Anda di halaman 1dari 28

PERBANDINGAN DAN ANALISIS UU KEPEGAWAIAN DAN UU ASN

PERBANDINGAN DAN ANALISIS SUBSTANSI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK
KEPEGAWAIAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 TERHADAP
UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
================================================================================================
======

UU No. 8 Tahun 1974 jo. UU 43 Tahun 1999


UU No. 5 Tahun 2014 tentang
No Substansi tentang Analisis
Aparatur Sipil Negara
Pokok-Pokok Kepegawaian

1 Tujuan a. bahwa dalam rangka usaha mencapai a. bahwa dalam rangka UU ASN memang
tujuan nasional untuk mewujudkan pelaksanaan cita-cita dibutuhkan untuk
masyarakat madani yang taat hukum, bangsa dan mewujudkan menggantikan UU
berperadaban modern, demokratis, tujuan negara sebagaimana Kepegawaia yang saya
makmur, adil, dan bermoral tinggi, tercantum dalam anggap semakin sulit
diperlukan Pegawai Negeri yang pembukaan Undang- menciptakan PNS yang
merupakan unsur aparatur negara yang Undang Dasar Negara berkompetensi.
bertugas sebagai abdi masyarakat yang Republik Indonesia Tahun Disitulah UU ASN hadir
menyelenggarakan pelayanan secara adil 1945, perlu dibangun yang diharapkan dapat
dan merata, menjaga persatuan dan aparatur sipil negara yang mengurangi
kesatuan bangsa dengan penuh memiliki integritas, KKN ditubuh aparatur
kesetiaan kepada Pancasila dan Undang‐ profesional, netral dan sipil negara, jika ditinjau
Undang Dasar 1945; bebas dari intervensi politik, lebih jauh UU ASN lebih
b. bahwa untuk maksud tersebut pada bersih dari praktik korupsi, mengedapankan
huruf a, diperlukan Pegawai Negeri yang kolusi, dan nepotisme, serta penerapan
berkemampuan melaksanakan tugas mampu menyelenggarakan profesionalitas di tubuh
secara profesional dan bertanggung pelayanan publik bagi PNS yang tanpa
jawab dalam menyelenggarakan tugas masyarakat dan mampu intervensi politik dan
pemerintahan dan pembangunan, serta menjalankan peran sebagai KKN.
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, unsur perekat persatuan
dan nepotisme; dan kesatuan bangsa
c. bahwa untuk membentuk sosok Pegawai berdasarkan Pancasila dan
Negeri Sipil sebagaimana tersebut pada Undang-Undang Dasar
huruf b, diperlukan upaya meningkatkan Negara Republik Indonesia
manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagai Tahun 1945;
bagian dari Pegawai Negeri; b. bahwa pelaksanaan
manajemen aparatur sipil
negara belum berdasarkan
pada perbandingan antara
kompetensi dan kualifikasi
yang diperlukan oleh
jabatan dengan kompetensi
dan kualifikasi yang dimiliki
calon dalam rekrutmen,
pengangkatan,
penempatan, dan promosi
pada jabatan sejalan
dengan tata kelola
pemerintahan yang baik;
c. bahwa untuk mewujudkan
aparatur sipil negara
sebagai bagian dari
reformasi birokrasi, perlu
ditetapkan aparatur sipil
negara sebagai profesi yang
memiliki kewajiban
mengelola dan
mengembangkan dirinya
dan wajib
mempertanggungjawabkan
kinerjanya dan menerapkan
prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen
aparatur sipil negara;
2 Ketentua Pasal 1 Pasal 1 Menurut saya dilihat
n Umum dari segi pengertian yang
ada di dua uu ini, bahwa
UU ASN disusun untuk
mengatur ketentuan
pokok tentang
pengaturan dan
pengelolaan Aparatur
Sipil Negara sebagai
profesi bagi para
pegawai negeri sipil yang
bekerja pada semua
instansi pemerintah
pusat, sekretariat
lembaga Negara,
sekretariat lembaga
nonkementerian,
instansi pemerintah
daerah, dan perwakilan
Republik Indonesia di
luar negeri.
Berbeda halnya dengan
UU Kepegawaian yang
lebih menitik beratkan
terhadap pegawai negeri
itu sendiri, dan tidak
melihat lebih jauh
seperti halnya uu asn,
dalam hal ini Penafsiran
dalam konteks yang
lebih luas, uu asn lebih
berbasis jabatan,
sedangkan UU
Kepegawaian berbasis
karir.
