Anda di halaman 1dari 75

Pengelolaan Logistik yang baik akan dapat

meningkatkan Transparansi dan akuntabilitas


Palang Merah Indonesia baik dimata Donor
maupun Penerima Bantuan. Transparansi dan
Akuntabilitas yang baik ini pada akhirnya
akan mengarah pada peningkatan Citra PMI
baik di mata Donor maupun di mata
masyarakat secara umum.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk
mengembangkan peran dan fungsi Logistik,
Pengurus Pusat PMI menerbitkan 'Manual
ISBN 979367517-9

Pengelolaan Logistik PMI' guna dijadikan


acuan bagi segenap jajaran PMI dalam
membina dan mengembangkan serta
memberdayakan fungsi Logistik PMI, secara

9 789793 675176

Markas Pusat Palang Merah Indonesia


Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12970 - Indonesia
Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188
E-mail: pmi@palangmerah.org
Website: www.palangmerah.org

nasional maupun secara lokal di wilayah


masing-masing.

MANUAL LOGISTIK
PALANG MERAH INDONESIA

MANUAL LOGISTIK
PALANG MERAH INDONESIA

Didukung oleh:

2007

Judul buku:

MANUAL LOGISTIK
Manual Pengelolaan Logistik PMI ini merupakan acuan bagi segenap jajaran PMI dalam membina
dan mengembangkan serta memberdayakan fungsi Logistik PMI, secara nasional maupun secara
lokal di wilayah masing-masing.

Penyusun :
Sutarno B.Ac. (Pjs. Kadiv Admin & Logistik/MP PMI) l Rukman (Ka. Sub. Div PB bid. Response/MP PMI)
Momon Sulaeman (Tim Teknis Pengadaan/MP PMI) l Karen Blanken (NLC Logistik Konsultan/NLRC)
Fachry N.S (IFRC DM Officer Indonesia/IFRC) l Lidia (IFRC Logistik Officer Indonesia)
Arif S. (Outsourcing Keuangan Tsunami/MP PMI) l Trisna (PMI Logistik Fasilitator/PMI DKI)
M. Arief Ilmiawan (PMI Logistik Fasilitator/Sub. Div. Log. MP PMI)
Penyempurnaan dan Editing Manual Logistik :
Sutarno B.Ac. (Pjs. Kadiv Admin & Logistik/MP PMI) l Momon Sulaeman (Tim Teknis Pengadaan/MP PMI)
M. Arief Ilmiawan (PMI Logistik Fasilitator/Sub. Div. Log. MP PMI)
Desain sampul & Layout :
Mochamad Abbas (Design)
Dudu Rohmat (Layout)
Penerbit :
Palang Merah Indonesia (PMI)
Didukung :
Palang Merah Denmark (DRC)
Copyright
2007
All right reserved
Cetakan 1, Desember 2007
ISBN : 978-979-3675-17-9

Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, telah
tersusun sebuah Manual tentang Pengelolaan Logistik yang sesuai dengan
Standard Palang Merah. Manual pengelolaan Logistik Ini adalah suatu langkah
maju dalam melakukan pembenahan Organisasi di Bidang Logistik seperti yang
diamanatkan dalam Garis-garis Kebijakan dan Rencana Strategi PMI th. 2004
2009.
Pengelolaan Logistik yang baik akan dapat meningkatkan Transparansi dan
akuntabilitas Palang Merah Indonesia baik dimata Donor maupun Penerima
Bantuan. Transparansi dan Akuntabilitas yang baik ini pada akhirnya akan
mengarah pada peningkatan Citra PMI baik di mata Donor maupun di mata
masyarakat secara umum.
Namun demikian, tampaknya pada saat ini belum ada kesamaan
pemahaman dari semua pihak terhadap masalah proses Logistik PMI yang
standard. Disamping itu, Fungsi Logistik saat ini belum mempunyai sistem
monitoring dan pengawasan yang sebanding dengan perkembangan
permasalahan diatas, sehingga fungsinya tidak optimal dan mengalami berbagai
permasalahan baik bersifat teknis maupun non teknis. Hal ini pada akhirnya
mengurangi kontribusi optimal fungsi Logistik ini dalam pemberian pelayanan
Palang Merah Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka untuk mengembangkan peran dan
fungsi Logistik, Pengurus Pusat PMI menerbitkan 'Manual Pengelolaan Logistik
PMI' guna dijadikan acuan bagi segenap jajaran PMI dalam membina dan
mengembangkan serta memberdayakan fungsi Logistik PMI, secara nasional
maupun secara lokal di wilayah masing-masing.
Pengembangan konsep Manual Pengelolaan Logistik ini dibantu oleh suatu
tim kerja teknis dengan anggota terbatas yang mewakili segenap jajaran PMI
namun ditunjuk berdasarkan kapasitas pribadi yang dianggap memiliki
kemampuan dan komitmen, khususnya dalam menunjang program
pengembangan fungsi Logistik PMI secara menyeluruh. Di samping itu dan Palang
Merah Belanda dan perwakilan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah melalui perwakilannya di Jakarta, turut membantu dan berperan
serta dalam persiapan penyusunan Manual Pengelolaan Logistik ini.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

iii

Kata Pengantar

Kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penerbitan Manual
Pengelolaan Logistik ini, kami mengucapkan terima kasih
Harapan kami agar Pedoman Manual Pengelolaan Logistik PMI ini dapat
diimplementasikan secara konsekuen, walaupun kami menyadari bahwa dalam
upaya optimalisasi fungsi Logistik ini, buku Manual ini masih akan terus
membutuhkan perbaikan. Untuk itu saran dan masukan yang relevan dan
proporsional akan menunjang terwujudnya pengembangan fungsi Logistik PMI di
masa yang akan datang sangat kami harapkan.

Jakarta, 29 Oktober 2007

Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Sekretaris Jenderal

Iyang D. Sukandar

iv

Daftar Isi

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................iii
DAFTAR ISI ............................................................................v
PENDAHULUAN .......................................................................2
BAB 1. Pengorganisasian dan Tanggung Jawab
1.1 Pendahuluan...........................................................5
1.2 Tanggung Jawab Markas Pusat, Daerah dan Cabang
Dalam Logistik Tanggap Darurat ....................................5
1.3 Tanggung Jawab Markas Pusat, Daerah dan Cabang
Dalam Logistik Reguler...............................................8
1.4 Pengorganisasian Logistik PMI, Pusat, Daerah, Cabang
(Darurat dan Reguler) ..............................................10

BAB 2. Pengelolaan Gudang dan Angkutan


2.1 Pendahuluan .........................................................13
2.2 Gudang / Tempat Penyimpanan...................................13
2.3 Spesifikasi Gudang .................................................14
2.4 Penerimaan Barang dan Jasa .....................................16
2.5 Penyimpanan ........................................................24

BAB 3. Pengelolaan Aset


3.1 Pendahuluan ........................................................28
3.2 Registrasi dan Pemeliharaan Kendaraan ........................29
3.3 Registrasi / Pendataan Pemeliharaan Aset ....................32

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Daftar Isi

BAB 4. Pelaporan dan Pemantauan


4.1 Pendahuluan .........................................................34
4.2 Pelaporan.............................................................34
4.3 Pemantauan / Monitoring ..........................................35
4.4 Audit (Internal dan External)......................................36

PENUTUP ............................................................................38
LAMPIRAN FORM DAN FORMAT LAPORAN........................................39
LAMPIRAN SK MANUAL LOGISTIK .................................................67

vi

Manual logistik
Palang Merah Indonesia

Pendahuluan l Logistik Tanggap Darurat l Logistik Reguler

Pendahuluan
Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan sebuah organisasi kemanusiaan yang
didirikan berdasarkan Keputusan Presiden No. 25 tahun 1950 dan Keputusan
Presiden No. 246 tahun 1963. Dalam perkembangannya, PMI mengalami
perkembangan yang pesat dalam melaksanakan tugas-tugas kepalangmerahan
khususnya dalam hal pemberian bantuan kepada masyarakat yang terkena
dampak dari bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia. Hal ini
merupakan sebuah kepercayaan yang besar yang diberikan oleh masyarakat baik
masyarakat nasional maupun internasional terhadap keberadaan PMI.
Besarnya kepercayaan masyarakat yang diberikan kepada PMI dalam hal
pengelolaan bantuan, menjadikan PMI dituntut untuk lebih profesional,
transparan dan akuntabilitas dalam mengelola barang-barang bantuan tersebut,
baik bantuan yang berasal dari masyarakat maupun lembaga internasional
lainnya.
Buku Pedoman/Panduan/Manual Logistik PMI ini disusun dalam satu sistem
logistik dengan mengacu pada sistem logistik Federasi, hal ini bertujuan untuk
memudahkan dan menyamakan sistem logistik yang dilaksanakan di Markas
Pusat, Daerah dan Cabang, baik sistem logistik tanggap darurat maupun sistem
logistik reguler.
Berikut ini dijelaskan tentang maksud dari kedua jenis logistik itu.

Logistik Tanggap Darurat


Dalam dokumen (yang sudah disetujui) Petunjuk Pelaksanaan Logistik Tanggap
Darurat Palang Merah Indonesia, dijelaskan tentang ketentuan logistik tanggap
darurat PMI. Telah diputuskan bahwa PMI akan membangun gudang-gudang
dukungan logistik di sejumlah lokasi di seluruh Indonesia, yang digolongkan
dalam tiga jenis: Gudang Pusat, Gudang Regional dan Gudang Tanggap Darurat.
Dalam dokumen yang sama dijelaskan tentang spesifikasi masing-masing jenis
gudang serta tanggung jawab Pusat, Daerah dan Cabang dalam pengembangan
dan pemeliharaan gudang-gudang ini.
Gudang Pusat dan gudang Regional serta Gudang Tanggap Darurat akan terus
dipantau oleh Divisi Logistik Kantor Pusat PMI.

Pendahuluan

Logistik Reguler
Markas Pusat, Daerah dan Cabang melaksanakan proses logistik reguler sesuai
dengan prosedur dalam Manual Logistik ini. Logistik Markas Pusat tidak
mempunyai fungsi pemantauan langsung untuk kegiatan logistik reguler di
Daerah dan Cabang. Keharusan melapor oleh Daerah dan Cabang kepada Markas
Pusat dijelaskan dalam prosedur itu dan didasarkan pada Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga PMI. Setiap waktu, Logistik Markas Pusat akan
memantau semua proses logistik yang terjadi sesuai dengan prosedur dalam
Manual Logistik ini.
Logistik Tanggap Darurat dan Reguler tersebut, membahas tentang
pengorganisasian serta tanggungjawab, pergudangan, manajemen transportasi,
pengelolaan dan pemeliharaan aset serta laporan dan pemantauan.
Bagi Daerah atau Cabang yang tidak memiliki Gudang Regional atau Gudang
Tanggap Darurat dapat juga menggunakan panduan ini sebagai pedoman dalam
melakukan aktivitas logistik.
Dalam Panduan ini tidak membahas tentang Panduan sistem pengadaan barang
dan jasa. Pengadaan Barang dan Jasa dijelaskan dalam dokumen terpisah
berdasarkan "Surat Keputusan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Nomor
046/KEP/PP/PMI/IV/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang dan
Jasa untuk Kantor Pusat Palang Merah Indonesia"
Panduan/Manual/Pedoman Logistik ini terdiri dari 4 bab dan lampiran-lampiran,
dengan uraian bab sebagai berikut :

Bab 1, menjelaskan tentang pengorganisasian dan tanggung jawab logistik PMI


ditingkat MARKAS PUSAT PMI, Daerah dan Cabang, berkenaan dengan
pelaksanaan logistik secara normal maupun dalam kondisi darurat.

Bab 2, menjelaskan tentang sistem manajemen/pengelolaan pergudangan


dan transportasi PMI.

Bab 3, menjelaskan tentang sistem manajemen/pengelolaan aset PMI.

Bab 4, menjelaskan tentang sistem pelaporan dan pemantauan/monitoring


PMI.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Pengorganisasian dan
Tanggung jawab Logistik

BAB 1

Pendahuluan l Tanggung Jawab Markas Pusat, Daerah dan Cabang dalam Logistik Tanggap Darurat

1.1. Pendahuluan
Dalam susunan organisasi logistik dan pengelolaannya, sistem logistik PMI dibagi
menjadi dua bagian, yakni logistik tanggap darurat dan logistik reguler.
Berkaitan dengan sistem logistik tanggap darurat, PMI menekankan pengelolaan
barang bantuan dibawah koordinasi Markas Pusat (MARKAS PUSAT ) PMI, dengan
penekanan dalam hal pergudangan yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
pergudangan yaitu Gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang Tanggap
Darurat, dimana sistem pengawasannya dilakukan oleh Logistik MARKAS PUSAT
PMI. Selanjutnya, dalam logistik reguler penekanannya pada kebutuhan
peralatan kantor dan projek yang dimiliki oleh Daerah atau Cabang, dimana
keterlibatan MARKAS PUSAT PMI hanya sebatas koordinasi dan pemantauan.
Semua hal yang berkaitan dengan logistik harus dilaksanakan berdasarkan
prosedur yang tertuang dalam panduan ini. Namun demikian, sangatlah penting
untuk menghadirkan seluruh kegiatan logistik secara transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan, utamanya apabila ada keterlibatan donor dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Selanjutnya dalam keseluruhan proses logistik, penting adanya suatu
perencanaan, komunikasi dan koordinasi diantara bagian yang saling terkait.

