c. Menemukan (inguiry)
Menemukan yaitu, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inguiri untuk
semua topik, siswa di beri pembelajaran untuk menagani permasalah
yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata.
d. Masyarakat belajar (learning community)
Masyarakat belajar, yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok), siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya
atau di sekitar sekolahnya, dengan demikian masyarakat dapat di jadikan
sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran
kontekstual.
e. Pemodelan (modeling)
Pemodelan yaitu, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Siswa akan lebih mudahmemahami dan menerapkan proses dan hasil
belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu
model, bukan hanya berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamatidan
mencontoh apa yang di tunjukkan oleh guru. Oleh hal itu guru hendaknya
mempertunjukkan hal-hal yang penting dan mudah di mengerti siswa.
f. Refleksi (reflection)
Refleksi yaitu, melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi
ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah di sampaikan guru.
Siswa dapatdalam melakukan kegiatan penulisan mandiri tentang sebuah
ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah di ikutinya.
g. Penilaian yang sebenarnya (authentic asessment)
Penilaian yang sebenarnya yaitu, melakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara. Penilaian bias dengan cara guru memberi
pertanyaan berdasarka isi pelajaran. Tugas guru adalai menilai sejauh
mana keberhasilan pembelajaran.
4. Prinsip dasar pembelajaran kontekstual
Adalah agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu
mengaitkan apa yang di ketahui dan apa yang ada di masyarakat, yaitu
aplikasi dan konsep yang di pelajari. Adapun secara terperinci prinsip
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berkut :
a. Menekankan pada pemecahan masalah
b. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah,
masyarakat, dan tempat kerja.
c. Mengajar sisswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga
menjadi pembelajaran yang aktif dan terkendali.
d. Menekankan pembelajaran pada dalam konteks kehidupan siswa.
e. Mendorong siswa belajar dari satu dengan yang lainnya dan belajar
bersama-sama.
f. Menggunakan penilaian otentik.
5. Pembelajaran kontekstual membantu siswa menguasai tiga hal,
yaitu:
1. Pengetahuan, yaitu apa yang di pikirannya membentuk konsep, definisi,
teori, dan fakta.
2. Kompetensi atau ketrampilan yaitu : kemampuan yang di miliki untuk
bertindak atau sesuatu yang dapat di lakukan.
3. Pemahaman kontekstual yaitu : mengetahui waktu dan cara bagai mana
menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah .
Serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensialdari materi
pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di
gunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi
masalah.peran guru dalam Pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) adalah :
a. Menyajikan masalah
b. Mengajukan pertanyaan
c. Memfasilitasi penyelidikan dan dialog
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)tidak dapat di
laksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadi pertukaran ide secara terbuka.
2. Ciri-ciri Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Ciri-ciri Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bukan hanya
mengorganisasikan prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu
tetapi mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah
yang keduanya secara social penting dan secara pribadi bermakna untuk
peserta didik.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, tetapi dalam
pemecahannya melalui solusi, siswa dapat meninjaunya dari berbagai
mata pelajarn yang ada
3. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mengharuskan
peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata tehadap masalah. Mereka harus menganalisa dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan pembuatan
prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika di perlukan), membuat inferensi dan merumuskan
kesimpulan.
4. Menghasilkan produk / karya dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) menuntut
peserta didik untuk menghasilkan produk tertentudalam bentuk karya
nyata danperagaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa traskip debat,
laporan, model fisik, video dll.
3. Tujuan Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
a.
pengertian Inkiuri
inkiuri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan yang di
peroleh siswa di harapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri guru harus selalu merancang kegiatan
yang merujuk pada kegiatan menemukan, apaun kegiatan yang di ajarkannya
semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan inkuiri kata kunci
dari inkuiri adalah siswa menemukan sendiri