Anda di halaman 1dari 14

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

( Contextual Teacing and learning)


1. Pengertian pembelajaran kontekstual (contextual and learning)
Adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan Antara materi yang
diajarka dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan Antara pengetahuan yang di milikinya dalam mereka dalam
kehidupan mereka dalam anggota keluarga dan masyarakat
Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai
tujuannya, maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari
pada memberi informasi.
Pembelajaran kontekstual pada awalnya di kembangkan oleh Jonh Dewey
dari pengalaman pembelajaran tradisional. Pada tahun 1918 dewey
merumuskan kurikulum dan metodologi pembelajaran yang berkaitan dengan
pengalam dan minat siswa. Siswa akan belajar dengan baik jika yang si
pelajarinya terkait pengetahuan dengan kegiatan yang telah di ketahuinya
dan terjadi di sekelilingnya. Dengan demikian pembelajaran kontekstual
mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata (real
world learning),berfikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa siswa, aktif, kritis
kreatif,memecahkan masalah , siswa belajar menyenakan, mengasikan, tidak
membosankan (joyfull and quantum learning) dan menggunakan berbagai
sumber belajar.
2. Perbedaan pembelajaran kontekstual dengan tradisional
(konvensional)
Untuk perbedaannya sama banyaknya akan tetapi kalau kita kaitkan dengan
pembelajaran yang berorientasi kepada aktifitas, kreativitas, suasana
menyenagkan dan pembelajaran siswa aktif,
, maka tentunya model pembelajaran kontekstuallah yang paling tepat di
gunakan.
3. Tujuan komponen pembelajaran kontekstual
a. Konstruktifisme
Ada lima elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu :
- Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada ( activating knoweledge)
- Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge)
- Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge)
- Mempraktekkan pengetahuan dengan pengalaman (applying
knowledge)
- Melakukan refleksi terhadap strategipengembangan pengetahuan
tersebut (reflectin knowledge)
b. Bertanya (questioning)
Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan
bertanya.melalui proses bertanya, siswa akan mampu menjadi pemikir
yang handal dan mandiri, mereka di rangsang untuk mampu

mengembangkan ide /gagasan dan pengujian baru yang inovatif,


mengembangkan metode dan teknik untuk bertanya, bertukar pendapat
dan berinteraksi.

c. Menemukan (inguiry)
Menemukan yaitu, melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inguiri untuk
semua topik, siswa di beri pembelajaran untuk menagani permasalah
yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata.
d. Masyarakat belajar (learning community)
Masyarakat belajar, yaitu menciptakan masyarakat belajar (belajar dalam
kelompok), siswa hidup dalam lingkungan masyarakat tempat tinggalnya
atau di sekitar sekolahnya, dengan demikian masyarakat dapat di jadikan
sumber daya untuk mengembangkan pemahaman pembelajaran
kontekstual.
e. Pemodelan (modeling)
Pemodelan yaitu, menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Siswa akan lebih mudahmemahami dan menerapkan proses dan hasil
belajar jika dalam pembelajaran guru menyajikan dalam bentuk suatu
model, bukan hanya berbentuk lisan. Siswa akan mampu mengamatidan
mencontoh apa yang di tunjukkan oleh guru. Oleh hal itu guru hendaknya
mempertunjukkan hal-hal yang penting dan mudah di mengerti siswa.
f. Refleksi (reflection)
Refleksi yaitu, melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran. Refleksi
ini merupakan ringkasan dari pembelajaran yang telah di sampaikan guru.
Siswa dapatdalam melakukan kegiatan penulisan mandiri tentang sebuah
ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah di ikutinya.
g. Penilaian yang sebenarnya (authentic asessment)
Penilaian yang sebenarnya yaitu, melakukan penilaian yang sebenarnya
dengan berbagai cara. Penilaian bias dengan cara guru memberi
pertanyaan berdasarka isi pelajaran. Tugas guru adalai menilai sejauh
mana keberhasilan pembelajaran.
4. Prinsip dasar pembelajaran kontekstual
Adalah agar siswa dapat mengembangkan cara belajarnya sendiri dan selalu
mengaitkan apa yang di ketahui dan apa yang ada di masyarakat, yaitu
aplikasi dan konsep yang di pelajari. Adapun secara terperinci prinsip
pembelajaran kontekstual adalah sebagai berkut :
a. Menekankan pada pemecahan masalah
b. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah,
masyarakat, dan tempat kerja.
c. Mengajar sisswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga
menjadi pembelajaran yang aktif dan terkendali.
d. Menekankan pembelajaran pada dalam konteks kehidupan siswa.

