Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PENDAHULUAN FISIKA INTI

Penjelasan Elektron tidak Jatuh pada Inti

Disusun Oleh :
1. Isna Tiyaswati

(K2313033)

2. Musfiq A

(K2313047)

3. Petronela C

(K2313055)

Pendidikan Fisika 2013 B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

A. Asas Ketikdakpastian Heisenberg


Dari mekanika gelombang untuk mencari panjang gelombang pada
suatu elektron dapat dirumuskan berdasarkan hubungan De Broglie
sebagai berikut.

h
h

p me v

...................(1)
Dimana p, m, dan v berturut-turut adalah momentum, massa, dan
kecepatan elektron. Jika elektron berada di dalam inti, logikanya dimensi
inti sama dengan dimensi elektron atau lebih kecil, dan berdasarkan
hubungan dimensi ketidakpastian adalah
x p h.....................................(2)
x dan p adalah ketidakpastian posisi dan momentum pada
elektron. Karena jari-jari untuk inti yang tipis dengan nomor massa 200
adalah 0,6 x 10-12 cm. Dari persamaa (2), maka momentum elektron adalah

p ~

6.6 10 27 erg sec


erg sec
h

5.5 10 15
12
x
cm
1.2 10 c

...............................(3)

Dari beberapa dugaan, di peroleh energi elektron E dengan


menggunakan hubungan:
E 2 p 2 c 2 m02 c 4

...................................................................................(4)
Dengan

m0c2 adalah massa energi pada elektron. Diasumsikan

bahwa momentum p tidak lebih besar dari p. Sehingga dapat disubstitusi


p = p pada persamaan (4).
E2 = (5.5 x 10-15)2 (3 x 10-10)2 + (9.1 x 10-28)2 (3 x 1010)

6.6 10 erg
6.5 10 erg

16.5 10 5

2.7 10 8

13

13

Sehingga energi elektron yang berada dalam inti dengan asumsi


momentum tidak lebih dari p adalah

1.65 10
4

1.65 10 4 erg
erg
10.5 10 7 ev
12
1.6 10 erg/ev

E=
E = 105 Mev
Seharusnya dari hasil percobaan yang didapat, energi elektron
berada pada 2-3 Mev. Jika elektron berada di dalam inti, maka energi
proton dan energi elektron adalah sama. Sehingga elektron tidak
berada di dalam inti.
B. Hukum Kekekalan Momen Magnetik
Spin semua inti dengan massa atom ganjil adalah kelipatan h/2
sehingga inti yang bernomor genap memiliki spin 0 atau kelipatan ganjil
dari h/2.Simbol dari spin inti adalah I.Momen magnetik dihubungkan
dengan spin inti seperti spin elektron, karena spin inti bermuatan listrik
dan rotasi partikel bermuatan membangkitkan momen magnetik. Partikel
bermuatan jika dia bergerak maka akan mengahsilkan momen magnet.
Besar momen magnet elektron jika dinyatakan dengan magneton Bohr
adalah:

eh
eh
erg

0,927 x10 20
4me c 2me c
gauss

eh
eh
erg

0.927 10 20
4me c 2me c
gauss

.............................................(5)
Dimana:

= muatan elektron

me = massa elektron
c

= kecepatan cahaya
Karena inti memiliki muatan, jika spin I tidak 0 jadi gerakan dari

muatan partikel di dalam inti menghasilkan suatu momen magnet. Jika


distribusi muatan dari inti diasumsikan sebagai simetri maka akan
menghasilkan momen dipole. Teori yang sama diasumsikan untuk proton
dan elektron.
Proton yang memiliki masa 1836 kali dari massa elektron akan
memiliki momen magnet sebagai berikut.
N

eh
erg
B 5.05 10 24
4me c 1836
gauss

...(6)
Dimana mp adalah massa proton, dan N adalah magneton nuklir.
Jika elektron berada di dalam inti, maka ia akan memiliki momen
magnet inti yang besarnya sama dengan magneton Bohr. Tetapi pada
eksperimen, momen magnet inti didapatkan jauh lebih kecil dari
magneton Bohr. Sehingga dipandang dari konsep momen magnet,
maka elektron yang berada di dalam inti diragukan.
C. Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Isotop merupakan unsur atau atom yang memiliki nomor atom (Z)
sama, tetapi memiliki nomor massa (A) yang berbeda, yang artinya isotopisotop memiliki muatan listrik yang sama tetapi massanya berbeda. Jika
suatu elemen tidak memiliki isotop maka perumusan untuk mencari
gelombang dari transisi atom hydrogen biasa digambarkan sebagai berikut.

