Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Relationship between Weight of Rescuer and


Quality of Chest Compression During
Cardiopulmonary Resuscitation

Oleh :
Hany Zahro

G99151058

Pembimbing:
Fitri Hapsari Dewi, dr., Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI DAN TERAPI CAIRAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2016

ABSTRAK
Latar

Belakang:

Menurut

pedoman

untuk

resusitasi

cardiopulmonary (CPR), waktu rotasi untuk kompresi dada harus


sekitar

menit.

Kualitas

kompresi

dada

terkait

dengan

kebugaran fisik penyelamat, tapi ini tidak dipertimbangkan ketika


menentukan

waktu

rotasi.

memperjelas

hubungan

Penelitian

antara

berat

ini

bertujuan

badan

dan

untuk
kualitas

kompresi dada dan kelelahan fisik selama CPR yang dilakukan


oleh 18 perawat terdaftar (10 laki-laki dan 8 perempuan) dibagi
dalam grup berat badan ringan dan berat badan berat menurut
berat rata rata untuk setiap jenis kelamin di Jepang.
Metode: Lima menit kompresi dada dilakukan pada manekin
yang ditempatkan di lantai. Parameter yang diukur meliputi
kedalaman kompresi, denyut jantung, ambilan oksigen, sinyal
elektromiografi terpadu, Nilai dari tenaga yang dikeluarkan.
Kedalaman kompresi dievaluasi sesuai dengan rasio (%) dari
kompresi yang memadai (minimal 5 cm).
Hasil: Rasio kompresi yang cukup menurun secara signifikan dari
waktu ke waktu pada grup berat badan ringan. Nilai untuk
frekuensi jantung, ambilan oksigen, aktivitas otot yang ditangkap
oleh

sinyal

elektromiografi

terintegrasi,

dan

tenaga

yang

dikeluarkan secara signifikan lebih tinggi pada grup berat badan


ringan daripada grup berat badan berat.
Kesimpulan:

Kompresi

dada

menyebabkan

peningkatan

kelelahan antara grup berat badan ringan, yang akibatnya


menghasilkan penurunan secara bertahap kualitas kompresi

dada. Hasil ini menunjukkan bahwa individu dengan berat badan


rendah harus rotasi pada interval 1 menit untuk menjaga CPR
kualitas tinggi dan dengan demikian meningkatkan tingkat
ketahanan hidup dan hasil akhir neurologis dari korban serangan
jantung.

Latar Belakang
Cardiopulmonary

resuscitation

(CPR)

merupakan

serangkaian tindakan menyelamatkan nyawa secara terintegrasi


melalui

kompresi

dada

dan

pemberian

pernapasan

untuk

mengoptimalkan sirkulasi dan oksigenasi yang meningkatkan


kemungkinan bertahan hidup setelah serangan jantung [1,2].
American Heart Association (AHA) tahun 2010 mengeluarkan
pedoman untuk CPR dan emergency cardiovascular care (ECC)
yang menyatakan bahwa semua penyelamat, terlepas dari
pendidikan, harus memberikan kompresi dada untuk korban
serangan jantung[1]. Mempersiapkan kompresi dada dini yang
efektif untuk korban meningkatkan kemungkinan kelangsungan
hidup dan hasil neurologis yang lebih menguntungkan [3-6].
Kompresi

dada

yang

tidak

terputus

menyebabkan

kelelahan fisik pada penyelamat dan kedalaman kompresi dada


yang tidak adekuat [7,8]. Pedoman saat ini menekankan
pentingnya mendorong keras dan cepat dan meminimalkan
interupsi selama kompresi [1]. Karena itu, mengikuti panduan ini
akan mengakibatkan penurunan yang cepat pada kualitas
kompresi dada. Jika lebih banyak penyelamat tersedia, mereka
harus merotasi orang yang melakukan kompresi setiap 2 menit.
Meskipun kualitas kompresi dada terkait dengan kebugaran fisik
penyelamat [9-11], pedoman tidak mempertimbangkan hal ini
ketika menentukan waktu rotasi.

