Anda di halaman 1dari 17

BAB V

PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Hardware dan Software
5.1.1 Modul Rangkaian Atmega 8535
Rangkaian ini adalah mikrokontroller yang
berfungsi

untuk

mengatur

jalannya

sistem.

Spesifikasi yang diperlukan rangkaian ini adalah:


1. Tegangan yang dibutuhkan 4,5 -5,5 VDC dan
ground
2. Membutuhkan sambungan MISO, MOSI, SCK,
dan RESET untuk dapat memprogram 8535
3. Membutuhkan tegangan pada pin Aref sebesar 1
volt
4. Membutuhkan led sebagai indikator tegangan
5. Membutuhkan seven segment sebagai display
Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah
ini :

59

1
2
3
4
5
6
7
8

VCC

MOSI
M IS O
SCK
RESET
J2

J4

VCC

6
5
4
3
2
1

R2
1k

D1

Y1
2

LED
1

2 RESET
C 3 12M hz C 4
1

1k
1

SW 1

C1
CAP

33PF

PD
PD
PD
PD
PD
PD
PD
PD

0
1
2
3
4
5
6
7

33PF PO R T D

P B 0 (X C K /T 0 )
P A 0 (A D C 0 )
P B 1 (T 1 )
P A 1 (A D C 1 )
P B 2 (IN T 2 /A IN 0 ) P A 2 (A D C 2 )
P B 3 (O C 0 /A IN 1 ) P A 3 (A D C 3 )
P B 4 (S S )
P A 4 (A D C 4 )
P B 5 (M O S I)
P A 5 (A D C 5 )
P B 6 [M IS O )
P A 6 (A D C 6 )
P B 7 [S C K )
P A 7 (A D C 7 )
RESET
AREF
VC C
AGND
GND
AVCC
XTA L2
P C 7 (T O S C 2 )
XTA L1
P C 6 (T O S C 1 )
P D 0 (R X D )
PC5
P D 1 (T X D )
PC4
P D 2 (IN T 0 )
PC3
P D 3 (IN T 1 )
PC2
P D 4 (O C 1 B )
P C 1 (S D A )
P D 5 (O C 1 A )
P C 0 (S C L )
P D 6 (IC P )
P D 7 (O C 2 )

VC C

PORT A
1
2
3
4
5
6 J1
7
J11
8
1
VC
2
3
1
2
3 J3
4
5
6
7
8

PSA
1
2

1
2
3

BERAT

PAN JAN G

VC C

SENSOR
1
2
3

R4
1k

lI N G K A R

AR EF
C

PORT C

A T M E G A 8 5 3 5 -D IL 4 0

RESET
2

Gambar 5.1 Rangkaian Atmega 8535


Langkah-langkah pengaturan/pengujian yaitu:
1. Mengukur tegangan yang masuk ke ic yaitu
pada kaki 10 (vcc) dan 11 (ground)
2. Mengatur tegangan pada pin referensi ADC
atmega8535 sebesar 1V
Software ATMega 8535

60

VCC
SENSOR

40
39
38
37
36
35
34
33
32 AR EF
31
30 VC C
29
28
27
26
25
24
23
22
21

R1
220

R3

1
2
3
4
5
6
7
8

IC 1

CON3

PROGRAM M ER

J5

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PORT B

Chip type

: ATmega8535

Program type

: Application

AVR Core Clock frequency

: 12,000000 MHz

Memory model

: Small

External RAM size

:0

Data Stack size

: 128

C2
103

POT
R5

#include <mega8535.h>

//menginputkan library
ATMega 8535

5.1.2

Modul

Rangkaian

Pengkondisi

Signal

Analog
Spesifikasi modul rangkaian pengkondisi sinyal
yang diperlukan adalah :
1.

Sebuah sensor yang dapat mendeteksi berat


saat sensor diberikan beban.

2.

Input tegangan 5 vdc

3.

Mengecek rangkaian dan mengecek test point


pada masing-masing blok rangkaian yang
sudah disediakan.

Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar di bawah


ini :
VC C

R 55

J15

-5 V

J13

TO LO AD C ELL

7
1
2

R E S IS TO R

J16
-5 V
O U T G A IN

O U TPU T -

A D 620

J21
1
2

TP 4
R 52
R E S IS TO R

D 3

-5 V

BER AT

TL081 TP 5
TL081

J18

R 47
220

1
2

J19

offset

R 53
2

J14
TP 1

PO T
D IO D E Z E N E R
1
1

2
1

-5 V

R 51

7
8

U 6

AD 620

4
1
5

LED

TP 3
U 4

D 2

VC C

L E 4D
3
2
1

VC C

VC C

O U TPU T +

2
D J3 1 0

TP 2

R 49
R E S IS T O R
J12

4
5

R 48
220

R E S IS TO R

R 50
PO T

2
R 54
R E S IS T O R

J17
re f 3

61

Gambar 5.2 Rangkaian PSA


Rangkaian

pengkondisi sinyal

menggunakan

supply +5 volt dan -5 volt. Saat loadcell diberi


beban pada inti besi maka nilai resistansinya di
strain gauge nya akan berubah, yang dikeluarkan
melalui 4 buah kabel. Dua buah kabel eksitasi dan
dua kabel lainnya sebagai sinyal keluaran ke
control nya. Kemudian sinyal tersebut akan
dikuatkan oleh IC AD620 sebanyak 2471 kali
karena keluaran tegangan yang dari loadcell
sangat kecil hingga kurang dari satuan milivolt.
Kemudian, referensi tegangan akan di nolkan
melalui adder. Selanjutnya, akan dikuatkan 1 kali
oleh rangkaian inverting. Tegangan tadi yang
bernilai min karena invertin akan di invert lagi
sehingga tegangan akan bernilai plus kembali.
Software untuk berat
while(PINB.0==0)
{
berat=(float)((membaca_adc(3)*525.783/1023)-171);
//rumus untuk menampilkan berat
}

5.1.3

62

Modul Rangkaian Display

Spesifikasi modul rangkaian display yang diperlukan


adalah :
1. Tegangan yang dibutuhkan 5 vdc dan ground
2. Membutuhkan sulutan ground dari IC mikro
3. Membutuhkan 74LS154 sebagai dekoder

J24

J25

J26

J27

J28

J29

P O R TC

J30

J31

J32

1
2
3
4
5

7seg

1
2
3
4
5

7seg

1
2
3
4
5

7seg

1
2
3
4
5

7seg

10
9
8
7
6

10
10
10
10
10
10
10
10

1
2
3
4
5

7seg

22
23
24
25
26
27
28
29

1
2
3
4
5

7seg

R
R
R
R
R
R
R
R

10
9
8
7
6

8
7
6
5
4
3
2
1
10
9
8
7
6

PO R TC

10
10
10
10
10
10
10
10

1
2
3
4
5

7seg

14
15
16
17
18
19
20
21

1
2
3
4
5

7seg

R
R
R
R
R
R
R
R

1
2
3
4
5

7seg

10
9
8
7
6

10
9
8
7
6

P O R TC

J8
8
7
6
5
4
3
2
1

10
9
8
7
6

10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
8
7
6

6
7
8
9
10
11
12
13

10
9
8
7
6

J7
R
R
R
R
R
R
R
R

8
7
6
5
4
3
2
1

10
9
8
7
6

J6

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

23
22
21
20
18
19

A
B
C
D

VCC

4
5
6
7

G1
G2

GND

J9

D
D
D
D

Y0
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y 10
Y 11
Y 12
Y 13
Y 14
Y 15

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17

74LS 154
12

1
2
3
4

P
P
P
P

U1

24

VCC
DEC ODER

Gambar 5.3 Rangkaian Display


Langkah langkah pengaturan/pengujian :
1. Membutuhkan tegangan 5vdc dan ground.
2. Mengecek nyala led pada seven segment.
3. Menguji tampilan seven segment dengan

program mikro.
4. Menguji IC dekoder dengan program.
Subprogram Display
void ubah_ke_format7segment()
63

