Jtptunimus GDL Kustini 5715 3 Babii
Jtptunimus GDL Kustini 5715 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Retinopati
Definisi Retinopati
Retinopati adalah kelainan pembuluh darah yang menuju ke mata berupa perdarahan, tidak
adekuatnya pasokan darah dan penyumbatan pembuluh darah.
Akibat yang serius adalah kerusakan retina, yang kadang-kadang menetap dan menyebabkan
penurunan fungsi penglihatan bahkan kebutaan.[5]
Klasifikasi Retinopati
a.
Retinopati Diabetik
1)
Definisi
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita
diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama berupa aneurismata, melebarnya vena,
perdarahan dan eksudat lemak.[3]
Penderita
menderita lebih dari 5 tahun. Bila seseorang telah menderita DM lebih 20 tahun maka biasanya
telah terjadi kelainan pada selaput jala / retina.[1]
Retinopati diabetes dapat menjadi agresif selama kehamilan, setiap wanita diabetes yang
hamil harus diperiksa oleh ahli optalmologi/ dokter mata pada trimester pertama dan kemudian
paling sedikit setiap 3 bulan sampai persalinan.[8]
2)
Retinopati
dan
merupakan ciri PDR dan bersifat rapuh serta mudah pecah sehingga sewaktu-waktu dapat
berdarah kedalam badan kaca yang mengisi rongga mata, menyebabkan pasien mengeluh
melihat floaters (bayangan benda-benda hitam melayang mengikuti penggerakan mata) atau
mengeluh mendadak penglihatannya terhalang.[4]
3)
Pada Diabetes juvenile yang insulin dependent dan kehamilan dapat merangsang
prognosis.
c)
e)
Diabetes Mellitus
Definisi
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi
atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh
darah.[10]
Etiologi
Kekurangan produksi insulin (baik absolut maupun relatif terhadap kebutuhan tubuh),
produksi insulin rusak (ini jarang), atau ketidakmampuan sel untuk menggunakan insulin
dengan baik dan efisien merupakan penyebab hiperglikemia dan diabetes. Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) atau diabetes tergantung
insulin
destruktif sel B pulau longerhans akibat proses auto imun. Sedangkan Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM) atau diabetes mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI)
disebabkan kegagalan relatif sel B dan resisistensi insulin. Resistensi Insulin adalah turunnya
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati.[5,11]
c)
Klasifikasi DM
(3)
(a)
4)
5) DNA Mitochondria
(b)
(c)
(d)
Endrokrinopati
Akromegali, sindrom cushing, feokromisotoma, hipertirodisme, somatosta tinoma,
aldosteronoma
(e)
(f)
Diabetes Kehamilan.[10]
Gejala dan Tanda-tanda Penyakit DM
Gejala dan tanda-tanda penyakit DM dapat digolongkan menjadi gejala akut
dan gejala kronik
(1)
Gejala Akut
(a) Pada permulaan gejala ditunjukkan dengan :
Banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia) dan banyak kencing (poluria)
atau disingkat 3P. Dalam fase ini biasanya penderita menunjukkan berat badan yang
terus naik bertambah gemuk, karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi.
(b)
Bila keadaan tersebut tidak cepat diobati, lama kelamaan timbul gejala
yang disebabkan
(Polidipsia dan Poliuria) dan beberapa keluhan lain seperti nafsu makan mulai
berkurang, bahkan kadang-kadang timbul rasa mual jika kadar glukosa darah melebihi
500 mg / dl disertai : banyak minum, banyak kencing, berat badan turun dengan cepat
(bisa 5-10 kg dalam 2- minggu), mudah lelah, bila tidak cepat diobati akan timbul rasa
mual, bahkan penderita akan jatuh koma (tidak sadarkan diri).
(2)
Gejala Kronik
(a)
Kesemutan
(b)
(c)
Kram
(d)
(e)
Rasa tebal dikulit sehingga kalau berjalan seperti diatas bantal atau kasur
Capai
(f)
Mudah Mengantuk
(g)
Mata Kabur
(h)
(i)
(j)
Pada Ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam
(1)
Komplikasi Akut
Komplikasi akut meliputi koma hipoglikemia, ketoasidosis diabetika (DKA) dan koma
hiperosmolar non ketotik.[9]
(2)
Komplikasi Kronis
(a)
Retinopati diabetik
Terjadi pada pasien yang mempunyai diabetes setidaknya 5 tahun. Pendarahan
spontan dari pembuluh darah baru tapi rapuh dapat menyebabkan parut retina dan
pelepasan retina sehingga terjadi gangguan penglihatan.
2) Kerusakan ginjal
Diawali penyakit pembuluh darah kecil pada ginjal menyebabkan perlekatan protein
pada urine. Setelah itu ginjal akan kehilangan kemampuannya untuk membersihkan
dan menyaring darah. Penumpukan produk buangan beracun dalam darah
menyebabkan perlunya dialysis / cuci darah
Bukan
Belum
DM
Pasti DM
DM
110-199
200
Sewaktu (mg/dl)
90-199
200
110-125
126
Puasa (mg/dl)
90-109
110
Retinopati Hipertensi
Definisi
Retinopati Hipertensi (hypertensive retinopathy) adalah kerusakan pada retina akibat
tekanan darah tinggi. Retinopati Hipertensi adalah kelainan-kelainan retina dan pembuluh darah
retina akibat tekanan darah tinggi. Kelainan pembuluh darah dapat berupa penyempitan umum atau
setempat, percabangan pembuluh darah yang tajam, fenomena crossing atau sklerose pembuluh
darah. Kelainan pembuluh darah ini dapat mengakibatkan kelainan pada retina yaitu retinopati
hipertensi.Retinopati hipertensi dapat berupa perdarahan atau eksudat retina yang pada daerah
makula dapat memberikan gambaran seperti bintang (star figure).[1,5]
Sejak tahun 1990, beberapa penelitian epidemiologi telah dilakukan pada sekelompok
populasi penduduk yang menunjukkan gejala retinopati hipertensi dan didapatkan bahwa kelainan
ini banyak ditemukan pada usia 40 tahun ke atas.[14]
2)
Etiologi
Ketika tekanan darah menjadi tinggi, seperti pada Hipertensi, retina menjadi rusak. Bahkan
Hipertensi ringan bisa merusak pembuluh darah retinal jika tidak segera diobati dalam setahun.
Hipertensi merusak pembuluh darah kecil pada retina, menyebabkan dinding retina menebal dan
dengan demikian mempersempit pembuluh darah terbuka dan mengurangi suplai darah menuju
retina. Potongan kecil pada retina bisa menjadi rusak karena suplai darah tidak tercukupi.
Sebagaimana perkembangan Retinopati Hipertensi (Hypertensive retinopathy), darah bisa bocor ke
dalam retina. Perubahan ini menyebabkan kehilangan penglihatan secara bertahap, terutama jika
mempengaruhi macula, bagian tengah retina.[15]
Klasifikasi Retinopati Hipertensi
Klasifikasi Retinopati hipertensi menurut Scheie, sebagai berikut :
(1)
Stadium I
(2)
Stadium 2
setempat sampai seperti benang, pembuluh darah arteri tegang, membentuk cabang keras.
(3)
Stadium 3
terjadi akibat diastole di atas 120 mmHg, kadang-kadang terdapat keluhan berkurangnya
penglihatan.
(4)
Stadium 4
disertai keluhan penglihatan menurun dengan tekanan diastole kira-kira 150 mmHg.[1]
Hipertensi
(1)
Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90
mmHg, atau bila pasien memakai obat anti Hipertensi.[11]
(2)
Etiologi
Penyebab Hipertensi yang sering kali menjadi penyebab di antaranya arteriosklerosis
(penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan,
bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan
sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stres, dan
ketegangan bisa menyebabkan juga Hipertensi.[16]
Berdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
(a)
disebut juga Hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 90% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem
renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraselular, dan faktorfaktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.
(b)
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko Hipertensi antara lain :
(a)
terkena Hipertensi
3)
penyakit jantung koroner. Peningkatan tekanan darah ditunjang oleh pemekatan darah
dan penyempitan pembuluh darah perifer akibat dari kandungan bahan kimia, terutama
gas karbon monoksida dan nikotin serta zat kimia lain yang terdapat didalam rokok
4)
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi sistolik terisolasi adalah Hipertensi dengan tekanan sistolik sama atau lebih
dari 160 mmHg, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90%. Keadaan ini berbahaya dan memiliki
peranan sama dengan Hipertensi diastolik, sehingga harus diterapi.[11]
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi mennurut WHO. [11]
Klasifikasi
Sistolik(mmHg)
Normotensi
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi sedang dan berat
Hipertensi sistolik terisolasi
Hipertensi sistolik perbatasan
(5)
Diastolik(mmHg)
<140
140-180
140-160
>180
>140
140-160
<90
90-105
90-95
>105
<90
<90
jantung.[15]
B.
Faktor Risiko
Faktor yang diperkirakan penting dalam perkembangan retinopati termasuk :
1
Kerangka teori
Tipe DM :
DM tipe 1
DM tipe 2
DM tipe lain
DM kehamilan
Faktor Genetik :
Usia, etnis,
keturunan
Hipertensi
Faktor Lingkungan:
Diet, obesitas,
merokok
Kejadian
Retinopati
DM tak
terkontrol
Diabetes Mellitus
Lama
menderita
DM
D.
Kerangka Konsep
Variabel Bebas
Hipertensi
Variabel Terikat
DM Tak terkontrol
Kejadian Retinopati
Lama Menderita
DM
Gambar 2.2 : Kerangka Konsep
E.
Hipotesis.
1. Ada hubungan antara Hipertensi dengan kejadian Retinopati
2. Ada hubungan antara DM tak terkontrol dengan kejadian Retinopati.
3. Ada hubungan antara lama menderita DM dengan kejadian Retinopati.