Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar
suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah
prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan
secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam
keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar
tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila
kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air
tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan
hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran
air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air
semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh
karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat
kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut
membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar
atau belum. (anonim, 2009)

1.2RUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah pada percobaan analisa air adalah bagaimana cara
menentukan alkalinitas air.

1.3TUJUAN
Tujuan percobaan analisa air, antara lain:
1.Mempelajari beberapa cara penganalisaan air.
2.Mengetahui standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Indonesia
3.Mengetahui cara-cara pengambilan sampel untuk penganalisaan air.

1.4MANFAAT
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini antara lain dapat mengetahui
cara menganalisa air, Dan dapat menentukan kadar alkalinity air, serta dapat
menganalisa kualitas sampel air yang diuji.

1.5RUANG LINGKUP
Percobaan analisa air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan keadaan
ruangan bersuhu 30oC dan tekanan udara 760 mmHg.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain air sungai Kenanga Raya, Medan, air
minum kemasan “Aqua” indikator metil jingga, dan H2SO4 0,02 N. Peralatan-
peralatan yang digunakan antara lain buret, statif, erlenmeyer, gelas ukur,
beaker glass, corong, dan pipet tetes.

BAB II
TIJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI SAMPEL


Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh
makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup.
Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan
kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu
untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan
air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi
dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air. (anonim, 2009)
2.1.1 Air Sungai (“Kenaga Raya”)
Sungai merupaka jalan air alami mengalir menuju samudera, danau, Laut atau
ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus sebuah sungai secara sederhana
mengalir meresap kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainya.
Dengan melalui sungai adalah cara yang biasa bagi air hujan yang turun di
daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau .
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologis. Air dalam sundai
umumnya terkumpul dari presipitasi seperti hujan, embun, mata air, limpasan
bawah tanah, dan dibeberapa negara tertentu air sungai jug berasal dari lelehan
Es/salju. Selain itu air juga mengalirkan sidimen dan polutan (Anonim.2009).
Sungai Kenanga Raya terletak di daerah Tanjung Mulia kota Medan. Sungai
yang berada di tengah – tengah kota Medan ini memiliki kondisi yang sangat
mengkhawatirkan sekali. Ketika praktikan mengampil sampel kesana. Ketika itu
sungai dalam kondisi normal, artinya airnya tidak pasang, tidak surut dan tidak
keruh. Dikatakan tidak keruh, sebenarnya airna tidakjernih akibat banyaknya
sampah dan aliran limbah rumahtangga ke sungai.
2.1.2 Air Minum Kemasan (“Aqua”)
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan),
merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus
melalui proses pemanasan terlebih dahulu.
Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk
wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses
pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water
treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air
kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non
mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air
pengunungan. (Anonim,2009)
Air “Aqua” telah melewati proses pemurnian secara alami selama perjalanannya
dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah. Sepanjang
perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya
sebagaimana di sumber mata air asalnya, yang merupakan mineral penting bagi
kesehatan tubuh.
Sumber mata air yang dipilih tidaklah sembarangan. Aqua berasal dari sumber
mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di
Indonesia. Menemukan mata air yang sesuai kriteria Aqua bukanlah pekerjaan
mudah. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus dipastikan bahwa
setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang
kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya dapat
dijadikan sumber mata air untuk Aqua.(anonim, 2009)

2.2 ALKALINITAS
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion
carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada
perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam,
atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity)
terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm
menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan
asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung
pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan
kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh
organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi
atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
Tabel 1. Kualitas air berdasarkan alkalinitas (Swingle, 1968)
Alkalinitas (mg/l)
Kondisi perairan
0 – 10
Tidak dapat dimanfaatkan
10 – 50
Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi, dan
perairan kurang produktif
50 – 200
Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang
>500
pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam

2.3 KESADAHAN AIR


Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini
termasuk hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di
dalam air, walaupun terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida
dengan konsentrasi tinggi di saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali
setelah melewati penapisan jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan
pada saluran air alami di tempat tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4
grain/gallon. Mereka juga dapat ditemukan di air setelah penapisan, seperti
pelembut lime soda ash. Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab
alkalinitas. Hampir semua saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung,
dari 0 sampai sekitar 50 grain/gallon.
Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap
asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat
dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus
merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang
ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat
digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas
menengah
diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek
korosif dan asam. (anonim,2009)
Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu
bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium,
dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion
bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap
mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida
yang sangat kecil.
Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi
alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi
oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan
pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka
menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat
dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya.
Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak
cocok digunakan untuk
perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah
distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan
alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut
adalah :
1.Penghilang padatan dengan lime soda ash. Pada saat yang sama, proses ini
akan mem-persipirasi jumlah yang seimbang dari alkalinitas. Pelembutan dengan
lime biasanya dilarang digunakan oleh industri dan penerapan dalam skala besar
lainnya. Pelembutan lime akan mengurangi total alkalinitas, pelembutan lime
mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas yang lebih kuat.
2.Anion resin yang diregenerasi oleh natrium klorida menghilangkan semua
anion (karbonat, bikarbonat, sulfat, dan nitrat). Ia mengganti anion dengan
persamaan kimia yang seimbang terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini
adalah hampir semua dari kasus menghasilkan
konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki
kecenderungan untuk mengeluarkan kembali konsentrasi tinggi yang dibawa
anion termasuk nitrat. Untuk pemakaian
perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
3.Pemberian asam mineral akan menetralisir alkalinitas air. Asam hidroklorin,
asam sulfur, atau kombinasi dari keduanya dapat digunakan. Proses ini
mengubah bikarbonat dan karbonat
menjadi asam karbon. Pada titik ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa
metode untuk mengeluarkan gas karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian
dari teknik ini jelas. Diperlukan kontrol yang presisi dalam proses dan kehati-
hatian dalam menangani asam yang pekat (Anonim,2009)