VCC

//fungsi untuk ubah format 7segment


{
if (ubah==0){ubah=0xc0;}
if (ubah==1){ubah=0xf9;}
if (ubah==2){ubah=0xa4;}
if (ubah==3){ubah=0xb0;}

//untuk membentuk

if (ubah==4){ubah=0x99;}

karakter seven

if (ubah==5){ubah=0x92;}

segment dalam

if (ubah==6){ubah=0x82;}

bentuk angka 0-9

if (ubah==7){ubah=0xf8;}
if (ubah==8){ubah=0x80;}
if (ubah==9){ubah=0x90;}
}
void tampil_7segment()
{
PORTC=rat;
PORTD.4=0;
PORTD.5=0;
PORTD.6=0;
PORTD.7=0;
delay_us(100);
PORTC=pul;
PORTD.4=0;
64

//menampilkan data kedigit1

PORTD.5=0;

//menampilkan data kedigit2

PORTD.6=0;
PORTD.7=1;
delay_us(100);
PORTC=sat;
PORTD.4=0;
PORTD.5=0;

// menampilkan data kedigit3

PORTD.6=1;
PORTD.7=0;
delay_us(100);
PORTC=rat1;
PORTD.4=0;
PORTD.5=0;

// menampilkan data kedigit4

PORTD.6=1;
PORTD.7=1;
delay_us(100);
PORTC=pul1;
PORTD.4=0;
PORTD.5=1;

// menampilkan data kedigit5

PORTD.6=0;
PORTD.7=0;
delay_us(100);
PORTC=sat1;
65

PORTD.4=0;
PORTD.5=1;

// menampilkan data ke digit6

PORTD.6=0;
PORTD.7=1;
delay_us(100);
PORTC=rat2;
PORTD.4=0;
PORTD.5=1;

// menampilkan data kedigit7

PORTD.6=1;
PORTD.7=0;
delay_us(100);
PORTC=pul2;
PORTD.4=0;
PORTD.5=1;

// menampilkan data kedigit8

PORTD.6=1;
PORTD.7=1;
delay_us(100);
PORTC=sat2;
PORTD.4=1;
PORTD.5=0;
PORTD.6=0;
PORTD.7=0;
delay_us(100);
66

// menampilkan data kedigit9

while (1)
{
//
rat= suhu/100;
rat= rat%100;
// pul= suhu%1000;

//menempatan sevent

pul= suhu/10;

segment sesuai dengan

pul= pul%10;

nilai digit

// sat= suhu%1000;
sat= suhu%10;
//
ubah=sat;
ubah_ke_format7segment();
sat=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada sat di digit 3
ubah=pul;
ubah_ke_format7segment();
pul=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada pul di digit 2
ubah=rat;
ubah_ke_format7segment();
67

rat=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 1
//
rat1= suhu1/100;
rat1= rat1%100;
// pul= suhu%1000;

//menempatan sevent

pul1= suhu1/10;

segment sesuai dengan

pul1= pul1%10;

nilai digit

// sat= suhu%1000;
sat1= suhu1%10;
//
ubah=sat1;
ubah_ke_format7segment();
sat1=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 6
ubah=pul1;
ubah_ke_format7segment();
pul1=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 5
ubah=rat1;
ubah_ke_format7segment();
rat1=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 4
68

rat2= suhu2/100;
rat2= rat2%100;
// pul2= suhu2%1000;

menempatan sevent

pul2= suhu2/10;

segment sesuai

pul2= pul2%10;

dengan nilai digit

// sat2= suhu2%1000;
sat2= suhu2%10;
ubah=sat2;
ubah_ke_format7segment();
sat2=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 9
ubah=pul2;
ubah_ke_format7segment();
pul2=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 8
ubah=rat2;
ubah_ke_format7segment();
rat2=ubah;
//nenampilkan karakter angka pada rat di digit 7
tampil_7segment();

69

//menempatkan digit sevent segment sesuai digit


yang diinginkan
}
}
5.1.4

Modul Rangkaian Indikator Baterai

Spesifikasi modul rangkaian indikator tegangan aki


yang diperlukan adalah :
1.

