farmakovigilans
Apa itu farmakovigilans?
WHO
The science and activities relating to the
detection, evaluation, understanding and
prevention of adverse drug reactions or any
other drug-related problems
BPOM
Suatu keilmuan dan aktivitas tentang
deteksi atau pengkajian (assessment),
pemahaman, dan pencegahan efek
samping atau masalah lainnya terkait
dengan penggunaan obat
Farmakovigilans
5
Tujuan farmakovigilans
Deteksi dini Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
dari suatu obat yang belum dikenal dan
interaksinya
Deteksi adanya peningkatan frekuensi
kejadian tidak diinginkan yang telah diketahui
Identifikasi faktor risiko dan kemungkinan
mekanisme terjadinya kejadian tidak
diinginkan tersebut
Mengevaluasi keamanan obat pada
penggunaan
jangka panjang
Studi potensial risiko pada sub grup populasi
tertentu
4
(contoh: anak anak, lansia, wanita hamil dll)
farmakovigilans
farmakovigilans
Pasal 1 Point 4:
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pasal 6 Point 3:
Pengadaan Sediaan Farmasi harus dapat
menjamin keamanan, mutu, manfaat dan khasiat
Sediaan Farmasi.
farmakovigilans
farmakovigilans
farmakovigilans
1. Pengkajian dan pelayanan Resep;
Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan
sebagai upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pemberian Obat (medication error).
Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai
dengan:
1.
Persyaratan administrasi,
2.
Persyaratan farmasetik, dan
3.
Persyaratan klinis
farmakovigilans
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
Yaitu proses untuk mendapatkan informasi mengenai
seluruh Obat/ Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang
digunakan, riwayat pengobatan dapat diperoleh dari
wawancara atau data rekam medik
/ pencatatan penggunaan Obat pasien.
Kegiatan:
Penelusuran riwayat penggunaan Obat kepada
pasien/keluarganya;
Melakukan penilaian terhadap pengaturan
penggunaan Obat pasien.
farmakovigilans
3. Rekonsiliasi Obat;
Yaitu proses membandingkan instruksi pengobatan
dengan Obat yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi
dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan Obat
(medication error) seperti Obat tidak diberikan,
duplikasi, kesalahan dosis atau interaksi Obat.
Tujuan dilakukannya rekonsiliasi Obat adalah:
Memastikan informasi yang akurat tentang Obat yang
digunakan pasien;
Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
adanya dokumen mengenai instruksi dokter;
Mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak
terbacanya
instruksi dokter.
farmakovigilans
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
merupakan kegiatan penyediaan dan pemberian
informasi mengenai rekomendasi Obat yang
independen, akurat, tidak bias, terkini dan
komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker
5. Visit
merupakan kegiatan kunjungan ke pasien yang
dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim
tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis
pasien secara langsung, dan mengkaji masalah terkait
Obat, memantau terapi Obat dan reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi Obat yang
rasional, dan menyajikan informasi Obat kepada
dokter, pasien serta profesional kesehatan lainnya.
farmakovigilans
6. Konseling
suatu aktivitas pemberian nasihat atau saran terkait
terapi Obat dari Apoteker (konselor) kepada pasien
dan/atau keluarganya. Pemberian konseling Obat
bertujuan untuk mengoptimalkan hasil terapi,
meminimalkan risiko reaksi Obat yang tidak
dikehendaki (ROTD), dan meningkatkan costeffectiveness
yang pada akhirnya meningkatkan keamanan
penggunaan
Obat bagi pasien (patient safety).
Faktor yang perlu diperhatikan dalam konseling Obat:
Kriteria Pasien
Sarana / Prasarana
farmakovigilans
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi Obat yang diberikan
aman, efektif dan rasional bagi pasien
Tujuan PTO adalah meningkatkan efektivitas
terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang
Tidak Dikehendaki (ROTD).
Kegiatan dalam PTO meliputi:
Pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian
Obat, respons terapi, Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki (ROTD);
Pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait
Obat;
Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi
farmakovigilans
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap Obat yang tidak dikehendaki, yang terjadi
pada dosis lazim yang digunakan pada manusia untuk
tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi. Efek Samping
Obat adalah reaksi Obat yang tidak dikehendaki yang
terkait dengan kerja farmakologi.
MESO bertujuan:
menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya
jarang;
menentukan frekuensi dan insidensi ESO yang sudah
dikenal dan yang baru saja ditemukan;
mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan/mempengaruhi angka kejadian dan
hebatnya ESO
meminimalkan risiko kejadian reaksi Obat
yang tidak dikehendaki; dan
mencegah terulangnya kejadian reaksi Obat yang tidak
dikehendaki.
farmakovigilans
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program
evaluasi penggunaan Obat yang terstruktur dan
berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
farmakovigilans
Melihat paparan di atas, proses farmakovigilans
sudah sangat jelas di paparkan dan sudah menjadi
standar dari tugas kefarmasian di Rumah Sakit:
1.