2.4 ANALISA UMUM PADA AIR

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum
Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi,
terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman
penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin
mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
Definisi air minum
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang
Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Persyaratan air minum
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat
resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau
zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga
100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan
dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air,
misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan
menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum
tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat
menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada
di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda
membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau
lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek
juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini
untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi,
maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan
bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat
air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung
logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui
rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut.
(anonim,2009)
Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti
air tersebut telah tercemar.
Syarat tidak mengandung logam berat
Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat
bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan
tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-
organ inilah yang terutama dirusak
Syarat tidak mengandung bakteri pathogen
Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli,
Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk
toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat
menyebabkan muntaber. (anonim, 2009)

2.5 STANDAR BAKU MUTU AIR


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak. (anonim,2009)
Berikut baku mutu untuk kriteria air berdasarkan Kep.Men Lingkunagn Hidup :
2.5.1 AIR BERSIH
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas
air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
2.5.2 AIR MINUM
Mengingat betapa pentingnya air minum untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

2.5.3 LIMBAH CAIR


Mengingat betapa pentingnya air. Air limbah yang dizinkan untuk dibuang ke
alam dengan persyaratan, yaitu :
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

2.6 APLIKASI ANALISA AIR DALAM INDUSTRI

Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses
pengolahan air perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda
dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai
35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh
(supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan
lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang
belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu
terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih
lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap.
Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang
dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua
kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-
bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu
lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu
mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat
mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya
juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume
lumpur basah yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan
biayanya mahal. Permutit Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan)
sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi volume dan kandungan sisa air
lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang konvensional dan limbah
padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.

Gambar 2.1. Flowsheet Pengolahan Air Perkotaan


Deskripsi prosesnya sebagai berikut air umpan dengan kesadahan 376 ppm
diaerasi kemudian disalurkan ke pelunak klasifikator bersama dengan
alumunium sulfat, hidrat gamping, dan karbon aktif sehingga menghasilkan
pengendapan. Air itu selanjutnya diproses di bak rekarbonasi yang hasilkan akan
disalurkan ke filter pasir lalu dikloroinasi dengan kloroinator yang akhirnya
menghasilkan air yang memiliki kesadahan sebesar 77 ppm. (anonim,2009)

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 BAHAN

3.1.1. H2SO4 (Asam Sulfat)


a.Sifat fisika
Berat molekul : 98,08 gr/mol
Titik didih : 3400C
Titik lebur : 100C
Densitas relative : 1,8 gr/cm3
Tidak berbau
Tidak berwarna
b.Sifat kimia
Merupakan cairan yang higroskopis
Merupakan asam kuat
Bersifat korosif pada logam
Saat pemanasan, terbentuk uap beracun (SOn)
Merupakan asam bervalensi dua
Terurai dengan 95% etil alcohol
Dapat menimbulkan hujan asam : 2SO2 + O2 2SO3
SO3 + H2O H2SO4
3.1.2. Air (H2O)
a.Sifat fisika
Berat molekul : 18,016 gr/mol
Titik didih : 1000C
Titik lebur : 00C
Densitas bentuk cairan : 1 gr / cm3
Densitas bentuk es : 0.915 gr / cm3
Tidak berwarna
Bentuk kristal heksagonal
b.Sifat kimia
pH saat keadaan murni 7
Larut dalam 95% etil alcohol
Larut dalam etil eter
Pelarut yang baik
Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat
Lebih bersifat reduktor daripada oksidator
Reaksi dengan logam besi menghasilkan Fe3O4
3Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H2
3.1.3. Metil Jingga
a.Sifat fisika
Berat molekul : 372,33 gr/mol
Berbentuk bubuk berwarna merah atau kuning orange
Pada suhu kamar berbentuk larutan
Rumus molekul : (CH3)2NC6H4N2C6H4SO3Na
Spesifik garvitasi : 1
Tidak berbau
b.Sifat kimia
Trayek pH 3,1 – 4,4
Berwarna merah dalam asam
Stabil saat penggunaan maupun penyimpanan
Tidak menguap pada suhu 70 F
Terurai menghasilkan Cox, NOx, dan Sox
Larut dalam air

3.2 ALAT
3.2.1 NAMA ALAT
1. Statif,
Fungsi : sebagai penjepit buret
2. Buret,
Fungsi : sebagai alat pentiter
3. Erlenmeyer,
Fungsi : sebagai wadah larutan yang akan dititrasi
4. Gelas ukur,
Fungsi : sebagai penakar volume yang akan digunakan
5. Beaker Gelas,
Fungsi : sebagai penakar larutan yang akan digunakansebagai wadah larutan
6. Corong kaca,
fungsi : untuk menuang larutan ke alat bermulut kecil
7. Pipet tetes,
Fungsi : untuk mengmbil larutan dalam jumlah sedikit

3.2.2 GAMBAR RANGKAIAN ALAT

Statif Gelas ukur Beaker Glass

Pipet tetes Erlen meyer corong

Buret

Gambar 3.1 Peralatan Analisa Air

3.3 PROSEDUR PRAKTIKUM


Analisa Alkalinity
1.100 ml larutan sampel dimasukkan ke erlenmeyer
2.3 tetes metil orange ditambahkan ke larutan
3.Larutan dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
4.Volume H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
5.Kadar alkalinity dihitung dengan rumus:
V H2SO4 x N H2SO4
Alkalinity (mgCaCO3/L) = ---------------------- x 1000 x 50,4
Volume sample
3.4 FLOWCHART
3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel “Aqua”

Gambar 3.2. Flowchart Analisa Alkalinitas Aqua

3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel “Air Sungai Kenanga Raya”

Gambar 3.3. Flowchart Analisa Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
I. Air Sungai Kenanga Raya
II. Air Aqua
4.2 PEMBAHASAN

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang


mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion
bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan sehingga
mempengaruhi nilai dari alkalinitas sample yang di ukur, yaitu :
1. Pembacaan buret yang tidak tepat ketika berlangsungnya titrasi,
mengakibatkan volume zat pentiter tidak tepat sehingga hasil analisa yang
diperoleh tidak akurat.
2. Praktikan kurang berhati-hati saat melakukan percobaan, misalnya sering
terjadi kelebihan beberapa tetes larutan pentiter saat titrasi sehingga hasil yang
diperoleh menjadi tidak tepat.
3. Bahan atau larutan yang digunakan seperti larutan standar mungkin sudah
terkontaminasi dan kadaluarsa.

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Sungai Kenaga
Raya :

Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Sungai Kenanga Raya
Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Aqua :

Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Aqua

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah :
1. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasamaan dalam air.
2. Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya Lebih besar dari pada air Aqua
3. Alkalinitas dari air aqua yang diperoleh dari percobaan ini adalah 362,88 mg/L
4. Alkalinitas dari iar sungai Kenaga Raya yang diperoleh dari percobaan ini
adalah 831,6 mg /L

5.2 SARAN

1.Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil
akhir agar galat yang ada tidak besar .
2.Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan
percobaan ini.
3.Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan –
kesulitan yang ada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Anonim , 2009. http://danoneaqua.com


Diakses : 29 Agustus 2009
Anonim , 2009. http://healtylife.blogsopt.com
Diakses : 29 Agustus 2009
Anonim , 2009. http://maswira-weblog.com
Diakses : 30 Agustus 2009
Anonim , 2009. http://o-fish.wordpress.com
Diakses : 30 Agustus 2009
Anonim , 2009. http://persembahanku.files-wordpress.com
Diakses : 30 Agustus 2009
Anonim , 2009. http://wikipedia.com
Diakses : 30 Agustus 2009

LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN

I. Air Sungai Kenanga Raya

II. Air Aqua

Keterangan : Sampel I : Air Sungai Kenaga Raya


Sampel II : Air Aqua

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

I. Air Sungai Kenanga Raya


II. Air Aqua

LAMPIRAN C
PETA PENGAMBILAN SAMPEL

Gambar C.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel


Air Sungai Kenanga Raya

LAMPIRAN D
FOTO LOKASI SAMPEL

Gambar D.1 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.2 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.3 Praktikan Saat Pengambilan Sampel Air Sungai


Gambar D.4 Praktikan Dan Sampel Air Sungai Kenangan Raya
Efek yang parah seperti pelambatan pada pertumbuhan dan perkembangan,
kanker, kerusakan pada organ, kerusakan mental, dan pada kasus yang ekstrim,
kematian. Pengeksposan beberapa logam, seperti merkuri dan timah dapat
menumbuhan auto-immunitas, dimana sistem kekebalan tubuh seseorang
diserang oleh sel mereka sendiri. Ini dapat menyebabkan sakit pada sendi
seperti rematik, dan penyakit pada ginjal, sistem sirkulasi, dan mental. Orang-
orang muda lebih mudah mendapatkan efek beracun dari logam berat, karena
pertumbuhan tubuh seperti pada rahim, bayi, dan balita jauh lebih sensitif.
Pengkonsumsian logam pada usia muda dapat menyebabkan kesulitan belajar,
kelemahan pada ingatan, kerusakan pada mental, masalah kelakuan seperti
keagresifan dan hiperaktif. Dengan dosis yang lebih tinggi, logam berat dapat
menyebabkan kerusakan otak yang parah. Anak-anak lebih bisa menerima dosis
tinggi lebih banyak dari orang dewasa, karena mereka mengkonsumsi lebih
banyak makanan untuk berat badan mereka dibanding orang dewasa.

Anda mungkin juga menyukai