Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ignatius Aldo Winardi /04121401049

1. Meneliti struktur artikel dari suatu jurnal


Kesan : Jurnal yang saya tilik sudah sangat baik dan memenuhi syarat yaitu
memiliki judul, nama pengarang, abstrak, pendahuluan, metode hasil,
diskusi, referensi, serta alamatnya.
2. Membaca Judul artikel yang telah diberikan UPK
Kesan : Judul artikel yang kami tilik juga sudah hampir baik karena
mengandung 11 kata saja. Di judul ini pula, pembaca dapat mengetahui isi
dari jurnal secara cepat karena judul yang tertulis memberikan pandangan
yang jelas.
3. Membaca Abstrak artikel yang diberikan
Kesan : Abstrak dari jurnal ini baik. Didalamnya di bagi ke 4 kelompok yaitu
Objective, Methods, Results, serta Conclusions. Dari membaca abstrak ini,
pembaca dapat menangkap maksud keseluruhan jurnal.
4. Membaca pendahuluan artikel
Informasi yang didapat : Informasi pada pendahuluan yang saya dapat
menjelaskan tentang bagaimana pengaruh iklan rokok mempengaruhi
perilaku merokok untuk anak-anak hingga remaja saat ini. Pendirian remaja
saat ini tentang anti-rokok sangatlah bagus, namun seiringan dengan bagus
dan menarik iklan rokok tersebut, remaja sekarang mulai terpengaruh untuk
mencoba merokok.
5. Membaca Kesimpulan
Hasil penelitian : Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pencegahan
harus lebih focus pada efek dari merokok di dalam keluarga. Dengan
demikian, pengendalian hal merokok di Amerika Serikat akan sesuai dengan
harapan. Selain itu, hal ini bertujuan untuk mengendalikan serta mencegah
banyaknya perokok di Amerika Serikat.
6. Membaca artikel jurnal secara lengkap
7. Membaca metode
Ringkasan : Sebanyak

206

anak

dari

umur

8-11

tahun

anak-anak

berpartisipasi dalam 2 studi kasus terpisah. Studi kasus 1 terdiri dari 101
anak usia 8 sampai 10 tahun yang menonton film Lucky Luke - De Daltons op

pad (2005). Pada kasus 1, menggunakan sampel ini 48 anak laki-laki (47,5%)
dan 53 perempuan (52,5%), yang 96% di antaranya tidak pernah mencoba
merokok. Studi kasus 2 terdiri dari 105 anak-anak 8-11 tahun yang menonton
film Liefde (Love Is All) (2007). Pada kasus 2, menggunakan sampel 56,2%
adalah laki-laki dan 43,8% adalah perempuan, dan 90,5% dari anak-anak
tidak pernah mencoba merokok.
8. Membaca Hasil Penelitian
Hasil penelitian : hasilnya adalah tidak ditemukan perbedaan dari studi kasus
1 dan studi kasis 2. Hal ini dibuktikan dengan biasanya sikap anak/kelompok
sampel terhadap hal merokok dan prototype perokok. Namun, perbedaan
yang signifikan ditemukan pada norma social tentang merokok. Meskipun
42% dari kelompok tersebut berada di kategori antirokok, namun hanya 27%
yang terkena efek dari iklan rokok.
9. Membaca diskusi
Hasil penelitian : Pertama, studi epidemiologi, yang mengungkapkan efek
merokok pada iklan rokok, serta menilai dosis kumulatif dalam ukuran ribuan.
Dalam penelitian ini, keyakinan seorag anak untuk merokok terjadi setelah
iklan/film telah berjalan selama 20 menit. Disimpulkan bahwa

ada

kemungkinan anak-anak membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam


melihat film/iklan agar terpengaruh tentang merokok. Pada jangka pendek,
hasil ini cukup membuat para orang tua yakin untuk membatasi anakanaknya menonton televise. Namun terdapat factor x diluar kendali para
orang tua, yaitu lingkungan anak-anaknya. Dapat saja lingkungan sekitar
anak ini mempengaruhi anak tersebut agar merokok ataupun anak tersebut
terpengaruh terhadap apa yang ia lihat.
Kedua, Adanya kemungkinan peningkatan pengaruh merokok seiring dengan
bertambahnya

usia

anak-anak

memasuki

masa

remaja.