2.
5.
6.
7.
farmakovigilans
farmakovigilans
Kejadian Tidak Diinginkan (AE)
Definisi:
Semua kejadian medis yang tidak diinginkan
yang terjadi pada pasien yang diberikan produk
medis, termasuk kejadian yang tidak ada
hubungan terhadap pengobatan.
secara
umum diketahui sebagai efek samping dari pengobatan tersebut
farmakovigilans
Apa yang perlu dilaporkan
PATIENT
EVENT
DRU
REPORTER
farmakovigilans
Kejadian Tidak Dinginkan / AE dapat
dilaporkan ke:
1. BPOM
Menggunakan Formulir Pelaporan Efek Samping
Obat/
form kuning
b.
Melalui website BPOM : http://e-meso.pom.go.id
a.
farmakovigilans
Pelaporan ke BPOM
menggunakan Formulir Kuning yang dikeluarkan oleh
BPOM untuk dilengkapi dan dikirim kembali ke BPOM
farmakovigilans
Pelaporan ke BPOM
melalui website BPOM : http://e-meso.pom.go.id
farmakovigilans
Peran Industri Farmasi - PT Novartis Indonesia
Peraturan Kepala BPOM No. HK.03.1.23.12.11.10690
Tahun 2011 tentang Penerapan Farmakovigilans Bagi
Industri Farmasi :
1. Industri Farmasi wajib melaksanakan Farmakovigilans.
2. Farmakovigilans dilakukan dengan melakukan
pemantauan dan
pelaporan mengenai:
1. Aspek keamanan obat dalam rangka deteksi,
penilaian, pemahaman, dan pencegahan kejadian
tidak diinginkan atau masalah lain terkait dengan
penggunaan;
2. Perubahan profil manfaat-risiko obat; dan/atau
3. Aspek mutu yang berpengaruh terhadap keamanan
obat.
farmakovigilans
Tanggung Jawab Tim Farmakovigilans
Mematuhi peraturan International & Nasional
Mengidentifikasi profil keamanan produk
Mengkomunikasikan informasi yang
akurat demi keselelamatan dan
meminimalkan risiko
Memantau & menindaklanjuti risiko yang timbul
Diatas semua itu, tanggung jawab yang utama
adalah membantu melindungi pasien dari risiko
yang terkait dengan produk dan
memaksimalkan manfaat penilaian risiko untuk
setiap pasien
farmakovigilans
Contoh Jenis Pelaporan yang mungkin bisa diterima
oleh seorang Apoteker:
Pasien
diresepkan obat
A
oleh dokter
dan
mengeluhkan mual setelah minum obat. Efek
samping mual telah tercantum pada produk informasi
obat A
farmakovigilans
Contoh Jenis Pelaporan yang mungkin bisa diterima
oleh seorang Apoteker:
farmakovigilans
Contoh Jenis Pelaporan yang mungkin bisa
diterima oleh seorang Apoteker:
farmakovigilans
Contoh Jenis Pelaporan yang mungkin bisa diterima oleh
seorang Apoteker:
Alasan ekonomi
farmakovigilans
farmakovigilans
32
Proses farmakovigilans
All Study &
Epidemiology
data & reports
Literature
Reports
Spontaneous
Reports
Collect
Data
Collate
(database)
All
Regulatory
Reports
Data Review
& Analysis
Study &
PMS
Data
Regulatory
Reports
Signal
Generation
Follow-up
Risk
Management
Plans
Report
ACTION
Issue
Management
Relevant
Non-Clinical
Data
L,,lio,it
v.tt,1111 19"'
o-o...
$pOt1,
o-..
lt(o ..
20 010 REACTION
AEIATf. AF"Tffl
STOPf'ING OfUJGl
farmakovigilans
Aplikasi Software
35
farmakovigilans
Rantai Proses Pelaporan
Pasien
Perubahan Produk
Informasi / Label
Produk
HCP
Keluhan
Advises
Penilaian
dan Pengujian
Pelaporan Keluhan
Kejadian Tidak
Diinginkan / AE
Pengolahan dan
tindak lanjut
Pelaporan
36
Key Point
Pelaporan Kejadian Tidak Diinginkan /
Adverse Event
penting
karena
dapat menjaga keamanan
pasien
Keamanan pasien adalah prioritas utama
Melalui pelaporan yang akurat dan tepat
waktu dari semua pelaporan kejadian tidak
diinginkan (AE), diharapkan kita dapat
menjamin keamanan produk