Menggunakan tegangan input +5 volt dc untuk


LM3914

2.

Input sign in merupakan pembagian tegangan


yaitu 1/3 tegangan aki.
8 K 2
X 5V 3,94 V
10 K 4

3.

Untk referensi high

4.

Untuk referensi low

J33
FR O M AKI
2
1

3K 3
X 5V 1,85 V
8 K 9

VC C

AKI

R 46

C 5
10uF
U 2

VC C

R 30
10k

R 31
10k

R 33
6k

4
6
8

VC C

S IG IN
MO D E

R EF O U T
LED 1
LED 2
LED 3
LED 4
LED 5
LED 6
LED 7
LED 8
LED 9
LED 10

V+

5
9

VC C

R LO
R H I
R EF AD J

R 35
2k
V-

R 34
4k
8k
R 36

R
R
R
R
R
R
R
R
R
R

3
3
3
4
4
4
4
4
4
4

10k
7 2
8 2
9 2
0 2
1 2
2 2
3 2
4 2
5 2
6 2

LM 3914
2

R 32
10k

7
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1

D 11
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20

20
19
18
17
16
15
14
13
12
11

2 $0 P I N 0
19
2
18
3
17
4
16
5
15
6
14
7
13
8
12
9
11 10

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

LED BAR

Gambar 5.4 Rangkaian Indikator Baterai


Langkah langkah pengaturan/pengujian adalah :
70

1. Mengukur tegangan input sign in


2. Mengukur tegangan input reff high
3. Mengukur tegangan input reff low
Tegangan dari AKI

: 11,72V

Tegangan yang masuk ke

:RLO 2,18V

Tegangan yang masuk keSign in

: 3,96V

Tegangan yang masuk ke RHI

: 4,06V

Arus konsumsi rangkaian

: 0,25 A

Kapasitas aki

: 3,5 AH

5.1.5

Perbandingan Teori dengan Pengukuran

a) Hasil Pengukuran Berat Badan


1. Rumus Gain :

Perhitungan :

71

Pada rangkaian PSA, menggunaka IC AD620


sebagai penguat. rumus diatas adalah rumus
penguatan yang digunakan pada IC AD620.
Penguatan yang digunakan sebesar 2471 kali
karena outputan dari Load Cell sendiri masih
dalam orde mili volt.
2. Rumus mencari Vout dan dibandingkan
pengukuran pada berat 1kg :
Perhitungan

Vin x G = Vout
0,6 x 2471 = 1,4826V

Pengukuran

: 1,56V

Dari hasil pengukuran dan perhitungan


tersebut, didapat selisih. Hal itu bisa diatur
dengan merubah softwarenya.
3. Perbandingan antara pengukuran dengan
perhitungan nyala AKI
Perhitungan tegangan aki didapatkan:
AH

= Ax H
= 0,25A x H

72

3,5

= 3,5/0,25

= 14H

Pengukuran tegangan aki didapatkan


tegangan aki masih ada sejumlah 2,29 V
pada pemakaian aki selama 14 jam.
4. Kinerja AKI efektif pada penggunaan dari
posisi penuh hingga penggunaan pada jam
ke 8. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perhitungan sebagai berikut:
Muatan

= 3,5AH

H efektif

= 8H

= 0,25A

Muatan pada 8H

= 8H x 0,25A
= 2AH

Pada saat 8H presentasi efektifitasnya


adalah:
2A/3,5A x 100% = 57%
Kinerja aki efektif saat muatan aki berada
pada muatan diatas 57%.