1.2. Tanggung Jawab Markas Pusat, Daerah dan


Cabang Dalam Logistik Tanggap Darurat
Logistik tanggap darurat PMI menjelaskan tanggung jawab masing-masing
tingkatan terhadap keberadaan Gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang
Darurat. Diperlukan adanya nota kesepahaman (MoU-Memorandum of
Understanding)

antara Pengurus Pusat dengan Daerah dan Cabang dalam

mengimplementasikan kegiatan logistik tersebut.

Tanggung Jawab Divisi PB MARKAS PUSAT PMI

Memberikan informasi kepada Divisi Logistik MARKAS PUSAT PMI tentang


Lokasi Gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang Tanggap Darurat.

Divisi PB Markas Pusat PMI memastikan ketersediaan anggaran untuk


pengelolaan gudang, tanah, perlengkapan gudang, stok barang awal dan

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Tanggung Jawab Markas Pusat, Daerah dan Cabang dalam Logistik Tanggap Darurat

penggantian, transportasi dan biaya operasional (untuk membiayai


pemeliharaan gudang, administrasi, staf gudang dan buruh) pada saat
pelaksanaan Operasi Tanggap darurat .

Mengirim laporan kepada donor, berdasarkan data yang diterima dari Divisi
Logistik MARKAS PUSAT PMI.

Tanggung Jawab Logistik Markas Pusat PMI

Memberitahukan Divisi PB tentang kebutuhan anggaran yang diperlukan


dalam pengelolaan Gudang Pusat, Gudang Regional dan Gudang Tanggap
Darurat, serta biaya operasional yang dibutuhkan.

Mengelola dan memelihara gudang, tanah, perlengkapan gudang, buffer stock


(stok awal barang) dan transportasi berdasarkan kebutuhan dan spesifikasi
Divisi PB MARKAS PUSAT PMI.

Memverifikasi laporan bulanan gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang


Tanggap Darurat termasuk laporan keuangan gudang, selanjutnya melaporkan
kepada Pengurus Pusat dengan tembusan kepada Divisi PB dan Divisi
Keuangan.

Memantau stok barang di gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang


Tanggap Darurat berdasarkan analisis laporan bulanan seperti ketersediaan
barang, permintaan barang dan barang kadaluarsa.

Melakukan pengadaan barang dan jasa melalui Panitia Pengadaan barang dan
jasa berdasarkan hasil pemantauan atau permintaan dari gudang Sentral,
gudang Regional dan Gudang Tanggap Darurat.

Mengurus proses kepabeanan barang-barang bantuan internasional.

Melakukan supervisi terhadap Gudang Sentral, Gudang Regional dan Gudang


Tanggap Darurat. Dalam hal ini, pengelola pada Gudang Sentral bertanggung
jawab langsung kepada Logistik MARKAS PUSAT PMI. Sedangkan, untuk
pengelola Gudang Regional dan Gudang Tanggap Darurat bertanggungjawab
terhadap Daerah atau Cabang yang selanjutnya melaporkan kepada Logistik
MARKAS PUSAT PMI; hubungan keterkaitan antara Logistik MARKAS PUSAT PMI
dengan Daerah dan Cabang diatur dalam sebuah nota kesepahaman.

Pengorganisasian dan Tanggung jawab Logistik

Dalam nota kesepahaman disetujui hal-hal seperti berikut:


o
Daerah dan Cabang diharapkan memiliki staf gudang yang memiliki
kapasitas dalam logistik serta mampu memberikan laporan bulanan,
mampu melakukan pemeliharaan fasilitas dan perlengkapan gudang.
o
Divisi Logistik MARKAS PUSAT PMI bekerjasama dengan Divisi PB akan
mengupayakan dana untuk pengelolaan Gudang dan ketersediaan buffer
stok standard Penanggulangan Bencana.

Tanggung Jawab Pengelola Gudang Sentral

Menerima dan menyimpan barang.

Mengirim barang berdasarkan perintah dari Logistik MARKAS PUSAT PMI untuk
kebutuhan Gudang Regional/Gudang Tanggap Darurat atau ke lokasi bencana.

Menjaga stock minimum agar sesuai dengan standar kebutuhan Divisi PB


MARKAS PUSAT PMI.

Memelihara gudang, perlengkapan gudang, mengusulkan jenis transportasi


yang paling memadai.

Membuat laporan bulanan termasuk laporan keuangan, stock report,


pemeliharaan gedung, alat transportasi dan penggunaannya kepada Divisi
Logistik MARKAS PUSAT PMI.

Tanggung Jawab Pengelola Gudang Regional

Menerima dan menyimpan barang.

Mengirim barang berdasarkan perintah dari Logistik MARKAS PUSAT PMI untuk
kebutuhan Gudang Tanggap Darurat atau ke lokasi bencana.

Menjaga minimum stock agar sesuai dengan standar kebutuhan Divisi PB


MARKAS PUSAT PMI.

Memelihara gudang, perlengkapan gudang, menentukan jenis transportasi.

Membuat laporan bulanan termasuk laporan keuangan, stock report,

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Tanggung Jawab Markas Pusat PMI, Daerah dan Cabang dalam Logistik Reguler

pemeliharaan gedung, alat transportasi dan penggunaannya kepada Logistik


MARKAS PUSAT PMI.

Tanggung Jawab Pengelola Gudang Tanggap Darurat

Menerima dan menyimpan barang.

Mengirim barang berdasarkan perintah dari Logistik MARKAS PUSAT PMI ke


lokasi bencana.

Menjaga minimum stock agar sesuai dengan standar kebutuhan Tanggap


Darurat terkait Penanggulangan Bencana PMI

Memelihara gudang, perlengkapan gudang, menentukan jenis transportasi.

Membuat laporan bulanan termasuk laporan keuangan, stock report,


pemeliharaan gedung, alat transportasi dan penggunaannya kepada Divisi
Logistik MARKAS PUSAT PMI.

Keterangan tambahan:
Bila diperlukan, dalam kondisi darurat/bencana, PMI dapat membentuk tim khusus
logistik untuk menyiapkan dan melaksanakan kegiatan logistik di daerah yang
terkena bencana, termasuk pendirian gudang. Berdasarkan hal tersebut, Markas
Pusat mempunyai daftar petugas logistik yang memiliki kapasitas di bidang logistik
di seluruh Indonesia, yang sewaktu-waktu dapat dikirim ke daerah bencana. Divisi
PB MARKAS PUSAT akan mengkoordinir mobilisasi dan dalam kegiatannya akan
dikoordinir oleh Divisi Logistik.

1.3. Tanggung Jawab MARKAS PUSAT PMI, Daerah


dan Cabang Dalam Logistik Reguler
MARKAS PUSAT, Daerah dan Cabang dalam proses logistik reguler memiliki
tanggung jawab yang sama. Dalam beberapa hal, persetujuan MARKAS PUSAT
dibutuhkan, apabila dana berasal dari MARKAS PUSAT PMI atau donor yang
diberikan melalui MARKAS PUSAT PMI.
MARKAS PUSAT PMI, Daerah dan Cabang harus memberikan laporan
perkembangan aset dan kegiatan logistik. Setiap enam bulan sekali, seluruh

Pengorganisasian dan Tanggung jawab Logistik

perkembangan dalam logistik reguler bisa disatukan dalam sebuah laporan


umum PMI.

Tanggung Jawab Divisi Logistik MARKAS PUSAT PMI

Mengelola gudang dan transportasi

Mengelola dan memelihara aset, termasuk transportasi.

Merangkum dan menganalisa seluruh informasi logistik dari Daerah / Cabang.

Tanggung Jawab Divisi Logistik Daerah

Mengelola gudang dan transportasi

Mengelola dan memelihara aset, termasuk transportasi.

Membuat laporan terkait logistik secara umum maupun stock berdasarkan


keadaan di PMI Daerah dan Cabang kemudian melaporkannya secara berkala
minimal 1 tahun sekali kepada MARKAS PUSAT PMI.

Tanggung Jawab Divisi Cabang

Mengelola gudang dan transportasi

Mengelola dan memelihara aset, termasuk jenis transportasi.

Mengirimkan laporan dua kali setahun kepada Daerah.

Keterangan:
Cabang-cabang mengirim laporan kepada Daerah tiap semester (dua kali setahun).
Daerah-daerah harus mengirim laporan minimal sekali setahun kepada MARKAS
PUSAT PMI (berdasarkan AD / ART PMI).
Lihat isi laporan Bab IV.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Pengorganisasian logistik MARKAS PUSAT, Daerah dan Cabang PMI (Darurat dan Reguler)

1.4. Pengorganisasian logistik MARKAS PUSAT,


Daerah dan Cabang PMI (Darurat dan
Reguler)
Susunan organisasi pada Divisi Logistik MARKAS PUSAT , Daerah, Cabang, Gudang
Sentral, Gudang Regional dan Gudang Tanggap Darurat mungkin berbeda, hal ini
didasari oleh besarnya tanggung jawab pergudangan yang ada, namun peranperan logistik yang ada memiliki pemahaman yang sama. Pada gudang yang
berukuran kecil, berbagai peran logistik yang ada dapat dilakukan oleh 1 orang.
Untuk Gudang Sentral, Gudang Regional atau Gudang Tanggap Darurat,
pekerjaan yang dilakukan mungkin sedikit berbeda tetapi peran-peran logistik
yang ada berlaku sama.
Dengan demikian karena adanya perbedaan, perlu disusun uraian pekerjaan
berdasarkan situasi yang ada.
Dalam beberapa hal, peran-peran logistik dilaksanakan oleh para relawan.
Namun demikian, mobilisasi 'perputaran' para relawan cukup tinggi, sehingga
diperlukan sekurang-kurangnya 1 petugas tetap yang memiliki kemampuan
logistik, untuk kelanjutan pengelolaan logistik.
Peran-peran yang diperlukan dalam proses pelaksanaan kegiatan logistik adalah:

Penanggung jawab logistik dengan tugas sebagai berikut:


o
Memastikan dan Memantau proses logistik berdasarkan laporan bulanan
(stok barang, kendaraan, aset, pemeliharaan, dsb.).
o
Mengkoordinir penanggung jawab gudang, penanggung jawab administrasi
logistik, penanggung jawab aset, penanggung jawab keamanan dan
penanggung jawab transportasi.

Penanggung jawab administrasi logistik dengan tugas sebagai berikut:


o
Mengurus seluruh proses administrasi dalam kegiatan logistik.

Penanggung jawab gudang dengan tugas sebagai berikut:


o
Menerima barang.
o
Menyimpan barang.
o
Mengirim barang.

10

Pengorganisasian dan Tanggung jawab Logistik

o
Memelihara stok barang.
o
Menyimpan catatan semua pergerakan stok barang.
o
Memelihara sistim keamanan gudang dan barang.
o
Memimpin pekerja gudang.

Pekerja gudang dengan tugas sebagai berikut:


o
Mendukung penanggung jawab gudang dalam melaksanakan tugas.

Penanggung jawab transportasi dengan tugas sebagai berikut:


o
Menyiapkan transportasi barang dan staf.
o
Menyimpan catatan seluruh kendaraan, penggunaanya serta
pemeliharaannya.
o
Memimpin para pengemudi.

Penanggung jawab aset dengan tugas sebagai berikut:


o
Mengelola pemeliharaan aset-aset PMI.
o
Mendata seluruh aset-aset PMI dan pemeliharaannya.

Penanggung jawab keamanan dengan tugas sebagai berikut:


o
Mengamankan seluruh aset, barang dan alat transportasi.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

11

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

BAB 2

Pendahuluan l Gudang/Tempat Penyimpanan

2.1. Pendahuluan
Bab ini menjelaskan bagaimana cara mengelola gudang secara teknis
(menerima, menyimpan dan mengirim). Barang-barang yang masuk dapat
diterima dari pemasok atau donor. Bila barang dari pemasok atau donor tanpa
angkutan maka perlu diusahakan angkutan agar barang dapat sampai di Gudang.
Angkutan harus diusahakan terkait dengan pengiriman barang
Perlu menjadi pertimbangan dalam menerima bantuan, bahwa biaya
operasional seringkali tidak termasuk dalam sumbangan barang dari donor
(contoh biaya operasional dan pengiriman untuk mobil sumbangan).
Dalam penyediaan Logistik, di Markas Pusat terdapat proses khusus terkait
Pengadaan, pemintaan dan penyimpanan Alat Tulis Kantor seperti terlampir
dalam form F.5
Permohonan pemakaian kendaraan untuk personil menggunakan formulir khusus
dan hal sama juga diterapkan untuk pengiriman barang. Proses terkait dengan
transportasi personil dijelaskan secara terperinci dalam butir ( 3.2 )

2.2. Gudang/Tempat Penyimpanan


Keberadaan gudang PMI dapat disediakan oleh beberapa pihak seperti:
Pemerintah, donor, disewa atau milik PMI sendiri.
Logistik Darurat
Spesifikasi gudang Pusat, Regional dan Tanggap Darurat dijelaskan dalam
Petunjuk Pelaksanaan Logistik Tanggap Darurat Palang Merah Indonesia.
Bila terjadi keadaan darurat/bencana, diperlukan gudang sementara yang
memilki akses yang mudah menjangkau para penerima bantuan. Dalam hal ini
PMI dapat menyewa gudang, menggunakan peti kemas atau menggunakan
tenda. <Kegiatan dilakukan oleh tim logistik darurat, Bab I, butir 1.2.>
Logistik reguler
Selain gudang-gudang yang didirikan secara terpusat dengan dukungan dari
Markas Pusat, ada juga sejumlah Daerah dan Cabang yang memiliki gudang
sendiri. Gudang - gudang Daerah dan Cabang ini dapat juga digunakan untuk
keadaan darurat.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

13

Spesifikasi Gudang

2.3. Spesifikasi gudang


Setiap bangunan dapat dipakai sebagai gudang hal ini tergantung pada situasi
dan kondisi yang ada.
Spesifikasi gudang yang baik pada umumnya adalah:

bangunan kokoh dengan lantai datar dan keras

kering tidak lembab memiliki ventilasi cukup dan terlindung terhadap hewan,
serangga dan burung

dilengkapi dengan sarana pemadam kebakaran

mempunyai akses mudah bagi truk dan kemudahan untuk bongkar-muat

aman dari pencurian, memiliki sejumlah pintu kecil / gerbang yang dapat
dikunci

memiliki penerangan listrik

akses yang mudah ke bandara dan pelabuhan laut

mempunyai asuransi untuk gudang, barang dan peralatan

mempunyai ruang berpendingin (AC) bila diperlukan (mis., untuk menyimpan


obat-obatan)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan gudang adalah ukuran,
akses, kapasitas parkir, keamanan, ketersediaan sambungan telepon, aliran
listrik dan air. Hal yang harus menjadi pertimbangan adalah ketinggian atap,
kontruksi bangunan (lantai dan dinding), tersedianya tempat dan akses untuk
bongkar-muat, fasilitas peralatan forklift atau handlift, penerangan dan
temperatur dalam gudang. Sebagai contoh, tidak mungkin menyimpan obatobatan di tempat yang terlalu banyak cahaya matahari, dimana suhu tidak dapat
dikendalikan.
Untuk mengoptimalkan dan memudahkan proses penyimpanan dan pengeluaran
barang . Peralatan yang harus tersedia adalah: palet, rak, pengungkit (handlift)
dan timbangan.
Ukuran dan jenis gudang yang digunakan berdasarkan pada kapasitas
penyimpanan yang diperlukan. Sifat barang yang akan disimpan serta kebutuhan
volumenya berpengaruh pada luas area yang diperlukan. Hindari menggunakan
gudang berukuran kecil dimana petugas gudang tidak dapat bekerja dengan baik
atau sebagaimana mestinya.