2 Asas, Tidak diatur/dicantumkan secara tegas (Pasal 2- 5) UU ASN lebih mengatur
Prinsip, Diatur mengenai Asas, Prinsip, jelas mengenai Asas,
Nilai Nilai Dasar, Serta Kode Etik Prinsip, Nilai Dasar,
Dasar, Dan Kode Perilaku Aparatur Serta Kode Etik Dan
Serta Sipil Negara Kode Perilaku, artinya
Kode Etik UU ASN telah melihat
Dan Kode secara detil kekurangan
Perilaku di UU Kepegawaian
2 Jenis dan Pasal 2 Pasal 6) Dari 2 UU ini terdapat
Status Pegawai Negeri terdiri dari : Pegawai Aparatur Sipil Negara perbedaan yang sangat
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); (ASN) terdiri atas: mencolok pada jenis dan
b. Anggota Tentara Nasional Indonesia; dan a. Pegawai Negeri Sipil; dan status kepegawaian,
c. Anggota Kepolisian Negara Republik b. Pegawai Pemerintah namun dalam
Indonesia. dengan Perjanjian Kerja kelangsungannya
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud (PPPK). dipandang perlu kiranya
diatas, terdiri dari : Status: agar PNS Pusat dan
a. Pegawai Negeri Sipil Pusat; dan 1. PNS merupakan Pegawai Daerah tetap berada
b. Pegawai Negeri Sipil Daerah ASN yang diangkat sebagai dalam daerah
Di samping Pegawai Negeri sebagaimana pegawai tetap oleh Pejabat kekuasaannya masing
dimaksud diatas, pejabat yang berwenang Pembina Kepegawaian dan masing, walau maksud
dapat mengangkat pegawai tidak tetap. memiliki nomor induk UU ASN untuk
pegawai secara nasional. menasionalkan PNS,
namun akan lebih
2. PPPK merupakan Pegawai baiknya diatur juga
ASN yang diangkat sebagai status kepegawaian PNS
pegawai dengan perjanjian didalam UU ASN untuk
kerja oleh Pejabat Pembina mengatur lebih jauh
Kepegawaian sesuai dengan mengenai status PNS.
kebutuhan Instansi
Pemerintah dan ketentuan
UU ASN.
3 Sistem Pasal 15: Pasal 49: Merujuk pada semangat
Recruitm 1. Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Setiap instansi menyusun reformasi birokrasi,
ent Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan kebutuhan jumlah dan jenis pengadaan formasi
dalam formasi. jabatan PNS berdasarkan dalam UU pokok
2. Formasi sebagaimana dimaksud dalam analisis jabatan dan analisis kepegawaian
ayat (1), ditetapkan untuk jangka waktu beban kerja. sebelumnya telah
tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan Pasal 50: menjadi “komoditas”
beban kerja yang harus dilaksanakan Penyusunan kebutuhan jumlah dalam kancah politik,
Pasal 17: dan jenis jabatan PNS penempatan jabatan
Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan sebagaimana dimaksud pada struktural PNS
dan pangkat tertentu ayat (1) dilakukan untuk jangka dintervensi oleh
waktu 5 (lima) tahun yang kepentingan politik
diperinci per 1 (satu) tahun sehingga kompetensi
berdasarkan prioritas dan kualifikasi PNS
kebutuhan dan sesuai dengan tidak sesuai yang
siklus anggaran. dibutuhkan.
Pasal 51:
Pengadaan calon PNS Permasalahan
merupakan kegiatan untuk sebagaimana dimaksud
mengisi jabatan yang lowong merupakan dampak dari
sesuai kebutuhan pegawai lemahnya implementasi
UU Pokok Kepegawaian
serta kurangnya norma-
norma yang mengatur.
Bila menelaah sistem
rekruitmen PNS ASN
melalui analisis jabatan
dan analisis beban kerja
maka dapat diharapkan
bahwa pengadaan
pegawai sesuai dengan
kebutuhan yang ada
sehingga mampu
menciptakan the right
man in the right job, serta
meminimalisir intervensi
politik dalam pengadaan
pegawai di daerah dan
meanggulangi semangat
kedaerahan
4 Pengemba Pasal 31: Pasal 68A: Ditinjau dari aspek
ngan Untuk mencapai daya guna dan hasil guna 1. Setiap pegawai ASN berhak pengembangan pegawai,
Pegawai yang sebesar-besarnya diadakan pengaturan diberi kesempatan untuk ASN telah
dan penyelenggaraan pendidikan dan mengembangkan diri. mendeklarasikan
pelatihan jabatan Pegawai Negeri Sipil yang 2. Pengembangan diri pengembangan pegawai
bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, sebagaimana dimaksud sebagai hak bagi setiap
mutu, keahlian, kemampuan, dan pada ayat (1) antara lain pegawai dengan berbafai
ketramilan melalui pendidikan dan perincian yang telah
pelatihan, seminar, kursus, disebutkan padat Pasal
workshop, dan penataran 68A ayat (2) sedangkan
dalam UU Pokok-Pokok
Kepegawaian
sebelumnya tidak
dijelaskan secara rinci
mengenai hak setiap
pegawai untuk
melakukan
pengembangan diri.
