Oleh
Radis Virna Da Gusta
0808151021
Pembimbing :
dr. Zaitul Wardana RK, SpPD-DTM&H
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN ACHMAD
2014
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/ atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga
tubuh.3
2.2 Etiologi
DBD disebabkan oleh virus dengue anggota genus Flavivirus, yang
diketahui memiliki empat serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Dari
keempat serotipe tersebut, serotipe DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Secara
morfologi, Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x106.4
Nyamuk penular disebut vektor, yaitu nyamuk Aedes dari subgenus
Stegomya. Vektor adalah hewan arthropoda yang dapat berperan sebagai penular
penyakit. Vektor DD dan DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti sebagai
vektor utama dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. Spesies tersebut
merupakan nyamuk pemukiman, stadium pradewasanya mempunyai habitat
perkembangbiakan di tempat penampungan air atau wadah yang berada di
permukiman dengan air yang relatif jernih.1
2.3 Patogenesis
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang
pertama kali akan memberikan gejala seperti Demam Dengue (DD). Apabila
orang tersebut mendapat infeksi berulang oleh tipe virus dengue yang berlainan,
maka reaksi yang ditimbulkan akan berbeda.4,5
DBD dapat terjadi bila seseorang yang telah terinfeksi dengue pertama kali
mendapatkan infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan bereplikasi di
mukosa (hidung dan gusi) dapat terjadi. Petekie dapat muncul pada hari- hari
pertama demam, namun dapat juga dijumpai pada hari ke-3 hingga hari ke-5
demam. Perdarahan vagina masif pada wanita usia subur dan perdarahan
gastrointestinal (hematemesis, melena) juga dapat terjadi walau lebih jarang.
Bentuk perdarahan yang paling ringan, uji torniquet positif, menandakan
adanya peningkatan fragilitas kapiler. Pada awal perjalanan penyakit 70,2% kasus
DBD mempunyai hasil positif.
Hati sering ditemukan membesar dan nyeri dalam beberapa hari demam.
Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit,
bervariasi dari hanya sekedar dapat diraba hingga 2- 4 cm di bawah arcus costae.
Pada sebagian kecil dapat ditemukan ikterus. Penemuan laboratorium yang paling
awal ditemui adalah penurunan progresif leukosit, yangdapat meningkatkan
kecurigaan ke arah dengue.
b) Fase kritis
Akhir fase demam merupakan fase kritis pada DBD. Pada saat demam
mulai cenderung turun dan pasien tampak seakan-akan sembuh, maka hal ini
harus diwaspadai sebagai awal kejadian syok. Saat demam mulai turun hingga
dibawah 37,5-38oC yang biasanya terjadi pada hari ke 3-7, peningkatan
permeabilitas
kapiler
akan
terjadi
dan
keadaan
ini
berbanding
lurus
Bradikardia
dan
perubahan
elektrokardiografi
juga
sering
ditemukan pada fase ini. Hematokrit akan stabil atau lebih rendah karena efek
dilusi yang disebabkan reabsorpsi cairan. Jumlah leukosit biasanya akan
meningkat segera setelah demam turun, namun trombosit akan meningkat
kemudian. Pemberian cairan pada fase ini perlu diperhatikan karena bila
berlebihan akan menimbulkan edema paru atau gagal jantung kongestif.
2.5 Diagnosis
Demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai
dengan dua atau lebih manifestasi sebagai berikut:7
Nyeri kepala
Nyeri retro-orbita
Mialgia/atralgia
Ruam kulit
Manifestasi perdarahan (ptekie atau uji bendung positif)
Leukopenia, Trombositopenia
Diagnosis DBD berdasarkan WHO 1997 ditegakkan bila semua hal di
2.
3.
4.
Dari keterangan di atas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD
adalah pada DBD ditemukan adanya kebocoran plasma.
Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia atau peningkatan
hematokrit, cukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam berdarah dengue.
Efusi pleura dan atau hipoalbumin, dapat memperkuat diagnosis terutama pada
pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan
hematokrit dan adanya trombositopenia, mendukung diagnosa demam berdarah
dengue.8,9
WHO (2004) membagi demam berdarah dengue menjadi 4 derajat
berdasarkan tingkat keparahan, yaitu:8,9
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
2.6 Penatalaksanaan
Tidak ada penatalaksanaan spesifik untuk pasien DBD. Terapi untuk DBD
bersifat simptomatik dan kontrol terhadap manifestasi klinis dari syok dan
perdarahan yang terjadi. Pasien yang syok jika tidak ditatalaksana dalam waktu
12- 24 jam akan mengalami kematian. Manajemen terpenting pada pasien DHF
adalah observasi ketat terhadap tanda vital dan monitoring laboratorium.4
Manajemen demam DBD sama seperti penatalaksanaan DD. Paracetamol
direkomendasisikan untuk menurunkan suhu dibawah 39oC. Pemberian cairan oral
sangat direkomendasikan selama pasien dapat mentolerir cairan yang diberikan
seperti halnya pasien diare. Cairan IV perlu diberikan terutama jika pasien muntah
terhadap makanan atau cairan yang diberikan.6
Protokol I. Penanganan Tersangka (probable) demam berdarah dengue
dewasa tanpa syok
Apabila didapatkan nilai Hb, Ht dan trombosit seperti: 7
1. Hb, Ht, trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien
dapat dipulangkan dengan anjuran kontrol ke polklinik dalam waktu 24 jam
berikutnya dimana dilakukan pemeriksaan Hb, Ht dan Leukosit, trombosit
tiap 24 jam, atau apabila keadaan pendrita memburuk, segera kembali ke
IGD
2.