14

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

Faktor-faktor lain yang menentukan:

Akses mudah untuk truk dan kendaraan lain

Akses ke layanan kepabeanan

Susunan fisik:
o
Konstruksi beton lebih baik daripada plastik atau logam
o
Bangunan harus melindungi terhadap ancaman cuaca dan mempunyai
ventilasi cukup
o
Bangunan harus memenuhi persyaratan fisik dari barang-barang yang
disimpan (temperatur, penerangan, kelembaban, dsb.)

Sarana dasar seperti penerangan yang memadai dan tenaga listrik

Ruang kantor yang memadai

Ruang gerak cukup untuk proses bongkar muat, sarana parkir untuk truk-truk
(yang bermuatan) dan ruang parkir untuk kendaraan operasional

Keamanan harus baik, dari segi lingkungan secara umum (daerah, kawasan)
juga dari segi sifat-sifat bangunan (susunan pagar, pintu, dinding, dsb.) dan
gudang harus dapat dikunci.
Bila gudang yang sesuai sudah ditemukan, perlu diputuskan bagaimana
penyimpanan barang secara fisik akan diatur. Peralatan yang diperlukan untuk
gudang tergantung pada hal-hal tersebut. Beberapa pilihan berikut dapat
dipertimbangkan :

Penumpukan digunakan untuk bahan makanan yang diberikan dalam volume


besar, yang hampir selalu dikemas dalam kantong yang dapat ditumpuk.

Rak akan digunakan untuk menyimpan banyak barang berukuran kecil dalam
satuan dan memerlukan pengemasan-kembali (obat, dsb.)

Palet akan memudahkan penanganan barang.

Rak palet sederhana umumnya mempunyai 2 atau 3 tingkat. Dua tingkat rak
memerlukan ketinggian yang jelas sekitar 3 meter dan tiga tingkat
memerlukan ketinggian total sekitar 4,5 meter. Mungkin diperlukan beberapa
susun lagi, namun bila demikian akan diperlukan peralatan mekanikal yang
lebih canggih.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

15

Penerimaan Barang dan Jasa

2.4. Penerimaan barang dan jasa


Input: Dalam hal pengadaan
- Kontrak yang sudah ditandatangani
- Contoh barang yang dipesan
Dalam hal bantuan
- Informasi dari penghubung donor
Barang-barang yang tiba di gudang mungkin saja diadakan/dibeli oleh Markas
Pusat, PMI Daerah, PMI Cabang atau dikirim langsung oleh donor.
Untuk barang-barang pengadaan, Bagian Logistik akan diinformasikan tentang
pengadaan barang tersebut oleh Tim Pengadaan sedangkan dalam hal
sumbangan, Bagian Logistik akan menerima informasi dari pihak donor melalui
contact person.
Kegiatan

Memberitahu penanggung jawab


gudang tentang barang yang
akan diterima

Siapa: Tim
Pengadaan/Donor Contact
Person, Logistik

Tim Pengadaan atau contact person dari pihak donor akan memberikan informasi
kepada Logistik, tembusan ke penanggung jawab gudang tentang:

Tanggal barang yang akan diterima

Asal-usul barang

Jenis barang yang akan diterima

Jumlah barang yang akan diterima

Contoh barang yang dapat digunakan untuk pemeriksaan

Informasi lain yang berkaitan dengan apa yang dibutuhkan untuk menyiapkan
proses penerimaan dan pemeriksaan barang
Berdasarkan informasi ini, perencanaan yang diperlukan untuk pembongkaran
(off-loading) dan pengkoordinasian jadwal kerja dapat dilakukan oleh
penanggung jawab gudang.
Ada kemungkinan angkutan perlu disediakan jika donor atau pemasok tidak
mengurus angkutan. Lihat butir 2.1.
Kegiatan

16

Persipan penerimaan barang

Siapa:Penanggung jawab gudang

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

Pabean

Bila barang akan diterima dari seorang pemasok di luar negeri, urusan
kepabeanan barang tersebut harus dilakukan di tempat tujuan yang akan
mensyaratkan satu daftar dokumen-dokumen yang menyertai muatan dan
yang akan diterima oleh penerima sebelum pengiriman dilakukan. Daftar
dokumen-dokumen yang disyaratkan tersebut harus dicantumkan di dalam
kontrak. Secara umum, daftar tersebut berisi hal-hal sebagai berikut:
Dokumen terkait dengan barang sumbangan/donasi
o
Nota Pengiriman (delivery note)
o
Surat Jalan (Waybill)
o
Daftar Kemasan (Packing List)
o
Faktur proforma (Pro forma Invoice)
o
Gift Certificate yang terkadang perlu disahkan oleh kedutaan Indonesia di
Negara asal barang.
o
Surat rekomendasi dari Bakornas
o
Untuk barang-barang yang berhubungan dengan Obat-obatan dan alat
kesehatan, diperlukan surat rekomendasi dari Departement Kesehatan.
o
Barang-barang selain obat-obat dan alat kesehatan, diperlukan surat
rekomendasi dari Departemen Perdagangan
Dokumen isian dalam hal pengadaan
o
Nota Pengiriman (delivery note)
o
Surat Jalan (Waybiill)
o
Daftar kemasan (Packing List)
o
Faktur Perdagangan (Invoice)

Pengurusan pabean dapat diatur lewat perusahaan yang bergerak di bidang


pengurusan kepabeanan.
Dalam merancang tata letak rencana penyimpanan barang di gudang, hal-hal
berikut ini perlu diperhatikan:

Perlu ruang yang cukup luas untuk tempat menerima dan menyimpan barang
kiriman

Jangan menyimpan bahan bakar, bahan kimia, pupuk, pestisida, atau semen
di tempat yang sama dengan makanan

Kelompokkan barang-barang tersebut berdasarkan jenis dan asal-usulnya


pada tumpukkan yang berbeda

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

17

Penerimaan Barang dan Jasa

Jangan menyimpan barang bersentuhan langsung dengan dinding atau pilar


untuk menghindari kelembaban dan kesulitan mengakses barang. Sisakan
ruang seukuran 1,20 m antara satu tumpukan dengan tumpukan lainnya dan
antara tumpukan barang yang berbeda.

Susunlah karung dan kotak dengan baik dan benar, dengan lapisan yang saling
mengunci.

Tumpuklah barang pada palet dan tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
Jika jumlah palet tidak memadai, gunakan palet untuk meyimpan Markas
Pusat an makanan yang dikemas dalam bungkusan, bukan produk yang
dikemas di dalam kaleng atau botol. Jika palet tidak ada lagi, gunakan
lembar-lembar plastik

Ketinggian tumpukan barang sebaiknya tidak boleh lebih dari 2,5 m

Persediaan barang harus disimpan secara FEFO (Pertama kadaluwarsa,


pertama dikeluarkan) atau FIFO (Pertama masuk, pertama keluar)

Metode FEFO digunakan untuk barang-barang yang mudah kadaluwarsa.

Untuk barang-barang yang tidak mudah kadaluwarsa: barang-barang


sebaiknya dikeluarkan dari gudang dengan urutan yang sama seperti saat
mereka datang (FIFO). Namun demikian, jika kemasan barang-barang
tersebut rusak, digerogoti hama atau lembab, tetapi masih layak untuk
dikonsumsi oleh manusia; barang-barang tersebut harus dibagikan terlebih
dahulu sebelum stok yang lama dan jangan ditunda untuk menghindari
kerugian/kehilangan yang lebih banyak.

Jika makanan disimpan di gudang untuk jangka waktu lama, maka sistem
pengendalian hama yang teratur perlu diterapkan untuk melindungi dan
mengawetkan makanan yang disimpan . Pengendalian hama sebaiknya
senantiasa dilakukan oleh ahlinya (yang berlisensi)
Berikut ini adalah beberapa prinsip dasar untuk melindungi bahan makanan
yang disimpan .

Periksa gudang dan persediaan secara teratur untuk mengetahui


keberadaan hama dan sejenisnya.

Lakukan pengambilan sampel makanan secara teratur

Setiap menerima bahan makanan, periksa keadaannya untuk menentukan


apakah upaya pengendalian hama telah dilakukan atau belum

Jangan simpan makanan yang sudah terkena hama berdekatan dengan


makanan yang masih bagus kondisinya

Serahkan pekerjaan yang menggunakan bahan kimia (penyemprotan


Markas Pusat rotan untuk pencegahan hama) kepada ahlinya atau kepada
orang yang telah terlatih dalam hal itu.

18

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

Keputusan

Apakah diperlukan tim


penguji khusus?

Siapa: Bukan Logistik yang


memutuskan, tapi berdasarkan
keadaan

Syarat-syarat untuk membentuk tim penguji khusus:

Barang dalam jumlah besar

Barang yang bernilai mahal

Barang-barang khusus (mis. Obat-obatan)


Jika ya
Kegiatan:

Menentukan tim penguji


(perusahaan penguji)
<dan setelah itu di lakukan
pemeriksaan/pengujian>

Siapa: Logistik

Lakukan pemeriksaan/
pengujian

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Jika Tidak
Kegiatan:

Dokumen-dokumen
Tergantung dari mana barang-barang tersebut datang (pemasok, donor, gudang
PMI), akan ada Waybill dan GDN yang menyertai barang atau hanya salah satu
dokumen tersebut. Tergantung pada banyaknya jumlah barang, GDN sebaiknya
dilampiri dengan Packing List.
Format GDN yang berasal dari pemasok/donor mungkin saja berbeda dengan
format GDN yang biasa digunakan oleh PMI. (lihat lampiran F-7 tentang Nota
Pengiriman milik PMI)
Pemeriksaan Penerimaan Barang
Bila pasokan dikirim oleh pemasok (atau pengiriman) ke gudang, perlu diperiksa
untuk melihat kesesuaian antara barang yang dikirim dengan informasi yang
tertera di Dokumen Pengiriman atau Nota Pengiriman:

Periksa nomor karung/kotak. Jumlah koli (pemeriksaan jumlah) harus


dilakukan pada saat barang dibongkar

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

19

Penerimaan Barang dan Jasa

Selain penghitungan fisik, barang-barang tersebut juga harus ditimbang


untuk memastikan beratnya.