e. Mendorong siswa belajar dari satu dengan yang lainnya dan belajar
bersama-sama.
f. Menggunakan penilaian otentik.
5. Pembelajaran kontekstual membantu siswa menguasai tiga hal,
yaitu:
1. Pengetahuan, yaitu apa yang di pikirannya membentuk konsep, definisi,
teori, dan fakta.
2. Kompetensi atau ketrampilan yaitu : kemampuan yang di miliki untuk
bertindak atau sesuatu yang dapat di lakukan.
3. Pemahaman kontekstual yaitu : mengetahui waktu dan cara bagai mana
menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERARIf


(COOPERATIF LEARNING)
1. Pengertian model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Adalah merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk
kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi dan
bertukar pikiran dalam proses belajar
Tidak semua pembelajaran kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif
harus sesuai tahapan karakteristik, terdapat 4tahapan dalam kooperatif .
Adalah merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan cara membentuk
kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama, berinteraksi dan
bertukar pikiran dalam proses belajar. Untuk pembelajaran kooperatif akan
tercipta interaksi yang lebih luas Antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, siswa dengan guru.
Tidak semua pembelajaran kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif
harus sesuai tahapan karakteristik, terdapat 4 tahapan dalam kooperatif
learning yaitu :
a. Adanya kerjasama kelompok
b. Adany aturan main
c. Adanya upanya dalam kelompok
d. Adanya kompetisi yang harus di capai kelompok
2. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
yaitu :
a. Saling ketergantungan positif
b. Pertanggung jawaban individual
c. Kemampuan sosialisasi dengan interaksi dan sering
d. Interaksi dengan bertatap muka
e. Evaliasi proses kelompok
3. Tujuan metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
yaitu :
a. Hasil belajar akademik
b. Penerimaan terhadap keragaman
c. Pengembangan keterampilan siswa
4. Manfaat pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
yaitu :
a. Menumbuhkan sifat toleransi dan menghargai pendapat orang lain
b. Meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan hubungan social
(menantisipasi di kemudian hari menghindari sifat cuek, accu, individual
serta meredam sifat egois, )
c. Dapat memenuhi tujuan siswa dalam berfikir kritis, memecahkan
masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.

5. Tipe-tipe pembelajaran kooperatif (cooperative learning)


yaitu :
a. Tipe STAD (Student Team Aachievement Division)
b. Tipe think-pair-share
c. Tipe jigsaw
d. Tipe NHT (numbered heads together)
e. Tipe GI ( group investigasion)
f. Tipe CIRC (cooperative integratet reding and composition)
g. Tipe Make A Match (membuat pasangan )
h. Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


(problem based learning)
1. Pengertian Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)adalah suatu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai

suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah .
Serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensialdari materi
pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di
gunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi
masalah.peran guru dalam Pembelajaran berbasis masalah (problem based
learning) adalah :
a. Menyajikan masalah
b. Mengajukan pertanyaan
c. Memfasilitasi penyelidikan dan dialog
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)tidak dapat di
laksanakan tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang
memungkinkan terjadi pertukaran ide secara terbuka.
2. Ciri-ciri Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
Ciri-ciri Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah
sebagai berikut :
1. Pembelajaran pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) bukan hanya
mengorganisasikan prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu
tetapi mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah
yang keduanya secara social penting dan secara pribadi bermakna untuk
peserta didik.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu, tetapi dalam
pemecahannya melalui solusi, siswa dapat meninjaunya dari berbagai
mata pelajarn yang ada
3. Penyelidikan autentik
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) mengharuskan
peserta didik melakukan penyelidikan autentik untuk mencari
penyelesaian nyata tehadap masalah. Mereka harus menganalisa dan
mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis, dan pembuatan
prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan
eksperimen (jika di perlukan), membuat inferensi dan merumuskan
kesimpulan.
4. Menghasilkan produk / karya dan memamerkannya
Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) menuntut
peserta didik untuk menghasilkan produk tertentudalam bentuk karya
nyata danperagaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk itu dapat berupa traskip debat,
laporan, model fisik, video dll.
3. Tujuan Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)

Tujuan Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) adalah


sebagai berikut :
a. Membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada
peserta didik
b. Membantu peserta didik mengembangjan kemampuan berpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Berpikir dapat di
artikan kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan mencapai
kesimpulan berdasarkan inferensi atau pertmbangan yang seksama.
c. Belajar tentang berbagai peran oarng dewasa melalui pelibatan mereka
dalam pengalaman nyata atau simulasi.
Pengajaran Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
membantu siswa untuk berkinerja Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning)dalam situasi kehidupan nyata dan belajar
tentang pentingnya peran orang dewasa.
d. Menjadi pembelajar yang otonom dan mandiri

MODEL PEMBELAJARAN EXPOXITORY

1. Pengertian model pembelajaran expoxitory


Adalah menekankan proses materi secara lisan /verbal/kata-kata agar siswa
mampu memahami materi yang di sampaikan bahkan siswa merasakan
seolah-olah ikut didalam materi yang di sampaikan/di ajarkan oleh guru
Contoh materi yang cocok pada pelajaran sejarah kebudayaan islam (SKI),
karena pelajaran ini banyak materi yang harus di pahami siswa melalui cerita
sehingga guru memerlukan pendekatan yang berorientasi pada teacher
center (guru menjadi pusat) /one way (dalam satu arah). Sehingga dalam
proses pembelajaran expoxitory ini terdapat proses bertutur dengan cara
verbal yang harus di barengi dengan kemampuan guru agar terdapat
stimulus yang baik oleh siswa sehingga siswa dapat memahami apa yang di
sampaikan oleh guru.
2. Aliran pembelajaran behavioristic
Aturan ini lebih menekankan pada pemahaman bahwa prilaku manusia pada
dasarnya keterkaitan Antara stimulus dan respon (S-R) oleh karena itu dalam
implementasinya peran guru sebagai stimulus/rangsangan merupakan factor
yang sangat penting.
3. Karakteristik model pembelajaran expoxitory
a. Model pembelajaran expoxitory dilakukan dengan cara menyampaikan
materi pelajaran secara verbal artinya bertutur secara lisan/kata-kata
merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini oleh karena itu sering
orang mengidentufikasikan sebagai metode ceramah.
b. Biasanya materi pelajaran yang di sampaikan adalah materi pelajaran
yang sudah jadi seperti : data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang di
hafal sehingga tidak menuntut siswa untuk menuntut ulang materi yang di
sampaikan
4. Tujuan utama model pembelajaran expoxitory
Penguasaan pelajaran itu sendiri, yang di sampaikan secara verbal
5. Keuntungan model pembelajarn expoxitory
Bias mengurutkan dan mengontrol materi sepenuhnya
Dianggap efektif
Melalui model ini siswa dapat di dengar atau membekas pada perilaku
siswa
Jumlah siswa bisa dengan jumlah siswa yang gemuk / besar
6. Kelemahan model pembelajarn expoxitory
Hanya dapat di lakukan pada siswa yang bias mendengar atau melihat
dengan baik
Tidak dapat melayani siswa dengan yang berbeda seperti motivasi dan
semangat yang sama
Lebih sulit dalam mengembangkan siswa dalam berpikir kritis

Keberhasilan ini tergantung kemampuan guru seperti system, gaya,


pengetahuan yang terbatas
One way (satu arah) maka kesempatan mengontrol keberhasilan siswa
terbatas.