73

Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan


R55

-5 V

TL081 TP 5
TL081

220

D9

D8

le d

-5 V

U3
D4
1

J23

offset

PO T
D IO D E Z E N E R
1
1

AKI

BERAT

R53

TP 1

R 58

TL081

J19

1
2

OUT

B R ID G E

J18
TP 4

IN

1
2

4
5

-5 V

7
1

2
R E S IS T O R

VC C

U4
LM 7 8 05 C /TO 3

3
2
1

3
2 C1 2
1

2
4
6
7

+
R E LA Y 4P D T

10uF

D6

1C A P

1
D5

C6

D IO D E
2

VC C
D IO D E

2
D IO D E

1
8

C AP+
C APLV
OSC

VO U T

5
R 59
220

BOOST
+V C C
IC L 7 6 60 S

GND

2
1

R E S IS TO R

D3

R52
R E S IS T O R

J14

J21

F ro m T ra fo C T 1 2 V

R47
220

R56

J16
-5 V
O U T G A IN

O U TP U T -

2
1

U7

7
1

AD 620

4
1
5

-5 V

J13

TO LO AD C ELL

7
8

K1

J22
FR OM AKI

J20
o u tp u t

VC C
U6

AD 620
R 51

2
1

LED

VCC
TP 3

U4
3

L E 4D
3
2
1

D2

R E S IS T O R

TP 2
VC C

4
5

VCC

D J3 1 0

R50
PO T
R49
R E S IS T O R
J12
O U TP U T +

R 48
220

D7

S A K L A R O N /O F F
S1

GND

R 57
POT

C7
10uF D 10
le d

J15

-5 V

VC C

R54
R E S IS T O R

J17
re f 3

R2
1k

D1

Y1

LED
2

R3

2 R ESET
C 3 12M hz C 4
1

1k
1

SW 1

C1
CAP

33P F

33P F

P
P
P
P
P
P
P
P

D
D
D
D
D
D
D
D

0
1
2
3
4
5
6
7

VC C

VCC

SENSO R
1
2
3

SEN SO R

PSA
1
2

1
2
3

BERAT

PAN JAN G

R4
1k

2
1

POT

AR EF

VCC

AKI
R30
10k

R5

C2
103

R31
10k

5
9

VC C
R33
6k

4
6
8

U2

VCC

S IG IN
MODE

REF OUT
LED 1
LED 2
LED 3
LED 4
LED 5
LED 6
LED 7
LED 8
LED 9
LE D 10

RLO
RHI
REF ADJ

R 35
2k
R32
10k

R34
4k

A T M E G A 8 5 3 5 -D IL 4 0

PORT D

R46

C5
10uF

8k
R 36

R ESET

LM 3914

7seg

J30

J31

7seg

10
9
8
7
6

P O R TC

10
10
10
10
10
10
10
10

J32

7seg

7seg
1
2
3
4
5

J29

7seg

22
23
24
25
26
27
28
29

1
2
3
4
5

J28

7seg

R
R
R
R
R
R
R
R

1
2
3
4
5

J27

10
9
8
7
6

8
7
6
5
4
3
2
1

10
9
8
7
6

10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
8
7
6

PO R TC

14
15
16
17
18
19
20
21

1
2
3
4
5

7seg

R
R
R
R
R
R
R
R

1
2
3
4
5

J26

7seg

1
2
3
4
5

10
9
8
7
6

10
9
8
7
6

J25

7seg

1
2
3
4
5

J24

1
2
3
4
5

P O R TC

J8
8
7
6
5
4
3
2
1

1
2
3
4
5

10
10
10
10
10
10
10
10
10
9
8
7
6

6
7
8
9
10
11
12
13

10
9
8
7
6

J7
R
R
R
R
R
R
R
R

8
7
6
5
4
3
2
1

10
9
8
7
6

J6

VC C

18
19

Q1

Q2

Q3

Q4

Q5

Q6

Q7

Q8

Q9

PNP CBE

PN P C BE

PN P C BE

PNP CBE

PNP CBE

PNP CBE

PN P C BE

PN P C BE

PN P C BE

VC C

24

U1
23
22
21
20

A
B
C
D
G1
G2

GND

J9

PD4
PD5
PD6
PD7

Y0
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
Y8
Y9
Y 10
Y 11
Y 12
Y 13
Y 14
Y 15