Periksa mutu karung/kotak; jika ada yang rusak, maka isinya harus diperiksa

Periksa isi dari beberapa karung/kotak yang dalam kondisi baik secara acak
Berikutnya, pemeriksaan harus dilakukan untuk mencocokan fisik barang
dengan kontrak dan contoh yang telah diterima dari pemasok.
Keputusan

Barang/jasa yang sesuai


dengan Nota Pengiriman GDN/
Waybill dan kontrak (jika ada)

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Mencatat ketidakcocokan GDN,


waybill pada Berita Acara GRN
<dan setelah itu pengurusan
dokumen>

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Jika Tidak
Kegiatan

Jika barang tidak sesuai dengan GDN/Waybill atau tidak sesuai dengan
penjelasan di dalam Kontrak, maka ketidakcocokan tersebut harus dinyatakan
pada GDN, Waybill dan GRN. Sebutkan jumlah dan keadaan barang yang
sebenarnya baru kemudian mendatangani dokumen tersebut.
Untuk barang pengadaan/pembelian, Unit Pengadaan harus memutuskan
apakah barang-barang tersebut akan kembalikan atau mengirimkan surat
tuntutan (klaim). Ini tergantung pada kesepakatan dengan pihak pemasok
dalam kontrak.
Jika ya
Kegiatan

Mengurus dokumen <F-1/F-7>

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

GDN atau Waybill yang menyertai barang-barang harus selalu ditandatangani


setelah dilakukannya pemeriksaan oleh:

Pengantar barang

Penerima

20

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

Format GDN yang berasal dari pemasok/donor mungkin saja berbeda Format
GDN yang digunakan oleh PMI (lihat lampiran F-7).
Jika menggunakan GDN milik PMI, maka salinan-salinannya harus dikirimkan
kepada:

Warna putih (asli)

: kembali kepada pengirim

Warna hijau

: Penerima (gudang)

Warna biru

: keuangan

Warna kuning

: Bagian Logistik

Warna merah jambu : Pemohon (transporter)

Warna merah jambu : Pemohon (Requester)


Walaupun tembusan Waybill atau GDN sudah ada, GRN juga harus diisi oleh
Penanggung Jawab

gudang. Pada GDN nilai barang yang diterima harus

disebutkan, dengan menggunakan langkah-langkah berikut:

Dalam hal pengadaan/pembelian, nilai barang wajib diketahui oleh Unit


Pengadaan

Dalam hal sumbangan, akan ada faktur proforma yang menyertai barangbarang tersebut, jika tidak terlampir dapat dimintakan ke donor

Jika kedua tindakan tidak memungkinkan, maka biarkan kosong (Divisi


Keuangan akan menentukan taksiran terbaik)
GRN harus selalu ditandatangani setelah barang-barang diperiksa oleh:

Pengantar barang

Penerima
Masing-masing salinan dikirimkan kepada

Warna putih (asli)

: pemasok/donor (pengirim)

Warna hijau

: Gudang (penerima)

Warna kuning

: Bagian Logistik

Warna merah jambu : Keuangan


Unit Pengadaan dan Bagian Keuangan harus diberitahu jika barang-barang yang
diterima adalah barang-barang yang pesan. Bagian Keuangan harus diberitahu
tentang biaya apa pun yang harus dikeluarkan menyangkut penerimaan barang.
Pemohon harus diberitahu bahwa barang-barang yang dipesan telah tiba.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

21

Penerimaan Barang dan Jasa

Kegiatan

- Menginformasikan kepada
Unit
Pengadaan tentang barangbarang yang dipesan.
- Menginformasikan kepada
Divisi Keuangan tentang
barang-barang yang telah
tiba (dan semua biaya yang
berkaitan)
- Menginformasikan kepada
pemohon bahwa barangbarang telah tiba

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Divisi Keuangan akan memeriksa:

Proses pengadaan

Surat Pesanan

GRN (GDN)

Faktur
Divisi Keuangan hanya akan membayar tagihan jika telah menerima GRN asli
yang telah ditandatangani beserta fakturnya.
Output: Barang-barang yang diterima telah disetujui, ketidaksesuaian telah
dilaporkan

22

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

Penanggung-jawab

Menerima Barang

Unit Pengadaan dalam hal


pengadaan barangi.
Penghubung dalam hal
barang sumbangan

Memberitahu manajer gudang


tentang barang-barang yang akan
diterima

Manajer Gudang

Menyiapkan segala sesuatu untuk


menerima barang

Tim penguji khusus


diperlukan?

ya

Tentukan tim penguji

Divisi Logistik

tidak

Manajer Gudang

Lakukan pemeriksaan/
pengujian

Cocokkan GDN/
Waybill dengan kontrak
(jika ada)

tidak

Catat ketidaksesuaian
menyangkut GDN, Dokumen
Pengiriman (waybill), GRN

Manajer Gudang

ya

Urus dokumen

- Informasikan kepada Unit Pengadaan tentang barangbarang pengadaan.


- Informasikan kepada Divisi Keuangan tentang barangbarang yang telah tiba (dan semua biaya yang berkaitan)
- Informasikan kepada pemohon bahwa barang-barang telah
tiba

Manajer Gudang

Manajer Gudang

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

23

Penyimpanan

2.5. Penyimpanan
Input
Kegiatan

Barang yang diterima telah disetujui


MeneMarkas Pusatkan barang
di gudang sesuai dengan
rencana penyimpanan barang

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Lihat butir 2.4. tentang aturan penyimpanan. Dalam situasi darurat, dan tidak
ada ruang yang tersedia, aturan-aturan tersebut dapat diterjemahkan secara
flexible (tidak kaku).
Kegiatan

Membuat Bin Card dan Stock


Card <F-2>

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Bin Card dan Stock Card


- Bin Card adalah dokumen yang mencatat data dari satu barang yang memiki
jenis yang sama, mutu yang sama, kadaluarsa yang sama dan dari donor yang
sama. Bin Card yang baru harus dibuat untuk barang yang memliki salah satu
keterangan/spesifikasi yang berbeda dari barang sebelumnya.
- Bin Card harus diletakkan di dekat barang tersebut, sehingga identitasnya
dapat dibaca setiap saat di ruang penyimpanan (dilekatkan pada
tumpukanatau rak yang digunakan untuk meletakkan barang tersebut). Bin
Card tidak dapat diganti dengan kartu yang diatur secara elektronis meskipun
dengan peralatan Teknologi Informasi yang canggih, karena kartu tersebut
harus diletakkan di samping barang.
- Bin Card harus ditutup pencatatannya dan dipindahkan dari ruang
penyimpanan bila seluruh barang yang diterima ini telah dipindahkan atau
didistribusikan, selanjutnya akan disimpan dalam arsip, yang dipisahkan
berdasarkan kode dan tanggal barang.
- Stock Cards sifatnya tidak sekhusus Bin Card dan tujuannnya adalah
memperlihatkan jumlah seluruh barang dalam stok yang sejenis dan dari
donor yang sama. Kartu ini merupakan rangkuman dari seluruh Bin Card yang
berkenaan dengan kode barang dan secara terus menerus memperlihatkan
tingkat stok barang ini.
Kartu ini sebaiknya tidak diletakkan secara fisik dekat dengan barang di

24

Pengelolaan Gudang dan Angkutan

dalam gudang dan biasanya dijumpai di dalam kantor Penanggung Jawab


gudang. Kartu ini dapat diganti dengan cara lain jika kita memiliki perangkat
Tecknologi Informasi yang memadai. Rangkuman dari seluruh kartu-kartu ini
akan menjadi laporan stok secara keseluruhan yang akan digunakan untuk
statistik bulanan dan pengaturan stok.
- Setiap penerimaan dan pengiriman barang harus dicatat pada Stock Card dan
Bin Card dan didukung oleh dokumen-dokumen lain yang terkait, pada saat
penerimaan (Waybill, Goods Delivery Note, Goods Receive Note) saat
pengiriman (Waybill, Requsition Form, Goods Delivery Note)
- Satuan pengukuran yang digunakan untuk Stock Card dan Bin Card haruslah
disebutkan dalam satuan terkecil: helai/lembar, kg, karung, persegi,
meter,pcs, box atau liter.
- Jika terjadi kesalahan penulisan pada Stock card dan Bin card, kartu tersebut
harus diulangi ke jumlah aslinya pada baris berikutnya dengan penjelasan
bahwa itu merupakan suatu kesalahan serta diparaf pada garis berikutnya
harus dimasukkan informasi yang benar.
- Salinan dokumen-dokumen terkait (Waybill, Goods Delivery Note, Goods
Receive Note) yang telah ditandatangani sebaiknya disimpan di gudang atau
di Divisi Logistik.
Data dari Stock Card harus dimasukkan ke dalam laporan stok (stock report)
<D-3>.
Selain panduan tersebut diatas, buku besar stok manual dapat digunakan,
menggunakan format yang sama.
Kegiatan

Mencatat dalam laporan stok


(stock report) <D-3>

Siapa: Penanggung Jawab


gudang

Kegiatan

Melakukan pengendalian stok


di lokasi

Siapa: Penanggung Jawab


gudang (Admintrator
Logistik)

Penanggung Jawab gudang harus secara berkala melakukan pemeriksaan


stok secara langsung di tempat. Pemeriksaan dapat juga dilakukan oleh
administrastrator Logistik.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

25

Penyimpanan

Pengendalian stok di lokasi


- Gunakan Bin card, stock report yang terkini dan salinan asli dokumendokumen yang menyatakan tentang penerimaan dan pengiriman barang
- Bandingkan angka-angka yang ada di dalam stock report dengan catatan yang
ada pada Bin Card dan stock card
- Bandingkan angka-angka yang ada di dalam stock report berkenaan dengan
jangka waktu waybills, GRN, stock requisition, dan delivery notes dari
pemasok.
- Bandingkan stok secara fisik, dengan cara mecocokkan Bin Card dan Stock
Card dengan salah satu atau dua dari tumpukantersebut.
- Periksa apakah ada barang yang tidak tercatat pada Stock Card atau Bin Card.
Jika ada, maka barang tersebut harus dipisahkan dan dicari document yang
terkait.
- Pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan ada di dalam Gudang.
- Pastikan gudang dan lingkungan sekitarnya telah bersih,terawat dengan baik.
dan tersedia alat pemadam kebakaran di sana
- Catat setiap ketidaksesuaian dan kekurangan yang ditemukan di dalam
laporan stock.
Output Setiap barang yang ada di gudang memiliki Bin Card dan Stock Card
Setiap barang tercatat dalam stock report.

Penyimpanan
Letakkan barang di tempat
penyimpanan sesuai dengan
rencana penyimpanan

Penanggung-jawab
Manajer Gudang

Manajer Gudang
Buat Bin Card dan Stock
Card

Catat di dalam Stock Report

Lakukan pengendalian
langsung di lokasi

26

Manajer Gudang

Manajer gudang
(Administrator
Logistik)

Pengelolaan Asset PMI

BAB 3

Pendahuluan l Registrasi dan Pemeliharaan Kendaraan

3.1. Pendahuluan
Istilah asset PMI mengacu pada seluruh barang milik PMI seperti mobil
operasional, truk, ambulans, gedung kantor (Kantor Pusat, Daerah atau
Cabang), gudang, penyejuk ruangan, peralatan kantor termasuk koMarkas Pusat
uter, alat komunikasi. Asset PMI yang dipergunakan dalam kegiatan sehari-hari
dan berumur lebih dari satu tahun, selanjutnya disebut dengan Asset atau Aktiva
Tetap, digolongkan atas:

Tanah

Bangunan

Kendaraan

Peralatan Kantor: perabotan, elektronik, komunikasi.


Untuk tujuan praktis, asset atau aktiva tetap PMI dicatat/diregistrasikan
berdasarkan batasan nilai/harga (misalnya untuk markas pusat minimal Rp5
juta), atau ketentuan yang diminta oleh donor. Untuk asset PMI yang memiliki
masa kegunaan lebih dari satu tahun, namun bernilai di bawah batasan yang
ditetapkan, misalnya kalkulator yang harganya Rp150.000,- dan tidak
disyaratkan oleh donor untuk dilaporkan, maka asset tersebut dicatat langsung
sebagai biaya.
Prinsip-prinsip dasar berkenaan dengan aset:

Semua harta tetap dicatat sesuai batasan yang ditetapkan, atau sesuai
dengan persyaratan dari donor.

Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pemakaian atau pemeliharaan


wajib disimpan

Pengelolaannya (penempatan, perpindahan, pengafkiran, dsb) ditangani oleh


Penanggung Jawab Asset
Pembelian aset PMI harus dilakukan sesuai dengan prosedur pengadaan dan
penerimaan. Untuk asset yang berasal dari donasi (in-kind donation), prosedur
pengadaan tidak berlaku, tetapi prosedur-prosedur tentang penerimaan tetap
berlaku.
Penting untuk membuat daftar secara berkala tentang kendaraan dan asset,
dimana digunakan, seberapa sering digunakan dan untuk keperluan apa, berapa
biaya operasionalnya, termasuk pemeliharaan.
Semua daftar/laporan ini penting untuk memberikan gambaran berkenaan
dengan barang milik PMI. Prosedur terkait dengan keuangan (seperti
penyusutan) yang berkaitan dengan aset PMI merupakan tanggungjawab bagian

28

Pengelolaan Aset PMI

keuangan, sehingga tidak diuraikan dalam Panduan Logistik ini, namun


penyelarasan dengan bagian keuangan berkenaan dengan proses pengelolaan
asset adalah hal penting.

3.2. Registrasi dan pemeliharaan kendaraan


Pengelolaan kendaraan mencakup pemeliharaan kendaraan baik dari segi fisik
maupun keabsahan surat-suratnya, terpeliharanya kesiapan kendaraan yang
terawat dengan baik dan staf yang kompeten dengan tujuan untuk
memungkinkan pengangkutan barang dan personil guna memenuhi kebutuhan
pengangkutan PMI dengan cara yang efisien, professional dan aman.
Untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut dalam keadaan siap pakai,
penting untuk menjaga agar kendaraan tersebut selalu layak jalan dan ditangani
pengemudi yang memenuhi syarat.
Penanggungjawab Transportasi yang mengurus pengangkutan barang dan
personil juga bertanggung jawab untuk memelihara kendaraan-kendaraan
tersebut.
Kegiatan

Memastikan bahwa setiap


kendaraan memiliki dokumendokumen yang diperlukan

Siapa: Penanggung jawab


transportasi

Arsip dokumen kendaraan


Penanggungjawab transportasi harus memiliki arsip dokumen untuk setiap
kendaraan yang berisikan:

Kontrak sewa (jika kendaraan disewa).