7. Prinsip-prisip model pembelajaran expoxitory


1. Berorientasi pada tujuan
2. Prinsip komunikasi
3. Prinsip kesiapan
4. Prinsip berkelajutan
5. Prinsip persiapan
8. Tahap-tahapan model pembelajaran expoxitory
1. Penyajian (persentasi)
2. Korelasi (correlation)
3. Menyampaikan (generalization)
4. Mengaplikasikan (aplication)

MODEL PEMBELAJARAN PAKEM


(PARTISIPATIF, AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN
MENYENANGKAN)
1. Pengertian PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan)

PAKEM sebuah model pembelajaran dan pedoman dalam bertindak /


bertujuan dengan tujuan untuk membuat pembelajaran PAKEM
(partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Dalam
pembelajaran pakem adanya keinginan untuk merubah paradigma
pendidikan karena selama ini paradigm yang di pikirkan oleh para guru
itu adalah schooling tapi harusnya juga learning, instruktif jadi
fasilitator, ingin mengebah yang berputar di atas menjadi komunitas
yang di hadapi, konsep PAKEM ini ingin mencakup tiga pusat
pendidikan yaitu, sekolah, masyarakat, keluarga.
a. Partisipatif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa yang di
ributkan secara optimal
b. Aktif, yaitu pendekatan pembelajaran yang lebih melibatkan siswa
dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan sehingga
siswa dapat meningkatkan permohonan dan kompetensinya
c. Kreatif, yaitu bagaimana seorang guru di tuntut dalam kretif siswa
d. Efektif, yaitu siswa di giatkan pembelajaran secara penuh dan guru
mengkondisikan siswa menjadi nyaman sesuai dengan kemampuan
siswa dan seluruh siswa harus di libatkan secara penuh
e. Menyenagkan, yaitu proses pembelajaran yang di dalam nya
terdapat sesuatu kohesi yang kuat Antara guru dan siswa tetapi ada
perasaan terpaksa / tertekan di sini tidak menutup kemyngkinan
guru juga belajar dari siswa.
2. Aspek-aspek perubahan yang di harap kan dalam PAKEM
(partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan) yaitu :
a. Aspek peran guru yaitu dari guru itu mendominasi kelas. Tapi dalam
PAKEM guru itu menjadi manager, fasilitator pembelajaran
b. Aspek perlakuan siswa yaitu siswa itu di perlakukan sama dalam
PAKEMnya yaitu berusaha melayani perbedaan individual
c. Aspek pertanyaan yaitu dari siswa ataupun guru yang
menghasilkan pertanyaan / pengetahuan baru
d. Aspek latihan yaitu latihan berbaris kurang sedikit nunggu giliran
dalam PAKEM latihan itu efektif dan terarah hasil karya anak itu di
hargai
e. Aspek intruksi yaitu, satu arah dalam PAKEM itu banyak arah siswa
kesiswa, siswa ke guru, dan siswa kemedia, siswa kemansyarakat
f. Aspek pengetahuan kelas yaitu dalam kelas, dalam PAKEM keluarga
kecil, keluarga besar, dalam kelas, dan luar kelas.
g. Aspek penilaian yaitu ujian test dalam PAKEM bias menggunakan
lisan, makalah umpan balik.
3. Latar belakang PAKEM (partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan)
Pembelajaran ini harus menyenangkan serta model pakem ini adanya
keinginan di mana belajar itu harus mencapai 4 pilar yaitu :
1. Learning to know

Learning to know adalah adalah suatu proses pembelajaran yang


memungkinkan peserta didik menghayati dan akhirnya dapat
merasakan serta dapat menerapkan cara memperoleh
pengetahuan, suatu proses yang memungkinkan tertanamnya sifat
ilmiah, yaitu sikap ingin tahu dan selajutnya menimbulkan rasa
mampu untuk selalu mencari jawaban atas masalah yang di hadapi
secara ilmiah.
2. Learning to do (belajar melakukan) merupaka aspek pengalaman
3. Lerning to be (belajar konsisten)
Belajar
4. Learning to life to gether ( belajar dam kebersamaan) hidup
personalisasi

MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI

( SELF DIRECTED LEARNING)