Penelitian

mengungkapkan bahwa keyakinan akan untungnya merokok meningkat


dengan bertambahya usia. Dengan demikian, anak-anak akan lebih tahan
dalam pengaruh untuk merokok dibandingkan dengan remaja.
10.Menelaah referansi
Kesimpulan : referensi yang terdapat pada jurnal yang kami tilik paling lama
adalah tahun 1993, lalu sumber terbarunya pada tahun 2010. Menurut kami

informasi ini masih cukup valid untuk dijadikan patokan, namun lebih baik
menggunakan sumber yang setidaknya paling lama 5-10 tahun kebelakang
sehingga hasil jurnalnya lebih valid dan terpercaya.
11.Merangkum hasil membaca artikel dalam suatu ringkasan dalam bentuk
narasi mulai dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan.
Pengaruh iklan rokok mempengaruhi perilaku merokok untuk anak-anak
hingga remaja. Pendirian remaja saat ini tentang anti-rokok sangatlah bagus,
namun seiringan dengan bagus dan menarik iklan rokok tersebut, remaja
sekarang mulai terpengaruh untuk mencoba merokok.
Sebanyak 206 anak dari umur 8-11 tahun anak-anak berpartisipasi dalam 2
studi kasus terpisah. Studi kasus 1 terdiri dari 101 anak usia 8 sampai 10
tahun yang menonton film Lucky Luke - De Daltons op pad (2005). Pada
kasus 1, menggunakan sampel ini 48 anak laki-laki (47,5%) dan 53
perempuan (52,5%), yang 96% di antaranya tidak pernah mencoba merokok.
Studi kasus 2 terdiri dari 105 anak-anak 8-11 tahun yang menonton film
Liefde (Love Is All) (2007). Pada kasus 2, menggunakan sampel

56,2%

adalah laki-laki dan 43,8% adalah perempuan, dan 90,5% dari anak-anak
tidak pernah mencoba merokok.
Pertama, studi epidemiologi, yang mengungkapkan efek merokok pada iklan
rokok, serta menilai dosis kumulatif dalam ukuran ribuan. Dalam penelitian
ini, keyakinan seorag anak untuk merokok terjadi setelah iklan/film telah
berjalan selama 20 menit. Disimpulkan bahwa ada kemungkinan anak-anak
membutuhkan waktu lebih dari 20 menit dalam melihat film/iklan agar
terpengaruh tentang merokok. Pada jangka pendek, hasil ini cukup membuat
para orang tua yakin untuk membatasi anak-anaknya menonton televise.
Namun terdapat factor x diluar kendali para orang tua, yaitu lingkungan
anak-anaknya. Dapat saja lingkungan sekitar anak ini mempengaruhi anak
tersebut agar merokok ataupun anak tersebut terpengaruh terhadap apa
yang ia lihat.
Kedua, Adanya kemungkinan peningkatan pengaruh merokok seiring dengan
bertambahnya

usia

anak-anak

memasuki

masa

remaja.

Penelitian

mengungkapkan bahwa keyakinan akan untungnya merokok meningkat

dengan bertambahya usia. Dengan demikian, anak-anak akan lebih tahan


dalam pengaruh untuk merokok dibandingkan dengan remaja.
Namun, tidak ditemukannya perbedaan dari studi kasus 1 dan studi kasis 2.
Hal ini dibuktikan dengan biasanya sikap anak/kelompok sampel terhadap hal
merokok

dan

prototype

perokok.

Namun,

perbedaan

yang

signifikan

ditemukan pada norma social tentang merokok. Meskipun 42% dari kelompok
tersebut berada di kategori antirokok, namun hanya 27% yang terkena efek
dari iklan rokok.
Pencegahan saat ini harus lebih focus pada sosialisasi keluarga. Dengan
demikian, pengendalian hal merokok di Amerika Serikat akan sesuai dengan
harapan. Selain itu, hal ini bertujuan untuk mengendalikan serta mencegah
banyaknya perokok di Amerika Serikat.

Anda mungkin juga menyukai