Dalam reformasi
birokrasi, sumber daya
pegawai negeri sipil yang
berkualitas sangat
dibutuhkan dalam
optimalisasi
pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi
pemerintahan serta
pelayanan secara prima.
Dengan demikian, setiap
pegawai harus diberi
kesempatan dan
didorong untuk
melakukan
pengembangan diri
maka setiap instansi
wajib memfasilitasi
dengan memberikan
sarana pengembangan
diri sebagaimana
dimaksud. Lebih lanjut,
pengembangan diri yang
terhambat akibat
penegakan kebijakan
yang lemah pada UU
Pokok Kepegawaian
menyebabkan mobilitas
PNS juga menjadi
terbatas yang secara
lansung dapat
melemahkan NKRI
secara keseluruhan.

5 Sistem Pasal 17 (2): Pasal 19: Ditinjau dari Sistem


Promosi/ Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan Pengisian Jabatan Pimpinan Promosi, penempatan
Pengangk dilaksanakan berdasarkan prinsip Tinggi Utama dan Madya pada jabatan yang diatur oleh
atan profesionalisme sesuai dengan kompetensi, kementerian, kesekretariatan ASN mengisyaratkan
prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang lembaga negara, lembaga non pengisian secara
ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat struktural, dan Pemerintah terbuka dan kompetitif
obyektif lainnya tanpa membedakan jenis Daerah dilakukan secara sesuai dengan
kelamin, suku, agama, ras, atau golongan. terbuka dan kompetitif di persyaratan tertentu.
Pasal 22: kalangan PNS dengan Sedangkan dalam UU
Untuk kepentingan pelaksanaan tugas memperhatikan syarat Pokok-Pokok
kedinasan dan dalam rangka pembinaan PNS kompetensi, kualifikasi, Kepegawaian
dapat diadakan perpindahan jabatan, tugas, kepangkatan, pendidikan dan penempatan jabatan
dan/atau wilayah kerja. latihan, rekam jejak jabatan dilaksanakan
dan integritas serta persyaratan berdasarkan prinsip
lain yang dibutuhkan sesuai profesionalisme, prestasi
dengan ketentuan peraturan kerja, serta jenjang
perundang-undangan pangkat namun tanpa
Pasal 64: indikator yang jelas
Pengangkatan dan penetapan mengenai sistem
PNS dalam jabatan tertentu penilaiannya.
sebagaimana dimaksud pada Secara garis besar, ASN
ayat (1) ditentukan berdasarkan menciptakan basis karir
perbandingan obyektif antara terbuka sedangkan UU
kompetensi, kualifikasi, dan Pokok Kepegawaian
persyaratan yang dibutuhkan justru menyebabkan
oleh jabatan dengan basis karir tertutup.
kompetensi, kualifikasi, dan Basis Karir Terbuka
persyaratan yang dimiliki oleh yang diusung ASN
pegawai sangat sesuai dengan
nilai-nilai reformasi
Birokrasi untuk
menghapuskan
intervensi politik dalam
penempatan jabatan
terutama jabatan
struktural di kalangan
pegawai yang selama ini
dikenal dengan “my
man” .
My man atau orang
saya, merukan segelintir
elite yang dekat dengan
penguasa sehingga
mendapat
“amanah” secara
eksklusif untuk
menguasai suatu
jabatan dengan
mengesampingkan
berbagai sumber daya
manusia lainnya di luar
kempok yang justru
lebih berkualitas.
Dengan sistem terbuka
dan kompetetitif,
diharapkan setiap
pegawai yang telah
memenuhi syarat dapat
bersaing secara sehat
dan mampu
menciptakan pejabat
tinggi birokrasi yang
kompeten.
