksimum sebesar 508.945 pada bulan Februari 2008. Nilai return
rata-rata yang positif menunjukkan sentimen pasar yang positif dan meningkat walaupun
pergerakannya sangat kecil.
Tabel 4. Return Pasar (Rm)
Dari perhitungan sebelumnya, baik Rf maupun Rm dapat kita lihat bahwa nilai Rf lebih besar
dari E(Rm). Selisih di antara keduanya adalah sebesar 0,08002 (0,09245-0,01243). Ini berarti
selama periode 20042008 akan lebih menguntungkan jika berinvestasi dalam SBI
dibandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk saham-saham JII di pasar modal karena SBI
memberikan return yang lebih besar daripada return yang diberikan oleh keseluruhan saham-

saham JII. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan tingkat suku bunga SBI selama periode
20042008 secara bertahap hanya berpengaruh sedikit terhadap pasar modal, dimana
penurunan ini tidak disambut oleh para pelaku pasar dengan mengalihkan investasinya pada
pasar modal.
Required Return [E(Rj)] dan Excess Return [E(R)]
Investor yang rasional akan memilih investasi yang berisiko lebih kecil jika dihadapkan pada
2 pilihan investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko yang berbeda. Investor
dapat menilai hubungan antara risiko dan return tersebut dengan menggunakan pendekatan
Capital Assets Pricing Model (CAPM) untuk menilai pilihan investasi yang layak.
Pengukuran risiko dalam CAPM menggunakan dari perhitungan sebelumnya, sedangkan
return diukur dengan besarnya penjumlahan return aset bebas risiko dengan selisih dari
return rata-rata pasar dan return aset bebas risiko. Selisih rata-rata return pasar dan return
aset bebas risiko disebut juga dengan Premium Risk.

Tabel 7. Required Return / CAPM Standard (E[Rj]) Periode 2004-2008


Setelah mengetahui besarnya required return dari tabel 4.6, langkah selanjutnya adalah
menghitung Excess Return. Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham yang
diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari saham tersebut. Apabila nilai excess
return menunjukkan hasil yang positif maka investor akan mendapat keuntungan dari
investasi saham tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan
sebaliknya.

Salah satu hipotesa dalam pengujian CAPM adalah return saham dan yang mempunyai
hubungan yang linear. Risiko sistematis saham () akan mempengaruhi nilai dari rata-rata
return saham [E(Ri)] yang diperoleh.
Dari pengolahan data sebelumnya, ada 5 saham yang termasuk dalam golongan saham yang
agresif, yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, International Nickel
Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Sedangkan 4 saham lainnya
termasuk dalam saham yang bertahan (deffensive stock), yaitu saham Indocement Tunggal
Prakasa, Kalbe Farma, Telekomunikasi Indonesia, dan Unilever Indonesia. Berdasarkan nilai
excess return saham, ada 6 saham yang memiliki excess return positif dan 3 saham yang
excess returnnya negatif. Saham-saham yang memiliki excess return positif adalah saham
Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, Indocement Tunggal Prakasa, International
Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Saham-saham yang
memiliki excess return negatif adalah Kalbe Farma, Telekomunikasi Indonesia, dan Unilever
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai