Anda di halaman 1dari 114

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

LATAR BELAKANG
Dewasa ini industri otomotif nasional berkembang dengan sangat pesat, hal ini sejalan

dengan semakin berkembangnya persaingan diantara produsen kendaraan bermotor. Masingmasing produsen kendaraan bermotor saling berlomba untuk mendapatkan pangsa pasar dalam
industri otomotif. Beberapa merek sepeda motor antara lain: Honda, Yamaha, Suzuki dan
Kawasaki sebagai pemeran utama dalam pasar di Indonesia. Salah satu kategori dalam industri
otomotif yang persaingan nya semakin ketat adalah kategori sepeda motor matic. Berikut
ditampilkan jumlah produksi dan penjualan sepeda motor di Indonesia yang meningkat.
Tabel 1.1 Data Penjualan Sepeda Motor di Indonesia
Tahun

Produksi

Penjualan

2012

7.079.721

7.064.457

2013

7.736.295

7.743.879

2014

7.926.104

7.687.195

Sumber: AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia)


Konsumen dalam melakukan pembelian akan bebas untuk memilih produk dan merek yang akan
dibeli, dan mereka akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli dan merek tertentu
diantaranya adalah persepsi harga, promosi serta kualitas produk yang ditawarkan.

Beragam cara dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai target dan keuntungan yang
diharapkan seperti strategi penetapan harga. Penetapan harga merupakan bagian penting dalam
pemasaran. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan Boyd, et al. (2000, h.2) bahwa kebebasan
manajer untuk memilih harga produk atau jasa tertentu dihambat oleh beberapa faktor. Pertama,
biaya perusahaan menentukan batas terendah dari harga yang wajar. Perusahaan harus benarbenar yakin bahwa ia mampu menutup pengeluarannya dalam jangka panjang untuk
menghasilkan laba dan bertahan hidup.
Selain harga salah satu variabel penting dalam bauran pemasaran didalam memasarkan
produk atau jasa perusahaan adalah promosi. Lupiyoadi (2001:108) mengatakan bahwa Promosi
bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan
juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen, oleh karena itu perusahaan harus
memberikan bauran promosi yang menarik sehingga dapat bersaing. Begitu pentingnya harga
dan promosi, kualitas produk menjadi hal yang harus juga diperhatikan perusahaan karena
berhubungan lansung dengan kepuasan konsumen. Kualitas produk dapat menentukan pendapat
konsumen akan produk atau jasa dan menyebarkannya. Menurut Kotler (2005:49), Kualitas
produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat. Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001:158)
menyatakan bahwa Konsumen akan merasa akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

Yamaha Mataram Sakti merupakan salah satu ujung tombak Yamaha dalam memasarkan
produknya dengan distribusi produk-produk Yamaha. Pada awalnya Yamaha mataram sakti

mempunyai 3 showroom namun sampai saat ini mengalami perkembangan hingga mencapai 32
jaringan penjualan di seluruh Jawa Tengah. Di Semarang sendiri, Yamaha Mataram Sakti
memiliki 5 cabang yang tersebar serta berpusat di JL. MT. Thamrin. Sejak berdirinya, Yamaha
Mataram Sakti telah memberikan distribusi besar terhadap Yamaha sebagai saluran penjualan
produk-produk motor Yamaha terutama motor matic Mio.
Pada tabel berikut akan disajikan masalah penjualan motor mio di dealer resmi Yamaha
Mataram Sakti Semarang. Berikut daftar dealer Yamaha Mataram Sakti di Semarang:

Tabel 1.2
Daftar Dealer Yamaha Mataram Sakti di Semarang
Yamaha Mataram Sakti

Alamat

Semarang

JL. MT. Thamrin No. 27


JL. Brigjend Sudiarto No. 429-435
JL. Soegijapranoto No. 88-90
JL. Setiabudi No. 107
JL. Dr. Cipto No. 136

Sumber: Yamaha Matarm Sakti Semarang

Dalam kegiatannya, Yamaha Mataram Sakti memiliki beberapa produk yang ditawarkan baik itu
motor matic, motor bebek maupun motor sport. Untuk kelas motor matick, Yamaha Mataram
Sakti mempunyai motor matick Mio Soul GT dan Mio GT sebagai produk utama mereka.
Berikut Produk beserta harga yang didistribusikan oleh Yamaha Mataram Sakti Semarang:
Tabel 1.3
Produk dan Harga
Type

Harga

Mio Soul GT

Rp. 14.040.000,00

Mio GT

Rp. 13.265.000,00

Fino

Rp. 13.600.000,00

Xeon Rc

Rp. 15.510.000,00

Jupiter ZF1

Rp. 14.550.000,00

Vega ZR

Rp. 11.735.000,00

Jupiter MX

Rp. 16.795.000,00

Byson

Rp. 20.810.000,00

Vixion

Rp. 21.540.000,00

Dalam kegiatannya, dealer ini mengalami peningkatan serta penurunan penjualan.


Berikut disajikan data penjualan Motor Matic Mio di dealer Yamaha Mataram di sakti kota
Semarang:
Tabel 1.4
Data Penjualan Motor Matic Mio pada dealer Yamaha Mataram Sakti Semarang
Periode Januari Juni 2014
Bulan

Target

Realisasi

Pencapaian Target (%)

Januari

500

325

65%

Februari

500

390

78%

Maret

500

400

80%

April

500

460

92%

Mei

500

350

70%

Juni

500

400

88%

Jumlah

3.000

2.325

77%

Sumber: Yamaha Mataram Sakti Semarang


Tabel diatas menunjukan bahwa penjualan antara bulan Januari sampai bulan Juni tidak
ada yang mencapai target yang telah ditentukan. Penjualan bulan Januari yang hanya mencapai
65% dengan jumalah produk 325 unit, bulan Februari mencapai 78% dengan jumlah produk 390
unit, bulan Maret mencapai target 80% yaitu sebanyak 400 unit, pada bulan April mencapai
target sebanyak 92% dengan jumlah unit mencapai 460, bulan Mei mencapai target 70% dengan
350 unit, bulan Juni mencapai target 88% dengan jumlah unit produk sebanyak 400. Dalam 6
bulan tersebut dealer Yamaha Mataram Sakti hanya berhasil menjual produk Motor Matic Mio

sebesar 77% dari total target 3000 unit. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh pihak Yamaha
karena semua perusahaan menginginkan penjualan yang stabil dan bahkan jika memungkinkan
terus naik.
Konsumen yang menjadi pengguna motor mio tentu saja terdiri dari beragam
karakteristik orang dimana setiap orang mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Setiap orang
akan memberikan penilaian yang berbeda akan suatu produk tergantung persepsi yang mereka
miliki akan produk tersebut. Begitu pula persepsi harga yang berbeda-beda pada setiap orang
akan memberikan pengaruh yang berbeda pula pada keputusan pembeliannya. Perusahaan juga
harus mampu merancang strategi promosi yang mampu menarik minat masyarakan untuk
membeli produk mereka. Promosi harus di lakukan dengan cermat dan baik karena merupakan
alat untuk membujuk konsumen membeli produk yang disediakan. Untuk itulah perusahaan
dituntuk untuk melakkan strategi promosi yang efektif dan efisien agar diharapakan penjualan
akan terjaga stabil atau meningkat.
Konsumen juga akan mempertimbangkan kualitas produk untuk menjadi salah satu tolak
ukur dalam keputusan pembelian mereka. Konsumen yang telah mendapatkan informasi akan
kualitas produk baik dari pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain akan membuat
konsumen semakin cermat dalam melihat kualitas produk yang akan dipilih untuk dibeli.
Keputusan pembelian menurut Kotler & Amstrong (1996) adalah suatu tahapan diamana
konsumen benar-benar membel sebuah produk yang ditawarkan. Konsumen sebelum melakukan
pembelian akan banyak melakukan evaluasi dengan melihat pertimbangan-pertimbangan yang
ada karena memang ada banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan konsumen, sehingga

produk yang dibeli benar-benar sesuai dengan keiinginan dan kebutuhan mereka. Dan tetntunya
pertimbangan itu dapat meliputi persepsi harga, promosi maupun kualitas produk.
Berdasarkan uraian seperti dijelaskan pada latar belakang tersebut di atas, maka menarik
untuk dilakukan pengkajian dengan judul:
ANALISA PENGARUH PERSEPSI HARGA, PROMOSI DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR MATIC MIO MELALUI
INTERVENING BRAND IMAGE (Studi Kasus Penjualan Motor Matic Mio pada Yamaha
Mataram Sakti Semarang).
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diketahui bahwa masalah yang

dihadapi adalah penjualan yang fluktiatif dan tidak mencapai target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan tidak tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan tersebut, maka rumusan
masalah yaitu bagaimana meningkatkan kualitas produk, promosi dan persepsi harga pada
produk motor matic Mio untuk memutusakan pembelian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan penelitan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan penjualan sepeda motor matic Mio pada dealer
Yamaha Mataram Sakti di Semarang, dan faktor apa saja yang paling dominan mempengaruhi
kepututsan pelanggan untuk membeli sepeda motor matic Mio pada dealer Yamaha Mataram
Sakti. Maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah faktor persepsi harga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen motor matic di
Semarang?

2. Apakah faktor promosi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen motor matic di


Semarang?
3. Apakah kualitas produk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen motor matic Mio
pada dealer Yamaha Mataram Sakti Semarang?
1.3

Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut:
1. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh persepsi harga terhadap keputusan
pembelian konsumen pada sepeda motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang.
2. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan
pembelian konsumen pada sepeda motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang.
3. Untuk menguji secara empiris dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian konsumen pada sepeda motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu:
1. Bagi Mahasiswa

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai pemasaran yang berkaitan dengan


keputusan pembelian, baik untuk sebagai acuan mahasiswa dalam melakukan penelitian
ulang.
2. Bagi perusahaan

Menjadi masukan dan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui faktor yang
sberpengaruh terhadap keputusan pembelian dalam memberi produk yang
ditawarkan.

Untuk meningkatan penjualan melalui perilaku konsumen

3. Bagi penulis
Untuk menambah wawasan serta pengetahuan pada penulis mengenai pengetahuan di bidang
pemasaran yang kaitannya dalam pengambilan keputusan pembelian.

1.4
BAB I

Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN
Pada bab ini menjadi pengantar mengapa penelitian ini menarik untuk diteliti, apa
yang diteliti, dan untuk apa penelitian dilakukan. Pada bab ini berisi latar
belakang masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

10

Pada bab ini berisi landasan teori yang merupakan penjabaran dari teori tentang
produk, harga, kualitas layanan produk, dan keputusan pembelian seta teori-teori
lain yang mendukung. Selain itu, bab ini berisi bahasan hasil penelitian, ringkasan
hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis.
BAB III

METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi variabel penelitian dan defenisinya, penentuan populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, serta metode pengumpulan data analisis yang
digunakan.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini berisi pembahasan hasil penelitian, analisis data dan pembahasannya
secara lengkap.

BAB V

PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran kepada
pihak-pihak yang memperoleh manfaat dari penelitian.

BAGIAN AKHIR
Daftar pustak dan lampiran-lampiran.

11

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Telaah Pustaka

2.1.1 Pengertian Pemasaran


Menurut Canon, dkk, (2008), pemasaran adalah suatu aktivitas yang bertujuan mencapai
sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi kebutuhan atau klien serta
mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari
produsen. Sedangkan menurut Boyd, dkk, (1998), Pemasaran adalah suatu proses analisis,
perencanaan, implementasi, koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi
kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa, dan ide yang ditawarkan untuk
menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaaat dengan pasar sasaran dalam upaya
pencapaian tujuan.
Menurut Umar (2005:31) Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan
dengan

kegiatan

usaha

yang

bertujuan

merencanakan,

menentukan

harga,

hingga

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan


kebutuhan, baik yang aktual maupun potensial.
Menurut Stanton (2001), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan
mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial.

12

Pada dasarnya pemasaran adalah suatu sitem yang dibuat dalam kegiatan bisnis untuk
perencanaan, penentuan harga, promosi serta pendistribusian barang-barang yang memuaskan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta dapat mencapai pasar sasaran dan tujuan perusahaan.
Perusahaan harus mempunyai kemampuan dalam penyerapan informasi, sumber daya dan
keterampilan.
Menurut Kotler (2005), terdapat beberapa konsep pemasaran inti, diantaranya adalah:

Pasar Sasaran dan Segmentasi

Tempat Pasar, Ruang Pasar dan Metamarket

Pemasar dan Calon Pelanggan

Kebutuhan, Keinginan, Permintaan

Produk, Tawaran, Merek

Nilai dan Kepuasan

Pertukaran dan Transaksi

Relasi dan Jaringan Kerja

Saluran Pemasaran

Rantai Pasokan

Persaingan

Lingkungan Pemasaran

13

Program Pemasaran

Perusahaan menjalankan unsur-unsur dalam konsep pemasaran untuk dapat memberikan


kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder utama dalam perusahaan baik pelanggan, karyawan
maupun pemilik perusahaan. Pemasaran harus dirancang menjadi konsep bisnis yang strategis
dan bersifat jangka panjang agar keterjaminan perusahaan berlansung dalam jangka panjang
pula.
2.2

Variabel Penelitian

2.2.1 Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian adalah suatu tahapan proses dimana konsumen melakukan
pembelian, sehingga keputusan pembelian merupakan bagian dari perilaku konsumen saat
memutuskan pembelian.