6 Kewajiba (Pasal 4-6) (Pasal 23) Secara keseluruhan 2
n Kewajiban PNS: Kewajiban Pegawai ASN: aturan mewajibkan
a. Setia dan taat kepada Pancasila, Undang- a. setia dan taat pada kepada PNS untuk
Undang Dasar 1945, Negara, dan Pancasila, Undang-Undang mentaati aturan aturan
Pemerintah, serta wajib menjaga Dasar Negara Republik dari PNS itu sendiri, dan
persatuan dan kesatuan bangsa dalam Indonesia Tahun 1945, harus sesuai dengan
Negara Kesatuan Republik Indonesia; Negara Kesatuan Republik pancasila dan UUD
b. Setiap Pegawai Negeri wajib menaati Indonesia, dan pemerintah 1945, namun secara
segala peraturan perundang-undangan yang sah; detail uu ASN lebih
yang berlaku dan melaksanakan tugas b. menjaga persatuan dan merincikan tentang
kedinasan yang dipercayakan kepadanya kesatuan bangsa; tanggung jawab yang
dengan penuh pengabdian, kesadaran, c. melaksanakan kebijakan lebih detail, mulai dari
dan tanggung jawab. yang dirumuskan pejabat ucapan, tindakan
c. Setiap Pegawai Negeri wajib menyimpan pemerintah yang sampai ke rahasia
rahasia jabatan. berwenang;
d. Pegawai Negeri hanya dapat d. menaati ketentuan
mengemukakan rahasia jabatan kepada peraturan perundang-
dan atas perintah pejabat yang berwajib undangan;
atas kuasa Undang-undang. e. melaksanakan tugas
kedinasan dengan penuh
pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung
jawab;
f. menunjukkan integritas
dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap
orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan
dan hanya dapat
mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di
seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik
Indonesia.
7 Hak (Pasal 7-10) (Pasal 21-22) Untuk hak PNS di UU
Hak PNS: Hak PNS: ASN dikarenakan
a. Setiap Pegawai Negeri berhak a. gaji, tunjangan, dan adanya PPPK maka hak
memperoleh gaji yang adil dan layak fasilitas; untuk PPPK dicantum
sesuai dengan beban pekerjaan dan b. cuti; kan, berbeda dari
tanggungjawabnya. Gaji yang diterima c. jaminan pensiun dan sebelumnya yang hanya
oleh Pegawai Negeri harus mampu jaminan hari tua; mengatur hak pns.
memacu produktivitas dan menjamin d. perlindungan; dan Namun menurut saya
kesejahteraannya. e. pengembangan kompetensi. UU ASN dalam hal
b. Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti. f. Hak PPPK: pengembangan
c. Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh g. gaji dan tunjangan; kompetensi bukanlah
sesuatu kecelakaan dalam dan karena h. cuti; sekedar hak, itu sudah
menjalankan tugas kewajibannya, i. perlindungan; dan merupakan sebuah
berhak memperoleh perawatan. j. pengembangan kompetensi. tuntutan untuk PNS
d. Setiap Pegawai Negeri yang menderita untuk terus
cacat jasmani atau cacat rohani dalam berkembang.
dan karena menjalankan tugas
kewajibannya yang mengakibatkannya
tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan
apapun juga, berhak memperoleh
tunjangan.
e. Setiap Pegawai Negeri yang tewas,
keluarganya berhak memperoleh uang
duka.
f. Setiap Pegawai Negeri yang telah
memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan, berhak atas pensiun.
8 Jenis Tidak diatur Pasal 13-20 Untuk jenis jabatannya
Jabatan Diatur mengenai Jabatan ASN secara substansi UU
yang terdiri dari: Kepegawaian belum
a. Jabatan Administrasi; membagi jenis jenis
b. Jabatan Fungsional; dan jabatan PNS, berbeda
c. Jabatan Pimpinan Tinggi. halnya dengan UU ASN
yang telah mengatur
jabatan mulai dari
jabatan administrasi,
fungsional dan
pimpinan tinggi.
9 Kelembag Pasal 13 (Pasal 25-50) Ditelaah dari sudut
aan Diatur mengenai kebijaksanaan manajemen Presiden merupakan pemegang kelembagaan UU ASN
PNS oleh Presiden dan Komisi Kepegawaian kekuasaan tertinggi dalam secara hirarki dipegang
Negara kebijakan, pembinaan profesi, oleh presiden sebagai
dan Manajemen ASN. Untuk pemegang kekuasaan
melaksanakannya Presiden tertinggi, namun dalam
mendelegasikan sebagian hal ini diperlukanlah
kekuasaannya kepada: esensi yang jelas untuk
1. Kementerian yang pengaturannya,
menyelenggarakan urusan walaupun secara faktual
pemerintahan di bidang uu asn telah merinci
pendayagunaan aparatur lebih jelas struktur pada
negara, berkaitan dengan manajemen PNS itu,
kewenangan perumusan dan namun dalam lingkup
penetapan kebijakan, yang lebih kecil,
koordinasi dan sinkronisasi diperlukan peraturan
kebijakan, serta pengawasan pelaksana secepatnya
atas pelaksanaan kebijakan mengenai kelembagaan
ASN; UU ASN ini, agar tidak
terjaadi kesalahan
2. Komisi ASN (KASN), pendelegasian
berkaitan dengan wewenang, dan
kewenangan monitoring dan kesalahan dalam
evaluasi pelaksanaan menafsirkan posisi dari
kebijakan dan Manajemen manajemen PNS itu
ASN untuk menjamin sendiri.
perwujudan Sistem Merit
serta pengawasan terhadap
penerapan asas serta kode
etik dan kode perilaku ASN.
