A. Latar Belakang
Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian dari sekian
banyak sumber potensi yang mendukung keberhasilan organisasi, sumber daya
manusia (SDM) menjadi kunci utamanya. SDM dimaksud adalah mereka yang
memiliki komitmen yang konsisten dalam memotivasi diri pada level tertentu untuk
berprestasi seduai dengan tugas pokok dan fungsinya. Motivasi pada prinsipnya
merupakan kemudi yang kuat dalam membawa seseorang melaksanakan kebijakan
manajemen yang biasanya terjelma dalam bentuk perilaku antusias, beorientasi pada
tujuan, dan memiliki target kerja yang jelas baik secara individual maupun
kelompok. Motivasi dalam dunia kerja biasanya diberikan oleh pemimpin tempat
kerja itu kepada para bawahannya. Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan
(Hasibuan, 1996:20).
Menurut Faustino Cardoso Gomes (2003:179), pegawai yang bermotivasi
adalah pegawai yang perilakunya diarahkan kepada tujuan organisasi dan aktivitas
aktivitasnya tidak mudah terganggu oleh gangguan gangguan kecil, sedangkan
pegawai yang tidak bermotivasi menurut para manajer adalah mereka yang mungkin
termasuk dalam salah satu dari tiga hal ini, perilaku pegawai tidak memperlihatkan
1
goal directed, tidak diarahkan pada tujuan yang bernilai bagi organisasi, dan pekerja
tidak berkomitmen terhadap tujuan dan karenanya mudah terganggu dan menuntut
pengawasan yang tinggi.
Memotivasi ini sangat sulit, karena pemimpin sulit untuk mengetahui
kebutuhan (needs) dan keinginan (wants) yang diperlukan bawahan dari hasil
pekerjaannya itu. Orang- orang mau bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan (fisik dan mental), baik itu kebutuhan yang disadari maupun kebutuhan
yang tidak disadari. Kebutuhan (needs) setiap orang adalah sama misalnya setiap
orang butuh makan dan minum, tetapi keinginan (wants) dari setiap orang berbeda
tidak sama karena dipengaruhi oleh selera, kebiasaan dan lingkungannya.
Pemimpin dalam memotivasi ini harus menyadari, bahwa orang akan mau bekerja
keras dengan harapan, ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan- keinginan
dari hasil pekerjaannya (Shinta, 2014:2).
Motivasi pegawai ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri.
Motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja dalam
organisasi. Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri
karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai kinerja maksimal. Sikap mental
pegawai haruslah memiliki sikap mental yang siap sedia secara psikofisik (siap
secara mental, fisik, situasi dan tujuan). Artinya, pegawai dalam bekerja secara
mental siap, fisik sehat, memahami situasi dan kondisi serta berusaha keras
mencapai target kerja.
penghargaan yang telah diraih oleh Kelurahan ini seperti Juara 1 Kelurahan Terbaik
se-Kota Tanjungpinang pada tahun 2015, kemudian Juara 1 Kelurahan Terbaik seKepulauan Riau 2015 serta menjadi perwakilan Kepulauan Riau untuk mengikuti
Lomba Kelurahan Terbaik Tingkat Nasional (www.sinarpelangionline.com dikutip
31 januari 2015).
Sondang P. Siagian (2002:75) berpendapat bahwa pemimpinlah yang
bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan suatu pekerjaan. Oleh karena
itu, pemimpin memiliki tanggung jawab untuk memotivasi bawahannya sehingga
dapat bekerja dengan giat. Karena pegawai adalah individu yang memiliki
keterbatasan maka peranan pemimpin dalam mengatasi masalah dan keterbatasan
mereka sangat diperlukan. Dengan itulah diharapkan pegawai dapat lebih giat
bekerja karena adanya perhatian dari pemimpinnya. Untuk meningkatkan kinerja
pegawai, seorang pimpinan memiliki peranan dalam memotivasi kerja pegawai.
Sehingga semangat kerja mereka dapat meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti topik
mengenai motivasi dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai. Dan selanjutnya
ingin mengevaluasi bagaimana dan sejauh mana tindakan yang dilakukan oleh
instansi tersebut dalam rangka memotivasi pegawainya. Dan penulis memilih
Kantor Kelurahan Bukit Cermin sebagai objek penelitian ini karena Instansi tersebut
dinilai cukup memenuhi syarat untuk tujuan penelitian.
Dengan alasan tersebut diatas penulis memilih judul penelitian yang penulis
tuang dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai di Kelurahan Bukit Cermin Kota Tanjungpinang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian
yang lebih mendalam supaya mendapat jawaban yang jelas. Seperti yang telah
dijelaskan dilatar belakang bahwa untuk meningkatnya kinerja Pegawai sangat
dipengaruhi oleh motivasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan yaitu Bagaiamana Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Di Kelurahan Bukit Cermin Kota Tanjungpinang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Untuk mengetahui motivasi kerja di Kelurahan Bukit Cermin Kota
Tanjungpinang.
2. Untuk mengetahui kinerja pegawai di Kelurahan Bukit Cermin Kota
Tanjungpinang.
3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja dan kinerja di Kelurahan Bukit
Cermin Kota Tanjungpinang.
Adapun Kegunaan Penelitian:
mencapai tujuan organisasi maupun pegawai itu sendiri. Sikap mental pegawai yang
pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya
untuk mencapai kinerja maksimal.
Dalam Winardi (2001:4), ada defenisi yang mengatakan bahwa motivasi
berhubungan dengan Pertama, Pengarahan perilaku. Kedua, Kekuatan reaksi (upaya
kerja), setelah seorang karyawan telah memutuskan arah tindakan-tindakan tertentu.
Ketiga, Persistensi perilaku, berapa lama orang yang bersangkutan melanjutkan
pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu.
Selanjutnya Moekijat (2002:150) mengatakan ada beberapa indikator penting
yang dapat menumbuhkan motivasi kerja bagi karyawan atau pegawai dalam
pelaksanaan pekerjaannya, yaitu penghargaan, pengembangan, kesempatan
berkarier, menempatkan pekerja pada tempat yang tepat.
Selanjutnya menurut Robert Kreiner dan Angelo Kinicki dalam Wibowo
(2011:391) untuk meningkatkan kegairahan pegawai tentu melalui motivasi yang
tinggi, motivasi itu dapat diperoleh melalui:
a. Kebutuhan (Needs) adalah hasrat atau keinginan yang akan dicapai oleh pegawai.
b. Desain Pekerjaan (Job Design) adalah mengubah proses pekerjaan spesifik untuk
meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja.
c. Kepuasan (Satisfaction) adalah respon bersifat mempengaruhi terhadap berbagai
segi pekerjaan seseorang.
a) Kinerja merupakan seperangkat hasil kerja yang dicapai dan merujuk pada
tindakan pencapaian serta pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta.
b) Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri
pekerja.
c) Kinerja dipengaruhi oleh tujuan.
d) Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk
menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya.
e) Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang
diberikan.
f) Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas
serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja
dinyatakan baik dan suskes jika yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
g) Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan merupakan salah satu tolak ukur
kinerja individu, yakni : (1) tugas individu; (2) perilaku individu; dan (3) ciri
individu.
h) Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik
yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun perusahaan.
i) Kinerja sebagi fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A)< motivasi
atau motivation (M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = f
(A x M x O ). Artinya : kinerja merupakan fungsi dari bentuk kemampuan,
motivasi, dan kesempatan (Siregar, 2014).
11
12
13
14
4. Jenis Data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu:
a) Data Primer yaitu data yang diperoleh lansung dari objek yang akan diteliti
(responden).
b) Data Skunder yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu
(Suyanto dan Sutinah, 2008:55-56).
5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Adapun teknik dan alat yang digunakan dalam penelitian ini, penulis mengguna
teknik atau alat sebagai berikut:
1) Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013:142).
2) Observasi
Cartwright dan Cartwright mendefenisikan observasi sebagai suatu proses melihat,
mengamati perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu (Herdiansyah,
2010:131).
G. Teknik Analisa Data
Dalam rangka analisis data penulis terlebih dahulu mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, baik data primer maupun skunder. Analisis ini
memakai kuantitatif dengan menggunakan statistical product and service solution
16
(SPSS) 21 for windows. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan tahap-tahap sebagai berikut:
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
dalam suatu instrument, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrument yang
digunakan dalam suatu penelitian. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang
diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan (r tabel) maka instrument dikatakan
valid, dan apabila r hitung > r tabel maka instrument dikatakan tidak valid.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat ukur yang mengukur kuisioner yang merupakan alat
pengukuran konstruk atau variabel, suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu
kewaktu.
Menurut Siregar (2013: 55) mengatakan reliabilitas adalah untuk mengetahui
sejauh mana hasil penukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang
sama pula. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendesius atau mengarahkan
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Untuk mengetahui reliabel
atau tidaknya maka penulis menggunakan metode alpha cronbach.
17
Keterangan:
X : Skor variabel (jawaban responden)
Y : Skor total dari variabel (jawaban responden)
n : Jumlah responden
: Jumlah keseluruhan variabel
Kriteria kuesioner (instrumen penelitian) valid atau tidak valid, yakni:
a. Jika r hitung > r tabel, maka butir soal disebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir soal disebut tidak valid
d) Koefisien Determinan
18
keterangan:
r = Koefesien korelasi antara variable x dengan variable Y dari data yang diamati,
derajat kebebasan (dk) n-2
n = Jumlah responden
e) Regresi Sederhana
Menurut Siregar (2013: 284) regresi sederahan merupakan suatu alat yang
digunkan dalam memprediksi permintaan di massa akan datang berdasarkan data
massa lalu atau untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (independent)
terhadap satu variabel tak bebas (dependent). Persamaan regresi dirumuskan:
Y= a + b. X
Keterangan:
19
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan ini terdiri dari lima bab yang terdiri dari
beberapa sub bab, yang diantaranya sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Dalam Bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, perumasan masalah,
tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teoritis, konsep operasional dan
pengukuran, metode penulisan dan sistimmatika penulisan.
20
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-buku
Hasibuan, Malayu. 1996. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
21
23