Surat-surat kendaraan: salinan STNK/KIR, dan BPKB asli (bila milik PMI)

Dokumen-dokumen asuransi, pengadaan, pendaftaran, dan dokumen pabean


dan surat menyurat yang terkait

Laporan kecelakaan (bila ada atau pernah terjadi)

Data servis dan pemeliharaan (buku servis)

Laporan bulanan kendaraan

Uraian tentang pemeriksaan harian/mingguan

Setiap kendaraan harus memiliki logbook/buku harian <F-8>. Seluruh


perjalanan, bahan bakar dan isi ulangnya, servis serta pemeliharaan akan
dicatat di dalam buku ini. Tujuan dari buku harin ini bukan hanya untuk
mengontrol bahan bakar tetapi juga untuk mengdiagnosa gangguan/
kerusakan mesin.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

29

Registrasi dan Pemeliharaan Kendaraan

Pemeliharaan kendaraan dan pemasangan logo


Kendaraan yang ada di dalam armada harus selalu dalam kondisi standar. Ini
memungkinkan dilakukannya standarisasi biaya operasional kendaraan dan
menyederhanakan pengaturan servis. Setiap kendaraan (atau sebagian
kendaraan) harus diserahkan kepada pengemudi yang akan bertanggung jawab
atas kondisi kendaraan tersebut. Kendaraan harus senantiasa dalam keadaan
bersih dan rapi. Setiap kendaraan harus dilengkapi dengan alat pemadam
kebakaran dan kotak P3K. Seluruh kendaraan PMI sebaiknya dicat putih dan
diberi logo yang mengacu kepada corporate identity. Semua logo tersebut
harus dicopot jika kendaraan tersebut dipindah/ dijual/ dikembalikan.
Asuransi kendaraan
Seluruh kendaraan PMI seharusnya diasuransikan terhadap kerusakan,
kecelakaan dan kehilangan.
Kegiatan

Memastikan dokumen-dokumen
untuk pengemudi telah terpenuhi

Siapa: Penanggung jawab


transportasi

Tata tertib untuk pengemudi


Divisi Logistik wajib memiliki sejumlah pengemudi yang layak pakai. Setiap
pengemudi harus lulus tes mengemudi (di PMI) sebelum diberi ijin untuk
mengemudi. Selain kontrak, para pengemudi juga harus menandatangani tata
tertib dan peraturan-peraturan pengemudi.
Sebelum keberangkatan, pengemudi wajib memeriksa dokumen berikut ini:

SIM, STNK, Kir (bagi pengemudi pick-up atau truk).

Buku petunjuk pengemudi (driver's manual)

Logbook

Salinan kartu asuransi

Daftar alamat dan nomor telepon penting serta peta

Dokumen arsip pengemudi


Kepala kendaraan harus memiliki dokumen pribadi semua pengemudi sbb:

Kontrak kerja yang masih berlaku

Salinan SIM yang masih berlaku.

Tata tertib dan peraturan resmi

30

Pengelolaan Aset PMI

Salinan laporan kecelakaan pengemudi beserta memonya

Salinan cuti tahunan dan permintaan kompensasi (penggantian) waktu

Evaluasi, memo, peringatan tertulis, observasi umum tentang kinerjanya


Semua kendaraan harus dalam kondisi layak jalan. Bila kendaraan harus
diperbaiki, maka Form Permohonan Pemeliharaan <F-9> harus diisi terlebih
dahulu. Form ini harus dikirimkan kepada Penanggungjawab transportasi.
Kegiatan

Mengisi form permohonan


pemeliharaan <F-9>

Siapa: Pengemudi/ orang


yang memberitahu tentang
masalah

Kegiatan

Membuat estimasi tentang


masalah dan mengatur
perbaikannya

Siapa: Penanggungjawab
Transportasi

Kegiatan

Menyimpan laporan tentang


kendaraan PMI termasuk laporan
tentang penggunaan dan
pemeliharaannya <D-10>

Siapa: Penanggungjawab
Transportasi

Penanggungjawab Transportasi akan menggunakan Form permohonan


kendaraan<F-6>, form permohonan pemeliharaan <F-9> untuk membuat laporan
penggunaan mobil dan pemeliharaannya <D-10>.

Jadwal pemeliharaan
Kendaraan harus menjalani servis secara teratur sesuai dengan buku petunjuk
servis. Bengkel resmi harus digunakan untuk servis kendaraan. Hanya onderdil
asli yang boleh digunakan untuk servis dan pemeliharaan kendaraan, bila
kendaraan diasuransikan. Perusahaan asuransi bisa menolak untuk membayar
kerusakan yang diakibatkan oleh servis yang tidak resmi atau onderdil yang tidak
asli yang dipasang pada waktu pemeliharaan.
Untuk mewujudkan kontrak pemeliharaan, prosedur-prosedur pengadaan wajib
diikuti.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

31

Registrasi / Pendataan dan Pemeliharaan Aset

3.3. Registrasi/Pendataan dan Pemeliharaan Aset


Selain kendaraan, PMI juga memiliki aset-aset lain seperti gedung, komputer,
printer, penyejuk ruangan, peralatan komunikasi, dsb. Aset-aset ini juga harus
dibuat daftarnya dan dipelihara.
Untuk komputer, server, dan peralatan Teknologi Informasi, perawatannya
ditangani secara khusus oleh Bagian Teknologi Informasi. Divisi Logistik tidak
terlibat dalam proses ini.
Jika salah satu aset harus diperbaiki, maka form laporan kerusakan <F-9> harus
diisi. Form ini harus dikirimkan kepada Divisi Logistik (kecuali untuk peralatan
TI, kepada bagian TI).
Kegiatan

Mengisi Form Laporan Kerusakan

Siapa: Orang yang


memberitahu tentang
masalah

Kegiatan

Membuat perkiraan tentang


kerusakan dan melakukan
perbaikan

Siapa: Logistik

Kegiatan

Membuat daftar/laporan tentang


aset PMI termasuk ikhtisar
tentang pemeliharaan per
aset <D-11>

Siapa: Penanggungjawab Aset

Divisi Logistik akan menggunakan form laporan kerusakan <F-9> untuk membuat
laporan pemeliharaan aset <D-11>.

Jadwal pemeliharaan
Untuk sebagian pemeliharaan aset, pengaturan jadwal memang diperlukan.
Kadang-kadang kontak pemeliharaan juga sudah dibuat. Untuk mewujudkan
kontrak pemeliharaan, prosedur-prosedur pengadaan wajib diikuti.

Asuransi terhadap aset


Seluruh asset PMI seharusnya diasuransikan terhadap kerusakan, kebakaran
dan kehilangan.

32

Pelaporan dan Pemantauan

BAB 4

Pendahuluan l Pelaporan l Pemantauan/Monitoring

4.1. Pendahuluan
Salah satu bagian penting dari proses logistik adalah pemantauan atas
pergerakan barang-barang. Pengendalian perlu dilakukan atas pergerakan
barang-barang sejak saat barang diterima, disimpan sampai saat barang
didistribusikan kepada para penerima bantuan.
Laporan-laporan dan dokumen-dokumen yang diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya merupakan dasar untuk melaksanakan pemantauan.
Tujuan dari pelaporan ini adalah untuk mengetahui barang-barang apa saja yang
masih ada di gudang, dari mana asalnya dan kemana barangbarang tersebut
telah dikirimkan/didistribusikan. Selain itu penggunaan kendaraan dan aset
juga harus dipantau.
Tujuan dari proses pamantauan adalah untuk membuat keputusan-keputusan
(bila perlu) berkenaan dengan stok, pemeliharaan aset, penggunaan kendaraan
berikut bahan bakar/minyak, dsb.

4.2. Pelaporan
Seluruh kegiatan gudang dan logistik harus dilaporkan. Bila diperlukan Laporan
keberadaan barang-barang di dalam gudang, kendaraan, dan aset harus dibuat
secara harian. Laporan-laporan tentang barang-barang harus dibuat
berdasarkan informasi yang diperoleh dari dokumen serta penghitungan fisik.
Waktu pengiriman laporan-laporan tersebut berbedabeda, tergantung kepada
jenis laporannya. Di gudang MARKAS PUSAT, gudang Daerah atau Gudang
Regional dan gudang Tanggap Darurat (Cabang), laporan stok harus dikirim
setiap bulan kepada Bagian Logistik Markas Pusat. Laporan laporan lain harus
dikirim setiap tahun kepada Markas Pusat.
Penanggung jawab Gudang membuat laporan bulanan lengkap tentang biaya
operasional, barang-barang, kendaraan dan aset yang ada di dalam Gudang
Pusat, Gudang Regional, dan Gudang Darurat.(menggunakan form D-3, D-10,
D-11)
Jenis laporan yang diperlukan dari Daerah dan Cabang setiap tahunnya oleh PMI
Pusat :

34

Pelaporan dan Pemantauan

laporan tentang barang-barang yang ada di gudang Daerah dan Cabang

Laporan tentang kendaraan, penggunaan, dan pemeliharaannya di Daerah


dan Cabang, jumlah dan nilai dari kendaraan tersebut lebih khusus lagi bila
kendaraan kendaraan tersebut disumbang oleh / melalui Markas Pusat

Laporan tentang aset dan pemeliharaannya di Daerah dan Cabang hanya


jumlah dan nilai dari aset tersebut atau lebih khusus lagi bila aset tersebut
disumbang oleh / melalui Markas Pusat

4.3. Pemantauan / Monitoring


Markas Pusat, Daerah dan Cabang wajib memantau barang-barang, kendaraan
dan aset berdasarkan laporan bulanan tertulis maupun dari sumber informasi
yang lain.
Kegiatan

Membuat keputusan tentang


berbagai tindakan yang
didasarkan pada laporan-laporan

Siapa: Bagian Logistik

Kegiatan-kegiatan yang mungkin muncul sebagai akibat dari


pemantauan
Gudang Pusat, Gudang Wilayah, dan Gudang Tanggap Darurat
Kegiatan-kegiatan berkenaan dengan jumlah stok yang ada dibandingkan
dengan jumlah stok yang dibutuhkan
Salah satu kemungkinannya adalah bahwa jumlah stok tidak memenuhi jumlah
stok yang dibutuhkan sebagaimana yang telah ditetapkan. Dalam hal demikian,
proses permohonan harus dimulai.

Seluruh gudang
Kegiatan - kegiatan berdasarkan tanggal kadaluwarsa barang-barang.
Jika barang-barang tersebut akan segera mengalami kadaluwarsa, harus segera
diputuskan apakah barang-barang tersebut masih bisa digunakan di tempat lain.
Barang-barang yang tidak dibutuhkan lagi
Kemungkinan lain adalah bahwa barang-barang yang ada di dalam gudang (yang

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

35

Audit (Internal / Eksternal)

sebagian besar merupakan bantuan) yang tidak diperlukan (lagi). Dalam hal
demikian, harus diputuskan tindakan apa yang harus kita lakukan terhadapnya.

Kendaraan
Penggunaan dan pemeliharaan kendaraan
Laporan ini akan memberikan gambaran menyangkut biaya operasional dan
penggunaan bahan bakar per kendaraan. Berdasarkan gambaran tersebut
kegiatan yang bisa dilakukan, misalnya penggunaan mobil-mobil tersebut
menggunakan bahan bakar di atas jumlah rata-rata. Berdasarkan penggunaan
mobil, pemeliharaannya, penggunaan BBM harus dipantau (penghitungan biaya
operasional kendaraan)
Aset-aset
Gambaran menyangkut biaya operasional
Sangatlah penting untuk memantau penggunaan aset karena hal ini akan
memberikan gambaran menyangkut biaya operasional dan untuk memelihara
aset dengan sangat baik untuk memastikan bahwa aset-aset tersebut berada
dalam kondisi bagus untuk jangka waktu yang panjang.

4.4. Audit (Internal/Eksternal)


Alasan untuk meminta agar Markas Pusat, Daerah dan Cabang bekerja sesuai
dengan prosedur yang sama adalah transparansi dan memudahkan untuk proses
pemantauan.
laporan dapat digunakan sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik
namun laporan tersebut perlu dimutakhirkan serta bisa diaudit sepanjang
waktu. Sebaiknya setiap waktu selalu memungkinkan bagi kita untuk
memperlihatkan laporan tentang berbagai kegiatan logistik.
Audit (baik internal atau eskternal ) berlangsung mundur artinya mengamati:

Bagaimana tampaknya sistem yang diterapkan di gudang secara umum?

Apakah semua barang yang diterima, disimpan dan disalurkan dicatat dan
dikelola secara baik

Apakah barang disimpan dengan cara yang aman

Apakah pergerakan barang yang dikirim dicatat dan daftar isiannya ada
disertai dengan otorisasi yang benar.

36

Pelaporan dan Pemantauan

Auditor akan memastikan bahwa panduan logistik ini harus diimplementasikan


oleh pelaku logistik.
Tindakan-tindakan pemantauan mencakup:
1. Memeriksa penggunaan format isian
2. Inventerisasi fisik
Kegiatan

Memeriksa penggunaan format


isian sesuai dengan penjelasan
tentang proses

Siapa: Auditor

Kegiatan

Melakukan inventarisasi fisik


di dalam gudang

Siapa: Auditor

Kegiatan

Memeriksa laporan-laporan (stok)

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

37

PENUTUP

Penutup
Tujuan utama disusunnya manual Pengelolaan Logistik ini adalah untuk
meningkatkan kinerja Palang Merah Indonesia secara umum baik Pusat, Daerah
maupun Cabang dalam menunjang pemberian pelayanan kepada masyarakat,
disamping itu Manual Logistik ini juga untuk mendukung Transparansi dan
akuntabilitas aktivitas dan alur Penerimaan dan Penyaluran Bantuan yang
dipercayakan oleh Donor kepada Palang Merah Indonesia secara umum.
Markas Pusat Palang Merah Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa
permasalahan, situasi serta kondisi di masing-masing Daerah maupun Cabang
berbeda-beda dan Manual Logistik ini tidak mungkin dapat mengakomodir dan
memberikan jalan keluar atas keragaman keadaan tersebut, namun demikian
kami berharap bahwa Manual Logistik yang telah disusun ini dapat dipergunakan
sebagai acuan dan membantu dalam mengelola sektor pelayanan Logistik di
masing-masing wilayah.
Berkaitan dengan paragraf diatas maka apabila Daerah atau Cabang memiliki
usulan demi untuk perbaikan dan penyempurnaan Manual Logistik ini dapat
dikirimkan kepada divisi Admin dan Logistik PMI Pusat.
Demikian yang dapat kami sampaikan atas kerja keras dan dukungan dari semua
pihak selama penyusunan Manual ini kami menyampaikan terima kasih.

38

Lampiran Form dan Format


Manual Logistik
1. F-1 Berita Acara Penerimaan Barang (Good Received
Note)
2. F-2 Bin card dan Stock card
3. D-3 Stock report
4. D-3a Stock report untuk barang-barang Alat Tulis Kantor
(ATK)
5. F-4. Daftar Permohonan Barang (Requisition Form)
6. F-5. Daftar Permohonan Kebutuhan & Posisi Stock Alat
Tulis Kantor
7. F-6 Formulir Permohonan Kendaraan
8. F-7 Nota Pengiriman (Good Delivery Note)
9. F-8 Vehicle Logbook / Buku Saku Kendaraan
10. F-9 Formulir Laporan Kerusakan
11. D-10 Document overview vehicles, usage and
maintenance
12. D-11 Document overview assets and maintenance

Lampiran Form dan Format


Manual Logistik

NB. Formulir yang menggunakan alamat Markas Pusat hanya formulir


yang dipakai di Jakarta saja (contoh: formulir permohonan
ATK). Formulir yang lain bisa diganti dengan alamat masingmasing Daerah atau cabang.

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-1:
Berita Acara Penerimaan Barang (Good Received Note)

PALANG MERAH INDONESIA

F.1

Indonesian Red Cross Society


BERITA ACARA PENERIMAAN BARANG
Goods Received Note
Nomor/GRN Number

printed number / KodeDaerah/KodeCabang/

LokasiPenerima / location of
receiving Goods

(2)

Terima dari / Received from

(3)

Nama Donor & Peruntukan

(4)

No. Kendaraan / Vehicles no.

(5)

No. Surat Jalan Waybill No /


Good Delivery Note No

(6)

Deskripsi Barang
Description of Goods
(7)
Plastik terpal (4 m x 6 m) mata
kancing disetiap 1 mtr. Warna
biru, tanpa logo
08891(nomor donor)

Nomor
Permintaan
Requisition
form Number

Satuan
Unit
(Terkecil)

Jumlah
Satuan
Quantity

Jumlah
Berat/
Berat
Satuan
Weight/Unit Total Weight

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

000894

lembar

1000

5 kgs

5000 kgs

Harga
Per
unit
(13)

Berat untuk bahan pangan harus dalam Berat Kotor (Bruto) dan Berat Bersih (Netto)
Weight for food items should be in gross or net wieghts

Pemeriksaan saat penerimaan, bila ada (kekurangan,


kehilangan, Kerusakan)

Pemeriksa / Inspector

(14)

(15)
1.

BagianLogistik

2.

PemohonBarang

3.

Pengirim

Diangkut / Dikirim oleh


Delivered by (16)
PT. RibutTransport

Tanda tangan
(17)

Tanggal
(18)

Diterimaoleh
Received by (19)

Tanda tangan Stempel


(20)

Tanggal / Date
(21)

Putih Pengirim / Hijau Penerima / Biru keuangan / Kuning Pink 1 - Jasa pengirim, Pink 2 Pemohon (29)
Catatan : Form ini hanya disimpan oleh petugas yang ditunjuk, jika salah atau batal harus disimpan

Cap/Stamp
(22)

40

(23)

Lampiran

Attachment F-1:
Berita Acara Penerimaan Barang (Good Received Note)
Pada saat penerimaan barang, biasanya GDN dan atau Surat Jalan dari pemasok,/donor/ Gudang
PMI akan disertakan
GDN dan Surat Jalan yang menyertai barang harus selalu ditandatangani oleh:
Transporter / Jasa Pengiriman
Penerima
Format GDN bisa saja berbeda dari format GDN yang biasa digunakan oleh PMI (lihat lampiran
F-7)
Jika menggunakan GDN milik PMI, maka masing-masing salinannya harus di kirim ke:
Putih
: Untuk konfirmasi, kembali ke pengirim
Hijau
: Penerima Barang (gudang)
Biru
: Jasa Pengiriman/ pengirim barang (transpoter)
Kuning
: Logistik
Merah Muda : Pemohon
Penomoran / Pemberian Code untuk dokumen GRN, GDN/DO, berdasarkan numeric yang
tercetak dan di kosongkan setelahnya untuk di isi sesuai sistem penomoran surat keluar yang
panduannya telah disebarkan, contoh :
Untuk memberikan nomor pada GDN, Maka bentuknya kurang lebih akan seperti ini :
0001 / code propinsi / code daerah / bulan / tahun
Nomor yang ada semaksimal mungkin tidak terlompati dan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan dokumen tidak digunakan maka dokumen tersebut harus disimpan dan diparaf
serta diberika keterangan bahwa telah terjadi kesalahan pada dokumen dengan nomor tersebut.
Good Received Note
1. Nama dan lokasi penerimaan barang
2. Terima dari: nama pemasok, donor atau gudang
3. Nama Donor: Untuk barang donasi/bantuan, nama donor harus disebutkan dalam GDN.
Contoh: Jika donor mengirimkan bantuan ke Gudang PMI Jakarta, maka nama donor harus
disebutkan di no.3. Pada saat Gudang PMI Jakarta mengirimkan barang tersebut ke
(misalnya)Gudang PMI Medan, maka di GRN Gudang PMI Medan di sebutkan nama donornya
dan Gudang PMI Jakarta ditulis di kolom no.3 (sebagai pengirim)
4. Nomor Kendaraan (Nomor Polisi)
5. Nomor Surat Jalan (Waybill) dan/atau GDN yang menyertai barang
6. Deskripsi dari barang tersebut (isi dengan lengkap dan jelas)
7. Nomor Surat Perminataan (Requisition form) yang sudah diisi untuk permintaan barang
tersebut (jika ada) untuk barang donasi/bantuan tidak ada Surat Permintaan
8. Satuan unit (yang terkecil)
9. Jumlah Satuan
10.Berat per satuan
11.Jumlah Berat (kolom no.10 x no.11)
12.Harga per unit/barang (lihat halaman 14, harga barang)
13.Jika ada ketidakcocokan data pada saat penerimaan barang, tulis paket yang cacat/salah
dengan nomor GDN nya, berikan keterangan mengenai kerusakan atau kehilangan dan
tindakan yang telah dilakukan.
14.Nama Pemeriksa
15.Nama Jasa Pengiriman
16.Tandatangan Pengirim (pengemudi)
17.Tanggal Kedatangan dan tandatangan
18.Nama penerima barang di Gudang/Tujuan
19.Tandatangan penerima barang
20.Tanggal Kedatangan dan Tandatangan
21.Salinan warna Putih harus dikirim kembali ke pengirim barang, Warna hijau disimpan di
Gudang (penerima barang), Warna Kuning untuk kantor Logistik Markas Pusat/Daerah/
Cabang dimana barang tersebut diterima, Warna Merah muda untuk Divisi Keuangan untuk
membayar barang tersebut.
22.Stempel PMI
Setelah GRN ditandatangani oleh Pihak Jasa Pengiriman dan Penerima, maka masing-masing
lembar dikirim ke sesuai dengan keterangan pada lampiran di bagian bawah Dokumen.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

41

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-2: Bin card and Stock card


Bin card
F.2

BIN CARD

SATUAN / Unit
Diskripsi Barang /

Discription of goods

Nomor

(1)

No. Stock Card

(2)

No. Stack in warehouse

(3)

Nama Gudang / No.

(4)

(5)
Dos. Per dos @ 8 Kg

Item code

(6)

Expiry date

(8)

Food Parcel (uk. 30 cm x 20 cm x 20


cm)

Donor

(9)

(7)

Tanggal
Date

Dari / kpd
From or to

No. Nota pengiriman /


pengantar
Waybill nr / GDN nr /
GRN nr

Terima
in

Keluar
out

Sisa
Balance

Tandatangan
Signature

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

2/6/2005

KP PMI

0088356

200

3/7/2005

PMI
SUMBAR

008956

Keterangan / Remarks
(17) Food parcel yang rusak : 2 dos ( kemasan rusak )

42

200
100

100

Lampiran

Attachment F-2: Bin card and Stock card


Bin card
Bin Card berhubungan dengan satu jenis barang yang ada di stock, yang memiliki data-data
yang sama: dari satu donor, kualitas yang sama dan tanggal kadaluarsa yang sama juga
Kartu Bin card diletakkan menempel pada masing-masing stack barang.
1. Nomor Bin Card
2. Nomor Kartu Stock (Stock card) yang mencatat nomor Bin Card yang bersangkutan
(saling berhubungan)
3. Nomor stack di Gudang dimana barang tersebut ditempatkan
4. Nama Gudang/Nomor Gudang
5. Satuan kemasan
6. Deskripsi dari barang tersebut, sebutkan juga ukuran dari barang.
7. Nama Code Barang: untuk barang-barang PMI, sementara ini belum tersedia. Jika
barang diterima dari Federasi, gunakan nomor CTN.
8. Tanggal kadaluarsa barang (khusus untuk makanan dan obat-obatan)
9. Donor (Donor Asal, tidak harus selalu sama dengan kolom nomor 11, tapi dapat juga
sama)
10. Tanggal penerimaan dan atau pengiriman barang
11. Dari (untuk barang bantuan, sebutkan nama donor) / untuk
12. Nomor Waybill / GDN (untuk barang-barang keluar) dan GRN (untuk barang masuk)
13. Jumlah barang masuk
14. Jumlah barang keluar
15. Sisa
16. Tandatangan
17. Keterangan

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

43

Lampiran Form dan Format Laporan

Stock card

Satuan / Unit

Tanggal
Date

(8)

Dari / Kepada
From or to

Deskripsi Barang
Discription of goods

(7)

(18) Keterangan / Remark

(3)
(4)

F.2

Nomor
Nama Gudang / No.

(1)
(2)

(5)

Terima
In

(12)

Keluar
Out

(13)

Exp
date

(14)

Harga
per
unit

(15)

No.
Bin
card

(16)

Lokasi
Barang

(17)

Sisa
Balance

STOCK CARD

Item code

No. Nota pengiriman/


pengantar
Waybill nr / GDN nr /
GRN nr

(11)

(6)

Donor

(10)

Stock minimum

(9)

44

Lampiran

Attachment F-2: Bin card and Stock card


Stock card
Stock Card menunjukkan jumlah barang yang ada di stock. Stock card mencatat data
semua bin card yang ada di gudang. Stock Card bagi berdasarkan jenis barang. Kartu stock
ini harus disimpan di kantor penanggung jawab Gudang.
1. Nomor Stock Card, berurutan (numeric)
2. Nama Gudang dan atau nomor
3. Satuan
4. Deskripsi barang
5. Code barang: untuk barang-barang PMI,sekarang belum ditersedia, untuk barang dari
Federasi tulis no CTN
6. Stock minimum dari barang tersebut (buffer stock)
7. Tanggal terima dan mengirim barang
8. Dari / ke
9. Donor (donor asal, tidak harus selalu sama dengan no. 8, tapi bisa juga sama)
10. Nomor Waybill / GDN (untuk barang keluar) and GRN (untuk barang masuk)
11. Jumlah barang yang masuk
12. Jumlah barang yang keluar
13. Tanggal kadaluarsa
14. Harga per satuan
15. Nomor bin card yang berhubungan
16. Lokasi barang di gudang
17. Sisa stock
18. Keterangan

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

45

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment D-3: Stock Report

46

Lampiran

Attachment D-3: Stock Report


1. Nomor urut, dimulai angka 1
2. Deskripsi barang
3. Code barang, saat ini belum tersedia di PMI. Jika barang diterima dari federasi gunakan
CTN Nomor.
4. Jenis satuan
5. Harga per satuan
6. Donor (dari barang atau uang yang dipakai untuk pengadaan barang)
7. Nomor Requisition form/ permintaan (untuk barang pengadaan)
8. Tanggal masuk dan keluar
IN:
9.
10.
11.
12.