Sebagian besar serangan jantung di rumah sakit disaksikan


oleh perawat [12], yang memegang peran penting dalam
keadaan

darurat

tersebut

untuk

menerapkan

CPR

awal.

Kebanyakan institusi mengharuskan perawat dilatih bantuan


hidup dasar, karena kompetensi keperawatan dalam CPR secara
kritis mempengaruhi hasil dari serangan jantung [13]. Jumlah
total perawat praktik di Jepang selama 2011 adalah 1.027.337,
sekitar 95% di antaranya adalah perempuan [14] dan sekitar
setengah dari mereka yang berusia 20-an atau 30-an. Setiap
individu di rumah sakit harus mampu memberikan kompresi
dada dengan kualitas terbaik tanpa dipengaruhi tipe fisiknya.
Oleh karena itu, penggunaan waktu rotasi yang lebih banyak dari
waktu rotasi biasanya, mengingat fisik dari penyelamat harus
dipertimbangkan untuk memastikan yang paling efektif dalam
memberikan kompresi dada. Kualitas kompresi dada positif
berkorelasi dengan tinggi penyelamat[10], tetapi korelasi dengan
berat badan penyelamat belum terbukti. Fisik orang Jepang
umumnya lebih kecil dari Eropa dan Amerika dan meskipun berat
badan penyelamat mungkin mempengaruhi kualitas kompresi
dada, waktu rotasi harus ditentukan sesuai dengan fisik yang
lebih kecil.
Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi korelasi
antara kualitas kompresi dada dan berat badan serta kelelahan
fisik penyelamat. Kami mengemukakan bahwa jumlah waktu
rotasi yang diperlukan untuk memberikan kompresi dada yang
paling efektif diberikan oleh orang dengan berat badan rendah
harus dikurangi agar memberikan lebih banyak resusitasi jantung
paru yang efektif untuk memastikan hasil optimal bagi korban
serangan jantung.

Metode
Peserta
Studi ini mengikutsertakan 18 perawat (laki-laki = 10;
perempuan=8) yang sudah terdaftar sebagai pekerja di unit
gawat darurat, intensive care,atau unit penyakit kardiovaskuler
yang memiliki sertifikat terbaru dalam bantuan hidup dasar dan
sudah pernah melakukan CPR di rumah sakit. Diantara mereka
tidak ada yang mempunyai masalah muskuloskeletal atau
mobilitas fungsional. Semua dari mereka sudah menyetujui
syarat tertulis dengan informed consent untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini, yang mana sudah di setujui oleh akademi
keperawatan

prefektur

Mie.

Informasi

yang

dikumpulkan

meliputi jenis kelamin, pengalaman klinis, tinggi badan, berat


badan, indeks massa tubuh dan kebiasaan berolahraga (tabel 1).
Tidak ada satupun perawat yang terbiasa berolahraga.

Protokol
Protokol penelitian ini terdiri atas istirahat dan kompresi
dada dengan urutan itu masing-masing 5 menit (Gambar 1).
Perawat melakukan kompresi dada sampai mereka bisa secara
konsisten menerapkan kedalaman minimal 5 cm dalam kompresi.
Selama 5 menit periode istirahat, mereka tetap duduk dengan
mata tertutup menggunakan penutup mata, elektromiografi
(EMG) dan elektrokardiografi (EKG). Lima Menit kompresi dada

kemudian dilakukan pada Resusci Anne Skillreporter (Laerdal


Medical Corporation, Stavanger, Norwegia) yang ditempatkan di
lantai tanpa umpan balik audiovisual (Gambar 2). Mereka dapat
mempertahankan kecepatan kompresi 100 kali/ menit dengan
mengikuti metronom [15]. Pada akhir dari kompresi dada mereka
memulihkan diri dengan posisi tubuh yang nyaman.

Pengumpulan Data
Kedalaman kompresi (KK) dicatat oleh masing-masing
peserta yang melakukan CPR pada Resusci Anne Skill Reporter.
Frekuensi jantung diukur saat istirahat dan selama kompresi dada
menggunakan Life Scope 8 (NIHON KOHDEN Co., Tokyo, Jepang).
Ambilan oksigen (VO2) selama kompresi dada secara terusmenerus diukur menggunakan VO2000 (S&ME Co., Raleigh, NC,
USA). Permukaan elektromiografi menangkap data dari biceps
brachii, triceps brachii, trapezius, erector spinae, muskulus

oblique external, muskulus rectus abdominal, rectus femoris, dan


biceps femoris selama kompresi dada [16,17]. Dua elektroda
dilekatkan pada bagian terbesar pada tiap-tiap otot dengan jarak
antar elektroda 2,5 cm. Kulit digosok dan dibersihkan dengan
alkohol

sebelum

dilekatkan

elektroda

untuk

meminimalkan

impedansi. Analog frekuensi jantung dan sinyal EMG diambil


sampelnya

menggunakan

AD16-16(PCI)

A/D

converter

(CONTEC CO. Ltd., Osaka, Japan) pada 3 KHz, dan disimpan


dalam

komputer

pribadi

menggunakan

sistem

G1

Analog

Recorder Pro Ver. 1.60 (Sistem G1, Aichi, Jepang). Penilaian


terhadap tenaga yang dikeluarkan (rating of perceived exertion /
RPE) dinilai menggunakan skala 15 titik Borg (antara 6-20).
Evaluasi
Perawat-perawat ditempatkan pada grup berat badan
ringan (5 laki-laki dan 4 perempuan) dan berat badan berat (5
laki-laki dan 4 perempuan) berdasarkan rata-rata berat badan
untuk masing-masing jenis kelamin di Jepang (18). Kedalaman
Kompresi dievaluasi berdasarkan rasio (%) terhadap kecukupan
kompresi (minimal kedalaman 5 cm) per 30 detik(19). Frekuensi
jantung dan VO2 dievaluasi selama kompresi dada berdasarkan
perubahan dari nilai dasar awal setelah istirahat. Sinyal EMG
gelombang penuh diperbaiki dan diintegrasikan selama periode
30 detik dalam kompresi dada untuk menentukan aktivitas otot.
Kelelahan fisik ditentukan berdasarkan penyesuaian terhadap
skala

penilaian terhadap tenaga

yang dikeluarkan selama

kompresi dada setiap menit.


Analisis Statistik
Perbandingan penilaian aktivitas otot (EMG) antara grup
berat bdan ringan dan berat menggunakan independent-sample
t tests dan analisis perbedaan satu arah. Rasio kecukupan

kompresi meliputi nilai frekuensi jantung, VO2 dan RPE dianalisis


menggunakan Mann-Whitney U test,

Friedman test, dan

Wilcoxon sign rank test. Semua data secara statistik dianalisis


menggunakan SPSS/PASW Statistics Ver. 18.0 (IBM, Armonk, NY,
USA). Nilai signifikan ditetapkan pada angka 0.05.
Hasil
Peserta
Rata-rata berat badan dan IMT dari grup ringan dan berat
secara signifikan berbeda (50,6 6,5 vs 68,0 7,5 kg,18,2
1,6 vs 24,4 2,8 kg / m2, P <0,001; Tabel 2), sedangkan usia,
pengalaman klinis, tinggi, HR, dan VO2 saat istirahat tidak
berbeda secara signifikan. Semua peserta mampu menerapkan

kompresi dada untuk 5 menit.


Kedalaman Kompresi
Rasio median (%) kecukupan kompresi untuk masingmasing interval 30 detik oleh grup ringan dan berat berturutturut 77,4 sampai 0,0 dan 98,1 sampai 77,3 (Gambar 3). Rasio
kecukupan kompresi diterapkan oleh grup ringan tidak berkurang
secara signifikan, namun secara signifikan menurun dari detik

150, 180, 210, 240, 270 dan 300 (P=0.028). Nilai secara
signifikan berbeda pada detik 90, 150, 180, 210, 240, 270, dan
300 (P= 0.027, 0.049,

0.049, 0.035, 0.035, 0.022, 0.035

berturut-turut) antara kedua grup.

Frekuensi Jantung atau Heart Rate (HR)


Nilai

median

dari

HR

(bpm)

pada

kompresi

dada

dibandingkan dengan saat istirahat untuk setiap interval 30 detik


yang berkisar dari 134,3-109,9 dan 118,2-97,2 dalam grup ringan
dan berat, masing-masing (Gambar 4). Nilai-nilai ini secara
signifikan berbeda antar grup pada detik ke 60, 90, 120,150,
180, 210, 240, dan 270 (P = 0,043, 0,020, 0,008,0,008, 0,013,
0,029, 0,029, 0,043, masing-masing) selama kompresi dada.

Ambilan Oksigen
Nilai median dari VO2 (ml/kg/ menit) untuk kompresi dada
dibandingkan dengan saat istirahat setiap interval 30 detik
berkisar dari 16,3 sampai 8,9 dan 12,9 sampai 7,6 pada masingmasing grup ringan dan berat bertutrut-turut (Gambar 5). Nilai
secara signifikan berbeda antara kedua grup selama kompresi
dada pada detik ke 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, and 300 (P
= 0.005, 0.020, 0.014, 0.007, 0.007, 0.014, 0.005, 0.020,
masing-masing).

Aktivitas Otot

Rata-rata nilai aktivitas otot yang terlihat pada EMG (mV)


pada

muskulus

trapezius,erector

spinae,

musculus

oblique

externus, musculus rectus abdominaal dan rectus femoris secara


signifikan berbeda antara kedua grup ringan maupun berat (tabel
3), dimana pada musculus biceps brachii, triceps brachii, dan
biceps femoris tidak secara signifikan berbeda pada kedua grup.
Nilai aktivitas otot tidak berubah secara signifikan setelah detik
ke 30 pada masing-masing grup.

Rating of perceived exertion


Nilai median

pada RPE untuk masing-masing interval 1

menit berkisar dari 17.5 sampai 1.0 dan 15.0 sampai 11.0 pada
grup ringan dan berat (Gambar 6). RPE secara signifikan
meningkat nilainya setelah menit pertama pada menit ke 2, 3, 4
dan 5 pada kedua grup. Nilai secara signifikan berbeda antara

kedua grup ppada menit ke 2, 3, 4 dan 5 (P = 0.014, 0.010,


0.021, 0.018, berturut-turut).

Diskusi
Kualitas kompresi dada yang diberikan selama CPR dengan
hanya seorang diri mengalami penurunan seiring waktu [13,8,16,19,20]. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa kualitas
kompresi dada pada grup berta badan ringan berubah seperti
yang sudah diutarakan [7,8] dan grup ini menjadi lebih mudah
lelah setelahnya.
Kompresi dada membutuhkan kekuatan untuk diterapkan
dari sebuah titik yang secara vertikal diatas sternum sampai
kedalaman 5 cm. Jumlah kekuatan yang dibutuhkan untuk
menekan sternum sampai 5 cm kira-kira 500 N [21-23]. Kekuatan
kompresi dada selama CPR dihasilkan dari gravitasi dan gaya
putar fleksi panggul [16]. Hal itu mengakibatkan kekuatan
kompresi dada ditimbulkan dengan meluruskan bagian atas
tubuh kebawah oleh gravitasi [16] dan gaya putar ekstensi
panggul

untuk

dekompresi

tubuh

yang

mana

menahan

kelembaman gaya gravitasi. Waktu bekerja pada vertebrae

lumbalis merupakan beban yang dihasilkan oleh otot selama


kompresi dada [24].
Grup berat badan ringan menghasilkan kekuatan yang
diperlukan untuk menekan dengan memanfaatkan trapezius,
rectus

abdominal, eksternal oblique,

dan musculus

rectus

femoris. Saat dekompresi, kekuatan masuk ke dalam spinae


erector, yang adalah antagonis kompresi, dan ini mungkin
menjelaskan peningkatan kelelahan fisik dalam grup berat badan
ringan dibandingkan dengan grup berat badan berat.
Untuk alasan ini, penyelamat dengan berat badan lebih
ringan cepat menjadi secara subjektif dan objektif lelah di saat
hanya sendiri melakukan CPR, dan kualitas kompresi dada
dengan cepat memburuk. Selanjutnya, salah satu peserta kami
ada

yang tidak mampu untuk menekan sternum dengan

kedalaman 5 cm dari awal penelitian. Entah pembekalan atau


umpan

baliksaja

akan

meningkatkan

kualitas

CPR,

tetapi

kombinasi yang baik akan meningkatkan kinerja yang lebih


efektif [25]. sebuah umpan balik perangkat audiovisual CPR telah
terbukti meningkatkan kualitas kompresi dada yang diberikan
oleh perawat rumah sakit yang berpengalaman dalam situasi
simulasi [26]. Kami tidak menggunakan umpan balik peragkat
audiovisual

dalam

penelitian

ini

dan

diasumsikan

beberapa peserta dalam grup beratbadan ringan

bahwa

sudah lupa

terhadap apa yang telah mereka pelajari saat berlatih kompresi


dada sebelum memulai percobaan.
Di sisi lain, grup berat badan berat mempertahankan rasio
kompresi yang memadai > 70% selama 5 menit. Grup ini mampu
menghasilkan gaya tekan yang cukup tanpa harus melibatkan
kekuatan otot dari tubuh atau paha, tidak seperti grup berat

badan ringan. Kompresi dada oleh grup berat badan berat


memanfaatkan berat penyelamat sebagai gaya tekan. Kebugaran
fisik yang baik dan tinggi dari penyelamat berkorelasi positif dan
secara independen terhadap jenis kelamin dengan kualitas
kompresi dada [10,11]. Data kami setuju dengan temuan ini.
Grup berat badan berat bisa menggunakan berat badan mereka
untuk memberikan kompresi dada tanpa menjadi cepat lelah,
menunjukkan bahwa berat penyelamat merupakan elemen
penting dari kompresi dada yang efektif.
Kompresi

dada

yang

efektif

sangat

penting

untuk

menimbulkan aliran darah selama CPR. Untuk alasan ini semua


pasien dalam serangan jantung harus menerima kompresi dada
[1].Untuk memberikan kompresi dada yang efektif, penolong
harus mendorong keras dan mendorong cepat. Hal ini wajar bagi
orang awam dan penyedia layanan kesehatan untuk menekan
dada orang dewasa pada frekuensi minimal 100 kompresi per
menit dengan kedalaman kompresi setidaknya 5 cm [1].
Kompresi dada di rumah sakit sering tidak cukup bahkan ketika
diterapkan oleh staf medis [27]. Menurut pedoman, waktu rotasi
untuk kompresi dada harus sekitar 2 menit, terlepas dari tipe
fisik. Namun, fitur fisik penyelamat harus dipertimbangkan untuk
menghasilkan dan mempertahankan kualitas CPR yang tinggi.
Sehubungan

dengan

waktu

rotasi

untuk

kompresi

dada

khususnya, indeks dapat dibangun dengan menggunakan berat


badan penyelamat sebagai salah satu faktor. Penelitian ini
menunjukkan bahwa tim penyelamat dengan berat badan rendah
harus dirotasi setiap menit untuk menjaga CPR yang efektif.
Kesimpulan

Grup berat badan ringan menjadi cepat lelah selama


memberikan kompresi dada, yang secara bertahap menurunkan
kualitas kompresi. Di sisi lain, kelompok berat badan berat bisa
menerapkan kompresi dada yang efektif selama 5 menit. Berat
badan penyelamat merupakan faktor penting dalam kualitas
kompresi dada. Rasio kompresi yang memadai secara signifikan
berbeda setelah 1 menit, menyarankan bahwa individu dengan
berat badan ringan harus rotasi tiap interval 1 menit.

Anda mungkin juga menyukai