KASN merupakan lembaga
nonstruktural yang mandiri
dan bebas dari intervensi
politik untuk menciptakan
Pegawai ASN yang
profesional dan berkinerja,
memberikan pelayanan
secara adil dan netral, serta
menjadi perekat dan
pemersatu bangsa.
3. Lembaga Administrasi
Negara (LAN), berkaitan
dengan kewenangan
penelitian, pengkajian
kebijakan Manajemen ASN,
pembinaan, dan
penyelenggaraan pendidikan
dan pelatihan ASN; dan
4. Badan Kepegawaian Negara
(BKN), berkaitan dengan
kewenangan
penyelenggaraan manajemen
ASN, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan
norma, standar, prosedur,
dan kriteria manajemen ASN.

10 Kesejahte Pasal 7: Pasal 20: Ditelaah dari segi


raan/ 1. Setiap Pegawai Negeri berhak Pegawai Negeri Sipil berhak kesejahteraan, ASN dan
Gaji/ memperoleh gaji yang adil dan layak memperoleh: UU Pokok Kepegawaian
Tunjanga sesuai dengan beban pekerjaan dan a. gaji, tunjangan, dan memfokuskan
n tanggungjawabnya. kesejahteraan yang adil dan pemberian gaji dan
2. Gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri layak sesuai dengan beban tunjangan sesuai
harus mampu memacu produktivitas dan pekerjaan dan tanggung dengan beban kerja dan
menjamin kesejahteraannya. jawabnya; tanggungjawab yang
b. cuti dimiliki oleh pegawai.
Pasal 32: c. pengembangan kompetensi; Kedua Peraturan
1. Untuk meningkatkan kegairahan d. biaya perawatan; tersebut berusaha
bekerja, diselenggarakan usaha e. tunjangan bagi yang menjamin kesejahteraan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. menderita cacat jasmani pegawai dengan
2. Usaha kesejahteraan sebagaimana atau cacat rohani dalam berbagai insentif yang
dimaksud dalam ayat (1), meliputi dan sebagai akibat telah dtentukan
program pensiun dan tabungan hari tua, menjalankan tugas sebagaimana dimaksud.
asuransi kesehatan, tabungan kewajibannya yang Dalam pelaksanaan
perumahan, dan asuransi pendidikan mengakibatkan tidak dapat Reformasi Birokrasi,
bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil. bekerja lagi dalam jabatan insentif yang diatur
3. Untuk penyelenggaraan usaha apapun; diharapkan dapat
kesejahteraan sebagaimana dimaksud f. f.uang duka; dan diimplementasikan
dalam ayat (2), Pegawai Negeri Sipil wajib g. pensiun bagi yang telah secara nyata untuk
membayar iuran setiap bulan dari mengabdi kepada Negara benar-benar
penghasilannya. dan memenuhi persyaratan menyejahterahkan
4. Untuk penyelenggaraan program pensiun yang ditentukan; h.hak-hak pegawai secara
dan penyelenggaraan asuransi lainnya yang diatur dalam keseluruhan. Selain itu,
kesehatan, Pemerintah menanggung peraturan pemerintah pendistribusian
subsidi dan iuran. Pasal 75: kesejateraan dapat
5. Besarnya subsidi dan iuran sebagaimana Pemerintah wajib membayar dilaksanakan secara
dimaksud dalam ayat (4), ditetapkan gaji yang adil dan layak kepada merata mengingat
dengan Peraturan Pemerintah. PNS serta menjamin pelaksanaan tunjangan
6. Pegawai Negeri Sipil yang meninggal kesejahteraan PNS yang berbeda-beda di
dunia, keluarganya berhak memperoleh Pasal 76 setiap instansi selama
bantuan Selain gaji sebagaimana ini.
dimaksud dalam Pasal 75, PNS
juga menerima tunjangan
sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan
11 Prinsip (Pasal 12) (Pasal 51) Berdasarkan aspek
Manajem (1) Manajemen Pegawai Negeri Sipil Manajemen ASN manajeman kinerja PNS,
en diarahkan untuk menjamin diselenggarakan berdasarkan dapat dipahami dalam
penyelenggaraan tugas pemerintahan Sistem Merit (kebijakan dan ASN dan UU Pokok-
dan pembangunan secara berdayaguna Manajemen ASN yang Pokok Kepegawaian
dan berhasilguna. berdasarkan pada kualifikasi, bahwa penilaian kinerja
(2) Untuk mewujudkan penyelenggaraan kompetensi, dan kinerja secara masih dilakukan oleh
tugas pemerintah dan pembangunan adil dan wajar dengan tanpa pejabat terkait di
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), membedakan latar belakang instansi masing-masing.
diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang politik, ras, warna kulit, agama, Akan tetapi sistem
profesional, bertanggung jawab, jujur, asal usul, jenis kelamin, status tunjangan dan posisi
dan adil melalui pembinaan yang pernikahan, umur, atau kondisi dalam ASN didasarkan
dilaksanakan berdasarkan sistem kecacatan) Manajemen ASN
prestasi kerja dan sistem karier yang meliputi Manajemen PNS dan pada performance dan
dititikberatkan pada sistem prestasi Manajemen PPPK. position
kerja. sedangkan dalam UU
Pokok-Pokok
Kepegewaian hanya
berdasarkan pada posisi
semata serta karir
sangat bergantung pada
sistem yang ada di
dalam birokrasi
tersebut.
12 Manajem Pasal 12: Pasal 73: ASN memberikan
en 1. Manajemen PNS diarahkan untuk 1. Penilaian kinerja PNS punishment terhadap
Kinerja menjamin penyelenggaraan tugas berada di bawah pegawai yang tidak
pemerintahan dan pembangunan secara kewenangan Pejabat yang mampu mencapai target
berdayaguna dan berhasil guna. Berwenang pada Instansi kinerjanya yang
2. Untuk mewujudkan penyelenggaraan masing-masing. diharapkan memacu
tugas pemerintah dan pembangunan 2. Penilaian kinerja PNS produktivitas pegawai.
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sebagaimana dimaksud Dalam Reformasi
diperlukan PNS yang profesional, pada ayat (1) didelegasikan Birokrasi, peningkatan
bertanggung jawab, jujur, dan adil secara berjenjang kepada produktivitas pegawai
melalui pembinaan yang dilaksanakan atasan langsung dari PNS. sangat penting untuk
berdasarkan sistem prestasi kerja dan 3. Pendapat rekan kerja mencapai target kinerja
sistem karier yang dititikberatkan pada setingkat dan bawahannya yang dibutuhkan.
sistem prestasi kerja dapat juga dijadikan Selama ini, UU Pokok
sebagai bahan Kepegawaian belum
pertimbangan penilaian memberikan penerapan
kinerja PNS Penilaian sanksi secara tegas bagi
kinerja PNS dilakukan pegawai yang tidak
berdasarkan perencanaan mencapai target
kinerja pada tingkat kinerjanya sehingga
individu dan tingkat terkesan hanyalah
unit/organisasi, dengan formalitas. Melalui
memperhatikan target, penerapan
sasaran, hasil dan manfaat sistem reward dan
yang dicapai. punishment
4. Penilaian kinerja PNS yang diusung PNS,
dilakukan secara objektif, maka diharapkan
terukur, akuntabel, produktivitas pegawai
partisipasi, dan transparan. lebih meningkat. Di sisi
5. Hasil penilaian kinerja PNS lain, penilaian kinerja
disampaikan kepada Tim berdasarkan kedua
Penilai Kinerja PNS. peraturan tersebut
6. Hasil penilaian kinerja PNS masih belum
dimanfaatkan untuk memberikan ruang bagi
menjamin objektivitas publik untuk menilai
dalam pengembangan PNS, secara transparan.
dan dijadikan sebagai
persyaratan dalam
pengangkatan jabatan dan
kenaikan pangkat,
pemberian tunjangan dan
sanksi, mutasi, dan
promosi, serta untuk
mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
7. PNS yang penilaian
kinerjanya dalam waktu 3
(tiga) tahun berturut-turut
tidak mencapai target
kinerja dikenakan sanksi.
13 Penyusun (Pasal 15) (Pasal 56) Dalam hal substansi
an dan (1) Jumlah dan susunan pangkat Pegawai (1) Setiap Instansi Pemerintah penyusunan dan
Penetapa Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan wajib menyusun kebutuhan penetapan kebutuhan
n dalam formasi. jumlah dan jenis jabatan PNS masih ada hal yang
Kebutuha (2) Formasi sebagaimana dimaksud dalam berdasarkan analisis jabatan sangat perlu
n ayat (1), ditetapkan untuk jangka waktu dan analisis beban kerja. diperjuangkan agar
tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan (2) Penyusunan kebutuhan sesuai dengan
beban kerja yang harus dilaksanakan.” jumlah dan jenis jabatan PNS kebutuhan karena
sebagaimana dimaksud pada daerah untuk saat ini
ayat (1) dilakukan untuk masih banyak menerima
jangka waktu 5 (lima) tahun PNS tidak sesuai dengan
yang diperinci per 1 (satu) kebutuhan
tahun berdasarkan prioritas pemerintahannya ini
kebutuhan. menyebabkan
(3) Berdasarkan penyusunan jomplangnya dana APBD
kebutuhan sebagaimana untuk PNS, hal ini
dimaksud pada ayat (1), diperlukan pengaturan
Menteri menetapkan yang benar benar
kebutuhan jumlah dan jenis mampu memberikan
jabatan PNS secara Nasional. pengertian yang lebih
(Pasal 94) jelas mengenai hal
(1) Jenis jabatan yang dapat tersebut
diisi oleh PPPK diatur
dengan Peraturan Presiden.