Keputusan pembelian konsumen adalah tahap dalam proses

pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli, Kotler dan Amstrong
(2001:226). Konsumen akan melakukan identifikasi terhadap pilihan yang mungkin ada dan
melakukan penilaian atas pilihan-pilihan tersebut berdasarkan keuntungan dan kerugiannya
masing-masing.
Dalam prosesnya, keputusan pembelian oleh konsumen memiliki beberapa tahapan.
Kotler dan Keller (2007) membagi proses pengambilan keputusan menjadi lima tahap, yaitu:
1. Pengenalan Masalah

14

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
tersebut dapat dicetuskan oleh ransangan internal (kebutuhan umum seseorang) atau
eksternal (ransangan pihak luar, misalnya iklan)
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang teransang kebutuhannya akan mulai terdorong untuk mencari informasi
yang lebih banyak. Konsumen dalam tahap ini dapat dibagi menjadi dua level. Pertama,
penguatan perhatian. Dalam level ini, situasi pencarian lebih ringan, hanya sekedar peka
pada infomasi produk. Kedua, aktif mencari informasi. Dalam level ini konsumen akan
lebih aktif untuk mencari informasi melalui bacaan, menelepon teman maupun
mengunjungi toko untuk mempelajari suatu produk.
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sederhana yang digunkan oleh semua konsumen
atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Beberapa konsep dasar akan
dapat membantu pemahaman terhadap proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi
produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan yang berbeda dalam memberikan manfaat yang digunakan
dalam memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapat mengambil lima subkeputusan yaitu merek, dealer, kuantitas, waktu dan metode. Dalam pembelian produk

15

sehari-hari, keputusan yang diambil lebih kecil. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa
mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek. Dalam kasus
lain, faktor-faktor yang mengintervensi dapat mempengaruhi keputusan final.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah

pembelian,

konsumen

mungkin

mengalami

ketidaksesuaian

karena

memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal yang


menyenangkan tentang merek lain. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan
dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia nyaman dengan
merek. Tugas pemasaran tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Pemasar harus
memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian dan pemakaian produk
pascapembelian.
Pada dasarnya keputusan pembelian oleh konsumen akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor baik lansung maupun tidak lansung. Baik itu oleh ransangan pemasarang (produk, harga,
saluran pemasaran dan promosi) serta ransangan lain yang terdiri dari faktor ekonomi, teknologi,
politik dan budaya. Menurut Kotler (2001: 183) bahwa ransangan yang melatarbelakangi
keputusan pembelian konsumen antara lain:
1. Produk
Apabila produk tersebut dihubungkan dengan keputusan membeli, maka keputusan
membeli konsumen itu dipengaruhi oleh kualitas, mutu, merek, kemasan yang dimiliki
oleh produk tersebut. Mutu/kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapatkan
perhatian utama dari perusahaan mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan

16

masalah keputusan. Setiap perusahaan harus memiliki tingkat kualitas yang akan
menjunjung tinggi usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi produk itu
dalam pasar sasarannya.
2. Harga
Harga suatu produk akan sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan perusahaan. Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen beralih pada
produk sejenis yang dihasilkan perusahaan lain yang ditawarkan dengan harga lebih
rendah.
3. Saluran Pemasaran
Dalam operasinya, perantara saluran melaksanakan berbagai macam fungsi pemasaran,
seperti penyimpanan, pengangkutan, dan sebagainya. Sering pula mereka terlibat dalam
penanganan barang-barang dalam jumlah besar. selain itu perantara juga melakukan
fungsi penjualan dan pembelian.
4. Promosi yang Dilakukan
Promoasi merupakan aspek yang penting dalam manajemen pemasaran dan sering
dikatakan sebagai proses berlanjut. Promosi melalui pesan iklan berperan besar dalam
meningkatkan keputusan pembelian. Ini disebabkan karena promosi melalui pesan iklan
dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan.

2.2.2 Persepsi Harga

17

Konsumen sering kali melihat harga sebagai faktor penentu dalam melakukan pemilihan
produk atau jasa, hal ini adalah wajar karena harga dapat menjadi cerminan dari kualitas produk.
Konsumen akan teliti melihat harga untuk memilih produk mana yang akan di beli. Menurut
Swastha (2001:147), Harga adalah jumlah uang ditambah beberapa barang yang mungkin
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Sedangkan pengertian harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah Jumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa, atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk
mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk jasa. Pengertian tersebut
menunjukkan harga menjadi salah satu segemen penting dalam minat beli konsumen.
Harga memiliki dua peran utama dalam proses pengambilan keputusan pada pembelian,
yaitu peran alokasi dan peran informasi (Tjiptono, Fandy:2008):
1. Peran alokasi harga, yaitu fungsi harga dalam membantu pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian
dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan
daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai
alternatif yang tersedia.
2. Peran informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktorfaktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli
mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi
yang sering berlaku adalah bahwa harga yang tinggi mencerminkan kualitas yang tinggi.

18

Dengan demikian dengan adanya harga membantu pembeli dalam menempatkan diri dan
memutuskan kekuatan pembeliannya pada beragam barang atau jasa. Pembeli dapat
membandingkan berbagai harga berdasarkan beragam alternatif serta dapat dikatakan bahwa
harga dapat menjadi patokan pebeli dalam melakukan keputusan pembelian.
Sasaran penetapan harga dibagi tiga (Stanton, 1996):
1. Berorientasi pada laba untuk:
a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.
b. Memaksimalkan laba.
2. Berorientasi pada penjualan untuk:
a. Meningkatkan penjualan.
b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3. Berorienastasi pada status quo untuk:
a. Menstabilkan harga
b. Menangkal persaingan.
Persaingan yang semakin ketat akan melibatkan banyaknya produsen yang ikut bersaing
dalam pemenuhan kebutuhan konsumen, hal ini menuntut setiap perusahaan untuk dapat lebih
teliti dan hati-hati dalam penetapan harga. Perbedaan harga dengan para pesaing dapat menjadi
salah satu strategi untuk unggul dari perusahaan pesaing. Namun keunggulan harga tidak
selamanya bahwa harga yang lebih murah. Konsumen memiliki pandangan yang berbeda-beda

19

dalam memandang suatu harga (leliana dan Suryandari : 2004). Tidak selamanya harga yang
murah akan mencerminkan kualitas suatu produk yang buruk. Begitu pula sebaliknya harag yang
mahal tidak selalu mencerminkan kualitas produk yang baik pula.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga dan menuntut perusahaan untuk selalu
responsif dan mengambil kebijakan strategis yang tepat. Menurut Kotler dan Keller (2008 : 92)
terdapat beberapa strategi penyesuaian harga, diantaranya:
1. Penetapan harga geografis.
Dalam penetapan harga geografis, perusahaan memutuskan bagaimana memberi harga
kepada produknya untuk konsumen yang berbda di lokasi dan negara yang berbeda.
2. Diskon harga dan insentif.
Sebagian besar perusahaan akan menyesuaikan harga mereka dan memberikan diskon
atau insentif untuk pembayaran dini, pembelian volume besar dan pembelian diluar
musim.
3. Penetapan harga promosi.
Perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi untuk meransang pembelian dini, yaitu:

Penetapan harga pemimpin kerugian (lost-leader), yaitu menurunkan harga merek


terkenal untuk meransang lalu lintas toko lebih banyak.

Penetapan harga eceran khusus, yaitu menentukan harga khusus pada musim
tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan.

20

Rabat tunai, yaitu menawarkan rabat tunai untuk mendorong pembelian produk
produsen dalam periode waktu tertentu.

Pembiayaan berbunga rendah, yaitu penawaran pembiayaan yang berbunga


rendah pada pelanggan.

Jangka waktu pembayaran yang lebih panjang, yaitu menawarkan pinjaman untuk
periode yang lebih panjang dan menurunkan pembayaran bulanan.

Jaminan dan kontrak jasa, yaitu mempromosikan penjualan dengan jaminan gratis
atau berbiaya murah atau jasa kontrak.

Diskon psikologis, yaitu menetapkan harga yang cukup tinggi untuk kemudian
menawarkan produk dengan penghematan yang cukup besar.

4. Penetapan harga terdiferensiasi.


Perusahaan sering menyesuaikan harga dasar mereka untuk mengakomodasikan
perbedaaan pelanggan, produk serta lokasi. Difrensiasi harga terjadi ketika
perusahaan menjual produk atau jasa dengan dua harga atau lebih yang tidak
mencerminkan perbedaan proporsional dalam biaya.
2.2.2.1 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen sering menggunakan harga sebagai tolak ukur apakah kualitas suatu
produk/jasa yang diterima sudah sesuai dengan harga yang dibayarkan. Semakin tinggi harga
suatu produk/jasa diharapkan kualitas produk/jasa yang diterima juga semakin meningkat.
Konsumen akan menilai apakah suatu produk/jasa layak untuk dibeli. Harga merupakan sesuatu

21

yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa. Harga khususnya
merupakan pertukaran uang bagi barang dan jasa. Juga pengorbanan waktu karena menunggu
untuk memperoleh barang atau jasa (Lupiyoadi, 2001)
Voss dan Giroud (2000:69) menyatakan bahwa pada saat pelanggan melakukan evaluasi
dan penilaian terhadap harga dari suatu produk maka akan sangat dipengaruhi oleh perilaku
pelanggan itu sendiri. Berbagai faktor seperti gaya hidup, serta perubahan lingkungan dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang memandang harga. Konsumen tentunya memiliki
interpretasi yang berbeda-beda tergantung penilaian pribadi, latar belakang , pengalaman serta
lingkunangan mereka. Hal ini menyebabkan penilaian seseorang akan harga mahal atau tidak
berbeda dengan orang lain.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dodds dkk (1991) menyatakan bahwa konsumen
akan membeli suatu produk bermerek jika harganya dipandang layak oleh mereka.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1

: Harga memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

2.2.3 Promosi
Salah satu bauran pemasaran yang penting dilaksanakan dalam memasarkan produk dan
jasa adalah promosi. Calon pembeli/konsumen mengetahui informasi tentang produk/layanan
yang disediakan perusahaan melalui promosi, bahkan promosi dapat membujuk calon konsumen
untuk menggunakan jasa yang disediakan. Menurut Zimmerer dan Norman (2002) promosi
adalah segala macam bentuk komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan

22

pelanggan tentang produk atau jasa dan untuk mempengaruhi mereka agar membeli barang atau
jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan perorangan dan periklanan.
Menurut Kotler dan Keller (2009), promosi mencakup alat promosi konsumen (sample,
kupon, penawaran pengembalian dana tunai, potongan harga, premi, hadiah, penghargaaan
patronage, percobaan gratis, garansi, promosi yang berkaitan, promosi silang, tampilan titik
pembelian, dan demonstrasi), promosi dagang (potongan harga, insentif untuk iklan dan
tampilan, serta barang gratis), dan promosi bisnis dan tenaga penjualan (pameran dagang dan
konvensi, kontes wiraniaga, dan iklan khusus).
Menurut Swastha dan Irawan (1990), komponen-komponen promosi meliputi empat
kegiatan yaitu:
1. Advertising atau periklanan, adalah bentuk penawaran secara tidak lansung melainkan melalui
media massa seperti radio, televisi, majalah, surat kabar, poster dan lain-lain.
2. Personal selling, adalah bentuk penawaran secara lansung melalui suatu interaksi atau
percakapan antara salesman dan calon pembeli menyangkut produk yang dihasilkan.
3. Sales promotion, adalah merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendorong konsumen dan
pengecer agar dapat membeli barang yang ditawarkan. Kegiatan ini berupa pertunjukan, peragaa,
pameran, demonstrasi, dan lain sebagainya.
4. Publicity atau public relation, merupakan suatu usaha untuk mendorong permintaan secara non
personal untuk suatu produk atau jasa dengan menggunakan berita komersial dalam media
massa.

23

Dalam pelaksanaanya promosi halus diimplementasikan dengan tahapan yang jelas


sehingga dapat memperoleh hasil yang maksimal. Promosi harus memiliki perencanaan yang terorganisir dengan baik. Menurut Swastha dan Irawan (1990:359), ada beberapa tahapan dalam
pelaksanaan promosi, antara lain:
a. Menentukan Tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegitan promosi. Perusahaan yang memiliki beberapa
tujuan sekaligus harus menentukan skala prioritas terlebih dahulu.
b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju
Segemen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi secara
terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju

harus berdiri atas

individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut dalam periode yang
bersangkutan.
c. Menyusun Anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari
manajemen pemasaran. Anggaran digunakan

untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam

mencapai tujuan tersebut.


d. Memilih Berita
Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk memcapai pasar yang dituju tersebut.
Sifat berita akan berbeda-beda tergantung tujuan promosinya. Jika suatu produk masih berada
pada tahap perkenalan pada siklus produk, maka informasi produk akan menjadi topik utama.

24

Sedangkan pada tahap selanjutnya perusahaan cenderung mengutamakan tema promosi yang
bersifat persuasif.
e. Menentukan Promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema-tema yang berbeda-beda pada masing-masing kegiatan
promosinya. Misalnya hubungan masyarakat yang dapat dilakukan untuk menciptakan kesan
positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya dapat dititikberatkan untuk
memberi kesadaran pada pembeli tentang suatu produk atau perusahaan yang menawarkannya.
f. Memilih Media Mix
Media adalah saluran utama penyapaian

pesan komersial pada khalayak sasaran. Untuk

alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar, majalah,
tabloid, brosur, selebaran), media elektronik (televisi, radio), media luar ruang (baliho, poster,
spanduk, balon raksasa), media lini bawah (pameran, direct mail, point of purchase, kalender).
Untuk itu menajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan pada kelompok sasaran
produk perusahaan.
g, Mengukur efektifitas
Setiap alat promosi memiliki pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran
efektifitas maka akan sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setalah dilakukan pengukuran efektifitas,a da kemungkinan dilakukan perubahan rencana
promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita, anggaran promosi,

25

atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang terpenting, perusahaan harus memperhatikan
kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari kesalahan yang sama di masa
yang akan mendatang.
Berikut tipe promosi menurut K.L Ailwadi et al (2004):
Certain Reward
Temporary price reduction, coupons

Tradionational-in rebates

Multi item promotions, sample


Immediate Reward

Delayed reward

Instant win sweeptakes

Contest

Tensile promotion (X% - Y% off)

Sweepwtakes
Conditional rebates

Uncertai Reward
Dalam gambar diatas terlihat 4 bagian terpisan antara imbalan tertentu, imbalan pasti,
imbalan lansung dan imbalan tidak lansung. Yang berada diantara Certain Reward dan
Immediate Reward berupa pengurangan harga, promosi dalam multi item, cupon dan sampel
gratis. Berada diantara Certain Reward dan Delayed Reward yaitu rabat. Antara immediate
Reward berupa undian menang instan dan Promosi pengurangan. Sedangkan berada diantara
Delayed Reward dan Uncertain Reward berupa kontes, undian dan rabat bersyarat.

26

Promosi adalah merupakan titik umum yang digunakan oleh pemasar, ada banyak jenisjenis promosi yang dapat digunakan mulai dari pilihan media sampai sasaran yang ingin dituju.
Menurut Kotler (2002), karena banyaknya bentuk dan penggunaan iklan, sangat sulit untuk
membuat generalisasi yang merangkum semuanya. Namun sifat-sifat berikut dapat diperhatikan:
1. Presentasi umum, memberi semacam keabsahan pada produk dan menyarankan
terstandardisasi.
2. Tersebar luas, periklanan adalah media yang berdaya sebar luas yang memungkinkan penjual
mengulang pesan berkali-kali.
3. Ekspresi yang lebih kuat, memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan yang
produknya melalui penggunaan cetakan, suara, dan warna yang penuh seri.
4. Tidak bersifat pribadi, audiens tidak merasa wajib untuk memperhatikan atau menaggapi.
2.2.3.1 Hubungan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Promosi digunakan oleh perusahaan untuk memicu terjadinya kegiatan transaksi oleh
konsumen, dengan kata lain konsumen membeli produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.
Periklanan, promosi penjuaalan, penjualan personal ditujukan untuk meransang permintaan
konsumen atas suatu produk atau jasa.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran.
Apabila kualitas suatu produk baik, namun bila konsumen belum pernah mendengarnya dan
tidak yakin bahwa produk tersebut berguna bagi mereka, konsumen tidak akan membelinya.

27

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurhasan (2009) mengenai produk, harga, dan
promosi terhadap keputusan pembelian bandeng duri lunak juwana, hasil penelitian menunjukan
bahwa promosi ternyata berpengaruh positif dalam keputusan pembelian.
Dari teori penelitian terdahulu diusulkan hipotesis sebagai berikut:
H 2: Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.
2.2.4 Kualitas Produk
Menurut Cannon, dkk (2008) produk (product) berarti kepuasan akan kebutuhan yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008) Kualitas produk
(product quality) adalah kemampuan suatu produk untuk menunjukan berbagai fungsi termasuk
ketahaan, keterandalan, ketepatan dan kemudahan dalam penggunaan. Kualitas produk
menggambarkan sejauh mana kemampuan produk tersebut dalam memenuhi kebutuhan
konsumen.
Menurut Tjiptono, Fandi (2000 : 96) dalam merencanakan penawaran atau produk,
pemasar perlu memahami lima tingkatan produk, yaitu:

1. Produk utama/inti
Manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap
produk.
2. Produk Generik

28

Produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan
produk minimal agar dapat berfungsi).
3. Produk Harapan
Produk formal yang ditawarkan dengan berbagi atribut dan kondisinya secara normal
(layak) diharkan dan disepakati untuk dibeli.
4. Produk Pelengkap
Berbagai atribut yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaaat dan layanan,
sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk
pesaing.
5. Produk Potensial
Segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu
produk di masa mendatang.
Menurut Tjiptono, Fandi (2007), untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat
melalui dimensi sebagai berikut:
1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan
dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.

29

3. Reability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil
menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi
tertentu pula.
4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.
5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai
barang.
6. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan,
dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
7. Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang
berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual.
8. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atributatribut produk. Namun demikian, biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara
tidak lansung.
Suatu produk akan dapat dikatakan memiliki kualitas yang baik bila dalam produk
tersebut mencakup dimensi tersebut. Kotler dan Amstrong (2008) mengatakan bahwa semakin
tinggi kualitas produk dalam memuaskan pelanggan, maka akan menyebabkan kepuasan yang
lebih tinggi pula. Peningkatan kualitas produk merupakan syarat agar produk dapat memuaskan
konsumen karena kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berkembang sepanjang waktu.
Produsen harus dapat mengikuti perubahan tersebut agar dapat tetap menyediakan kebutuhan dan

30

keinginan konsumen terutama ditengah persaingan yang semakin ketat akan semakin
menonjolkan kualitas produk dalam perkembangan perusahaan.
2.2.4.1 Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Kualitas produk sering menjadi salah satu acuan dari konsumen untuk melakukan
pembelian baik itu dari pengalaman pribadi atau pengalaman orang lain. Kualitas produk yang
baik bukan hanya dilihat dari wujudnya saja namun juga sesuatu yang tidak berwujud seperti
pelayanan jasa yang dapat dijual, dibeli,dapat dimiliki, semuanya digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pendapat dari Sciffman dan Kanuk (1997) menyatakan bahwa evaluasi konsumen
terhadap kualitas produk akan dapat membantu mereka mempertimbangkan produk mana yang
akan mereka beli. Dalam penelitan yang dilakukan oleh Nada Irawan (2009) mengenai pengaruh
kualitas produk, promosi, harga dan layanan purna jual terhadap keputusan pembelian mobil
merek honda jazz, hasil penelitiannya menunjukan bahwa kualitas produk ternyata berpengaruh
positif dalam keputusan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Kodu, Sarini (2013) dimana Variabel Kualitas Produk
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian Toyota Avanza pada PT. Hasjrat Abadi Manado.
Adanya pengaruh signifikan X (Kualitas Produk) terhadap Y (Keputusan Pembelian).
Berdasarkan teori terdahulu diusulkan hipotesis sebagai berikut:
H 3: Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

31

2. 3

Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, tidak terlepas dengan adanya penelitian yang dilakukan

oleh peneliti terdahulu untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan, selain itu menjadi
pembanding penelitian.
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil Riset Penelitian Terdahulu
Nama

Judul

Variabel Penelitian

Alat Analisis

Hasil Penelitian

Panjie Arief

Analisis Pengaruh

Variabel

Analisis Regresi

Kualias pelayanan

Akbar (2011)

Kualitas Layanan,

Independen:

Linear Berganda

yang baik dan

Harga dan Lokasi

Kualitas

sesuai dengan

Terhadap Keputusan

Pelayanan, Harga

kebutuhan maupun

Pembelian Sepeda

dan Lokasi

keinginan

Motor Honda (Studi

konsumen akan
Variabel

Kasus pada Dealer

mempengarhi hasil
Dependen:

Sepeda Motor Honda

keputusan
Keputusan
pembelian.

di Kota Banjarnegara0
pembelian

Berdasarkan hasil
analisis
menunjukkan
variabel kualitas
pelayanan
berpengaruh

32

positif dan
signifikan terhadap
keputusan
penjualan
Fadi dan

Analisis Pengaruh

Variabel

Analisis Regresi

Ekuitas merek

Inneke

faktor-faktor ekuitas

Independen:

Linear Berganda

terbukti

Qomariah

merek sepeda motor

Ekuitas merek

berpengaruh

merek Honda terhadap

sedangkan variabel

positif terhadap

Keputusan pembelian

Independen:

brand awardness

(2008)

Keputusan
Pembelian
Purwati (2012)

Pengaruh Harga dan

Variabel

Analisis Regresi

Hasil penelitian

Kualitas Produk

Independen: Harga

Linear Berganda

menunjukkan

Terhadap Keputusan

dan Kualitas

variabel Harga dan

Pembelian Motor

Produk sedangkan

Kualitas Produk

Honda Matic Beat

Variabel

berpengaruh

(Studi Kasus Pada PT.

Dependen:

positif terhadap

Nusantara Solar Sakti)

Keputusan

Keputusan

Pembelian

Pembelian

Tri Wibowo

Analisis Pengaruh

Variabel Independ:

Analisis Regresi

Bahwa Kualitas

(2012)

Kualitas Produk,

Kualitas Produk,

Linear Berganda

Produk, Harga dan

Harga dan Promosi

Harga dan Promosi

Promosi

Terhadap Keputusan

sedangkan

berpengaruh

33

Pembelian Mobil

Variabel

positif terhadap

Toyota (Studi Kasus

Dependen:

keputusan

pada PT. Nasmoco

Keputusan

pembelian.

Gombel Semarang)

Pembelian

Endang

Pengaruh Harga dan

Variabel

Analisis Regresi

Bahwa Kualitas

Wijayanti

Kualitas Produk

Dependen:

Linear Berganda

Produk dan

(2006)

Terhadap Keputusan

Keputusan

Harga

Pembelian Toyota

Pembelian,

berpengaruh

Kijang (Studi Kasus

Variabel

positif terhadap

pada PT. Nasmoco

Independen:

keputusan

Kaligawe Semarang)

Harga dan

pembelian

Kualitas produk

34

2.4 Kerangka Pemikiran Teoritis


Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan dan dari penelitian terdahulu, dapat
dibentuk kerangka pemikiran bagi peneliti yang berjudul Analisis Pengaruh Harga, Promosi,
dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Melalui (Studi Kasus Pada Motor Matic
Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang)
Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Penelitian

Persepsi Harga
H1
(X1)

H1

H
H2

Promosi
(X2)

H3

H3

Kualitas Produk

(X3)

Sumber: Endang Wijayanti (2006), Tri Wibowo (2012)

Keputusan
Pembelian

(Y)

35

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional.

3.1.1 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada
nilai (Sekaran,2011).
Variabel penelitian dalam penelitian ini terbagi atas dua variabel yang terdiri dari variabel
dependen dan variabel independen, penjelasannya sebagai berikut:
1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian (Ferdinand,
2006). Variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain (variabel independen). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Keputusan Pembelian (Y).
2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang
pengarunya positif maupun pengaruhnya negatif. Variabel independen dalam penelitian
ini yaitu:
a.Persepsi Harga (X1)
b. Promosi (X2)
c. Kualitas Produk (X3)

36

3.1.2 Definisi Operasional


Defenisi operasional merupakan defenisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan
memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiyono, 2001).

Defenisi operasional juga

memberikan batasan dan spefikasi dari variabel-variabel penelitian dan secara konkret
berhubungan dengan realitas yang akan diukur dan dapat diamati peneliti sehingga secara
terbuka dapat diuji kembali oleh peneliti lain. Berikut defenisi operasional variabel yang diteliti:
1. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian.
Keputusan Pembelian merupkan semua proses yang dilalui konsumen dalam mengenali
masalah, mencari solusi, mengevaluasi alternatif, dan memilih diantara pilihan-pilihan pembelian
mereka (Mowen dan Minor, 2002). Berikut beberapa indikator keputusan pembelian menurut
Schiffman dan Kanuk (1997):
a. Cepat memutuskan pembelian
b. Mantap dalam memutuskan pembelian
c. Tidak mempertimbangkan produk motor matic lain
d. Keyakinan atas pembelian

37

2. Variabel Independen dalam penelitian:


2.1 Persepsi Harga (X1)
Persepsi harga (price perception) adalah biaya relative yang harus konsumen keluarkan
untuk memperoleh produk atau jasa yang ia inginkan ( Rangkuti, 2008:103). Berikut
indikator persepsi harga:
a. Costumer value, (Fen Yu, 2008)
b. Harga bersaing, (Fen Yu, 2008)
c. Kesesuaian harga, (Kinney, Xia dan Monroe, 2007)
2.2 Kualitas Produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya
yang meliputi daya tahan, keandalan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya (Kotler
dan Amstrong, 2008). Beberapa indikator kualitas produk antara lain:
a. Garansi, (Toivonen, 2012)
b. Feature/ciri-ciri atau kesitimewaan tambahan, (Kotler, 1995)
c. Penampilan yang menarik dan sesuai selera, (Toivonen, 2012)

38

2.3 Promosi
Promosi mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu
transaksi atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga penjualan
untuk secara agresif menjualnya (Shimp, 2003). Berikut beberapa indikator promosi:
a. Promosi bonus (Byun dan Jang, 2015)
b. Promosi diskon (Byun dan Jang, 2015)
c. Intensitas iklan(Lamont, Hing dan Vitartas, 2015)
d. Celebrity endorcer (Lamont, Hing dan Vitartas, 2015)
3.2

Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu acuan pada keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal minat yang
ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah para konsmen
yang membeli produk motor mactic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang. Jumlah
konsumen motor matic Mio adalah tidak terhingga sehingga karena keterbatasan, penelitian ini
dilakukan secara sampling.
3.2.2 Sampel
Sample adalah sebagian dari populasi yang terdiri dari atas sejumlah anggota yang dipilih
dari populasi (Sekaran, 2011). Sample dalam penelitian ini adalah konsumen motor matic Mio
yang sudah membeli produk motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti di Semarang.

39

Untuk penentuan sample yang diambil, peneliti menggunakan teknik non probability
sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dijadikan sampel.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling yaitu mereka yang
dijumpai peneliti di tempat penelitian atau orang-orang yang diketahui telah membeli produk
motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti di Semarang, maka dapat dijadikan sampel dalam
penelitian.
Dalam penelitian ini, penentuan jumlah sampel menggunakan pendekatan Tabachic & Fidell.
Dalam penelitian Multivariate (termasuk yang menggunakan analisis regresi Multivariate)
besarnya sample ditentukan 25 kali variabel Independen (Ferdinand, 2006). Jumlah variabel
independen dalam penelitian ini adalah 3, sehingga jumlah minimal sampel yang digunakan
adalah 75.
3.3

Jenis dan Sumber Data


Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data Primer
Data primer biasanya diperoleh melalui wawancara atau kuesinoner (Ferdinand, 2006).
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tanggapan responden dalam
kuesioner tentang persepsi harga, kualitas layanan, promosi dan keputusan pembelian
yang disebar kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu konsumen
Yamaha Mataram Sakti Semarang yang telah membeli produk motor matic Mio.

40

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber yang tidak lansung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono, 2008). Data sekunder merupakan data primer yang telah
diolah lebih lanjut dan disajikan lebih baik oleh pengumpul data primer atau oleh
pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai bahan pustaka,
baik berupa buku, skripsi, jurnal, dan dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan
materi kajian.
3. 4

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3.4.1 Kuesioner
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey, yaitu
dengan menyebarkan angket kepada sampel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini
digunakan skala likert dengan jangka 1 sampai 5 untuk mendapatkan data yang
bersifat interval. Dibuatnya interval antara 1 sampai

5 point berguna untuk

menghindari grey area agar responden yang sering memilih nilai tengah dapat tersebar
dan objektif. Dalam hal ini pendampingan oleh peneliti dalam pengisian angket adalah
hal yang harus agar tidak terjadi bias dan dapat menyebabkan data tidak valid. Berikut
poin-poin yang ada dalam kuesioner:
a. Sangat Setuju (SS)

: 5 poin

b. Setuju (S)

: 4 poin

41

c. Biasa Saja (BS)

: 3 poin

d. Tidak Setuju (TS)

: 2 poin

e. Sangat Tidak Setuju (STS)

: 1 poin

3.4.2 Studi Kepustakaan


Studi kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari
literatur yang dapat menunjang serta melengkapi data yang diperlukan serta berguna bagi
penyusunan penelitian ini, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi
pustaka melalui berbagai jurnal, artike majalah pemasaran, maupun artikel yang diambil dari
internet.
3.5

Metode Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan diolah menggunakan SPSS. Berikut

metode analisis data yang akan digunakan:


3.5.1 Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang jawaban responden
atas variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis Deskriptif digunakan untuk melihat
gambaran data secara umum dari obyek penelitian (Ferdinand, 2006). Yaitu gambaran umum
mengenai rasio-rasio kualitas produk, perilaku perpindahan merek, kepuasan pelanggan dan citra
merek.

42

3.5.2 Analisis Kuantitatif


Analisis kuantitatif merupakan analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat
kuantitatif berupa model-model baik itu model matematika, model statistic dan ekonometrik.
3.5.2.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu instumen
pengukuran. Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content)
dari suatu instrumen dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian (Sugiyono, 2006)
Dalam pengambilan keputusan untuk menguji validitas indikatornya adalah;
1. Jika r hitung positif serta r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid.
2. Jika r hitung tidak positif dan r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak valid.
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
Sebuah kuesioner dikatan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Uji reabilitas dapat dilakukan
dengan bantuan program SPSS yang akan memberikan fasilitas untuk mengukur reabilitas
dengan uji statistik Cronbach Alpha (), untuk suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
apabila memiliki nilai Cronbach Alpha () > 0,06 (Ghozali, 2001).
Koefisian Cronbach Alpha menafsirkan koreasi antara skala yang dibuat dengan semua
skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala. Indikator yang dapat diterima
apabila koefisien alpha diatas 0,60.

43

3.5.3 Uji Asumsi Klasik


3.5.3.1 Uji Normalitas
Data yang baik dan layak untuk membuktikan model penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal.
Normalitas suatu data dapat diketahui dengan menggunakan grafik histogram, yang dapat terjadi
jika data memiliki distribusi normal atau mendekati normal.
Suatu data dikatakan mengikuti distribusi normal dilihat dari penyebaran data pada
sumbu diagonal dari grafik (Ghozali, 2006). Berikut data pengambilan Keputusan (Ghozali,
2006):
a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau pun
grafik histogram menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histrogram tidak menunjukan distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.

3.5.3.2 Uji Multikolonieritas


Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2006). Model regeresi yang baik

44

seharusnya memiliki variabel bebas yang tidak saling berkorelasi, dan hasil yang diharapkan
dalam pengujian ini adalah tidak terjadinya korelasi antar variabel independen.
Dalam penelitian ini teknik untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas didalama
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance inflation factor (VIP), nilai
tolerance yang besarnya diantara 0,1 dan nilai VIP dibawah 10 menunjukan bahwa tidak ada
multikolinearitas diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2006).
3.5.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2006). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan grafik scatterplot untuk menguji
ada tidaknya heteroskedastisitas dengan dasar berikut:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur
(bergelombang melebar kemudian menyempit) maka terjadi heterokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik meyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka hal ini mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas.

45

3.5.4 Analisis Regresi


Model regresi adalah model yang dipergunakan untuk meganalisis pengaruh dari
beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen (Ferdinan, 2006).
Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Promosi, Kualitas Produk dan Persepsi
Harga (X1, X2, X3). Variabel independen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y1).
Rumusan matematis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = 1X1 + 2X2 + 3X3 + e

Dimana:

Y1 = Keputusan Pembelian

X1 = Persepsi Harga

X2 = Kualitas Produk

X3 = Promosi

3.5.5 Uji Goodness of Fit


Uji Goodness of Fit berguna untuk menilai ketepatan fungsi regresi sampel dalam
menafsir nilai aktual. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berda dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak
signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2005).

46

3.5.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah Persepsi Harga, Promosi dan Kualitas
Produk yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
keputusan pembelian yang hendak diuji (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan Keputusan
sebagai berikut:
1. Apabila probabilitas signifikansi >0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila
probabiltias signifikansi <0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel apabila F tabel > F hitung, maka
Ho diterima dan Ha ditolak, apabila F tabel < F hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
3.5.5. 2Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
Dalam hal ini, apakah variabel persepsi harga, promosi dan kualitas produk benar-benar
berpengaruh terhadap variabel minat beli konsumen. Penelitian ini dilakukan dengan melihat
pada Coefficients yang membandingkan Unstandardized Coefficients B dan Standard error of
estimate sehingga didapat hasil yang dinamakan t hitung. Apabila t hitung > t tabel dan
tingkat signifikansi < (0,05), maka variabel independen secara individual berpengaruh
terhadap variabel dependen.

47

3.5.5.3 Koefisien Determinasi (R2)


Uji Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model
regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir seluruh infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel.

48

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.

Gambaran Umum Perusahaan


Sejak awal Yamaha Mataram Sakti memang bergerak dibidang distribusi motor. Dengan

adanya kesepakatan antara Yamaha dan mataram sakti pada bulan Agustus tahun 2002 Mataram
Sakti mejadi dealer resmi Yamaha. Pada awalnya Yamaha Mataram Sakti hanya mempunyai 3
showroom namun hingga saati ini mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai
32 jaringan penjualan, pelayanan purna jual dan suku cadang yang tersebar di berbagai area di
Jawa Tenga. Yamaha Mataram Sakti sampai saat ini telah ikut menyumbangkan daya upayanya
dalam mendongkrak pasar dalam negeri untuk produk sepeda motor Yamaha di Jawa Tengah.
Dengan omzet penjualan yang terus meningkat dari waktu ke waktu Mataram Sakti telah
menjadi salah satu perusahaan distribusi sepeda motor Yamaha terbesar dan terpercaya di Jawa
Tengah.
Berikut gambaran umum kinerja perusahaan:
a. Visi Perusahaan
Terbesar, terbaik, terpercaya dan menjadi perusahaan distribusi motor, produk dan jasa
pendukungnya yang memiliki jaringan pemasaran terbesar di Indonesia
b. Misi Perusahaan

49

Misi perusahaan adalah menanamkan handarbeni (rasa memiliki), kebersamaan,


kekeluargaaan dan memanusiakan manusia tujuannya agar karyawan dapat melaksanakan tugas
dan kewajiabannya dengan penuh tanggung jawab dan memiliki loyalitas yang tinggi.
c.Tujuan Perusahaan
Tujuan dari Yamaha Mataram Sakti sendiri yaitu bergerak dibidang otomotif dan
menguasai pasar dengan memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sepenuh hati. Tujuan
ini tidak berbeda dengan perusahaan motor pada umumnya.
Struktur organisasi Yamaha Mataram Sakti sendiri terdiri dari:
a. Manajer Area
1) Memimpin, mengelola dan mengendalikan semua aktivitas operasional perusahaan
agar dapat dicapai standar pelayanan yang ditetapkan dan mencapai target pendapatan dan
pengeluaran biaya sesuai dengan budget operasi.
b. Kepala Cabang
1) Memberi motivasi, dukungan, mengawasi, merencanakan penjualan, merencanakan
even.
2) Mengawasi roda perusahaan.
3) Bisa mengangkat dan memecat yang lain.
c. Supervisor
1) Mengawasi sales

50

2) Bertanggungjawab atas sales


3) Mengangkat dan memecat sales
4) Melaporkan hasil laporan penjualan produk kepada kepala cabang setiap bulannya
d. Sales
1) Menjual barang
2) Mencari pelanggan
e. Admin
1) Menginput dapat kepada Yamaha Mataram Sakti pusat
2) Menginput pencairan dana leasing
3) Menginput absensi dan pembayaran gaji karyawan
f. Kepala Teknik
1) Mengatur anak buah mekanik
2) Melaporkan penghasilan service kepada kepala cabang
g. Sales Counter
1) Menerima tamu atau pelanggan yang datang ke dealer untuk meyakinkan produk yang
dimiliki Yamaha Mataram Sakti
h. Counter Service

51

1) Melaporkan dan meminta identitas motor hasil service, kemudia hasilnya dilaporkan
ke kepala mekanik.
i. Office Boy
1) Menjaga kebersihan kantor agar selalu terlihat bersih dan nyaman.

4.2.

Gambaran Umum dan Responden Penelitian


Salah satu data yang diperoleh dari koesioner penelitian adalah mengenai data

demografik responden yang meliputi nama, jenis kelamain, umur, status pernikahan, perkerjaan
dan uang saku/pendapatan. Berikut gambaran selengkapnya dari masing-masing data demografik
responden penelitian.
4.2.1. Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat membuat alasan seseorang untuk membeli motor berbeda
karena kebutuhan dan kenyamanan antara pria dan wanita yang berbeda dalam mengendarai
sepeda motor. Berikut komposisi responden menurut jenis kelamin disajikan pada tabel 4.2.

52

Tabel 4.1
Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-Laki

74

74%

Perempuan

26

26%

Total

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah,2015


Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden paling banyak adalah laki-laki
dengan jumlah 74 orang (74%) sedangkan perempuan hanya berjumlah 26 orang (26%). Hal ini
menunjukan bahwa laki-laki adalah konsumen potensial dalam pembelian motor matic Mio.
4.2.2. Jumlah Responden Menurut Umur
Umur seringkali dapat memberikan perbedaan dalam perilaku pembelian seseorang. Ini
dilakukan untuk mengetahui kelompok umur yang lebih potensial dalam pembelian motor matic
mio. Berikut disajikan Tabulasi umur responden menurut umur:

53

Tabel 4.2
Jumlah Responden Menurut Umur
Umur

Jumlah

Persentase

17-30 Tahun

49

49%

31-40 Tahun

34

34%

41-50 Tahun

9%

>50 Tahun

8%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah,2015


Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa untuk umur responden terbanyak adalah
antara 17-30 tahun sebanyak 49 orang (49%), diikuti kelompok usia responden antara 31-40
sebanyak 34 orang (34%). Ini menunjukan bahwa kelompok usia potensial pembeli motor matic
Mio adalah kelompuk umur 17-30 tahun serta 31-40 tahun dimana seseorang membutuhkan
motor untuk pekerjaan atau pendidikan pada umur tersebut.

4.2.3 Jumlah Responden Menurut Pekerjaan


Pekerjaan juga akan menunjukan status sosial yang akan mempengaruhi seseorang dalam
pengambilan keputusan. Komposisi responden menurut pekerjaan disajikan pada tabel 4.4.
berikut.

54

Tabel 4.3
Jumlah Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan

Jumlah

Persentase

Pelajar/Mahasiswa

20

20%

PNS/Pensiunan PNS

17

17%

TNI/Porli

1%

Karyawan Swasta

28

28%

Karyawan BUMN

1%

Wirausaha

33

33%

Jumlah
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Dari tabel 4.4 menunjukan data bahwa jumlah responden terbanyak adalah kelompok
responden dengan pekerjaan Wirausaha sebanyak 33 orang (33%), diikuti Karyawan swasta
sebanyak 28 orang (28%). Dari hal ini dapat diketauhi kelompok pekerjaan potensial pembeli
motor matic mio adalah wirausaha dan karyawan swasta untuk sarana transportasi aktivitasny,
mereka juga dapat menjangkau harga motor matic mio yang sesuai dengan daya beli mereka.

55

4.2.4 Jumlah Responden Berdasarkan Uang Saku/Penghasilan


Penghasilan/uang saku menjadi salah satu faktor kunci dalam penentu keputusan
pembelian konsumen, karena penghasilan/uang saku menjadi salah satu penentu daya beli
konsumen. Berikut disajikan data responden berdasarkan uang saku/penghasilan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.4
Jumlah Responden Menurut Uang Saku/Penghasilan
Penghasilan

Jumlah

Persentase

<Rp.1.000.000,00

3%

Rp.1juta s/d Rp3 juta

42

42%

>Rp.3 juta s/d Rp 5 juta

37

37%

>Rp.5.000.000,00

18

18%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2015


Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa kelompok penghasilan/uang saku
paling banyak menggunakan motor matic Mio adalah kelompok penghasilan/uang saku
Rp.1.000.000,00 s/d Rp.3.000.000,00 diikut oleh kelompok dengan penghasilan/uang saku
Rp.3.000.000,00 s/d Rp.5.000.000,00. Dari hal ini dapat diperkirakan bahwa mio sangat diminati
oleh orang dengan penghasilan menengah karena harganya yang mudah diajangkau.

56

4.2.5 Jumlah Responden Berdarkan Status Pernikahan


Banyak konsumen yang mengambil keputusan dipengaruhi oleh status pernikahannya.
Ada tidaknya pasangan hidup dapat menjadi faktor kunci dalam penentuan pembelian dalam hal
ini motor matic Mio. Berikut disajikan data responden berdasarkan status pernikahan pada tabel
4.6:
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Status Pernikahan

Jumlah

Persentase

Lajang

41

41%

Menikah

59

59%

Jumlah

100

100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2015


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok status pernikahan paling banyak
menggunakan motor matic mio adalah kelompok pernikahan menikah sebanyak 59 orang (59%).
Dapat diketahui bahwa orang yang sudah menikah lebih banyak menggunakan motor matic mio
karena lebih mudah digunakan untuk kepentingan bersama dan lebih dapat digunakan bersama.
4.3.

Deskripsi Variabel
Analisis deskriptif variabel digunakan untuk melihat deskripsi data penelitian yang

merupakan hasil pernyataan responden terhadap kuesioner yang dutujukan untuk mengukur

57

variabel persepsi harga, promosi, kualitas produk dan keputusan pembelian. Dalam hal ini
dilakukan analisis deskripsi untuk mendapatkan nilai rata-rata jawaban responden sehingga dapat
diketahui penilaian responden terhadap variabel penelitian. Teknik skoring yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah minimum 1 dan maksimum 5, perhitungan indeks jawaban responden
yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut, (Ferdinand, 2006):
Nilai Indenks = (%F1X1) + (%F1X2) + (%F1X3) + (%F1X4) + (%F1X5)/5
Selain itu digunakan kriteria tiga kotak (Three-box Method) untuk mengukur rentan
jawaban yang diberikan oleh konsumen, dengan rentan berikut:
20,00 46,67 = Rendah
46,68 73,34 = Sedang
73,35 100 = Tinggi
Berikut hasil analisa deskriptif terhadap variabel persepsi harga, promosi, kualitas produk
dan keputusan pembelian:
4.3.1 Deskripsi Variabel Persepsi Harga
Persepsi harga berkaitan dengan pemahaman konsumen akan harga produk, informasi
harga dan bagaimana pemahaman mereka mengenai harga produk tersebut. Hasil akan tanggapan
mengenai persepsi harga akan dijelaskan pada Tabel 4.7 berikut ini.

58

Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Persepsi Harga

No.

Indikator

Jlh

Skor

Indeks

Kategori

Skor

1.

Pengorbanan yang saya keluarkan

SS

TS

STS

22% 47% 10% 13%

8%

362

72,4%

Sedang

16%

55% 14%

8%

7%

365

73%

Sedang

20%

46% 17% 11%

6%

363

72,6%

Sedang

72,66%

Sedang

untuk mendapatakan/membeli
motor matic Mio sesuai dengan
manfaat yang saya rasakan.
2.

Saya membeli motor matic Mio


karena menurut saya harga motor
matic Mio bersaing dengan produk
lain.

3.

Sya membeli motor matic Mio


karena menurut saya harga motor
matic Mio sesuai dengan
kualitasnya.

Nilai Rata-Rata Pernyataan Responden

Sumber: Data primer yang diolah. 2015.

59

Nilai indeks pernyataan responden mengenai persepsi harga sebesar 72,66%, yang
termasuk kategori sedang atau sepeda motor matic Mio memiliki persepsi harga yang sedang
menurut sudut pandang konsumen. Pada nilai indeks di setiap pertanyaan menunjukkan bahwa
nilai tertinggi adalah harga motor matic Mio bersaing dengan produk lain, yaitu dengan nilai
sebesar 73%. Kemampuan harga besaing yang baik dari produk akan membuat produk dikenal
oleh banyak anggota masyarakat. Hal inilah yang membentuk citra merek yang baik dari sepeda
motor matic Mio. Sementara kesesuaian harga mio dengan kualitasnya mendapat penilaian yang
sedang, yaitu dengan nilai indeks 72,6%. Sedangkan mengenai kesesuaian pengorbanan dan
manfaat (custumer value) mendapat nilai indeks yang terendah yaitu 72,4%. Dengan penilaian
ini berarti menurut para konsumen ada sebagian masyarakan yang belum mengenal dengan baik
mengenai persepsi harga sepeda motor matic Mio.
4.3.2. Deskripsi Variabel Promosi
Promosi merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif yang dilakukan
distributor dan penyalurnya kepada calon pembelinya. Hasil tanggapan responden terhadap iklan
dapat dijelaskan pada tabel 4.8 berikut ini.

60

Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Promosi
No.

Indikator

Jlh

Skor

Index

Kategori

Skor

1.

Saaat saya membeli produk motor

SS

TS

STS

28%

17%

364

72,8%

Sedang

12%

29% 10% 30%

19%

362

72,4%

Sedang

25%

43% 14% 14%

4%

375

75%

Tinggi

21%

32% 11% 20%

16%

375

75%

Tinggi

73,8%

Tinggi

10% 35% 10%

matic Mio saya mendapatkan bonus


2.

Saat saya membeli produk motor


matic Mio saya mendapatkan diskon

3.

Saya tertarik membeli motor matic


mio karena frekuensi/intensitas
proudk matic mio sering ditayangkan
sehingga mudah diingat

4.

Saya tertarik membeli motor matic


Mio karena menggunakan celebrity
endorcer, sehingga ketika saya
melihat artis tersebut saya mengingat
motor Mio

Nilai Rata-rata Pernyataan Responden

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

61

Nilai indeks menunjukkan bahwa konsumen memberikan tanggapan yang tinggi atas
variabel promosi pada penelitian ini dengan nila i indeks sebesar 73,8% (kategori tinggi). Hal ini
menunjukkan bahwa konsumen memberikan penilaian yang baik atas promosi yang dilakukan.
Indikator yang mendapat nilai indeks paling tinggi yaitu celebrity endorcement dan intensitas
iklan yang berulang mendapatkan nilai indeks sebesar masing masing 75%. Hal ini dapat terjadi
karena kegiatan iklan di berbagai media elektronik yang terus menerus dan berulang-ulang
dengan intensitas yang tinggi membuat masyarakat ingat akan produk tersebut. Sementara
indikator bonus dengan nilai indeks sebesar 72,8% dan indikator diskon dengan nilai indeks
72,4% dengan nilai terendah menunjukkan bahwa dalam pembelian motor matic Mio belum
maksimal dalam pemberian bonus dan diskon seperti yang diharapkan oleh konsumen.
4.3.3. Deskripsi Variabel Kualitas Produk
Kualitas produk menunjukan nilai tambah dalam proses produksi dan menjadi hasil akhir
dalam proses produksi. Hasil tanggapan terhadap kualitas produk dapat dijelaskan pada tabel 4.9
berikut ini.

62

Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Produk
No.

Indikator

Jlh

Skor

Indeks

Kategori

Skor

1.

Terdpat garansi saat saya membeli

SS

TS

STS

46% 41% 5%

4%

4%

421

84,2%

Tinggi

30%

50% 7%

8%

5%

392

78,4%

Tinggi

31%

50% 7% 12%

0%

400

80%

Tinggi

80,86%

Tinggi

motor matic Mio


2.

Saya tertarik membeli motor matic


Mio karena memiliki fitur
lebih/keistimewaan dibandingkan
produk motor matic lain.

3.

Saya tertarik membeli motor matic


Mio karena design motor Mio sesuai
dengan perkembangan dan sesuai
dengan selera saya.

Nilai Rata-rata Pernyataan Responden

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.


Nilai indeks tanggapan responden mengenai kualitas produk mendapatkan nilai tinggi
dengan nilai indeks sebesar 80,86%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen sudah mengenal
produk motor matic mio atau sudah berpengalaman dengan produk motor matic mio sehingga
dapat mengerti akan kualitas produk tersebut. Konsumen memberikan tanggapan bahwa motor

63

matic Mio memiliki kualitas produk yang baik dan ini baik bagi perusahaan. Indikator garansi
mendapatkan nilai indeks paling besar yaitu 84,2% meunjukkan bahwa konsumen menilai bahwa
motor matic Mio memberikan garansi yang baik dan menjamin. Berikut kesesuaian design
dengan selera dan perkembangan jaman mendapat nilai indeks sebesar 80% sementara fitur dan
keistimewaan dibandingkan produk lain mendapatkan nilai indeks sebesar 78,4%. Walaupun
begitu nilai indeks tanggapan konsumen menunjukkan nilai yang tinggi dan hal ini berarti
kualitas produk motor matic mio secara keseluruhan adalah baik menurut konsumen.
Pengembangan dan inovasi bagi jaminan kualitas produk yang selalu dilakukan menjamin
kualitas tetap terjaga dan sesuai dengan harapan konsumen.
4.3.4. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan dalam membeli suatu produk
tertentu. Berikut disajikan tanggapan responden terhadap keputuan pembelian dalam tabel 4.10.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian
No.

Indikator

Jlh

Skor

Indeks

Kategori

Skor

1.

Saya cepat dalam memutusakan


untuk membeli produk motor matic
Mio

SS

TS

STS

16%

14%

22% 34% 14%

334

66,8%

Sedang

64

2.

Saya membeli motor matic Mio

27%

63%

3%

3%

4%

406

81,2%

Tinggi

12%

37% 15% 20%

16%

309

61,8%

Sedang

23%

46% 15% 10%

5%

369

73,8%

Tinggi

70,9%

Sedang

karena keinginan dan kebutuhan


saya sendiri
3.

Saya membeli motor matic Mio


tanpa mempertimbangkan produk
motor matic lain.

4.

Saya memiliki keyakinan penuh


untuk membeli motor matic Mio

Jumlah

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.


Nilai indeks tanggapan responden akan keputusan pembelian sebesar 70,9% termasuk
kategori sedang menunjukkan konsumen memiliki penilaian sedang dalam pengambilan
keputusan pembelian motor matic Mio. Pembelian karena kebutuhan dan keinginan sendiri
mendapatkan nilai paling besar yaitu 81,2% (kategori tinggi) berarti konsumen melakukan
pembelian atas kebutuhan diri sendiri dan keinginan sendiri bukan atas dorongan orang lain.
Keyakinan penuh untuk membeli motor matic Mio mendapat nilai indeks sebedar 73,8%
(kategori tinggi) menunjukkan bahwa konsumen tidak ragu-ragu dalam pembelian produk motor
matic mio. Cepat dalam memutuskan pembelian dengan nilai indeks 66,8% (kategori sedang)
serta membeli tanpa mempertimbangkan produk lain dengan nilai indeks 61,8%

(kategori

sedang menunjukkan konsumen membutuhkan waktu yang tergolong sedang (tidak lama dan
tidak cepat) dalam memutuskan pembelian motor matic mio. Hal ini dapat terjadi karena berbagi
alasan pribadi. Begitu pula dengan indikator membeli tanpa mempertimbangkan produk lain

65

yang mendapat nilai sedang menunjukkan bahwa konsumen motor matic Mio masih
mempertimbangkan produk lain walaupun dengan pertimbangan yang tidak banyak.
.4.4.

Analisis Data

4.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas


4.4.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan dan kecermatan suatu instrumen
pengukuran. Suatu koesioner dikatakan valid jika mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur
oelh koesioner tersebut (Ghozali, 2001). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. r hitung diperoleh dari hasil output, nilai tersebut kemudian
dibandingkan dengan nilai r tabel dari buku statistik. Nilai r hitung didapat dengan cara
mengkorelasikan skor jawaban di setiap item pertanyaan dan outputnya bernama corrected item
total correlation. Sementara r tabel didapat dengan menggunakan r tabel produk moment yaitu
dengan df = n 2 = 100 2 = 98 dengan sig. = 0,05 maka didapat r tabel dua sisi sebesar
0,197. Jika hasil nilai r hitung lebih besar dibanding r tabel maka indikator atau kuesioner
dinyatakan valid. Berikut disajikan pengujian validitas selengkapnya dalam Tabel 4.11.

66

Tabel 4.10
Hasil Pengujian Validitas
No

Indikator

1.

Persepsi Harga

2.

3.

4.

r Hitung

r Tabel

Keterangan

-Indikator 1

0,828

0,197

Valid

-Indikator 2

0,855

0,197

Valid

-Indikator 3

0,859

0,197

Valid

-Indikator 1

0,723

0,197

Valid

-Indikator 2

0,764

0,197

Valid

-Indikator 3

0,612

0,197

Valid

-Indikator 4

0,646

0,197

Valid

-Indikator 1

0,671

0,197

Valid

-Indikator 2

0,756

0,197

Valid

-Indikator 3

0,809

0,197

Valid

-Indikator 1

0,742

0,197

Valid

Indikator 2

0,624

0,197

Valid

-Indikator 3

0,734

0,197

Valid

-Indikator 4

0,686

0,197

Valid

Promosi

Kualitas Produk

Keputusan Pembelian

Sumber: Data primer yang diolah, 2014

67

Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa nilai r hitung pada masing-masing indikator
lebih besar dari nilai r tabel, sehingga dinyatakan valid untuk mengukur variabel persepsi harga,
promosi, kualitas produk dan keputusan pembelian.
4.4.1.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitias merupakan alat untuk mengukur suatu koesioner yang merupakan indikator
dari variabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan mengggunakan rumus
Cronbach Alpha. Pada penelitian ini pengujian dilakukan dengan cara one shot (satu tahap)
menggunakan nilai cronbachs alpha () 0,60 maka indikator atau kuesioner yang digunakan
oleh variabel tersebut reliabel. Berikut disajikan hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing
variabel dalam tabel 4.12.

Tabel 4.11
Hasil Pengujian Reliabilitias
Variabel

Alpha

Keterangan

Persepsi Harga

0,745

Reliabel

Promosi

0,626

Reliabel

Kualitas Produk

0,601

Reliabel

Keputusan

0,652

Reliabel

Pembelian
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.

68

Dari tabel diatas menunjukan bahwa hasil uji reabilitas semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar diatas 0,6 sehinggadapat dikatakan semua konsep pengukur
masing-masing variabel dari koesioner adalah reliabel yang berarti koesioner yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan koesioner yang handal.
4.4.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji persyaratan model regresi berganda. Uji
asumsi klasik terdiri dari multikolineraritas, heteroskedastisitas dan normalitas.
4.4.2.1 Pengujian Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Analisis terhadap ada tidaknya problem
multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Jika VIF yang
diamati > 10 maka diduga ada problem multikolinieritas (Gujarati,2003).
Tabel 4.12
Hasi Uji Multikolinieritas
No. Variabel

Tolerance

VIP

Keterangan

1.

Persepsi Harga

0,767

1,303

Bebas

2.

Promosi

0,858

1,166

Bebas

3.

Kualitas Produk

0,733

1,364

Bebas

Sumber: Data primer yang diolah, 2010

69

Hasil pengujian menunjukan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor
model regresi menunjukan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada dibawah 10 dan
variabel independen yang memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini berarti bahwa
variable-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala
multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel
yang saling independen.
4.4.2.2 Pengujian Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot.Model yang baik adalah yang homoskedastisitas
atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED
dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y
sesungguhnya) yang telah studentized. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar
diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut hasil
pengujian uji heteroskedastisitas pada Gambar 4.1.