A. Pengertian model pembelajaran mandiri (self directed learning)
model pembelajaran mandiri (self directed learning) yaitu, sebagai mata
proses, di mana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuan
orang lain. Kegiatan yang di lakukan oleh individu tersebut adalah mencakup
diagnose kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar mengidentifikasi
sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar dan menilai hasil
belajar.
Menurut Knowles (1975), belajar mandiri lebih di tekankan pada orang
dewasa dengan asumsi semakin dewasa peserta didik maka :
1. Konsep dirinya semakin berubah dari sikap ketergantungan terhadap
pendidik kepada sikap mengarahkan diri dan saling belajar di Antara
mereka
2. Semakin bertambah pula pengalaman belajar mereka yang dapat di
jadikan sumber belajar, sedangkan orientasi belajar berubah dari
penguasaan materi kearah pemecahan masalah
3. Kesiapan belajarnya semakin di rasakan untuk menguasai tugas-tugas
yang berkaitan dengan peranan mereka dalam kehidupan
4. Persepektif waktunya semakin berorientasi pada pengguanaan hasil
belajar yang dapat segera di manfaatkan dalam kehidupan
5. Makin di perlukan keterlibatan mereka dalam perencanaan, diadnosis
kebutuhan, penentuan tujuan belajar, dan evaluasi proses serta hasil
belajar
B. Factor-faktor yang mempengaruhi kesiapan belajar mandiri model
(self directed learning)
Adalah :
1. Terbuka terhadap setiap kesiapan belajar
2. Memiliki konsep diri sebagai warga belajar yang efektif
3. Berinisiatifdan merasa bebas dalam belajar
4. Memiliki kecintaan terhadap belajar
5. Kreatifitas dapat di lihat dari segi hasil, proses, karakteristik, dan sikap
6. Kemampuan menggunakan keterampilan belajar yang mendasar dan
memecahkan masalah
7. Memiliki orientasi di masa depan.
C. Bahan belajar mandiri (self directed learning)
Bahan belajar mandiri adalah bahan belajar yang di susun sedemikian rupa
sehingga relative mudah di pelajari peserta didik tanpa bantuan orang lain,
jenis-jenis bahan belajar mandiri adalah:
1. Modul
2. Bahan pembelajran berprogram
3. Digitan content berbasis WEB

D. Kelebihan model pembelajaran mandiri (self directed learning)


Adalah :
1. Membentuk peserta didik yang mandiri yang bertanggung jawab
2. Mahasiswa mendapatkan kepuasan belajar melalui tugas-tugas yang di
selesaikan
3. Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam hal
penelusuran literature, penelitian, analisis dan pemecahan masalah
4. Mencapai tujuan akhir dan pendidikan yaitu mahasiswa dapat menjadi
guru bagi dirinya sendiri
5. model pembelajaran mandiri (self directed learning)
E. kelemahan metode pembelajaran mandiri i (self directed learning)
1. bila di terapkan pada peserta didik bila diterapkan pada peserta didik
yang belum dewasa, ia belum bisa belajar secara mandiri masih
memerlukan bimbingan
2. apa yang di capai dalam pembelajaran mandiri masih belum tentu benar,
maka perlu melakukan pertanyaan atau diskusi

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

a.

pengertian Inkiuri
inkiuri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis
kontekstual yang berpendapat bahwa pengetahuan dan keterampilan yang di
peroleh siswa di harapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri guru harus selalu merancang kegiatan
yang merujuk pada kegiatan menemukan, apaun kegiatan yang di ajarkannya
semua mata pelajaran dapat menggunakan pendekatan inkuiri kata kunci
dari inkuiri adalah siswa menemukan sendiri

b. Langkah-langkah pembelajarn inkuiri adalah sebagai berikut :


1. merumuskan masalah
contoh merumuskan masalah : bagaimana silsilah raja-raja majapahit?
(sejarah); adaberapa jenis tumbuhan menurut bentuk bijinya? (sains);
kota mana saja yang merupakan kota besar di indonesi? (geografi) dsb
2. mengumpulkan data melalui observasi atau pengamatan, melalui :
a. membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi
pendukung
b. mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber
atau objek yang di amati
3. menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, hambar, laporan, baga,
table, dan karya lainnya
4. mengomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audiens yang lain
a. karya siswa di sampaikan kepada teman sekelas atau kepada orang
banyak untuk mendapat masukan
b. bertanya jawab dengan teman
c. memunculkan ide-ide baru
d. melakukan refleksi
e. menempelkan gambar, karya tulis, dan sejenisnya, dinding kelas,
majalah dinding, majalah sekolah dsb
5. mengevaluasi hasil temuan bersama .

Anda mungkin juga menyukai