Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR SKRIPSI

Nurul Holisa Hadi


(09 777 001)
Pembimbing:
Ketua: dr. Christina, M.R Kolondam, Sp. A
Anggota: dr. Tiara Meirani Valeria S.A

JUDUL PENELITIAN
Analisis Faktor yang Berkaitan dengan Frekuenis
Serangan Infeksi Saluran Pernapasan pada Anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Mabelopura Palu
Tahun 2012

Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah

proses infeksi akut yang disebabkan oleh


mikroorganisme yang menyerang salah satu
atau lebih bagian dari saluran pernapasan
termasuk jaringan adneksanya (Bwibo N,
2007, WHO 1995).
ISPA merupakan penyebab mortalitas dan

morbiditas di banyak negara khususnya anak


< 5 thn

Next
Proporsi kematian yang disebabkan ISPA

mencakup 3,9-4,3 juta anak usia balita setiap


tahunnya di dunia
Episode penyakit ISPA pada balita di indonesia

diperkirakan 3-6 kali pertahun.


ISPA selalu menempati peringkat ke-1 dari 10

penyakit terbanyak di Puskesmas Mabelopura


dari tahun 2008-2011.

RUMUSAN MASALAH
Di Indonesia angka kejadian ISPA cukup tinggi

dan bervariasi antara satu daerah dan daerah


lainnya. Kota Palu sendiri khususnya di
Puskesmas Mabelopura penyakit ISPA
menempati peringkat ke-1 dari 10 penyakit
terbanyak. Hingga saat ini ISPA masih
merupakan masalah di Puskesmas
Mabelopura Palu.

Next
Peningkatan frekuensi serangan ISPA pada anak di

pengaruhi oleh faktor host, environment, dan


agent
Bila faktor-faktor ini tidak di perhatikan dengan

baik, dapat menyebabkan komplikasi yang


berbahaya bagi pasien.
Jadi permasalahan yang dapat diangkat adalah

faktor-faktor apakah yang berkaitan dengan


frekuensi serangan ISPA pada anak?

Hipotesis
Usia, jenis kelamin, status gizi, bbl, status

imunisasi, kepadatan hunian, ventilasi,


pencahayaan, dan asap rokok berkaitan dengan
frekuensi serangan infeksi saluran pernapasan
pada anak di wilayah kerja Puskesmas
Mabelopura Palu Tahun 2012.

KERANGKA TEORI
HOST:
HOST:
STATUS
STATUS GIZI
GIZI
STATUS
IMUNISASI
STATUS IMUNISASI
BBL
BBL
USIA
USIA
JENIS
JENIS KELAMIN
KELAMIN
VIT.A
VIT.A
ASI
ASI

ISPA
ENVIRONMENT:
ENVIRONMENT:
1. RUMAH:
RUMAH:
1.
KEPADATAN
KEPADATAN
HUNIAN
HUNIAN
VENTILASI
VENTILASI
PENCAHAYAAN
PENCAHAYAAN
2.SOSIOEKONOMI
2.SOSIOEKONOMI
3.
3. ASAP
ASAP ROKOK
ROKOK

AGENT:
AGENT:
VIRUS
VIRUS
BAKTERI
BAKTERI
JAMUR
JAMUR

KERANGKA KONSEP

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Sampling

Consecutive Sampling

nstrument pengumpulan
data
Case
Report

Lembar
Questioner
Observasi

Pengolahan & Analisa


Data
SPSS 17
Fisher Exact

Karakteristik Sampel
Variabel
Usia
- Balita
- Sekolah dasar
Jenis Kelamin
- Laki laki
- Perempuan
Status Gizi
- Baik-lebih
- Kurang-buruk
Status Imunisasi
- Tidak lengkap
- Lengkap
BBL
- BBLR
- BBLN
Asap Rokok
- Ada
- Tidak ada

76
17

70,7 %
15,8 %

54
39

50,2 %
36,3 %

81
12

75,3 %
11,2 %

33
60

30,7 %
55,8 %

19
74

17,7 %
68,9 %

90
3

83,7 %
2,8 %

Variabel
Kepadatan Hunian
- Padat
- Tidak padat
Ventilasi
- Tidak memenuhi
- Memenuhi
Pencahayaan
- Tidak memenuhi
- Memenuhi

53
40

49,3 %
37,2 %

57
36

53,0 %
33,5 %

57
36

53,0 %
33,5 %

Kaitan faktor host dengan frekuensi ISPA


Frekuensi ISPA
Variabel

Nilai P
Sering
N(%)

Usia
- Balita
- Sekolah Dasar
Jenis Kelamin
- Laki laki
- Perempuan
Status Gizi
- Baik-lebih
- Kurang buruk
Status Imunisasi
- Lengkap
- Tidak Lengkap
BBL
- BBLR
- BBLN

Tidak Sering N
(%)

72 (94,7 %)
12 (70,6 %)

4 (5,3 %)
5 (29,4 %)

0,009

49 (90,7 %)
35 (89,7 %)

5 (9,3 %)
4 (10,3 %)

1,000

73 (90,1 %)
11 (91,7 %)

8 (9,9 %)
1 (8,3 %)

1,000

53 (88,3 %)
31 (93,9 %)

7 (11,7 %)
2 (6,1 %)

0,484

19 (100 %)
65 (87,8 %)

0 (0,0 %)
9 (12,2 %)

0,196

Kaitan faktor environment dengan


Frekuensi ISPA
Frekuensi ISPA
Variabel
Asap Rokok
- Ada
- Tidak ada
Kepadatan
Hunian
- Padat
- Tidak Padat
Ventilasi
- Tidak
Memenuhi
- Memenuhi
Pencahayaan
- Tidak
Memenuhi
- Memenuhi

Tidak Sering N
(%)

Nilai P

82 (91,1 %)
2 (66,7 %)

8 (8,9 %)
1 (33,3 %)

0,266

53 (100,0 %)
31 (77,5 %)

0 (0,0 %)
9 (22,5 %)

0,000

52 (91,2 %)
32 (88,9 %)

5 (8,8 %)
4 (11,1 %)

0,731

52 (91,2 %)
32 (88,9 %)

5 (8,8 %)
4 (11,1 %)

0,731

Sering
N(%)

Pembahasan
Anak usia balita lebih sering terserang ISPA, hal
ini berhubungan dengan saluran pernapasan
yang masih relatif pendek dan lumen-lumen
pernapasan masih sempit serta sistem imun
yang belum sempurna.
Yousif TK & Khaleq BAN.A usia anak yang <
5 tahun merupakan faktor resiko terjadinya
ISPA.

Anak yangt tinggal dalam kondisi rumah yang


padat lebih sering terserang ISPA, hal ini
berhubungan dengan luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuni, sehingga
mempermudah penularan penyakit infeksi
kepada anggota keluarga lain.
Prajapati B et al, kondisi rumah yang padat
merupakan faktor resiko terjadinya ISPA.

Kesimpulan
1. Ditemukan hubungan yang bermakna pada

variabel usia dan kepadatan hunian dengan


frekuensi ISPA
2. Anak pada usia balita lebih sering terkena ISPA

dari pada anak sekolah dasar


3. Anak yang tinggal dalam kondisi rumah yang

padat penghuninya lebih sering terkena ISPA dari


pada kondisi rumah yang tidak padat.

Saran-Saran
Penulis berharap pihak puskesmas khususnya

bagian P2M dapat memberikan penyuluhan


tentang pentingnya mempunyai rumah yang
sehat
Penulis berharap bagian P2M dapat

memberikan penyuluhan tentang bahaya asap


rokok terhadap saluran pernapasan

Anda mungkin juga menyukai