70

Gambar 4.1
Uji Heterokedastisitas

Hasil grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik tidak bisa membentuk
pola tertentu yang jelas dan titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawan angka 0 pada sumbu
Y, sehingga pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

71

4.4.2.3 Uji Normalitas


Pengujian normalitas dilakukan terhadap residual regresi. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan grafik P-P Plot. Data yang normal adalah data yang membentuk titik-titik yang
menyebar tidak jauh dari garis diagonal. Hasil analisis regresi linier dengan grafik normal P-P
Plot terhadap residual error model regresi diperoleh sudah menunjukkan adanya pola grafik
normal, yaitu adanya sebaran titik yang tidak berada jauh dari garis diagonal.
Gambar 4.2
Pengujian Normalitas

72

Hasil pengujian menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini
berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan
normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik. Berikut disajikan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S):
Uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : Data residual berdistribusi normal

73

HA : Data residual tidak berdistribusi normal


Berikut hasil Uji SPSS:
Tabel 4.13
Uji Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N

100
Mean

Normal Parameters

0E-7

a,b

Std. Deviation

2.71279387

Absolute

.087

Positive

.047

Negative

-.087

Most Extreme
Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

.870

Asymp. Sig. (2-tailed)

.435

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Besarnya output diatas, diketahui bahwa nilai signifikansi adalah 0,435 lebih besar dari 0,05 ,
sehingga dapat disimpulkan data yang kita uji berdistribusi normal.

74

4.4.3. Analisis Regresi


Proses analisis regresi berganda yang digunakan untuk mengetahui pengaruh persepsi
harga promosi, kualitas produk terhadap keputusan pembelian motor matick Mio di Yamaha
Mataram Sakti Kota Semarang dilakukan dengn menggunakan program SPSS versi 2.0. Model
dalam penelitian ini, vairabel independen adalah persepsi harga, promosi dan kualitas produk
(X1,X2,X3). Variabel dependen adalah Keputusan pembelian (Y).
4.4.3.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (persepsi
harga, promosi, kualitas produk) terhadap variabel independen (keputusan pembelian). Berikut
akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial.
Nilai yang digunakan untuk melihat koefisien regresi adalah pada standardized coefficient, yang
kemudian berdasarkan nilai (tabel 4.14) dapat dibuat persamaan sebagai berikut:
Y = 0,217X1 + 0,069X2 + 0,337X3
Persamaan regresi tersebut bisa diartikan sebagai berikut:
1. Koefisisen persepsi harga (X1) positif sebesar 0,217. Hasil ini menunjukkan adanya kebijakan
harga yang lebih baik dan dapat diterima konsumen akan berpengaruh pada peningkatan
keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor matic Mio.
2. Koefisien promosi (X2) positif sebesar 0,069. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan
promosi akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda
motor matic Mio.

75

3. Koefisien kualitas produk (X3) positif sebesar 0,337. Hasil ini menunjukkan adanya
peningkatan kualitas produk akan berpengaruh pada peningkatan keputusan pembelian
konsumen terhadap motor matic Mio.

Tabel 4.14
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

S 9ig.

Coefficients
B
(Constant)

Std. Error
4.692

1.733

Persepsi Harga

.240

.111

Promosi

.061

Kualitas Produk

.511

Beta
2.707

.008

.217

2.160

.033

.084

.069

.727

.469

.156

.337

3.281

.001

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Data primer yang diolah.


Hasil anlaisis uji t adalah sebagai berikut:
1. Nilai t hitung pada variabel persepsi harga (X1) adalah sebesar 2,160 dengan tingkat
signifikansi 0,033
2. Nilai t hitung pada variabel promosi (X2) adalah sebesar 0,727 dengan tingkat signifikansi
0,469.

76

3. Nilai t hitung pada variabel Kualitas produk (X3) adalah sebesar 3,281 dengan tingkat
signifikansi 0,001.
4.4.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara
bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Berikut disajikan hasil uji F dari pengolahan data
SPSS:
Tabel 4.15
Hasil Uji F

ANOVAa
Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

253.194

84.398

Residual

728.566

96

7.589

Total

981.760

99

F
11.121

Sig.
.000b

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


b. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Promosi, Persepsi Harga

Sumber: Data primer yang diolah, 2015.


Dari hasil uji ANNOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 11,121 dengan
probabilitas 0,000. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian atau bahwa dapat dikatakan bahwa persepsi
harga, promosi dan kualitas produk berpegaruh terhadap keputusan pembelian.

77

4.4.3.3 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi ditunjukkan oleh
angka R square dalam model summary yang dihasilkan oleh program SPSS.
Tabel 4.16
Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model

R Square

.694a

Adjusted R

Std. Error of

Square

the Estimate

.482

.466

2.301

a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Promosi,


Persepsi Harga
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Dari hasil olahan SPSS besarnya R2 adalah 0,466, hal ini berarti 46,6%, variasi
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen persepsi harga,
promosi dan kualitas produk. Sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar
model. Standard Error of Estimate (SEE) sebesar 2,755.

78

4.4.4. Pengujian Hipotesis


Pembuktian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dapat dibuktikan dari
adanya pengaruh signifikan secara parsial anatara variabel-variabel bebas (independen) terhadap
variabel terikat (independen). Pengaruh yang signifikan dapat dibuktikan dari nilai sig. =
0,05. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.17
Tabel 4.17
Uji t
Coefficientsa
Model

Sig.

(Constant)

2.707

.008

Persepsi Harga

2.160

.033

Promosi

.727

.469

Kualitas Produk

3.281

.001

a. Dependen variable: Keputusan Pembelian


Sumber: Data Primer yang Diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji -

t yang didapat, maka dapat dilakukan pengujian sebagai berikut:

4.4.4.1 Variabel Persepsi Harga


Nilai uji t antar persepsi harga terhadap keputusan pembelian sebesar 2,160 dengan sig.
Sebesar 0,033 lebih kecil (<) dari = 0,05. Hasil ini menujukkan diterimanya hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh positif antara variabel persepsi harga terhadap keputusan pembelian.

79

4.4.4.2 Variabel Promosi


Nilai uji t antara promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 0,727 dengan sig.
sebesar 0,469 lebih besar (>) dari = 0,05. Hasil ini menunjukkan tidak diterimanya hipotesis
yang menyatakan adanya pengaruh positif antara variabel promosi terhadap keputusan
pembelian.
4.4.4.3 Variabel Kualitas Produk
Nilai uji - t antara kualitas produk terhadap keputusan pembelia sebesar 3,281 dengan
sig. Sebesar 0,001 lebih kecil (<) dari = 0,05. Hasil ini menunjukkan diterimanya hipotesis
yang menyatakan adanya pengaruh positif antara variabel kualitas produk terhadap keputusan
pembelian.
4.4.5 Pembahasan
Menurut Kotler & Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah suatu tahap proses
pengambilan keputusan pembelian di mana konsumen benar-benar membeli.dapat disimpulkan
bahwa keptusan pembelian terjadi saat konsumen benar-benar melakukan pembelian akan suatu
produk atau jasa. Setiap pembelian yang dilakukan dpat dipengaruhi berbagai faktor. Penelitian
ini mengangkat variabel persepsi harga, promosi dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian sepeda motor matic Mio, dengan melakukan studi pada Yamaha Mataram Sakti
Semarang. Teknik analisa yang digunakan yaitu regresi berganda. Berikut dibuat pembahasan
mengenai hasil penelitian:

80

4.4.5.1 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian


Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa persepsi harga berpenaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian, yang dapat dibuktikan dengan hasil uji t sebesar 2,160 dengan sig. 0,033
< = 0,05. Menurut Schiffman & Kanuk (2007) persepsi adalah suatu proses seorang individu
dalam menyeleksi, mengorganiasasikan dan menterjemahkan stimulus- stimulus infomasi yang
datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi harga merupakan kecenderungan
konsumen untuk menggunakan harga dalam memberikan penilaian tentang kesesuaian manfaat
produk. Penilaian terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, murah atau
sedang dari masing-masing individu tidaklah sama, karena tergantung dari pesepsi individu yang
dilatarbelakangi oleh lingkungan dan kondisi invidividu itu sendiri.
Pada penelitian mengenai sepeda motor matic Mio menunjukkan bahwa para konsumen
memberi penilaian yang berbeda terhadap persepsi harga sepeda motor matic Mio. Para
konsumen memberi penilaian sedang dari segi kesesuaian harga dengan kualitas. Hal ini didasari
karena memang masyarakat sudah banyak yang memiliki dan menggunakan sepeda motor matic
Mio sehingga semakin lama semakin mengenal karakteristik motor matic Mio tersebut. Tetapi
disisi lain ada juga masyarakan yang melakukan pembelian karena mengkuti trend.
4.4.5.2 Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Dari hasil pengujian hipotesis 2 mendapatkan bahwa promosi memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian namun tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa dalam kasus
penelitian ini promosi yang ada dianggap tidak berarti oleh konsumen. Kondisi ini bisa terjadi
karena masyarakat sudah mengetahui dengan jelas dan memiliki pengalaman dengan produk

81

Mio. Baik itu pernah memiliki sendiri produk Mio atau mengetahui dari teman atau tetangga
yang memilikinya.Hal ini juga berarti bahwa peningkatan promosi yang dilakukan tidak akan
meningkatkan keputusan pembelian. Semakin lama produk berada di pasar akan membuat
konsumen semakin kenal dan mengerti akan produk tersebut. Seperti diketahui Yamaha dengan
produknya Mio sudah menjadi pioner dalam produk motor matic di Indonesia sehingga
masyrakat Indonesia sudah mengenal produk matic Mio sangat lama.
4.4.5.3 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Pengujian hipotesis 3 menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan variabel
kualitas produk terhadap keputusan pembelian motor matic Mio. Hasil ini menunjukkan bahwa
penilaian yang baik mengenai kualitas produk yang sesuai dengan tingkat keinginan konsumen
akan mendorong konsumen melakukan pembelian. Pengalaman akan penggunaan konsumen atas
produk akan memberikan penilaian pada produk tersebut. Penilaian tersebut akan menentukan
apakah konsumen akan tetap menggunakan atau tidak menggunakan produk tersebut. Pada
dasarnya setiap orang akan selalu menginginkan kualitas yang sesuai dengan apa yang telah
dikeluarkan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa motor matic Mio dinilai oleh konsumen
memiliki kualitas yang baik dan mendorong mereka untuk membelinya. Menurut Kotler
(2005:49), Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada
kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/tersirat. Sedangkan menurut
Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

82

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Latar belakang penelitian ini adalah terjadinya penurunan penjualan oleh Yamaha

Mataram Sakti akan salah satu produk andalan mereka yaitu motor matic Mio, hal ini terjadi
ditengah ketatnya persaingan industri motor di Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh persepsi harga, promosi dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian
motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang.
Berdasarkan penelitian tentang pengaruh persepsi harga, promosi dan kualitas produk
terhadap keputusan pembelian motor matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang pada 100
responden pemilik motor matic Mio maka dari penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Hasil analisis diperoleh bahwa untuk variabel Persepsi harga (X1) menunjukkan nilai
koefisien regresi sebesar 0,217 (bertanda positif) dengan nilai t hitung sebesar 2,160 dan dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,033 < 0,05. Hal ini berarti persepsi harga (X1) berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian (Y) motor matic Mio. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian motor matic Mio. Arah
koefisien menunjukkan bahwa semakin tinggi (baik) persepsi harga akan membuat keputusan
pembelian yang semakin besar. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa persepsi harga
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian diterima.

83

2. Hasil analisis diperoleh bahwa untuk variabel promosi (X2) menunjukkan nilai koefisien
regresi sebesar 0,069 (bertanda positif) dengan nilai t hitung sebesar 0,727 dan dengan tingkat
signifikansi 0,469 > 0,05. Hal ini berarti promosi (X2) tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (Y) motor matic Mio. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa promosi
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ditolak.
3. Hasil analisis diperoleh bahwa untuk varabel kualitas produk (X3) menunjukkan nilai
koefisien regresi sebesar 0,337 (bertanda positif) dengan nilai t hitung sebesar 3,281 dan dengan
tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Hal ini berarti kualitas produk (X3) berpengaruh positif
terhadap keputusan pembelian (Y) motor matic Mio. hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian motor matic Mio. Arah
koefisien menunjukkan bahwa semakin tinggi (baik) kualitas produk akan membuat keputusan
pembelian semakin besar. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas produk
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian diterima.
5.2.

Saran
Saran praktis dimunculkan berdasarkan teori-teori yang telah dibangun dan didasarkan

pada hasil penelitian yang diperoleh. Hasil pengujian analisis dalam penelitian ini dapat
digunakan sebagai sumber tambahan refrensi bagi penelitian selanjutnya dan informasi
penyusunan rencana strategis pemasaran motor matic Mio. Berikut diajukan beberapa saran
kepada Yamaha Mataram Sakti Semarang:
1. Variabel kualitas produk menunjukkan pengaruh terbesar terhadap keputusan
pembelian motor matic Mio. Oleh karena itu kualitas produk mio harus selalu dipertahankan dan

84

ditingkatkan ditengah-tengah persaingan yang ketat dalam pasar motor matic agar ketertarikan,
loyalitas konsumen maupun masyarakat terhadap motor matic Mio semakin meningkat. Oleh
karena itu sebaiknya kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan melakukan peningkatan kualitas
berupa peningkatan lama waktu garansi. Apabila garansi yang diberikan semakin lama maka
masyarakat akan semakin yakin akan kualitas produk tersebut baik. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan/memberikan fitur baru yang berbeda dari motor matic
lain, sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membeli produk. Fitur dapat berupa sistem
keamanan yang baru untuk pengendara maupun sitem pendingin mesin yang berkualitas. Selain
itu perusahaan juga dapat melakukan perubahaan desain yang menarik dan unik serta berbeda
dari motor matic lain. Desain yang unik cenderung menimbulkan rasa tertarik dan memberi
dampak positif bagi motor matic Mio.
2. Persepsi harga memiliki pengaruh terbesar selanjutnya dalam pengambilan keputusan
pembelian motor matic Mio. Maka Yamaha harus semakin inovatif dan terus menjaga kualitas
layanan dengan memberikan kebutuhan konsumen yang belum diasadari oleh konsumen atau
pesaing lain. Terlebih lagi jika konsumen semakin dipermudah dengan sistem pembayaran yang
tdika terbatas dan dipermudah dengan proses pembayaran yang baik. Menjaga persepsi harga
dalam benak konsumen adalah hal yang sulit karena kita tidak dapat mengontrol apa yang ada
dalam pikiran ribuan bahkan jutaan orang. Oleh karena itu menjaga persepsi harga konsumen
dan masyarakat akan motor matic Mio selalu baik adalah dengan meningkatakan selalu kualitas
produk, harga yang sesuai dengan kualitas, serta menjaga persaingan harga dengan pesaing lain.
Harga yang kompetitif akan menarik minat masyarakat serta semakin membuat pandangan yang
baik dari masyarakan akan produk terutama bila disesuaikan dengan kualitas yang baik pula.
Kebijakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan memberikan harga yang

85

bersaing dengan produk sejenis. Keungulan harga yang lebih murah dapat menimbulkan dampak
postif dalam benak kosumen. Selain itu, harus juga dibarengi dengan keseuaian kualitas produk.
Secara umum konsumen selalu mengingkan produk yang murah namun dengan kualitas yang
baik.

