OLEH :
ANA RATNAWATI
NPM. 1006755235
Ana Ratnawati
NPM 1006755235
Abstrak
Tingginya angka kematian neonatal di Indonesia merupakan salah satu indikator
kurangnya kesejahteraan janin selama periode perinatal. Angka kematian bayi di
Indonesia mencapai 35/1000 kelahiran hidup, sedangkan kematian neonatal (0-28 hari)
mencapai 19/1000 kelahiran hidup, (SDKI,2007). Pemantauan kesejahteraan janin
selama kehamilan sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan masalah
yang terjadi. Kekurangan oksigen pada masa perinatal dapat menyebabkan bergai
masalah kesehatan pada bayi, cerebral palsy, kematian janin dll. Keharusan kontrol ke
3
rumah sakit menjadi maslah bagi sebagian ibu hamil yang kemungkinan karena
penyakit, sehingga harus lebih sering kontrol, jarak yang jauh atau ibu bekerja.
Saat ini untuk pemantuan janin menggunakan Electrnic Fetal Monitoring (EFM) atau
yang di kenal juga sebagai Cardiotocograph (CTG) yang dapat dihubungkan dengan
internet melalui Wi-Fi atau bluetooth. Alat ini memungkinkan klien melakukan
monitoring di rumah dan data di kirim kepada teaga kesehatan yang menangani, klien
juga dapat berkonsultasi segera dengan tenaga kesehatan yang menagangi.
Kata kunci : Bunyi Jantung janin, CTG, Wireless
LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan proses yang panjang dan interaksi yang kompleks antara ibu dan
janin yang ada dalam kandungannya. Kesehatan antara janin dan ibu akan saling
mempengaruhi. Apabila kesehatan ibu terdapat gangguan kesehatan baik fisik maupun
mental akan mempengaruhi perkembangan bayi yang dikandungnya.
Tingginya angka kematian neonatal di Indonesia merupakan salah satu indikator
kurangnya kesejahteraan janin selama periode perinatal. Menurut SDKI (2007), angka
kematian bayi di Indonesia mencapai 35/1000 kelahiran hidup, sedangkan kematian
neonatal (0-28 hari) mencapai 19/1000 keahiran hidup. Angka ini jauh lebih tinggi
dibanding dengan negara-negara tetangga Indonesia.
Pemantauan kesehatan oleh tenaga kesehatan secara berkala sangat diperlukan untuk
mengetahui kesehatan janin dan ibu. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan rutin minimal 4 kali selama kehamilan, akan lebih baik jika dilakukan
secara rutin sesuai umur kehamilan atau keadaan kesehatan ibu. Pada ibu hamil dengan
masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, DM, TBC dll diharuskan untuk
kontrol lebih sering. Hal ini menjadi ibu prolem apabila jarak tempuh ke RS jauh, ibu
dengan komplikasi atau ibu bekerja sehingga diperlukan suatu alat yang dapat
mengurangi
terpantau.
KAJIAN LITERATUR
Electronic Fetal Monitoring (EFM) adalah suatu alat yang digunakan secara luas untuk
memonitor status kesehatan dan kesejahteraan janin. Electronic Fetal Monitoring (EFM)
sering dikenal sebagai Cardiotocograph (CTG) merupakan salah satu alat yang
digunakan secara luas. Alat ini mengukur fetal heart rate dan kontraksi uterus secara
simultan.
Hasil interpretasi CTG yang abnormal menggambarkan hipoksia pada janin. Fetal heart
rate adalah pengukuran secara tidak langsung pada hipoksia janin, seperti diketahui
bahwa fetal hipoksia dapat merubah fetal heart rate, untuk dapat dinilai lebih lanjut
perlu parameter lain seperti tekanan darah, aliran darah otak atau saturasi oksigen
cerebral.
Menurut Pateman,2006, penggunaan Electronic Fetal Monitoring (EFM) kontinyu pada
ibu hamil risiko tinggi akan meningkatkan berbagai tindakan seperti sectio caesarea dan
persalinan operasi pervaginal dan tanpa keuntungan untuk bayi. Selain itu kontinyu
EFM menyebabkan kecemasan pada ibu seperti kecemasan yang dirasakan petugas.
Berbeda dengan kelompok ibu hamil highrisk, EFM kontinyu akan meningkatkan
keadaan perinatal. Berikut keuntungan dan kerugian CTG selama persalinan.
2B
3B
4B
5B
Kerugian :
1B
2B
Meningkatkan intervensi
3B
Tergantung operator
4B
5B
Untuk mendapat data yang valid, pengetahuan tentang cara kerja alat ini menjadi
penting untuk dapat memahami dan melakukan pemeriksaan secara benar. Alat akan
mengukur fetal heart rate dengan cara memancarkan dan menerima gelombang
ultrasound dan mendeteksi perubahan frekuensi gelombang. Pertama, sinyal
ditransmisikan ke fetal heart rate melalui tranducer yang ditempatkan pada perut ibu,
biasanya sekitar 2-4 MHz, saat sinyal mencapai jantung janin sinyal akan
dikembalikan dengan perubahan frekuensi. Penerima sinyal pada monitor, akan
mengkonversi sinyal yang diterima dengan mencampur terlebih dahulu dengan sinyal
dari osilator, yang mempunyai frekuensi berbeda dengan frekuensi tranmisi. Sinyal
resultan kemudian diubah kembali untuk mendeteksi gerkan jantung sehingga dapat
menjelaskan aktivitas jantung (Norani, 2009).