(2) Setiap Instansi Pemerintah
wajib menyusun kebutuhan
jumlah dan jenis jabatan
PPPK berdasarkan analisis
jabatan dan analisis beban
kerja.
(3) Penyusunan kebutuhan
jumlah PPPK sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
dilakukan untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang
diperinci per 1 (satu) tahun
berdasarkan prioritas
kebutuhan.
(4) Kebutuhan jumlah dan
jenis jabatan PPPK
sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
14 Etika dan Pasal 30: Pasal 83: Ditinjau dari Etika dan
Disiplin 1. Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan PNS yang melanggar disiplin Disiplin, dipahami
peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil dikenakan sanksi bahwa pembinaan etika
tidak boleh bertentangan dengan Pasal administratif. dan disiplin pegawai
27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang-Undang Dengan Rindian Kode etik dalam UU Pokok-Pokok
Dasar 1945. Profesi Kepegawaian masih
2. Pembinaan jiwa korps, kode etik, dan sebatas tinjauan umum
peraturan disiplin sebagaimana terhadap kode etik
dimaksud dalam ayat (1), ditetapkan umum namun dalam
dengan Peraturan Pemerintah ASN telah diterapkan
secara normatif melalui
sanksi administratif dan
telah dijabarkan dalam
rincian kode etik profesi.
Berdasarkan semangat
reformasi birokrasi,
etika dan disiplin
pegawai merupakan
elemen vital dalam
melaksanakan tupoksi
pemerintahan serta
pelayanan publik yang
prima. Penegakan etika
dan disiplin pegawai
bukan hanya menjadi
kunci penting dalam
mencapai target kinerja
akan tetapi juga
berperan penting dalam
peningkatan
kepercayaan publik
terhadap instansi
pemerintah.
15 Pensiun Pasal 10 Setiap Pegawai Negeri yang telah Pasal 86: Kesejahteraan Pegawai
dan Batas memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, 1. Jaminan Pensiun PNS dan di masa pensiun
Usia berhak atas pensiun Jaminan Janda/Duda PNS seharusnya menjadi
Pensiun dan Jaminan Hari Tua PNS perhatian lebih
diberikan sebagai mengingat jasa yang
perlindungan telah diberikannya
kesinambungan penghasilan selama mengabdi
hari tua, sebagai hak dan menjadi abdi negara dan
sebagai penghargaan atas abdi masayarakat.
pengabdian PNS. Meninjau dari
2. Jaminan Pensiun dan kesejahteraan pensiun,
Jaminan Hari Tua PNS ASN mengindikasikan
sebagaimana dimaksud pada jaminan pensiun yang
ayat (1) mencakup jaminan lebih optimal
pensiun dan jaminan hari dibandingkan dengan
tua yang diberikan dalam UU Pokok-Pokok
rangka program jaminan Kepegawaian. Akan
sosial nasional. tetapi perencanaan
3. Ketentuan sebagaimana pensiun yang diatur oleh
dimaksud pada ayat (1) dan ASN masih belum
ayat (2) berlaku setelah matang terkait batas
Undang-undang tentang usia pensiun justru
Badan Penyelenggara dapat menimbulkan
Jaminan Sosial berlaku celah disharmonisasi
efektif. dalam tubuh birokrasi
4. Sebelum ketentuan dalam suatu intansi.
sebagaimana dimaksud pada batas usia pensiun telah
ayat (1) dan ayat (2) berlaku diberlakukan sesuai
maka ketentuan mengenai ASN bahwa usia pejabat
Pensiun dan Tabungan Hari Administrasi
Tua dilaksanakan sesuai diberhentikan pada usia
peraturan perundang- 58 tahun sedangkan
undangan yang mengatur pejabat pimpinan tinggi
tentang Pensiun dan diberhentikan pada usia
Tabungan Hari Tua. 60 tahun. Merujuk pada
Pasal 90 kondisi ini akan
Batas usia pensiun yaitu: berdampak secara
a. 58 (lima puluh delapan) berantai terhadap
tahun bagi Pejabat jenjang karir yang
Administrasi; diretas oleh pegawai di
b. 60 (enam puluh) tahun bagi bawahnya yang menjadi
Pejabat Pimpinan Tinggi; semakin lama.
c. sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan bagi Pejabat
Fungsional.