Apabila

perusahaan

dapat

menekan

harga

sekecil-kecil

nya

namun

tetap

mempertahankan/meningkatkan kualitas produk maka persepsi mayarakat akan harga motor mio
akan baik sehingga memberi dampak positif pada pembelian produk. Pembeliran diskon dan
bonus pada saat-saat tertentu juga akan menambah minat konsumen.
3. Promosi kurang berpengaruh sehingga secara signifikan dan bahkan tidak diperhitungkan
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Kebijakan yang dapat dilakukan adalah
dengan lebih memberikan promosi nyata yang dapat dirasakan oleh konsumen baik berupa bonus
atau diskon khusus. Bonus maupun diskon di hari-hari tertentu, event tertentu maupun dengan
cara pembelian tertentu akan lebih efektif.Selain itu, promosi di media sebaiknya dilakukan
dengan tidak mengandalkan kuantitas namun kualitas berupa kreatifitas isi pesan maupun media
yang digunakan sehingga pesan tersampaikan dengan jelas, informatif dan mudah diingat. Begitu
pula dengan celebrity yang digunakan harus memiliki kesesuaian karakter atau kesan dengan
produk sehingga masyarakat lebih mudah mengingat produk.
5.2.1. Saran Penelitian yang Akan Datang
Saran-saran yang dapat diajukan untuk penelitian yang akan daatang antara lain meliputi:
1. Penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel-varibel baru yang
berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor matic Mio sehingga mampu memberikan nilai

86

indeks yang lebih tinggi serta dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas tentang masalah
penelitian yang sedang diteliti.
2. Penelitian mendatang dalam pengambilan sampel dan daerah yang digunakan untuk
menyebarkan kuesioner hendakanya menggunakan obyek lokasi penelitian yang lebih luas dan
merata di seluruh kota Semarang sehingga wilayah penelitian tidak hanya berkisar dengan
wilayah yang diketahui oleh penliti.
3. Pengisisan koesioner benar-benar dipantau agar tidak ada jawaban yang tidak jelas
bagi responden sehingga mereka dapat mengisi kuesioner dengan baik dan paham akan
pertanyaan yang disediakan.
5.3.

Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dengan keterbatasan ini,

diharapkan dapat dijadikan untuk melakukan perbaikan pada penelitian mendatang. Adapun
keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Dalam proses pengambilan data primer, penelitian ini menggunakan koesioner yang
ditujukan kepada responden yang menanyakan pendapatnya tentang suatu permasalahan. Dalam
menjawab aspek-aspek yang ditanyakan responden tidak terlepas dari subjektivitas dalam
memberikan informasi yang menjadikan informasi yang didapatkan kurang detail dari
pertanyaan terbuka.
2. Kelemahan dan kekurangan dalam penelitian ini adalaha pada koefisien determinasi
(R). Nilai Adjusted R square penelitian ini adalah 0,466 yang berarti bahwa variabel-variabel
yang diajukan dalam penelitian ini hanya mampu menjelaskan variasi keputusan pembelian

87

sebesar 46,6%. Hal ini memberi kesempatan sebesar 53,4% pengaruh variabel-variabel atau
aspek-aspek lain diluar model penelitian untuk menjelaskan variasi keputusan pembelian.
3. Dalam pengambilan sampel, lokasi penelitian tidak tersebar secara merata di seluruh
kota Semarang. Hal ini karena pengambilan sampel dilakukan pada saat peneliti bertemu dengan
konsumen matic Mio. sehingga wilayah penelitian hanya berkisar dengan wilayah yang diketahui
peneliti.

88

DAFTAR PUSTAKA
A, Shimp, Terence. 2003. Periklanan Promosi dan Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran
Terpadu. Jilid 1. Diterjemahkan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari. Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.
Augusty, Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Unviversitas Diponegoro.
Ailawadi. K.L., Keller, K.L. 2004. Understanding Retail Branding: Conteptual Insights and
Research Priorities. Journal of Retailing. Vol.80, No.4 : 331-342.
Basu Swastha, DH dan Irawan. 1990. Manajemen Pemasaran Moderen, Yogyakarta: Liberty
Basu Swastha. 2001. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: BPFE.
Boyd, Harper W, Orville C. Walker, Jr, Jen-Claude Larreche, 1998. Marketing Management, A
Strategic Approach with Global Orientation. Edisi Ketiga. Irwin, McGraw-Hill.
Byun dan Jang. 2015. Tourism Management. Effective Promotion for Membership Subscription
and Renewals to Tourist Attraction: Discount vs. Bonus. School of Hospitally and
Tourism Management, Purdue University, Marriot Hall. (2015) 194-2003.
Canon, Joseph. P, dkk. 2008. Pemasaran Dasar, Buku I. Edisi keenambelas. Salemba Empat.
Dodds, W., Monroe, K.B. dan Grewal, D. 1991.The Evaluating of Price Percieved Quality and
Costumer Perception of Product Quality.Journal of Marketing Research, Vol. 42, pp.
331-349
Fifyanita Ghanimata dan Mustafa Kamal. 2012. Analisa Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Pembelian Produk Bandeng Juwana
Erlina Semarang). Semarang: Universtias Diponegoro.
Fandy Tjiptono., 2000. Manajemen jasa, Edisi Kedua. Andi offset, Yogyakarta.
Fandy Tjiptono. 2007. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Penerbit Andi. Yogyakarta
Fandy Tjiptono. 2008. Strateg Pemasaran. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Andi.

89

Fen Yu. 2008. Price Perception of Online Airline Ticket Shoppers. Journal of Air Transport
Management 14, (2008) 66-69.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi
Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.
Husain Umar. 2005. Manajemen Riset dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pusat: Jakarta
Kinney, Xia dan Monroe. 2007. Costumers Perception of the fairness of price-matching refund
policies. Journal of Retailing, 83 (3, 2997) 325-337.
Kodu, Sarini. 2013. Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza. Jurnal EMBA, Vol. 1 No. 3, September
2013: 1252-1259
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan
Pengendalian, Buku Dua. Diterjemahkan oleh Ancella Anitawai Hermawan, SE, MBA
Edisi ke-8, Indonesia. Salemba Empat, Prentice Hall.
Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 1996. Principle of Marketing. Prentice Hall Inc. Edisi
Ketujuh. New Jersey: Englewood Clifts.
Kotler, Philip dan Gray, Amstrong. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa Imam
Nurmawan. Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi dan control,
Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta, Prehalindo, alih bahasa oleh Hendra Teguh
S.E.,A.K., dan Ronny A. Rusli, S.E.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid II. Edisi Kesebelas. Alih Bahasa Benyamin
Molan. Jakarta: Indeks.
Kotler, Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran 2. Edisi Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller.2008. Manajemen Pemasaran. Edisi Keduabelas.
Cetakan Ketiga. Jakarta: Indeks.
Kotler,Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 1.
Jakarta.

90

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Ketigabelas. Jilid 2.
Jakarta.
Lamont, Matthew,. Hing , Nerileedan Vitartas, Peter. 2015.Sport Management Review.
Affective Response to Gambling Promotion During Televised Sport: A Quality
Analysis. Centre for Gambling Education and Research, Southern Cross University,
Faculty of Business, Economic and Law, La Trobe University.p 6-9.
Leliana, Suryandari. 2004. Persepsi Harga Jual dalam Perilaku Belanja Konsumen. Jurnal
Bisnis Manajemen.
Lupioyadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta Penerbit Salemba Empat.
Mowen, Jhon, C., Minor, M. 2002. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi kelima. Erlangga:
Jakarta.
Nada Irawan. 2009. Pengaruh Kualitas Produk, Promosi, Harga dan Layanan Purna Jual
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Jazz. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Nurhasan, Ristiawan. 2009. Pengaruh Produk, Harga dan Promosi Terhadap Keputusan
Pembelian Bandeng Duri Lunak Junawa Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro.
Peter, J.P. dan Oslon, J.C., 200. Consumer Behavior and Marketing Strategy. Edisi Keenam.
McGraw-Hill: America.
Pryas Aji Pratama. 2012. Pengaruh Promosi, Kualitas Pelayanan, dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Jupiter All Variant pada Yamaha Mataram
Sakti Cabang Soegiyopranoto Semarang. Semarang: Universtias Diponegoro.
Pradana Jaka Purnama. 2011. Analisis Pengaruh Produk, Harga dan Lokasi Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Toko Murah di Sukaharho). Semarang:
Universtias Diponegoro.
Rangkuti. 2008. Measuring Costumer Satisfaction Gaining Costumer Relationship Strategy
Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Dan Analisis Kasus
PLN-JP. PT. Gramedia: Jakarta.
Rangkuti, Freddy.2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rosiana Dewi. 2010. Pengaruh Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Rumah
Graha Taman Bunga pada PT. Karyadeka Alam Lestari Kota BSB-Semarang. Semarang:
Universtias Diponegoro.

91

Schiffman, L. G dan Kanuk, L.L. 1997. Consumer Behavior. Edisi Keenam. New Jersey:
Prentice Hall.
Sekaran, Uma. 2011. Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Stanton, William J. 1993. Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh. Alih Bahasa Y. Lamarto. Jakarta:
Erlangga.
Stanton, William J. 1996. Prinsip Pemasran. Edisi Ketujuh Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Stanton, William, J., 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid Ketujuh. Penerbit Erlangga:
Jakarta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Penerbit Alfabeta: Bandung.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ketujuh. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tivonen. 2012. Journal of Forest Economic. Product quality and value from consumer
perspective-An application to wooden product. Forestry Development Centre Tapio,
Siodinkuja, 157-173.
Voss GB dan Voss ZG. 2000. Strategic Orientation and Firm Performance in an Artistic
Environment. Journal of Marketing.
Zimmerer, W. Thomas And Norman M. Scarborough, (2002), Pengantar Kewirausahaan Dan
Manajemen Bisnis Kecil, (Edisi Bahasa Indonesia) Jakarta. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

93

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian


Kuesioner Penelitan
Analisis Pengaruh Perspesi Harga, Promosi dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Motor Matic Mio di Yamaha Mataram Sakti Semarang.

Identitas Responden
1. Nama

2. Alamat

3. Usia

4. Status

: Lajang/Menikah

5. Jenis Kelamin

: Laki-laki/Perempuan

6. Jenis Pekerjaan

: a) PNS/TNI/Porli
b) Karyawan Swasta
c) Karyawan BUMN
d) Wirausaha
e) Pelajar/Mahasiswa
f) Lain-lain............................................................

7. Penghasilan/uang saku perbulan

: a) <Rp. 1.000.000,b) Rp. 1.000.000 s/d 3.000.000,c) Rp. 3.000.000 s/d 5.000.000,d) Rp. >Rp.5.000.000,-

94

Petunjuk:
Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawan yang paling sesuai dengan keadaan anda .
STS atau Sangat tidak Setuju

diberi skor = 1

TS atau Tidak Setuju

diberi skor = 2

N atau Netral

diberi skor = 3

S atau Setuju

diberi skor = 4

SS atau Sangat Setuju

diberi skor = 5

Daftar Pertanyaan
1. Variabel Persepsi Harga
No.
Pertanyaan
1. Pengorbanan yang saya keluarkan untuk mendapatkan/membeli motor
matic mio sesuai dengan manfaat yang saya rasakan.

Kesesuaian manfaat seperti apa yang anda rasakan?


............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
2.

Saya membeli motor matic Mio karena menurut saya harga motor
matic mio bersaing dengan produk motor matic lain.

3 4

Menurut anda apakah produk motor matic mio memiliki keunggulan diantara motor matic lain
dari segi harga?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
3.

Saya membeli motor matic Mio karena menurut saya harga motor
matic mio sesuai dengan kualitas produk tersebut.

3 4

95

Apakah kualitas motor matic mio sesuai dengan harganya?


............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
2. Variabel Promosi
No.
Pertanyaan
1. Saat saya membeli produk motor matic mio saya mendapatkan bonus
khusus.

Bagaimana bonus yang anda dapatkan?


............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
2.

Saat saya membeli produk motor matic mio saya mendapatkan diskon
khusus.

3 4

Bagaimana diskon yang anda dapatkan?


............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
3.

Saya tertarik membeli motor matic Mio karena frekuensi/intensitas


produk motor matic mio sering ditayangkan sehingga diingat.

3 4

Apakah menurut anda iklan tentang produk motor matic mio sering muncul/ditayangkan?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
4.

Saya tertarik membeli motor matic Mio karena menggunakan celebrity


endorcer, sehingga ketika saya melihat artis tersebut saya mengingat
motor matic mio.

3 4

Apakah celebrity endorcer yang digunakan motor matic mio membuat anda mengingat produk
tersebut?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

96

3. Variabel Kualitas Produk


No.
Pertanyaan
1. Terdapat garansi saat saya membeli produk motor matic mio.

Apakah anda mendapatkan garansi saaat membeli motor matic Mio?


............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

2.

Saya tertarik membeli motor matic mio karena memiliki fitur


lebih/keistimewaan dibandingkan produk motor matic lain.

3 4

Bagaimana fitur lebih/keistimewaan motor matic Mio dibanding produk motor matic lain?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
3.

Saya tertarik membeli motor matic Mio karena desain motor Mio
sesuai dengan perkembangan dan sesuai dengan selera saya.

3 4

Menurut anda apakah desain produk motor matic Mio sudah sesuai perkembangan dan sesuai
selera anada?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
4. Variabel keputusan Pembelian
No.
Pertanyaan
1. Saya cepat dalam memutuskan untuk membeli produk motor matic
mio.