Masuk/diterima dari, kebayakan dari pemasok


Nomor Waybill/GDN dengan barang masuk dari pemasok
Nomor GRN harus diisi pada saat penerimaan barang
Jumlah

OUT
13. Dikirim ke
14. Nomor GDN harus diisi pada saat pengiriman barang
15. Nomor GRN yang akan didapat dari penerima
16. Jumlah
STOCK
17. Jumlah
18. Total harga
19. Tanggal kadaluarsa
20. Keterangan
Jika memunggkinkan pisahkan table untuk makanan dengan yang bukan makanan dll.
Untuk mempermudah melihat stock yang tersedia secara keseluruhan, pisahkan masingmasing barang dengan satu baris dibawahnya.
Stock Report dibuat perbulan
Pengelompokan bisa berdasarkan:

Per barang

Per donor

Per penerima

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

47

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment D-3A: Stock Report Stationary

48

Lampiran

Attachment D-3A: Stock Report Stationary

Stock report dibuat per divisi


1. Nama divisi
2. Nama contact person
3. Bulan
4. No urut, dimulai dengan angka 1
5. Deskripsi barang
6. Jenis satuan
7. Harga per satuan
8. Nomor pernintaan (Requisition)
In/Masuk:
9. Tanggal Masuk
10. Jumlah
OUT/Keluar:
11. Tanggal keluar
12. Untuk
13. Jumlah
STOCK:
14. Jumlah
15. Total Harga
16. Keterangan
<Stock reports dikirim setiap bulan untuk divisi keuangan>

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

49

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-4:
Daftar Permohonan Barang (Requisition Form)

PALANG MERAH INDONESIA


Indonesian Red Cross Society

F.4

(1) printed number / Bagian

PERMOHONAN PENGADAAN BARANG

No

Requisition

Untuk dikutif dalam semua korespondensi

HQ / Daerah / Cabang
Requesting HQ / Ch / B

(2)

Nama Program
Name of the Program

(3)

Untuk Penentuan Harga


Kuota - For quotation

(6)

(4)

Untuk Pelaksanaan
For purchase

(7)

Budget limit

No.
(8)

Nama barang
Item code / name
(9)

(5)

Gudang yang Tersedia

Deskripsi Barang
(Kualitas pengepakan)
(10)

Satuan
(11)

Jumlah
(12)

Dikirim
Destination
(13)

Nama
Name

Tandatangan
Signature

Tanggal
date

Dipesan oleh:
Ordered by (requester)

(14)

(15)

(16)

Diketahui oleh Logistik


Approved by (head of Division of
requester or Program Manager)

(17)

(18)

(19)

Diketahui oleh keuangan


Approved by finance in case of purchase

(20)

(21)

(22)

Disetujui oleh PP / PD / PC/


Approved by Sec Gen / Board Member

(23)

(24)

(25)

Penting / Rutin
Urgent / Routine

Tgl. Pengiriman
Req. Date of Delivery

Dipesan melalui
Ordered via

(26)

(27)

(28)

Keterangan
Remarks

(29)

(31)
(32)
(33)

Apakah anda ingin mengkonfirmasi harga sebelum pembelian?


Do you wish to confirm price prior to purchase ?

(30)

Putih Logistik / Hijau Keuangan / Kuning File Log Gudang / Pink Pemohon (29)
Catatan : Form ini hanya disimpan oleh petugas yang ditunjuk, jika salah atau batal harus disimpan

50

(34)

Lampiran

Attachment F-4: Daftar Permohonan Barang (Requisition Form)


1.
2.

Nomor referensi permintaan, nomor surat keluar masing-masing daerah.


Nama divisi/kantor pemohon (Divisi di Markas Pusat, Daerah, Cabang) bisa juga dari
Gudang.
3. Nama program
4. Budget limit harus termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan.

Harga barang

Biaya pengepakan (jika diperlukan) and cetak logo

Biaya untuk transportasi, pengurusan kepabeanan

Biaya bongkar di gudang, dll.


5. Untuk barang yang ada di stock (tidak memerlukan pengadaan), nama gudang yang
menyediakan stock perlu di sebutkan (diisi oleh logistik)
6. Permohonan untuk penawaran harga: ini dipakai jika pemohon menginginkan informasi
untuk penganggaran budget.
7. Permintaan untuk di lakukan pembelian/pengadaan
<Kolom nomor 5, 6 atau 7 harus diisi/dipilih salah satu>
8. Nomor urut, dimulai dari angka 1
9. Nama barang, jika tidak ada code barang, dapat menuliskan nama barang saja
10. Deskripsi barang: menuliskan spesifikasi barang yang jelas sangat membantu untuk proses
pengadaan
11. Satuan
12. Jumlah
13. Dikirim ke; tujuan barang akan dikirim.
14. Nama pemohon
15. Tandatangan pemohon
16. Tanggal ditandatangan
17. Nama Kepala Divisi pemohon atau penanggung jawab program yang menyetujui permintaan
18. Tandatangan yang kepala divisi
19. Tanggal ditandatangani
20. Nama kepala divisi keuangan, untuk barang-barang pengadaan
21. Tandatangan Kepala Divisi Keuangan
22. Tanggal ditandatangani
23. Nama Sekretaris Jendral atau untuk permintaan di Daerah dan Cabang sebutkan nama
pengurus <jika memungkinkan Sekjen harus menandatangani formulir permintaan dari dari
Daerah dan cabang,jika permintaan itu memakai dana dari Markas Pusat>.
24. Tandatangan Sek Jen atau pengurus
25. Tanggal ditandatangi
26. Penting atau rutin. Penting hanya dipakai untuk keadaan gawat(emergency) atau konflik!
27. Tanggal yang diinginkan agar permintaan dikirim
28. Dipesan melalui
29. Keterangan
30. Konfirmasi harga: Jika pemohon mengingkan konfirmasi harga sebelum dilakukan
pembelian
Allocation code, Kode pengalokasian
31 Pembukuan kode standard dari barang atau jasa yang di minta, dipakai oleh divisi
keuangan
32 Kegiatan kode standard untuk kegiatan, dipakai oleh divisi keuangan
33 Donor Kode donor
34 Proyek kode program, dipakai oleh divisi keuangan
Divisi keuangan harus memeriksa kode alokasi dan dana yang tersedia untuk permintaan ini.
35 Lembar warna putih untuk logistic di Markas Pusat/Daerah/Cabang dimana barang diminta.
Lembar warna Hijau untuk divisi keuangan dimana barang tersebut diminta dan
lembar warna merah muda untuk pemohon.
Masing-masing lembar untuk:
maka masing-masing lembar dikirim ke sesuai dengan keterangan pada lampiran di bagian bawah
Dokumen.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

51

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-5:
Daftar Permohonan Kebutuhan & Posisi Stock ATK

PALANG MERAH INDONESIA


Indonesian Red Cross Society
Jalan Gatot Subroto Kav. 96 Jakarta
Telp. (021) 7992325, Fax. (62 21) 7995188

F. 5

DAFTAR PERMOHONAN Kebutuhan & Posisi Stock Alat Tulis Kantor


Requisition stationary
No. printed Number / Bagian

(1)

Untuk dikutif dalam semua korespondensi


To be quoted in all correspondence
Divisi / Ruangan / Gudang

(2) ..

Kebutuhan Bulan

(3) ..

Yang menyimpan

(4) ..

Nama Barang
Goods
(5)

Unit type

Sisa Stock

Jumlah Barang
yang Diminta

Total stock

(6)

(7)

(8)

(9)

Jakarta, ................. 2007 (10)


Yang menerima (12)
Ka Divisi / Bagian

Mengetahui / Menyetujui (13)


Pengurus PMI

(.)

52

Yang mengajukan (11)


Ka Divisi / Bagian

Lampiran

Attachment F-5:
Daftar Permohonan Kebutuhan & Posisi Stock ATK

1.
2.
3.
4.

Nomor urut yang ditentukan oleh divisi masing-masing.


Nama divisi/ruangan/gudang
Bulan (permintaan harus diserahkan 2 hari sebelum akhri bulan)
Contact person dari divisi/bagian yang bersangkutan

5.
6.
7.
8.
9.

Deskripsi barang
Jenis Satuan
Sisa Stock
Jumlah yang diminta
Total stock (no. 7 + no. 8)

10
11.
12.
13.

Tanggal permintaan
Tandatangan peminta (contact person)
Disetujui oleh kepala divisi
Disetujui oleh Sek Jend PMI

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

53

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-6:
Formulir Permohonan Kendaraan

PALANG MERAH INDONESIA


Indonesian Red Cross Society
(1)
Printed Number

F.6

Formulir Permohonan Kendaraan


Request transport

Untuk dikutif dalam semua korespondensi


To be quoted in all correspondence

Divisi yang Mengajukan

(2) ...

Tanggal & Jam Pengajuan

(3) ...

Nama yang Mengajukan

(4) ...

Keterangan

Rencana

Realisasi (Diisi Pengemudi)

Nama yang Berangkat

(5) ....

(9) .

Tujuan / Dinas & Keperluan

(6) ....

(10) .

Tgl & Jam Berangkat

(7) ....

Tgl & Jam : Kembali (11) ...

Km Berangkat

Km ( 8 )-(12) ...........................................

Bensin Digunakan

(13) .........................................................

Tol

(14) .........................................................
(15) .........................................................

Parkir
Kendaraan Dinas

(16) ............................................

Pengemudi

(17) ............................................

Tanda Tangan Pengemudi (18)

Catatan : (19)
1. Formulir ini harus diisi dengan lengkap & benar serta dilengkapi dokumen pendukung
2. Formulir ini harus dikembalikan setelah selesai tugas & ditandatangani oleh Pengemudi / Satpam KP PMI
3. Formulir ini sebagai bahan laporan & evaluasi

54

Mengetahui & Menyetujui (22)

Mengetahui & Menyetujui (21)

Div. / Sub Div Log & Umum

Div / Sub Div / Atasan Ybs

Yang Bersangkutan (20)

Lampiran

Attachment F-6: Formulir Permohonan Kendaraan


Proses permintaan (akan sisipkan di Buku Panduan):

Pemohon melengkapi/mengisi di kolom nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7

Pemohon tanda tangan (20) dan tandatangan kepala divisi dari pemohon (21)

Pemohon menyerahkan formulir permohonan kepada penanggung jawab kendaraan.

Penanggung jawab kendaraan mengisi kolom nomor 1

Penanggung jawab kendaraan menyerahkan formulir yang telah diisi lengkap ke pengemudi
(penanggung jawab kendaraan yang berhak menentukan pengemudi dan kendaraan yang
boleh dipakai)

Sebelum berangkat, pengemudi harus mengisi kolom nomor. 8 dan setelah kembali ke kantor
mengisi kolom nomor 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18.

Pengemudi mengembalikan formulir permohonan ke penanggung jawab kendaraan

Penanggung jawab kendaraan menandatangani formulir (22)


Untuk perhatian

Jika ada pihak luar yang akan menyewa kendaraan, maka diperlukan tandatangan Sek Jend
sebagai persetujuan.

Untuk transportasi personil:

Untuk pemakaian pribadi diperlukan tandatangan Sek Jend/ Pengurus

Untuk pemakaian urusan dinas, hanya memerlukan tandatangan kepala divisi pemohon
Penjelasan Nomor
1. Nomor referensi permohonan
2. Divisi pemohon
3. Tanggal dan jam permohonan
4. Nama pemohon
Rencana
5. Nama personil atau barang yang akan diantarkan
6. Tujuan/dinas & keperluan
7. Tanggal dan jam keberangkatan
8. Km awal, sebelum berangkat
Realisasi (diisi oleh pengemudi)
9. Nama personil atau barang yang diantarkan
10. Tujuan/dinas & keperluan
11. Tanggal dan jam kembali / selesai
12. Km pada saat kembali.
13. Pemakaian bahan bakar, (berapa liter?)
14. Biaya toll (dilengkapi dengan karcis toll)
15. Biaya parkir (dilengkapi dengann karcis parkir)
16. Jenis mobil dan nomor polisi
17. Nama pengemudi
18. Tanda tangan pengemudi
19. Catatan
1. Formulir ini harus diisi dengan lengkao dan benar serta dilengkapi dokumen pendukungnya
2. Formulir ini harus dikembalikan setelah selesai tugas & ditandatangani oleh
pengemudi/Satpam PMI.
3. Formulir ini sebagai bahan laporan dan evaluasi
20. Tanda tangan pemohon
21. Tanda tangan kepala divisi, sebagai persetujuan
22. Tandat angan logistic/sub divisi umum

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

55

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-7:
Nota Pengiriman/GDN
(Good delivery Note)

PALANG MERAH INDONESIA


Indonesian Red Cross Society
NOTA PENGIRIMAN / Delivery Note

F.7

Tanggal (1)
Date
3 Juni2005

Nomor (2)
Number : printed number / Kode / Kode

Kepada (3)
To Gudang PMI Cabang Aceh Besar

Dari (4)
From Kantor PMI Pusat

Untuk Perhatian (5)


Attention Penanggungjawab ditempat tujuan

Pemindahan / Distribusi / (6)


Transfer / Distribution / (coret salah satu sesuai tujuan)

Sarana Transportasi (7)


Method of transport Truck

Nomor Kendaraan (8)


Vehicle number BL 9980 XX

Tandatangan Pemeriksa (9)


Verification signature IRMAN RAHMAN

Donor (10)

Cabang / lokasi penampungan sementara

Req
form
Nomor
(11)

Barang
Commodity
(12) Baby kit

Satuan
Unit Type
Unit

(13) Box

Berat

(14) 2 kgs

Jumlah
Quantity
(15) 60

Total Berat
Total
Weight

Ukuran
Size

Harga
/ Unit

Keterangan
Remarks

(16) 120
kgs

(17)
m3

(18)

(19)

Unit
Berat
Unit
Berat
Unit
Berat
Unit
Berat
Jumlah berat

(20)

(20)

(20)

Nama Jasa Pengirim (21)

Diterima oleh (25)

Nama dan Tanda Pengenal (22)

Jumlah Satuan (26)

Tanda tangan / Tanggal (23)

Tandatangan / Stempel (27)

Keadaan Barang (24)

Keadaan Barang (28)

Putih Pengirim / Hijau Penerima / Biru keuangan pengirim / Kuning File Log / Pink 1 - Jasa pengirim, Pink 2 Pemohon (29)
Catatan : Form ini hanya disimpan oleh petugas yang ditunjuk, jika salah atau batal harus disimpan

56

Lampiran

Attachment F-7: Nota Pengiriman/GDN (Good Delivery Note)