Seiring kemajuan jaman dan tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat, monitoring
heart beat yang dilakukan hanya pada saat pemeriksaan dirasa menyulitkan, apalagi
jika ibu hamil bekerja, jarak rumah yang jauh atau ibu yang mempunyai sakit tetentu.
Perawatan di rumah adalah alternatif pelayanan
dari rumah
Pada penelitian ini, klien harus melakukan regristrasi untuk dapat mengakses sistem ini.
Antara jam 10 malam hingga jam 06 pagi, klien melakukan perekaman bunyi jantung
janin yang memerlukan waktu sekitar 30 menit. Selanjutnya klien menghubungkan
monitor ke komputer di rumah. Setelah terkoneksi dengan internet klien dat mengirim
data melalui e.Care Solutions HIPPA-compliant server dan mengirim secara aman
dengan menu tranfer dan menunggu hingga 100% terkirim. Klien juga dapat melihat
denyut jantung janinya serta gambaran bayi melalui sonogram dengan akses pribadi.
Setelah e.Care Solutions server menerima kiriman secara otomatis akan mengirimkan
data ke peneliti dengan notifikasi otomatis sehingga dapat di akses setiap saat. Hasil
penelitian ini di dapat 3 klien mendapat tindakan emergency, 14 dilakukan seksio
sesarea, namun semuanya dapat melahirkan dengan selamat.
Selain penelitian Collin, terdapat alat lain yang dapat digunakan untuk memonitor bunyi
jantung janin menggunakan CTG jarak jauh. Penggunaan zigBee dan IEEE 802.15.4
(bloetooth) akan memudahkan untuk mentransfer data dari rumah pasien ke tempat
pelayanan kesehatan (Motika,2011).
2B
Unit penerima data, dengan model transfer data digital ke PDA radio bluetooth.
Modular yang digunakan sebagai unit pengumpul terdiri chip microprosessor,
sebuah aplikasi sinyal spesifik bersifat conventer dan digital modul (bluetooth).
Semua modul dapat dirubah sesuai situasi spesifik saat pengukuran. Dengan
demikian alat dapat di desain fleksibel dan dapat konfigurasi untuk aplikasi yang
lain. Bluetooth digunakan untuk untuk mentranfer data. Setelah pemeriksaan,
data yang di peroleh dapat di upload ke web-server untuk di simpan dan analisis
data jarak jauh oleh tenaga kesehatan, yang sangat memungkinkan konsultasi
dengan spesialis.
3B
Doppler digunakan untuk mengukur bunyi jantung janin diletakkan di atas perut
ibu. Doppler siap pakai digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung janin dan
memasukkan hasilnya ke modul.
ZigBee adalah wireless komunikasi yang standar memberi kepuasan sesuai tuntutan
lingkungan :
1B
Keterlambatan minimal
2B
3B
Harga murah
4B
Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk jaringan kawasan pribadi (personal area
network atau PAN) tanpa kabel. Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk
menukar informasi diantara peralatan. Spesifikasi dari peralatan bluetooth ini di
kembangkan dan di distribusikan oleh bluetooth special interest group. Bluetooth
bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan menggunakan sebuah frequency hopping
traciever yang mapu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time
antara host-host bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan alat ini adalah kemampuan
jangkauan yang pendek dan transfer data yang rendah.
Wireless atau wireless fidelity (Wi-Fi) adalah sekumpulan standar yang digunakan untuk
jaringan local nirkabel (Wireless Local AreaNetworks WLAN) yang didasari pada
spesifikasi IEEE 802.11. Saat ini dikembangkan spesifikasi terbaru yang menawarkan
banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan tranfer.
Awalnya Wi-Fi ditujukan untuk penggunaan perangkat nirkabel dari jaringan area lokal,
namun saat ini banyak digunakan untuk mengakses internet. Hal ini memungkinkan
seorang dengan komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital
assistant (PDA) terbuhung dengan internet dengan menggunakan titik akses (hotspot)
terdekat.
KESIMPULAN
Pemantauan bunyi jantung janin sangat diperlukan untuk mengetahui kesejateraan janin
dan adanya kegawatan yang mungkin muncul. Cardiotocograph (CTG) atau Electronic
Fetal Monitoring (EFM) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui bunyi jantung
janin secara luas. Berbagai masalah dapat diketahui lebih awal jika klien lebih sering di
monitor, namun berbagai alasan yang muncul seperti kondisi sakit, ibu bekerja dan jarak
rumah yang jauh menjadikan kendala untuk dapat memonitor secara berkala. Adanya
monitor dengan pengiriman data melalui personal digital assistant (PDA) atau
bluetooth dan wireless menjembatani masalah yang ada tersebut. Sistem ini dapat
digunakan untuk mengirimkan data setelah perekaman dilakukan, sehingga klien dapat
melalukan dirumah dan di kirim ke tenaga kesehatan melalui internet. Sistem inu juga
memungkinkan komunikasi antara klien dan tenaaaga kesehatan secara jarak jauh.
Selain itu, klien dapat mengakses data pribadinya melalui regristrasi pribadi.
REKOMENDASI
Penggunaan alat pemantauan kesejahteraan janin secara rutin sangat diperlukan untuk
mengetahui kesejahteraan janin. Monitoring kehamilan dapat dilakukan di rumah sakit
10
11
DAFTAR PUSTAKA
12