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
13
14
15
16
17

74LS 154
12

1
2
3
4

VC C

D ECOD ER

Gambar 5.4 Rangkaian Keseluruhan


Saat saklar ditekan maka aki akan mensupplai
rangkaian

yang

sebelumnya

akan

diturunkan

tegangannya dulu menjadi 5 volt dan tegangan


tersebut akan mensupplay seluruh rangkaian. Pada
74

VCC

1
VC C
2
3
1
2
3 J3
4
5
6
7
8
PORT C

J33
FR OM AKI

lI N G K A R

V+

1
2
3
4
5
6 J1
7
J11
8

VC C

PORT A

R1
220

1
2
3
4
5
6
7
8

40
39
38
37
36
35
34
33
32 A R EF
31
30 V C C
29
28
27
26
25
24
23
22
21

V-

J4

VCC

J2

P B 0 (X C K / T 0 )
P A 0 (A D C 0 )
P B 1 (T 1 )
P A 1 (A D C 1 )
P B 2 (I N T 2 / A I N 0 ) P A 2 (A D C 2 )
P B 3 (O C 0 / A I N 1 ) P A 3 (A D C 3 )
P B 4 (S S )
P A 4 (A D C 4 )
P B 5 (M O S I )
P A 5 (A D C 5 )
P B 6 [M IS O )
P A 6 (A D C 6 )
P B 7 [S C K )
P A 7 (A D C 7 )
R ESET
AR EF
VCC
AGND
GND
AVCC
XT A L2
P C 7 (T O S C 2 )
XT A L1
P C 6 (T O S C 1 )
P D 0 (R X D )
PC 5
P D 1 (T X D )
PC 4
P D 2 (I N T 0 )
PC 3
P D 3 (I N T 1 )
PC 2
P D 4 (O C 1 B )
P C 1 (S D A )
P D 5 (O C 1 A )
P C 0 (S C L )
P D 6 (I C P )
P D 7 (O C 2 )

CON3

PR OG R AM M ER

VC C

MOSI
M IS O
SC K
RESET

IC 1

1
2
3
4
5
6
7
8

J5
6
5
4
3
2
1

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

PORT B

7
10
11
12
13
14
15
16
17
18
1

R
R
R
R
R
R
R
R
R
R

10k
37 220
38 220
39 220
40 220
41 220
42 220
43 220
44 220
45 220
46 220

D11
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11

2 $0 P I N 0
19
2
18
3
17
4
16
5
15
6
14
7
13
8
12
9
11 10
LED B AR

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

loadcell bila terkena beban, pada inti besi maka nilai


resistansi di strain gauge nya akan berubah. Dan
mengakibatkan perubahan tegangan pada kedua kaki
loadcell tersebut. Perubahan tegangan tersebut akan
dikuatkan lagi oleh IC AD620 sebanyak 2400 kali
karena orde dari tegangan outputan loadcell masih
dibawah milivolt. Kemudian tegangan outputan dari
AD620

dinolkan

adder.

Selanjutnya

dikuatkan

sebanyak 1 kali dengan inverting adder. Tegangan


yang masih bernilai negatif tadi akan dirubah menjadi
positif dengan rangkaian inverting. Lalu outputan dari
inverting tadi akan masuk ke ADC mikro.
Pada
menggunakan

sensor

panjang

potensiometer

dan

lingkar

dengan

sistem

pembagian tegangan. Kaki pertama menerima vcc 5


volt, kaki ke 3 mendapatkan 0 volt, sedangkan kaki ke
2 adalah outputan pembagian tegangan yang akan
dimasukkan ke ADC mikro. Dari sensor sensor tadi,
akan diolah oleh mikro dan displaykan ke seven
segment dengan bantuan dekoder. Selain itu, pada
modul

ini

juga

terdapat

indikator

baterai

menggunakan ledbar dengan bantuan IC LM3914.

75

Anda mungkin juga menyukai