1
RM

1 1
2 2
nt ni

...(7)

Dengan :
= Panjang gelombang yang terkait dari satu tingkat energi ke tingkat
energi lainnya,

RM = Konstanta Rydberg
nf = Tingkat akhir
ni = Tingkat awal
Rm merupakan konstanta Rydberg yang dirumuskan sebagai
berikut.
RM

M
R
M m

.(8)
Dengan R= 1,097 x 10-3 A-1 adalah konstanta Rydberg, jika inti
diasumsikan memiliki massa yang tak terbatas, maka m adalah massa
elektron dan M adalah massa pada inti.
Jika unsur diberikan dua atu lebih isotop, maka R M akan berbeda
untuk setiap isotop dan bergantung pada massa inti dan massa elektron.
Contoh unsur Lithium dengan A = 6 dan 7, dengan Z = 3. Sehingga
RM 1

M
R
M1 m

RM 2

M
R
M2 m

.(9)
Dimana:
M1 = massa inti 1
M2 = massa inti 2
m = massa elektron tetap
R= tetapan Rydberg 1,097 x 10-3 A-1
Dan untuk dua isotop berturut-turut dari persamaan 3 adalah

R M 1 RM 2

m M1 M 2
R
M 1 m M 2 m

...................(10a)
Atau
R

m M
R
M 1M 2

..............................(10b)
M kecil, dan m sangat kecil dibandingkan dengan M 1 atau M2,
sehingga R juga sangat kecil yang mengakibatkan sangat kecil, dan
jika memiliki dua isotop, maka akan menghasilkan dua transisi
(perpindahan energi sebanyak dua kali).
Struktur hyperfine pada garis spektral tidak bisa menerangkan efek
isotop. Banyak elemen yang mepunyai 1 isotop yang menunjukkan sebuah
struktur hyperfine, sebuah contoh bismuth ini sudah mantap dengan
mengandaikan nuklius , seperti sebuah elektron yang mempunyai
momentum anguler. Besarnya momentum anguler nuklir menunjukan
gelombang mekanik, yang diberikan oleh persamaan berikut.
I I 1 di mana

h
2

.(11)

Dimana h adalah konstanta Planck , dan I adalah sebuah bilangan


bulat atau setengah bilangan bulat adalah spin nuklir. Nama nuklir untuk
I adalah membingungkan karena total momentum anguler pada inti yang
mendukung menjadi penjumlahan vektor pada orbital momentum anguler
dan spin momentum angular dari partikel disamping nukleus I adalah
sebuah bilangan kuantum nuklir dan nilainya maksimum pada komponen
momentum anguler adalah sebesar

I h . Vektor momentum anguler

nuklir menunjukkan daerah yang terkuantisasi. Ketika n nukleus dengan


spin I di tempat sebuah perbedaan orientasi medan magnet eksternal, itu
bisa membentuk (2I +1). Otentasi ini adalah seperti vektor momentum

angular yang mendorong di dalam beberapa arah medan magnet yang


mempunyai satu nilai seperti berikut.
I,I-1, I-2, I-3,-(I-3),-(I-2),(I-1),-I
Vektor momentum anguler nuklir I menambah momentum angular
total vektor J pada elektron di atom, untuk memberikan hasil vektor

momentum anguler, I :
F=J + I
J

Jika jumlah I dan J diketahui, maka F juga akan diketahui dari


I

kombinasi J dan I seperti pada gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Vector F
Dengan mematuhi aturan seleksi sebagai berikut J yaitu J = 0, 1
tetapi tidak diperbolehkan dari

0 0 , walaupun J = 0. dengan

menghitung jumlah garis yang sama dengan 2 I +1 jika I < J dan sama
dengan 2 J +1 jika J < I, maka jumlah J diketahui, ini mungkin dapat
memprediksi nilai spin inti I. Selain metode untuk untuk menghitung garis
struktur hyperfine, metode lain dikembangkan untuk menemukan I.
Hasilnya adalah hubungan tertutup antara I dan nomor massa dari inti
atom. Hubungan itu mengimplikasikan hukum dibawah ini. Inti atom
dengan nomor massa ganjil memiliki spin nuklir setengah dari bilangan
ganjil dan untuk inti atom dengan nomor massa genap memiliki spin nuklir
nol atau bilangan bulat.

Untuk nilai ganjil A, I =

1 3 5 7
, , , ,...,
2 2 2 2

Untuk nilai genap A, I = 0, 1, 2, 3, 4, ,


14
7

Misalnya,

, jika menurut model proton elektron, maka jumlah

proton = 14, elektron = 7, total muatan positif =7, elektron terluar = 7, dan
partikel penyusun inti = 21. karena elektron dan neutron memiliki
setengah spin, maka inti 7N14 akan memiliki nilai setengah integral
spin, tetapi eksperimen menyatakan bahwa 7N14 memiliki integral spin
(I = 1). Sehingga elektron tidak berada didalam inti.
Dari ketiga penjelasan ini membentuk suatu kesimpulan bahwa
elektron tidak terdapat pada inti.

Anda mungkin juga menyukai