GDN harus selalu dibuat dan disertakan pada saat pengiriman barang. 1 truck, 1 GDN (jadi
tidak 10 truck hanya dengan 1 GDN)!
Pada saat logistik mengurus transportasi, GDN harus dibuat pada setiap pengiriman. GDN
menjadi dokumen dasar untuk melakukan pembayaran kepada Freight Forwarder dan
transporter. GDN juga menjadi bukti bahwa cargo tersebut telah diterima secara lengkap
dan baik oleh gudang yang dituju.
Pada GDN harus ditulis selengkap mungkin data-data/informasi untuk penerima, antara
lain: alamat tujuan, jumlah barang dan kualitas dari barang tersebut dll
GDN harus dibuat oleh staff logistic (atau, untuk barang-barang yang dikirim dari gudang,
GDN dapat dibuat oleh penanggung jawab gudang)
Pada saat mobil operasional, truk atau ambulance dikirim dari Markas Pusat ke
Daerah/Cabang, Surat Serah Terima Kendaraan harus dikirim beserta GDN
GDN harus ditandatangni oleh pengirim dan jasa pengirim (transporter) sebelum
barang diberangkatkan.
GDN/ Nota Pengiriman
1. Tanggal
2. Nomor GDN, di tulis berdasar no urut, bulan dan tahun. (format sama dengan format
GRN)
3. Kepada
4. Dari
5. Untuk perhatian/ contact person
6. Pemindahan/Distribusi/Kehilangan. Pilih salah satu yang sesuai tujuan
- Pemindahan: dari dan ke gudang/ antar gudang
- Distribusi: dari gudang ke tempat distribusi
- Kehilangan
7. Sarana transportasi
8. Nomor kendaraan
9. Tanda tangan pengirim/pemeriksa
10. Donor: untuk barang-barang yang berasal dari sumbangan, nama donor harus di tulis di
GDN. Contoh: Donor mengirimkan barang ke Gudang Jakarta, kemudian gudang
Jakarta mengirimkannya ke gudang Medan. Maka gudang Jakarta di tulis di no. 4 dan
nama asal donor ditulis di no.10. Gudang medan harus mencantumkan nama donor di
GRN yang mereka buat.
11. Nomor Surat Permohoanan
12. Nama barang / komoditi
13. Jenis satuan (tulis satuan terkecil)
14. Berat per satuan
15. Jumlah
16. Berat total (no.14 x no.15)
17. Ukuran (volume barang)
18. Harga per satuan
19. Keterangan (dibungkus per berapa satuan, dll)
20. Total
- Jumlah barang
- Berat
- Ukuran (volume)

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

57

Lampiran Form dan Format Laporan

21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.

Nama jasa pengiriman


Nama dan tanda pengenal jasa pengirim
Tanda tangan jasa pengirirm dan tanggal
Keadaan barang (menurut jasa pengirim))
Nama penerima
Jumlah barang yang diterima
Tanda tangan penerima dan tanggal
Keadaan barang (menurut penerima)

29. Lembar putih untuk konfirmasi, kembali ke pengirirm, Warna Hijau untuk penerima,
Biru untuk jasa transportasi, Kuning untuk Logistik dan Merah Muda untuk pemohon
Masing-masing salinan dikirim ke:

Putih
: Untuk konfirmasi, kembali ke pengirirm

Hijau
: Tujuan

Biru
: Jasa pengiriman

Kuning
: Logistik

Merah Muda : Pemohon


GDN ada 5 lembar salinan, dan setiap salinan harus diisi:

GDN harus ditandatangi oleh pengirim dan jasa pengirim

Lembar warna kuning harus disimpan oleh logistic

GDN harus ditandatangani oleh penerima setelah memeriksa dan menghitung barang

GDN yang asli harus dititipkan ke jasa pengiriman untuk diserahkan ke penerima

Lembar warna biru harus dikembalikan ke jasa pengiriman

Lembar warna putih harus dikembalikan ke pengirirm. Jika lembar warna putih dikirim
ke logistik, maka harus dibuat salinan dan disimpan diarsip yang berhubungan dengan
arsip pengadaan

Lembar warna merah muda untuk pemohon

<Divisi keuangan mendapatkan salah satu salinan jika ada biaya yang timbul/
dibutuhkan??>

58

Lampiran

Attachment F-8:
Vehicle Logbook / Buku Saku Kendaraan

Indonesian Red Cross Society

PALANG MERAH INDONESIA


F.8 Vehicle logbook
Tanggal (3)

(Rencana) Maintenance

(10)

BBM
(Ltr)

(11)

Rute Tujuan

(12)

Jumlah
Penumpang

(13)

Berat & Jenis


Barang Diangkut

(14)

Nama
Pengemudi

Alasan (4)

(9)

Total
(KM)

(1)

(8)

Datang
(KM)

(2)
Req. Nr

(7)

Awal
(KM)

Nomor Polisi

(6)

Bulan
Tanggal
(5)

TOTAL
(15)

59

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-8: Vehicle Logbook / Buku Saku Kendaraan


Proses (untuk di tambahkan di buku Panduan):

Pengemudi mengisi vehicle logbook

Perlu ditambahkan juga: siapa yang bertanggungjawab untuk rencana


pemeliaharaan: pengemudi atau penanggung jawab transportasi ??

1. Nomor polisi
2. Bulan

(Rencana) Maintenance/pemeliharaan
3. Tanggal perbaikan/pemeliharaan (sudah direncanakan dan ad hoc)
4. Alasan perbaikan

5. Tangal dipakai
6. Nomor permohonan
7. Berangkat (km)
8. Sampai/tiba (km)
9. Total (km)
10. Bahan/bakar (ltr)
11. Rute perjalanan
12. Jumlah penumpang
13. Berat dan jenis barang yang diangkut
14. Nama dan tanda tangan pengemudi
15. Total
o KM
o Bahan Bakar

60

Lampiran

Attachment F-9:
Formulir Laporan Kerusakan

PALANG MERAH INDONESIA


Indonesian Red Cross Society
No.

F.9

Formulir Laporan Kerusakan

(1)

Untuk dikutif dalam semua korespondensi


To be quoted in all correspondence

Divisi / Ruangan / Gudang

(2) ..................................................................

Tanggal

(3) ..................................................................

Nama Barang

(4) ..................................................................

Nama Pelapor

(5) ..................................................................

Keadaan / kondisi (dijelaskan) (6) ....

Tanda Tangan Pelapor (7)

Tindakan Internal (8)

Tanda Tangan Pelaksana


Nama Jelas (9)

- Telah dikerjakan dengan baik (8a)


- Akan dilanjutkan (8b)

Keterangan : (8c)

Tindakan External (10)

Tanda Tangan Pelaksana


Nama Jelas / Nr Telephone
(11)

Nama Perusahaan :
- Telah dikerjakan dengan baik (10a)
- Akan dilanjutkan (10b)
- Dibawa ke Work shop (10c)

Ketarangan : (10d)..

Jakarta, (12).
Diketahui
Ka. Div. Adm & Logistik (14)

Verifikasi
Sub Div Log / Umum (13)

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

61

Lampiran Form dan Format Laporan

Attachment F-9: Formulir Laporan Kerusakan


Formulir ini digunakan untuk permintaan perbaikan untuk semua asset (termasuk
kendaraan!)
Proses (untuk ditambahakn di Buku Panduan)

Pelapor mengisi di nomor 2,3,4,5,6 dan 7

Pemohon menyerahkan formulir ke penanggung jawab asset.

Penanggung jawab asset mengisi noomor 1 dan tanda tangan (no.13)

Penanggung jawab asset menyerahkan formulir ke staff pelaksana

Staff pelaksana mengisi di no. 8 dan 9

Staff pelaksana mengembalikan formulir ke penanggung jawab asset

Jika masalah telah dapat diselesaikan/diperbaiki maka kepala logistic dapat


menandatanganinya (no.14) dan disimpan di arsip oleh penanggung jawab asset.

Jika masalah tidak dapat dikerjakan oleh staff pelaksana dalam PMI, maka dapat
memanggil pihak luar.

Staff pelaksana dari pihak luar mengisi di nomor. 10 dan 11

Staff pelaksana dari pihak luar menyerahkan kembali ke penanggung jawab asset.

Jika pekerjaan selesai dilakukan, kepala bagian logistic akan menandatangani (no. 14)
Untuk perhatian:

Jika menggunakan menggunakan staff pelaksana dari pihak luar, harus ada tanda
tangan Sek Jen terlebih dahulu
1.
2.
3.
4.
5.

Nomor urut laporan


Divisi pelapor
Tanggal laporan
Nama Barang
Nama pelapor

6. Deskripsi keadaan/kondisi kerusakan


7. Tanda tangan pelapor
8. Tindakan Internal-dilakukan oleh staff pelaksana
8a Telah diselesaikan
8b Akan dilanjutkan (pihak luar)
8c Keterangan
9 Tanda tangan pelaksana, nama terang
10 Tindakan External-dikerjakan oleh pihak luar
10a Telah diselesaikan
10b Akan dilanjutkan
10c Perlu dibawa ke bengkel
10d Keterangan
11 Tanda tangan pelaksana, nama jelas, nomor telephon dan nama perusahaan
12. Tanggal
13 Tanda tangan penanggung jawab aset
14 Tanda tangan Kepala Logistik

62

Lampiran

Lampiran D-10:
Dokumen Kendaraan, tentang pemakaian dan perawatan.
(Document overview vehicles, usage and maintenance)

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

63

Lampiran Form dan Format Laporan

Lampiran D-10:
Dokumen Kendaraan, tentang pemakaian dan perawatan.
(Document overview vehicles, usage and maintenance)
Dibuat oleh penangnggung jawab kendaraan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Lokasi Kendaraan
Nama Contact Person
Tahun Pembuatan
Merek kendaraan
Nomor polisi kendaraan
Tahun pembuatan
Tahun diterima, sebutkan nama pemberi jika kendaraan tersebut berasal dari
sumbangan/bantuan,
8. Harga
9. Lokasi kendaraan
10. Total km
11. Total Bahan Bahan Bakar Minyak
12. Km/Liter
13. Biaya Bahan Bakar Minyak
14. Biaya perawatan
15. Total biaya bahan bakar minyak dalam waktu satu bulan
16. Total biaya perawatan dalam kurun waktu satu bulan

<Dokumen kendaraan, pemakaian dan perawatan di laporkan ke Divisi keuangan setiap


bulan?>

64

Lampiran

Attachment D-11:
Format excel document overview assets and maintenance

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

65

Lampiran Form dan Format Laporan l SK Manual Logistik

Attachment D-11:
Format excel document overview assets and maintenance
Dibuat oleh penangnggung jawab Asset
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Nomor Urutan
Nama Contact Person
Tahun Pembuatan
Merek kendaraan
Nomor polisi kendaraan
Tahun pembuatan
Tahun diterima, sebutkan nama pemberi jika kendaraan tersebut berasal dari
sumbangan/bantuan,
8. Harga
9. Lokasi kendaraan
10.
11.
12.
13.
14.

Total km
Total Bahan Bahan Bakar Minyak
Km/Liter
Biaya Bahan Bakar Minyak
Biaya perawatan

15. Total biaya bahan bakar minyak dalam waktu satu bulan
16. Total biaya perawatan dalam kurun waktu satu bulan

<Dokumen kendaraan, pemakaian dan perawatan di laporkan ke Divisi keuangan setiap


bulan?>

66

Lampiran

KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA


NOMOR :

TENTANG
PENGELOLAAN LOGISTIK PALANG MERAH INDONESIA
PENGURUS PUSAT PALANG MERAH INDONESIA,
MENIMBANG

a. bahwa Logistik adalah salah satu fungsi vital bagi


Organisasi PMI didalam menyelenggarakan kegiatan
dan pelayanan Kepalangmerahan kepada masyarakat.
b. bahwa keberadaan Logistik PMI saat ini maksimal dan
belum dapat memberikan kontribusi terbaiknya bagi
Organisasi PMI secara optimal.
c. bahwa untuk mendukung peningkatan peran dan
fungsi logistik bagi pengembangan pelayanan PMI
yang lebih baik secara profesional dan transparan,
diperlukan manual Pengelolaan Logistik Palang Merah
Indonesia yang tidak bertentangan dengan Ketentuan
AD/ART PMI;
d. bahwa untuk memberlakukan Peraturan Organisasi
tentang Pedoman Logistik Palang Merah Indonesia,
perlu ditetapkan dengan Keputusan Pengurus Pusat
PMI.

MENGINGAT

1. Keputusan Presiden RIS Nomor 25 Tahun 1950 tentang


Pengesahan Anggaran Dasar dari dan Mengakui
sebagai Badan Hukum Perhimpunan Palang Merah
Indonesia.
2. Keputusan Presiden RI Nomor 246 tahun 1963 tentang
Perhimpunan Palang Merah Indonesia.

Manual Logistik Palang Merah Indonesia

67

Lampiran SK Manual Logistik

3. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga


Perhimpunan Palang Merah Indonesia.
4. Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI
2004 2009.
MEMPERHATIKAN

:
1. Workshop Penyusunan Manual Logistik , tanggal 26
s/d 28 Februari 2007 di Cisarua Taman Safari - Puncak,
Jawa Barat.
2. Musyawarah Kerja Nasional PMI, tanggal 9-10
November 2006.
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN

PERTAMA

Peraturan Organisasi tentang Pedoman Pengelolaan


Logistik Palang Merah Indonesia

KEDUA

Pedoman Pengelolaan Logistik Palang Merah Indonesia


seperti tersebut pada ketetapan pertama adalah sebagai
acuan dalam pengelolaan Logistik Palang Merah
Indonesia di seluruh Indonesia.

KETIGA

Surat Keputusan

ini mulai berlaku sejak tanggal

ditetapkan dengan ketentuan, bahwa segala sesuatunya


akan dirubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya, jika
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
Keputusan ini.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal,
Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Umum,

MAR'IE MUHAMMAD

68

Anda mungkin juga menyukai