Berapa lama waktu yang anda butuhkan untuk memutuskan membeli produk motor matic Mio?

97

............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
2.

Saya membeli motor matic mio karena keinginan dan kebutuhan diri
saya sendiri.

3 4

Apakah anda membeli motor matic mio karena keingan anda? Dan bagaimana kebutuhan anda
sehingga membeli motor matic Mio?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

3.

Saya membeli motor matic mio tanpa mempertimbangkan produk


motor matic lain.

3 4

Apakah anda tidak memiliki pertimbangan/option produk motor matic lain untuk dibeli selain
motor matic Mio?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................
4.

Saya memiliki keyakina penuh untuk membeli motor matic Mio.

3 4

Seberapa yakin anda dalam memutuskan untuk membeli motor matic Mio?
............................................................................................................................................................
........................................................................................................................................................

98

Lampiran 2. Tabulasi Data

DATA TABULASI
Persepsi Harga
Q Q Q Tota
1 2 3 l
5 4 4 13
2 4 2 8
5 4 5 14
5 4 4 13
5 4 5 14
4 3 4 11
4 3 4 11
5 5 5 15
4 4 4 12
5 3 5 13
4 4 4 12
3 4 4 11
4 4 4 12
4 3 3 10
5 4 3 12
5 5 5 15
4 4 4 12
2 2 2 6
2 2 2 6
4 4 4 12
1 2 1 4
2 3 3 8
1 1 1 3
2 2 2 6
5 4 4 13
4 4 4 12
4 4 4 12
4 4 4 12
3 4 4 11
3 4 3 10
4 4 4 12
4 4 4 12
4 4 4 12
4 4 4 12

Promosi
Q Q
4
5
4
1
3
3
1
1
2
2
4
5
3
2
4
3
2
2
2
2
4
4
4
4
4
2
2
2
2
2
3
2
5
5
5
5
1
1
5
5
4
4
3
3
1
1
2
2
1
1
4
4
4
4
1
1
5
5
2
1
2
2
2
2
1
1
4
4
1
1

Q
6
1
5
2
3
4
3
4
5
5
1
4
4
4
3
3
5
5
4
5
5
5
3
5
4
5
4
4
4
2
4
4
4
4
4

Q
7
1
5
1
2
2
3
4
5
5
1
4
5
5
2
1
5
5
4
5
5
5
3
5
4
5
4
4
4
2
2
5
4
4
4

Tota
l
7
16
5
9
15
11
15
14
14
10
16
15
13
9
9
20
20
10
20
18
16
8
14
10
18
16
10
18
7
10
13
10
16
10

Kualitas Produk
Q Q Q1 Tota
8 9 0
l
5 5 5
15
5 2 2
9
5 5 5
15
5 4 4
13
5 5 5
15
4 4 4
12
3 3 4
10
5 4 5
14
5 5 5
15
5 5 5
15
4 4 4
12
4 5 5
14
4 4 4
12
4 3 3
10
3 3 3
9
5 5 5
15
5 4 5
14
5 3 5
13
5 4 4
13
5 5 5
15
5 2 4
11
3 3 3
9
5 5 4
14
5 2 5
12
5 5 5
15
4 4 4
12
2 4 4
10
4 4 4
12
4 2 2
8
4 4 5
13
2 4 4
10
2 4 4
10
5 5 5
15
2 4 4
10

Keputusan Pembelian
Q1 Q1 Q1 Q1 Tot
1
2
3
4
al
5
5
5
5
20
2
4
2
2
10
5
5
2
5
17
4
4
3
4
15
4
5
5
5
19
1
4
1
4
10
3
3
3
3
12
5
5
5
5
20
2
4
1
4
11
2
5
3
5
15
5
5
4
5
19
4
3
4
3
14
4
4
4
4
16
4
4
3
3
14
3
1
3
4
11
4
4
2
4
14
4
5
4
5
18
1
4
1
3
9
2
4
1
4
11
5
5
2
5
17
2
5
4
2
13
3
3
3
3
12
4
4
4
4
16
5
4
4
4
17
5
4
4
5
18
4
4
4
4
16
4
4
4
4
16
5
4
4
4
17
3
2
2
3
10
5
4
3
4
16
4
4
1
4
13
1
4
1
4
10
3
4
5
5
17
1
4
5
5
15

99

4
4
1
4
4
2
4
4
2
2
4
1
5
3
5
5
4
4
2
4
1
4
5
4
4
1
4
4
5
4
4
4
5
2
2
1
3
2
3
4

4
4
4
3
4
4
4
4
2
1
4
1
4
3
5
5
4
1
4
4
1
1
5
4
1
2
3
4
5
4
5
3
4
2
4
4
4
3
5
4

4
4
2
3
5
5
4
5
4
1
4
2
4
3
4
4
5
1
4
5
1
4
5
2
2
2
3
1
5
4
5
4
4
2
5
4
4
3
4
3

12
12
7
10
13
11
12
13
8
4
12
4
13
9
14
14
13
6
10
13
3
9
15
10
7
5
10
9
15
12
14
11
13
6
11
9
11
8
12
11

5
2
2
2
4
1
3
4
4
1
5
1
1
2
3
4
3
2
2
5
2
2
1
2
2
2
2
4
4
2
4
4
2
1
4
4
3
1
2
4

5
2
2
2
4
1
3
4
4
1
5
1
1
2
3
4
3
2
2
5
2
2
1
2
2
2
2
4
4
2
5
4
2
1
4
4
3
1
2
4

4
4
2
4
4
4
2
2
2
2
5
4
4
3
5
3
5
1
4
2
3
5
4
4
4
3
2
4
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
5

4
4
1
2
2
4
2
2
1
1
5
3
4
3
5
3
5
2
1
3
3
5
4
4
2
1
1
1
2
2
4
4
4
1
1
2
5
4
4
2

18
12
7
10
14
10
10
12
11
5
20
9
10
10
16
14
16
7
9
15
10
14
10
12
10
8
7
13
14
10
18
16
13
7
13
14
16
10
12
15

5
5
2
3
5
4
4
4
4
4
4
3
5
4
5
4
4
4
4
5
2
2
5
5
5
2
4
5
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4

4
4
5
2
5
4
4
5
1
1
4
4
2
5
4
4
4
5
4
4
2
5
5
4
5
2
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4

4
4
2
4
5
5
3
2
2
2
4
3
4
5
4
5
4
5
4
4
2
4
5
4
4
2
4
4
4
4
5
4
5
2
4
4
5
4
5
4

13
13
9
9
15
13
11
11
7
7
12
10
11
14
13
13
12
14
12
13
6
11
15
13
14
6
12
13
12
12
14
13
13
10
14
13
15
12
13
12

1
2
3
2
4
4
3
1
2
1
4
3
2
4
4
5
5
2
1
4
2
5
4
4
2
1
3
5
4
2
4
2
5
2
5
4
5
1
5
4

4
4
2
4
5
4
5
4
4
4
1
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
2
1
4
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
5

1
1
2
4
3
3
5
3
2
3
1
4
4
4
4
2
4
4
4
4
2
4
5
2
1
3
2
4
5
5
4
4
2
4
5
2
5
1
4
4

4
4
2
4
4
3
4
2
1
2
1
4
4
4
4
2
4
4
2
4
4
4
2
2
4
1
3
5
4
4
4
2
4
5
5
5
4
1
4
4

10
11
9
14
16
14
17
10
9
10
7
15
14
16
16
13
18
15
11
16
12
17
16
10
8
9
12
18
18
16
17
13
15
15
20
16
19
7
18
17

100

4
4
5
5
2
4
3
5
5
4
4
3
5
4
4
5
4
4
5
3
4
3
4
1
4
4

4
4
5
5
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
2
4
4
5
5

3
3
4
5
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
5
3
5
5
5
3
2
4
4
5

11
11
14
15
8
11
10
12
13
11
11
11
13
11
13
14
13
11
15
12
13
8
10
9
13
14

4
4
4
4
4
1
4
4
4
1
3
4
3
2
2
4
1
4
2
5
5
4
2
4
4
5

4
5
4
4
4
1
4
4
4
1
3
4
3
2
2
4
1
4
2
5
5
4
2
3
4
4

5
3
2
4
3
4
2
3
2
4
4
5
4
5
5
1
4
5
5
4
5
3
4
3
2
2

4
3
2
3
3
4
2
3
2
4
4
5
4
4
4
1
4
5
5
4
4
2
1
4
1
2

17
15
12
15
14
10
12
14
12
10
14
18
14
13
13
10
10
18
14
18
19
13
9
14
11
13

5
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
5
4
5
5

2
4
4
3
4
4
5
4
3
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
5

2
5
4
4
3
4
3
4
4
2
4
4
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
2

9
13
13
11
12
12
12
12
11
11
13
13
13
13
14
14
14
15
15
12
13
11
13
12
13
12

3
5
4
5
3
4
4
4
4
1
4
3
3
2
4
5
5
4
4
5
4
3
2
2
2
4

4
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4

4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
2
2
2
4
4
2
4
3
2
5
2
2
2
1
2

4
5
4
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
5
4
4
4
5
5
5
3
5
4
4
5

15
18
16
16
14
14
15
15
16
8
15
12
13
12
17
17
15
16
17
17
18
12
13
13
11
15

101

Lampiran 3. Uji Validitas


1. Persepsi Harga
Correlations
Q1
Pearson Correlation
Q1

Pearson Correlation

.534**

.828**

.000

.000

.000

100

100

100

100

.537**

.661**

.855**

.000

.000

.000

100

100

100

100

.534**

.661**

.859**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

100

100

100

100

.828**

.855**

.859**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

.000

100

100

100

Pearson Correlation
Persepsi Harga

Persepsi Harga

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation
Q3

Q3

.537**

Sig. (2-tailed)
N

Q2

Q2

.000

100

102

2. Promosi
Correlations
Q4
Pearson Correlation
Q4

Pearson Correlation

Q7

Promosi

-.028

.019

.723**

.000

.783

.848

.000

100

100

100

100

100

.940**

.065

.050

.764**

.522

.625

.000

.000

100

100

100

100

100

-.028

.065

.727**

.612**

Sig. (2-tailed)

.783

.522

.000

.000

100

100

100

100

100

Pearson Correlation

.019

.050

.727**

.646**

Sig. (2-tailed)

.848

.625

.000

100

100

100

100

100

.723**

.764**

.612**

.646**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

.000

.000

100

100

100

100

Pearson Correlation
Promosi

Q7

Sig. (2-tailed)

Pearson Correlation
Q6

Q6

.940**

Sig. (2-tailed)
N

Q5

Q5

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.000

100

103

3. Kualitas Produk

Correlations
Q8

Q9

.345**

.671**

.048

.000

.000

100

100

100

100

Pearson Correlation

.198*

.459**

.756**

Sig. (2-tailed)

.048

.000

.000

100

100

100

100

.345**

.459**

.809**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

100

100

100

100

.671**

.756**

.809**

Sig. (2-tailed)

.000

.000

.000

100

100

100

Pearson Correlation
Q10

Pearson Correlation
Kualitas Produk

Sig. (2-tailed)
N

Q9

Kualitas Produk

.198*

Pearson Correlation
Q8

Q10

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

.000

100

104

4. Keputusan Pembelian

Correlations
Keputusan Pembelian

Q11

Q12

Pearson Correlation

.742

Sig. (2-tailed)

.000

100

Pearson Correlation

.624*

Sig. (2-tailed)

.000

100

Pearson Correlation
Q13

Sig. (2-tailed)

.000

100

Pearson Correlation
Q14

.686**

Sig. (2-tailed)

.000

100

Pearson Correlation
Keputusan Pembelian

.734**

1**

Sig. (2-tailed)
N

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

100

105

Lampiran 4. Uji Reliabilitas


1. Persepsi Harga
Reliability Statistics
Cronbach's

Cronbach's

Alpha

Alpha Based on

N of Items

Standardized
Items
.730

.745

2. Promosi
Reliability Statistics
Cronbach's

Cronbach's

Alpha

Alpha Based on

N of Items

Standardized
Items
.626

.626

3. Kualitas Produk
Reliability Statistics
Cronbach's

Cronbach's

Alpha

Alpha Based on

N of Items

Standardized
Items
.602

.601

106

4. Keputusan Pembelian
Reliability Statistics
Cronbach's

Cronbach's

Alpha

Alpha Based on

N of Items

Standardized
Items
.644

.652

107

Lampiran 5. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Multikolinieritas
Model

Collinearity Statistics
Tolerance

VIF

(Constant)
Persepsi Harga

.767

1.303

Promosi

.858

1.166

Kualitas Produk

.733

1.364

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

108

2. Uji Heterokedastisitas

109

Lampiran 6. Uji Normalitas


1. Charts

110

111

2. Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardize
d Residual
N

100
Mean

0E-7

Normal Parametersa,b
Std. Deviation

2.71279387

Absolute

.087

Positive

.047

Negative

-.087

Most Extreme
Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

.870

Asymp. Sig. (2-tailed)

.435

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

112

Lampiran 7. Analisis Regresi Linear Berganda


Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
(Constant)

Std. Error
4.692

1.733

Persepsi Harga

.240

.111

Promosi

.061

Kualitas Produk

.511

Beta
2.707

.008

.217

2.160

.033

.084

.069

.727

.469

.156

.337

3.281

.001

113

Lampiran 8. Uji Goodness of Fit


1.Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Coefficientsa
Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Sig.

Coefficients
B
(Constant)

Std. Error
4.692

1.733

Persepsi Harga

.240

.111

Promosi

.061

Kualitas Produk

.511

Beta
2.707

.008

.217

2.160

.033

.084

.069

.727

.469

.156

.337

3.281

.001

2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)


ANOVAa
Model

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

253.194

84.398

Residual

728.566

96

7.589

Total

981.760

99

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian


b. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Promosi, Persepsi Harga

F
11.121

Sig.
.000b

114

3. Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model

.694a

R Square

Adjusted R

Std. Error of the

Square

Estimate

.482

.466

2.301

a. Predictors: (Constant), Kualitas Produk, Persepsi Harga, Promosi


b. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Anda mungkin juga menyukai