(135020301111020)
(135020301111023)
(135020301111049)
(135020307111072)
menentukan ketidaksesuaian
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
meningkatkan produktivitas
8.
sertifikasi organisasi
2.
3.
perencanaan audit
2.
teknik audit
3.
4.
pastikan audit berfokus pada penemuan fakta berkaitan dengan kelemahan yang masih
terjadi dan peningkatan berkelanjutan
2.
audit harusnya digunakan sebagai alat organisasi secara luas dalam meningkatkan
kualitas baik sistem, proses, maupun hasil yang ditetapkan
3.
audit harus dipandang sebagi suatu relevan dan memberikan nilai baik bagi individu,
manajer, maupun perusahaan secara keseluruhan
4.
5.
6.
untuk memastikan konsistensi pendekatan, lebih baik menetapkan sstu tim untuk
mengaudit suatu area tertentu pada waktu tertentu
7.
mengangkat koordinator atau fasilitator audit yang tidak harus dijabat oleh staf penuh
waktu, mungkin tugas tersebut dapat ditangani oleh manajer kualitas.
8.
MANAJEMEN KUALITAS
ISO 9001:2001 mendasar manajemen kualitas pada 8 prinsip manajemen kualitas yang terdiri
dari:
1.
2.
kepemimpinan
3.
keterlibatan SDM
4.
pendekatan proses
5.
6.
7.
8.
LANGKAH-LANGKAH AUDIT
Mengadopsi model PDSA (plan-do-study-act)yang dipopulerkan oleh deming, audit system
manajeman kualitas dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
1.
perencanaan audit
2.
pelaksanaan audit
3.
4.
tindakan perbaikan
Hasil audit
Umpan balik dari konsumen
Kinerja proses dan produk yang sesuai
Status dari tindakan pencegahan dan perbaikan
Tindakan tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya
mengembangkan efektivitasnya
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan cara memenuhi persyaratan pelanggan
Infrastuktur
Organisasi harus menetapkan, menyediakan, dan memelihara infrastuktur yang dibutuhkan untuk
mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk. Infrastuktur mencakup hal-hal berikut ini:
Lingkungan kerja
Organisasi harus menentukan dan mengelola lingkungan kerja yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian terhadap persyaratan produk.
REALISASI PRODUK
Perencanaan realisasi produk
Organisasi harus merencanakan dan mengembangkan proses yang dibutuhkan untuk realisasi
produk. Perencanaan dari realisasi rpoduk ini harus konsisten dengan persyaratan proses lainnya
dari sistem manajemen kualitas. Dalam merencanakan realisasi produk, organisasi harus
menetapkan hal-hal berikut:
1.
2.
Kebutuhan untuk mendapatkan proses, dokumentasi, dan penyediaan sumber daya untuk
produk
3.
Dokumen yang dibutuhkan untuk memberikan bukti bahwa proses realisasi menghasilkan
produk yang memenuhi persyaratan
2.
Organisasi harus meninjau kembali persyaratan yang berhubungan dengan produk. Tinjauan ini
harus dilakukan sebelum organisasi memberikan janji untuk menyalurkan produk ke pelanggan.
3.
Organisasi harus menentukan dan menerapkan peraturan yang efektif untuk berkomunikasi
dengan konsumen berkaitan dengan:
Informasi produk
Pertanyaan, penanganan kontrak/pesanan yang diambil termasuk perubahan
Umpan balik konsumen termasuk pelanggan
2.
harus disimpan.
3.
diverifikasi terhadap input desain dan pengembangan dan harus disetujui sebelum dikeluarkan.
4.
pengembangan.
5.
memastikan bahwa output desain dan pengembangan itu memenuhi persyaratan input desain dan
pengembangan.
6.
rencana yang disusun untuk memastikan bahwa hasil dari produk tersebut mampu dalam
memenuhi persyaratanpada penerapan dan penggunaan yang ditetapkan,jika diketahui.
7.
Perubahan harus ditinjau, diverifikasi, divalidasi (jika sesuai), akan disahkan sebelum diterapkan.
Produksi dan penyediaan jasa
1.
Organisasi harus merencanakan dan melaksanakan produksi dan penyediaan jasa dibawah
kondisi yang dikendalikan
2.
Organisasi harus memvalidaasi berbagai proses produksi dan penyediaan jasa, terhadap output
yang dihasilkan yang tidak dapat diverifikasi oleh pemantauan atau pengukuran yang berurutan
3.
Properti pelanggan
Organisasi harus menandai, memverifikasi, melindungi,dan menjaga properti pelanggan
Pemeliharaan produk
Organisasi harus memelihara kesesuaian produk sejak proses internal dan penyerahan ke
Dikablibrasikan atau diversifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum dipakai
2.
3.
4.
Dijaga dari penyetelan yang akan membuat hasil pengukuran yang tidak sah
5.
Dilindungi dari kerusakan dan penurunan kualitas selama penanganan, pemeliharaan, dan
penyimpanan.
Selain itu organisasi harus menaksir dan merekam validasi hasil pengukuran sebelumnya bila
peralatan tidak memenuhi persyaratan. Organisasi harus mengambil tindakan yang tepat pada
peralatan dan produk manapun yang berpengaruh. Catatan hasil kalibrasi dan verifikasi harus
dipelihara.
PENGUKURAN, ANALISIS, DAN PENINGKATAN
Umum
Organisasi harus merencenakan dan menetapkan proses pemantauan, pengukuran, analisis dan
pengembangan yang dibutuhkan untuk:
Ini harus bergantung pada ketepatan metode yang berlaku termasuk teknik statistik dan
jangkauan pemakaiannya.
Pemantauan dan pengukuran
1.
Kepuasan pelanggan
Sebagai salah satu alat untuk mengukur kinerja sistem manajemen kualitas, organisasi
harus memantau informasi yang berhubungan dengan pandangan pelanggan apakah organisasi
telah memenuhi persyaratan pelanggan
2.
Audit internal
Organisasi harus menjadwalkan lingkup perencanaan audit internal untuk menentukan
3.
4.
5.
6.
Analisis data
Organisasi harus menentukan, mengumpulkan dan menganalisis data yang tepat untuk
memperlihatkan kesesuaian dan efektivitas sistem manajemen kualitas dan mengevaluasi sejauh
mana peningkatan berlanjut yang dibuat, efektif.
Peningkatan
1.
Peningkatan berkelanjutan
Organisasi harus terus melakukan peningkatan berkelanjutan terhadap efektivitas sistem
manajemen kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem manajemen kualitas melalui pemakaian
kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil sistem manajemen kualitas melalui pemakaian
kebijakan kualitas, tujuan kualitas, hasil audit, analisis data, tindakan perbaikan, pencegahan,
dan tinjauan manajemen.
2.
Tindakan perbaikan
Organisasi harus mengambil tindakan untuk mengurangi penyebab ketidaksesuaian
dalam rangka mencegah berulang terjadinya hal tersebut. Tindakan perbaikan harus sesuai
dengan penyebab ketidaksesuaian yang ditemukan.
3.
Tindakan pencegahan
Organisasi harus menentukan tindakan untuk mengurangi penyebab potensial
ketidaksesuaian untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Tindakan pencegahan
harus sesuai dengan penyebab masalah potensial.