16 Jaminan (Pasal 10) (Pasal 91) UU ASN memang telah


Pensiun Setiap Pegawai Negeri yang telah memen (1) PNS yang berhenti bekerja memberikan hak
dan uhi syarat-syarat yang ditentukan, berhak berhak atas jaminan jaminan pensiun,
Jaminan atas pensiun. pensiun dan jaminan hari Ditinjau dari semangat
Hari Tua (Pasal 32) tua PNS sesuai dengan reformasi birokrasi,
dan (1) Untuk meningkatkan kegairahan ketentuan peraturan perhatian pemerintah
Perlindun bekerja, diselenggarakan usaha perundang-undangan. terhadap pensiunan
gan/Kesej kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil. (2) PNS diberikan jaminan merupakan upaya
ahteraan (2) Usaha kesejahteraan sebagaimana pensiun apabila ; pemerintah dengan
dimaksud dalam ayat (1), meliputi a. meninggal dunia; instansi terkait untuk
program pensiun dan tabungan hari tua, b. atas permintaan sendiri menjamin
asuransi kesehatan, tabungan dengan usia dan masa kesejahteraan pegawai,
perumahan, dan asuransi pendidikan kerja tertentu; namun tentu masih ada
bagi putra-putri Pegawai Negeri Sipil. celah celah untuk
(3) Untuk penyelenggaraan usaha c. mencapai batas usia memanfaatkan setiap
kesejahteraan sebagaimana dimaksud pensiun; kondisi yang ada oleh
dalam ayat (2), Pegawai Negeri Sipil wajib d. perampingan organisasi setiap PNS yang
membayar iuran setiap bulan dari atau kebijakan bersangkutan dengan
penghasilannya. pemerintah yang tidak jelas syarat syarat
(4) Untuk penyelenggaraan program pensiun mengakibatkan pensiun untuk mendapatkan
dan penyelenggaraan asuransi dini; atau dana pensiun tersebut.
kesehatan, Pemerintah menanggung e. tidak cakap jasmani
subsidi dan iuran. dan/atau rohani
(5) Besarnya subsidi dan iuran sebagaimana sehingga tidak dapat
dimaksud dalam ayat (4), ditetapkan menjalankan tugas dan
dengan Peraturan Pemerintah. kewajiban.
(6) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal (3) Jaminan pensiun PNS dan
dunia, keluarganya berhak memperoleh jaminan hari tua PNS
bantuan diberikan sebagai
perlindungan
kesinambungan
penghasilan hari tua,
sebagai hak dan sebagai
penghargaan atas
pengabdian PNS.
(4) Jaminan pensiun dan
jaminan hari tua PNS
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mencakup
jaminan pensiun dan
jaminan hari tua yang
diberikan dalam program
jaminan sosial nasional.
(5) Sumber pembiayaan
jaminan pensiun dan
jaminan hari tua PNS
berasal dari pemerintah
selaku pemberi kerja dan
iuran PNS yang
bersangkutan.
(6) Ketentuan lebih lanjut
mengenai pengelolaan
program jaminan pensiun
dan jaminan hari tua PNS
diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
Pasal 106
(1) Pemerintah wajib
memberikan perlindungan
berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan
kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.
(2) Perlindungan berupa
jaminan kesehatan,
jaminan kecelakaan kerja,
dan jaminan kematian
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, huruf
b, dan huruf c mencakup
jaminan sosial yang
diberikan dalam program
jaminan sosial nasional.
(3) Bantuan hukum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d,
berupa pemberian bantuan
hukum dalam perkara yang
dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan
tugasnya.
(4) Ketentuan lebih lanjut
mengenai perlindungan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam
Peraturan Pemerintah.

PPPK
(Pasal 106)
(1) Pemerintah wajib
memberikan perlindungan
berupa:
a. jaminan hari tua;
b. jaminan kesehatan;
c. jaminan kecelakaan
kerja;
d. jaminan kematian; dan
e. bantuan hukum.
(2) Perlindungan berupa
jaminan hari tua, jaminan
kesehatan, jaminan
kecelakaan kerja, dan j
aminan kematian
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, huruf
b, huruf c, dan huruf d
dilaksanakan sesuai
dengan sistem jaminan
sosial nasional.
(3) Bantuan hukum
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e,
berupa pemberian bantuan
hukum dalam perkara yang
dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan
tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai