Anda di halaman 1dari 2

1. a.

Kegagalan Biologis
Perawatan endodontik atau pretreatments of endodontics
b. Kegagalan mekanis
- Fraktur Gigi Tiruan
Alasannya :
a. Durasi pemakaian, semakin lama gigi tiruan dipakai maka semakin berkurang
sifat unggulnya
b. Beban mastikasi yang besar akan meningkatkan resiko kegagalan suatu gigi tiruan
cekat
c. Kesalahan operator/ teknisi saat memilih bahan atau saat membuat gigi tiruan
cekat
d. Kesalahan preparasi yang mengakibatkan lemahnya retensi dan resistensinya
e. Pengaruh lingkungan misalkan saliva maupun makanan dan minuman yang
dikonsumsi. Pada keadaan lembab, resiko patahnya gigi tiruan cekat akan lebih
besar
f. Perbedaan koefisien termal dari bahan porselen dan logam
g. Kecelakaan, di mana pada pasien yang memiliki beban mastikasi normal,
lingkungan rongga mulut yang baik, kegagalan gigi tiruan cekat dapat terjadi pula
oleh karena suatu trauma yang mengenai gigi tiruan cekat tersebut (kecelakaan)
2. Evaluasi
a. Gigi tiruan
- Fraktur retainer pada gigi 25
- Kehilangan lapisan estetik (porselen) retainer pada gigi 25
b. Gigi abutmen
- Gigi 25 post endodontic treatment dengan gambaran radiolusen berbatas jelas
-

(granuloma) pada periapikal


Gigi 25 karies akar superfisial pada bagian bukal
Gigi 27 fraktur akar palatal
Gigi 27 terdapat gambaran radiolusen pada periapikal
Gigi 27 terjadi karies akar superfisial pada bagian bukal dan palatal
Tulang alveolar di sekitar gigi 27 mengalami resorpsi 2/3 panjang akar
c. Kondisi umum dan lokal rongga mulut
OH dapat dikatakan buruk karena terdapat banyak karies superfisial
Kondisi umum pasien perlu dicurigai memiliki penyakit DM karena ada rsorpsi
tulang. Namun karena resorpsi tulang yang terjadi hanya lokal (di sekitar gigi 27)
dapat dilakukan evaluasi mengenai keharmonisan hubungan pada gigi 27 dengan

gigi antagonisnya.
3. Prosedur penatalaksanaan gigi tiruan cekat baru
a. Pembongkaran
b. Analisis gigi yang hilang

Kehilangan gigi pada 26, 27. Gigi 27 direncanakan unruk dilakukan ekstraksi
karena komplikasi yang terjadi meliputi fraktur akar palatal, karies akar
superfisial, dan terdapat gambaran radiolusen di periapikal, serta terjadi resorpsi
tulang alveolar sepanjang 2/3 akar.
c. Penentuan Gigi Abutment
Gigi yang dipilih sebagai abutmen adalah gigi 24, 25, dan 26. Dengan
pertimbangan hukum ante : luas ligamen periodontal calon gigi abutmen harus
lebih besar atau minimal sama dengan luas ligamen periodontal gigi yang hilang.
d. Menentukan Retainer, Pontic, dan Connector
- Retainer Ekstracoronal porcelain fused to metal
- Pontic conicle pontics porcelain fused to metal
- Connector Fixed connector porcelain fused to metal
e. Preparasi gigi abutment
f. Pencetakan pada rahang atas dan rahang bawah menggunakan bahan elastomer
untuk kemudian dicor dan dijadikan model kerja
g. Pemasangan temporary bridge
h. Pengiriman desain dan model kerja ke laboratoris
i. Pada kunjungan selanjutnya dilakukan pelepasan temporary bridge dan try ini gigi
tiruan cekat baru
j. Apabila sudah pas, dilakukan penyemenan pada gigi abutment.
Sumber :
1. Sharma, Ashu, et al. 2012. Removel of Failed Crown and Bridge. Jurnal 4 (3) : e 167
72
2. Ray, Arjit, et al. 2012. Avoiding and Managing the Failure of Conventional Crown
and Bridges. Jurnal 39 : 78 84
3. Ozcan, M. 2003. Review Fracture Reason in Ceramic Fused - to Metal
Restoration. Jurnal 30 : 265 269
4. Panatella Dental. Fixed Bridge. 403.226.4788

Anda mungkin juga menyukai