Anda di halaman 1dari 13

HOEGENG

POLISI DAN MENTERI TELADAN

SIAPA ITU HOEGENG ?

Hoegeng Iman Santoso (1921-2004) adalah


seorang polisi dan juga menteri di masa
peralihan antara era Orde Lama dan Orde
Baru. Beliau pernah menjabat sebagai
Menteri/Sekretaris Presidium atau Menteri
Iuran Negara pada saat Bung Karno
sebagai presiden, dan Menteri/Panglima
Angkatan Kepolisian (yang kemudian
berganti nama menjadi Kepala Kepolisian
Negara RI) di era presiden Soekarno dan
dilanjutkan pada waktu presiden Soeharto.
Selain sebagai polisi dan birokrat beliau
juga dikenal sebagai musisi, beliau sempat
memiliki band The Hawaiian Seniors yang
tampil di TVRI

SIFAT TELADAN HOEGENG

Presiden ke-4 kita, KH


Abdurrahman Wahid
pernah mengatakan Di
Indonesia hanya ada tiga
polisi yang tiak bisa disuap:
patung polisi, polisi tidur,
dan Hoegeng. Alangkah
sebuah perkataan yang
begitu kuat, yang
menggambarkan betapa
hebatnya seorang Hoegeng
yang selalu memegang
prinsip sebagai polisi yang
jujur dan bersih

DISIPLIN DALAM WAKTU

beliau mempercayai seseorang dari


ketepatan waktu yang dijanjikannya.
Sebab, dari ketepatan waktu, semua
orang bisa memulai sesuatu dengan
baik. Jika orang tidak menepati, sulit
untuk melakukan sesuatu, apalagi
memercayai omongannya.

KETERBUKAAN DALAM BEKERJA

Dalam ruang kerjanya, Hoegeng tidak menempatkan


sekat antara mejanya dengan meja staffnya Hal itu
membuat sekretarisnya bisa mendengar setiap
percakapan beliau dengan orang lain baik dari
pembicaraan lewat telepon maupun pembicaraan
dengan tamu yang datang. Yang menyebabkan
sekretarisnya tidak enak hati, tapi alih-alih Hoegeng
menyuruh sekretarisnya pergi, beliau malah
menyuruhnya agar tetap berada di dalam ruangan.
Dalam bekerja, beliau tidak pernah menutup-nutupi
apapun kepada bawahannya. Hoegeng tidak memiliki
rahasia menyangkut pekerjaannya sehari-hari.

ENGGAN MENIKMATI BANYAK FASILITAS

Seorang menteri biasanya menikmati banyak fasilitas


yang diberikan negara. Namun tidak bagi Hoegeng,
fasilitas-fasilitas yang menurutnya berlebihan seperti
rumah, beras, pengawasan, dan bahkan mobil dinas,
beliau menolaknya. Alasannya beliau tidak membutuhkan
semua itu, karena tanpa itu beliau merasa masih bisa
memenuhi kewajiban dan juga memberi nafkah
keluarganya. Khususnya fasilitas mobil dinas, beliau
menolaknya dengan alasan sudah memiliki
mobiljeepuntuk keperluan sehari-hari maupun untuk
keperluan kerja. Namun karena harus diambil sesuai
ketentuan Setneg(Sekretariat Negara), Hoegeng pun
akhirnya terpaksa menerima fasilitas tersebut.

MENOLAK HADIAH DARI ORANG-ORANG TERTENTU

Sebagai seorang pejabat, banyak orang yang


memberinya bermacam-macam hadiah, bahkan dari
orang yang tidak dikenal sekalipun. Hal itu bisa jadi
dijadikan sebagai strategi balas budi, yang bisa
digunakan untuk memperlancar sebuah kepentingan
sewaktu-waktu. Hoegeng pernah diberi hadiah mobil
dari sebuah perusahaan besar, tetapi beliau tidak
pernah mau mengambil dan menerimanya. Beliau
juga pernah menolak pemberian rumah dan
kendaraan dari seorang pengusaha di Medan pada
saat beliau memulai bertugas di Medan.

MEMBERANTAS KORUPSI

Pada saat menjabat sebagai Kapolri di zaman


Soeharto tahun 1969, beliau menginstruksikan
pejabat-pejabat di bawahnya untuk mendaftarkan
kekayaannya. Yang konon membuat gerah
sejumlah pejabat bahkan presiden Soeharto.
Menurut beliau cara untuk memberantas korupsi
adalah memulai dari diri sendiri, misalnya dengan
tidak membiasakan menerima gratifikasi seperti
menolak setiap bingkisan dari kepala kepolisian di
daerah sepulangnya melakukan kunjungan kerja
ke daerah.

MENGHEMAT UANG NEGARA

Dengan tidak menerima berbagai fasilitas


yang diberikan negara maka Hoegeng sangat
peduli dan cinta terhadap negara. Apa yang
menurutnya tidak perlu, beliau tidak akan
menggunakan fasilitas yang disediakan.
Contohnya di setiap kunjungan daerah beliau
selalu menggunakan pesawat milik kepolisian
meskipun kondisinya kurang baik. Dia tidak
mau menggunakan pesawat komersial karena
akan memboroskan anggaran kepolisian.

TERJUN KE JALANAN MESKIPUN SEBAGAI ATASAN

Hoegeng sebagai Kapolri di suatu kesempatan


mengatur lalu lintas di jalan raya. Dan aksi
beliau dilihat oleh teman-teman anak lakilakinya yang waktu itu masih SMA. Karena
teman-temannya menceritakan hal itu kepada
anaknya, anaknya meminta beliau agar tidak
usah mengatur lalu lintas di jalan raya. Namun
beliau marah dengan berkata, God verdomme.
Jadi, kamu malu, Papimu mengatur lalu lintas di
jalan raya? kemudian anaknya hanya bisa
diam.

TIDAK PANDANG BULU MENEGAKKAN KEADILAN

Pada saat beliau ditugaskan di Medan, beliau


sering keluar daerah untuk menyergap pelaku
perjudian dan penyelundupan yang tak jarang
terdapat oknum polisi ataupun tentara di
dalamnya yang menjadibacking. Selain itu
beliau juga sempat memperjuangkan
pengusutan kasus pemerkosaan Sam Kuning
yang melibatkan anak-anak pejabat, dan
penembakan mahasiswa ITB Rene Conrad
oleh mahasiswa AKABRI.

SAYANG ISTRI

Merianti Roeslani adalah seorang istri yang kuat dan


setia hidup di jalan suaminya yang sangat memegang
teguh prinsip. Contoh sederhananya beliau tidak
keberatan akan keputusan suaminya yang tidak
menerima harta fasilitas yang diberikan negara.
Hoegeng sangat menyayangi istrinya. Sebelum
meninggal, Hoegeng sempat menyampaikan pesan
kepada keluarganya bahwa dia tak mau dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan, dengan alasan, jika beliau
dimakamkan di Taman Makam Pahlawan istrinya tak
bisa dimakamkan di sampingnya. Hoegeng ingin Meri
selalu ada di sisinya

IMAN YANG SENTOSO (TEGUH)

Hoegeng hanya ingin mencantumkan nama Hoegeng saja dalamname


tagdi seragam dinas kepolisiannya sejak lulus dari sekolah polisi. Bahkan
saat menjadi menteri pun Hoegeng tetap menggunakan satu kata namanya,
cukup Hoegeng. Sebab menurutnya nama Hoegeng Iman Santoso cukup
berat. Beliau berkata kepada sekretarisnya, Soedharto, Memangnya,
Hoegeng sudah memiliki iman yang sentoso (teguh)? Wah, berat Mas
Dharto kalau (memakai) nama Iman Santoso itu. Saat beliau sakit dan
dirawat, beliau pernah berkata kepada anaknya bahwa nama Hoegeng akan
tetap Hoegeng sampai kapanpun, kecuali sampai akhir hayat jika Hoegeng
tetap bisa menjaga iman yang sentoso. Iman juga bisa berarti keyakinan
dalam memegang prinsip, apalagi dalam prinsip hidup yang dipegang teguh
oleh Hoegeng sarat akan kebaikan yang diajarkan oleh agama. Maka pada
saat Hoegeng dimakamkan secara militer, anaknya berkata kepada pelayat
yang hadir dalam pemakaman, Kini, setelah ayah saya mampu menjaga
imannya tetap teguh sampai akhir hayatnya, saya nyatakan bahwa nama
lengkap ayah saya adalah, Hoegeng Iman Santoso.

Anda mungkin juga menyukai