3. Hb, ht meningkat dan trombosit normal dan atau turun juga dianjurkan
untuk dirawat
2.
sesuai indikasi, seperti FFP (fresh frozen plasma) jika terdapat defisiensi faktor
pembekuan dengan PT dan APTT yang memanjang, PRC (packed red cell) bila
Hb < 10 gr% dan tranfuse trombosit jika terdapat perdarahan spontan dan masif
dengan jumlah trombosit < 100.000/ l disertai atau tanpa KID.7
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama
: Tn. AA
Jenis Kelamin
: Lelaki
Umur
: 34 tahun
Pekerjaan
: Swasta
Tanggal Masuk
: 14 Juli 2014
Tanggal Periksa
: 15 Juli 2014
: Autoanamnesis
mimisan.
Pasien minum obat penurun panas, tapi keluhan tidak membaik
2 hari SMRS, pasien masih mengeluhkan demam disertai mimisan, gusi
berdarah, dan rasa tidak enak diperut. BAB berwarna
hitam, tidak
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Fisik
Mata
o
o
o
o
Mulut
o
o
Leher
o
Paru
o
o
o
o
ronki (-)
Jantung
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Abdomen
o Inspeksi
o Auskultasi
o Perkusi
dullnes (-)
o Palpasi
Pemeriksaan Penunjang
dirujuk ke RSUD AA. Pada pemeriksaan umum didapat keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 60
x/menit, suhu 37,3
didapatkan gusi berdarah dan rumple leed (+). Pemeriksaan darah di dapat
leukosit 3400 /uL, hematokrit 48,1 % dan trombosit 22.000/uL. Ns1 Ag dengue
(+)
Daftar masalah
1.
2.
3.
4.
DBD grade II
Demam
Gusi berdarah, mimisan, BAB berwarna hitam
Trombositopeni
1.
2.
1.
2.
3.
Non Farmakologis
Istirahat / Tirah baring
Minum cukup
Farmakologis
IVFD RL 30 tpm
Inj ranitidin
Parasetamol 1 x 500 mg jika demam
Follow up
16 Juli 2014
S : demam sudah hilang, mimisan (-), perdarahan gusi (-), nyeri ulu hati,
kembung, BAB normal
O: TD: 110/60 mmHg frek nadi: 80x/menit suhu: 36,7 frek napas: 20x/menit
Lab: PLT : 10.000/uL Hb: 14,9 g/dL ht: 46,1% WBC : 4800/uL
A : DBD grade II
P : IVFD RL 40 tpm
Inj ranitidin
17 Juli 2014
S : demam sudah hilang, mimisan (-), perdarahan gusi (-), nyeri(-), BAB normal
O: TD: 110/70 mmHg frek nadi: 84x/menit suhu: 37,1 frek napas: 20x/menit
Lab: PLT : 13.000/uL Hb: 14,7 g/dL ht: 45,5% WBC : 9300/uL
A : DBD grade II
P : IVFD RL 20 tpm
Inj ranitidin
18 Juli 2014
S : keluhan tidak ada
O: TD: 110/70 mmHg frek nadi: 80x/menit suhu: 36,9 frek napas: 18x/menit
Lab: PLT : 29.000/uL Hb: 12,4 g/dL ht: 38,7% WBC : 9200/uL
A : DBD grade II
P : IVFD RL 20 tpm
19 Juli 2014
S : keluhan tidak ada
O: TD: 120/80 mmHg frek nadi: 72x/menit suhu: 36,5 frek napas: 18x/menit
Lab: PLT : 65.000/uL Hb: 10,2 g/dL ht: 32,2% WBC : 9000/uL
A : DBD grade II
P : Pasien dipulangkan dengan edukasi
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis demam berdarah dengue didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang. Pada kasus ini, dari anamnesis didapatkan
demam 5 hari disertai nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, gusi berdarah, mimisan
dan BAB berwarna hitam, dari pemeriksaan fisik ditemukan uji bendung positif
dan dari pemeriksaan darah rutin didapat
jangka
lama
dan
riwayat
gastritis
untuk
menyingkirkan
DD.
perlekatan
kompleks
antigen-antibodi
pada
membran
trombosit
Ditemukannya tanda-tanda syok yang lebih awal (hari ke2 atau 3 sakit)
Kebocoran plasma berat dan atau syok
Tekanan darah dan nadi tidak teraba
Perdarahan masif
Overload cairan
Kegagalan organ (kerusakan hati, kardiomiopati, ensepalopati, dan
komplikasilainnya)
DAFTAR PUSTAKA